Anda di halaman 1dari 5

INDISCHE PARTIJ

Nama anggota: 1) Alya adisty D.N. (06)


2) Alya firda C.Z. (07)
3) Izza muflika U. (17)
4) Vira yulinar E.P. (33)

Logo Indische partij


Ketua umum E.F.E Douwes Dekker

Pendiri E.F.E Douwes Dekker; Suwardi Suryaningrat, Tjipto


Mangoenkoesoemo

Didirikan 25 Desember 1912 di Bandung

Dibubarkan 4 Maret 1913


semboyannya Hindia for Hindia yang berarti Indonesia hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang menetap dan bertempat tinggal di Indonesia
tanpa terkecuali.

Kantor pusat Bandung,Hindia Belanda

Organisasi ini bersifat radikal yaitu perjuangan yang amat keras menuntut perubahan dengan cara melakukan non
kooperasi (tidak bekerja sama) dengan pemerintah kolonial
Latar belakang
■ Indische Partij adalah organisasi modern ketiga yang berdiri setelah Budi Utomo dan Sarekat Islam.
Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang secara tegas menyatakan berpolitik. Dengan
demikian Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. Tujuan dibentuknya IP ini adalah
untuk memperbaiki keadaan kaum Indo. Pada masa itu kaum Indo menaruh dendam kepada bangsa
Belanda dan segala sesuatu yang bercorak Belanda. Hal ini disebabkan kaum Indonesia seolah-olah
menjadi "golongan yang dilupakan" oleh bangsa Belanda. Douwes Dekker berusaha mempengaruhi
Indische Bond. Menurutnya,segala keluh kesah dan bantahan-bantahan tidak akan ada gunanya.
Sumber dari segala kesukaran itu dikarenakan ketergantungan pada pemerintah kolonial yang
menyebabkan kaum Indo menderita dan dicampakan.

Pendirian organisasi ini dipertegas lagi pada sidang Indische Bond yang diselenggarakan di Jakarta
tanggal 12 desember 1911, dengan pokok pidato "Gabungan kulit putih dengan sawo matang". Ia
berkata, bahwa jumlah kaum Indo sangat sedikit, sehingga jika ia bertindak seorang diri,maka ia tak
mungkin memperoleh keuntungan. Syarat untuk memperoleh kemenangan dalam pertentangan dengan
penjajah Belanda ialah menggabungkan diri dengan bangsa Indonesia agar kedudukan organisasinya
makin bertambah kuat.

Pendapat Douwes Dekker berbeda dengan pendapat Zaanberg, pemimpin Indische Bond. Ia menerima
ketergantungan terhadap pemerintah kolonial. Menurut Zaanberg,dalam ketergantungan itu,kaum indo
akan hidup berbahagia, asalkan pemerintah dan orang-orang Eropa lapisan atas suka menolongnya.
Zaalberg ingin mengekalkan penjajahan sedangkan Douwes Dekker ingin menghapuskan penjajahan itu.
■ tujuan indische partij sebagai berikut :
a. Untuk membangun rasa patriotisme semua bangsa indonesia kepada tanah air Atau
mempersatukan seluruh bangsa Hindia (indonesia).
b. Memajukan tanah air Indonesia.
c. Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
■ Keanggotaan Indische Partij
Keanggotaan Indische Partij terbuka untuk semua golongan bangsa tanpa membedakan
tingkatan kelas / kasta. golongan bangsa yang menjadi anggota Indische Partij adalah
golongan bumiputera, golongan Indo, Cina dan Arab.

-Kaum Indo merupakan keturunan campuran antara orang dari etnik tertentu di Eropa
(terutama Belanda, tetapi juga Portugal, Spanyol, Jerman, Belgia, dan Prancis) dengan
fenotipe Eropa dan orang dari etnik non-Eropa tertentu di Hindia Belanda/Indonesia.
-Golongan Bumiputra adalah istilah yang mengacu pada kelompok penduduk di Indonesia
yang berasal dari berbagi warisan sosial budaya yang sama dan dianggap sebagai penduduk
asli Indonesia.
Bubarnya
Tindakan tindakan yang dilakukan oleh tiga serangkai untuk menentang pemerintah Belanda
menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka
diasingkan,Douwes Dekker dibuang ke Kupang, NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang
ke Pulau Banda. Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena
sakit. Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada
tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri
dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada
tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang
ke Suriname, Amerika Selatan.
Dengan diasingkannya ketiga pimpinan tersebut, maka secara organis IP tidak berperan lagi dalam
pergerakan nasional Indonesia.Lalu IP berganti nama menjadi Partai Insulinde yang kemudian
tahun 1919 berganti nama menjadi National Indische Partij(NIP).Dalam perkembangannya partai
ini tidak mempunyai pengaruh terhadap rakyat bahkan hanya merupakan perkumpulan orang-
orang terpelajar

Anda mungkin juga menyukai