BAB 1 Masuk dan berkembangnya Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia C. Perebutan Hegemoni Bangsa Eropa di Indonesia 1. Perdagangan di Nusantara sebelum kedatangan Bangsa Eropa Menurut Poesponegoro dan Notosusanto (1993), pada masa pra-aksara, penduduk Indonesia dikenal sebagai pelayar yang tangguh dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan. Pusat –pusat perdagangan tumbuh pesat dipesisir Sumatra dan Jawa. Barang-barang yang diperdagangkan ialah, nekara, tembikar dan alat-alat perhiasan. Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha seperti, Singasari dan Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang banyak melakukan ekspedisi tujuan politik dan ekonomi. Kerajaan-kerajaan Nusantara banyak berhubungan dengan India, Tiongkok, Tanah Genting Kra Pahang, Vietnam dan Thailand. Bahkan Majapahit wilayah kekuasaanya sampai ke Thailand.
2. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Alfonso de Albuquerque (1453-1515) masuk ke Nusantara . Dalam kurun waktu 1511-1526 Nusantara menjadi pelabuhan maritim yang sangat penting bagi portugis, dengan Sumatra, jawa, banda dan Maluku sebagai rute maritim dan perdagangan rempah-rempah. Sebelumnya bangsa portugis sudah menguasai india dan mendirikan pemerintahannya disana. Sasaran pertama ekspedisi militernya adalah malaka. Afonso tiba di malaka pada Juli 1511. Pada 10 agustus 1511, portugis menakklukan malaka. Sejak saat itu, portugis menguasai sepenuhnya perdagangan rempah-rempah dari asia ke eropa. Hal itu membuat Nusantara dikenal oleh bangsa-bangsa eropa lainnya seperti Belanda, Inggris dan Spanyol. Bangsa Portugis mengadakan hubungan dengan Kerajaan Sunda atau Pajajaran (kerajaan hindu). Keduanya menandatangani perjanjian dagang, terutama perdagangan lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada 1522 dalam bentuk dokumen kontrak berupa prasasti yang dikenal dengan Padrao Sunda Kelapa. Persekutuan bangsa portugis-pajajaran kemudian mencemaskan kesultanan demak (1475-1548). Khawatir akan pendudukan jawa oleh bangsa portugis,demak menyerang sunda kelapa pada tahun 1526. Pada 1527, demak berhasil mengusir portugis dari sunda kelapa.Portugis bermaksud mendirikan benteng sebagai kesepakatan antara portugis dan pajajaran. Mereka melakukan ekspedisi ke Maluku pada 1512. Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Antonio de Abreu dan Francisco Serrao. Di Ternate bangsa portugis menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kesultanan ternate yang bercorak islam. Portugis menjalin hubungan dagang dengan kesultanan tersebut terutama rempah-rempah berupa cengkih dan pala. Kesultanan mengijinkan portugis membangun benteng yang diberi nama benteng Sao Paulo atau benteng gamalama. Pembangunan benteng tersebut merupakan petunjuk yang sangat jelas bahwa portugis berkomitmen menjaga dan melindungi ternate. Ternate meluaskan pengaruh ke Halmahera utara, kepulauan lease, ambon, suru,sula dan seram. Sementara tidore melakukan ekspansi ke Halmahera tengah, seram timur, serta kawasan raja ampat di papua. Persaingan tersebut membuat mereka memilih mitra saing mereka masing-masing. Ternate bersama Portugis dari 1512, sedangkan Tidore dengan Spanyol sepuluh tahun kemudian. Monopoli portugis berakhir sejak dikalahkannya Sultan Baabullah dari Ternate pada 1575. Lalu portugis disingkirkan belanda dari ambon pada 1599. Belanda memiliki keinginan menduduki Timor, solor dan flores. 3. Masuknya Bangsa Spanyol di Indonesia Bangsa Spanyol tidak lama berada di Nusantara, dari tahun 1521-1529. Dari Filipina melalui Ferdinand Magellan, spanyol berhasil mencapai kepulauan Maluku pada 1521 dibawah pimpinan Kapten Sebastian Del Cano, disambut baik oleh kesultanan tidore. Tujuan disambut baik ialah untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan bangsa portugis. Portugis menuding Spanyol melanggar perjanjian tordesillas tahun 1494. Sementara pihak spanyol bersikeras wilayah Maluku bagian dari wilayah kekuasaanya berdasarkan perjanjian yang sama. Portugal dan spanyol melakukan perundingan di Saragosa, spanyol pada 1529. Hasilnya adalah perjanjian saragosa, yang ditandatangani pada 22 april tahun itu. Perjanjian ini menentukan secara lebih tepat batas kearah barat wilayah kekuasaan spanyol dan batas kearah timur wilayah kekuasaan portugis. Disepakati bahwa spanyol harus meninggalkan Maluku untuk kemudian mendapatka Filipina dan Portugal tetap berkuasa di kepulauan Maluku. Perjanjian tersebut mempertegas perjanjian tordesillas tahun 1494. 4. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia Pada 1595, sebuah perusahaan belanda yang bernama Compagnie Van Verre membiayai ekspedisi Cornelis De Houtman ke nusantara. Pada 22 juni, setelah berlayar selama empat belas bulan, mereka mendarat di pelabuhan banten. Kunjungan mereka tidak berhasil karena hanya membawa sedikit rempah-rempah. Hal ini karena sikap arogan Cornelis de Houtman yang menimbulkan konflik dengan penguasa banten. Ekspedisi kedua terjadi dalam kurun waktu 1598-1600 di bawah pimpinan J.C. Van Neck (1564- 1638). Van Neck disambut dengan baik oleh Sultan Banten. Alasannya karena beberapa bulan sebelumnya, banten terlibat perang dengan portugis yang merugikan banten. Belanda diharapkan menjadi sekutu mereka melawan bangsa portugis. Van Neck memerintahkan sebagian kapal untuk berlayar ke kepulauan Maluku di bawah pimpinan Wybrand van Warwyck (1566/1570-1615). Tiba di ambon pada tahun 1599. Karena terbatasnya rempah-rempah di ambon, rombongan tersebut melanjutkan perjalanan ke ternate di ambon, rombongan tersebut melanjutkan perjalanan ke ternate di bawah pimpinan Van Warwyck sendiri serta ke kepulauan banda di bawah pimpinan Jacob van Heemskerck (1567-1607). Baik di ternate maupun di banda, belanda disambut dengan sangat baik. Penduduk wilayah ini sudah lama merasakan kerugian dari monopoli perdagangan rempah-rempah yang terapkan bangsa portugis di ternate. Pada tahun 1600, kaum muslim Hitu di ambon bersekutu dengan belanda mengusir bangsa portugis. Imbalannya, belanda diberi hak monopoli untuk membeli rempah-rempah dari hitu. Pada 1605, belanda berhasil memaksa bangsa portugis menyerahkan benteng pertahanannya di ambon kepada steven van der hagen dan di tidore kepada Cornelisz Sebatianszs. Pada tahun 1623, kepulauan banda dikuasai belanda. Sejak saat itu, belanda sepenuhnya memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku dan sekitarnya. 1. Pembentukkan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat, dibentuklah suatu wadah yang merupakan perserikatan dari berbagai perusahaan niaga yang tersebar di enam kota di belanda. Pada 20 Maret 1602, perserikatan tersebut resmi dibentuk dengan nama VOC. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut : a) Menghindari terjadinya persaingan tidak sehat di antara pedagang-pedagang belanda. b) Memperkuat posisi belanda dalam menghadapi persaingan dengan serikat dagang eropa lainnya, seperti East India Company dari Inggris. c) Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara d) Membantu pemerintah belanda yang sedang berjuang melawan pendudukan spanyol VOC memiliki hak oktroi atau hak istimewa : Menjadi wakil sah pemerintah belanda di asia Melakukan monopoli perdagangan Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri Mengadakan perjanjian serta mengumumkan perang dengan Negara lain Menjalankan kekuasaan kehakiman Memungut pajak Memiliki angakatan perang sendiri Menyelenggarakan pemerintahan sendiri 2. Kebijakan-kebijakan VOC di Nusantara a) Memberlakukan dua jenis pajak, Contingenten pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada VOC, Verplichte Leverentie penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC b) Menyingkirkan pedagang lain c) Menentukan luas areal penanaman rempah-rempah serta menentukan jumlah tanaman rempah- rempah d) Melakukan kebijakan ekstirpasi e) Mewajibkan kerajaan-kerajaan yang telah terikat perjanjian dengan VOC untuk menyerahkan upeti setiap tahun kepada VOC f) Mewajibkan rakyat menanam tanaman tertentu dengan harga yang ditentukan oleh VOC Agar kebijakan tersebut berjalan dengan lancar, VOC menerapkan dua hal penting ialah : 1. VOC tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasaan kepada siapa saja yang menentang kebijakannya 2. VOC menerapkan politik pecah belah (devite et impera)