MALUKU
DISUSUN OLEH XI MIPA 3
1. ARDIA PRAMESTI R. C. F. (06)
2. KRISHNA WAHYU ARDIAN (21)
AWAL MULA KEDATANGAN BANGSA ASING DI MALUKU
Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521 dan kemudian mereka memusatkan
aktivitasnya di Ternate. Tak lama Spanyol juga berhasil memasuki Kepulauan Maluku dan
memusatkan aktivitasnya di Tidore
Terjadilah persaingan dalam merebutkan kekuasaan di Maluku, Portugis bersama Ternate dan
Spanyol bersama Tidore
Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis, dalam perang ini Portugis dibantu
oleh Ternate dan Bacan
PERJANJIAN SARAGOSA (1529)
Pada ahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate yang dipimpim oleh Sultan Khaerun
Portugis menawarkan untuk diadakan perundingan kepada Sultan Khaerun. Perundingan dilaksanakan pada
tahun 1570 di Benteng Sao Paolo
Pada 28 Februari 1570 Sultan Khaerun ditangkap dan kemudian dibunuh oleh Portugis.
PERLAWANAN SULTAN BAABULLAH
Perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah yang merupakan putera Sultan Khaerun dari
Kerajaan Ternate
Pada Tahun 1575 Portugis dapat didesak dan kemudian berhasil diusir dari Ternate, Portugis melarikan diri
dan menetap di Ambon
Pada Tahun 1605 Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur
PERANG MELAWAN BELANDA
Pada Tahun 1605 Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil merebut Benteng Victoria dari
Portugis di Ambon
Setelah meninggalnya Sultan Baabullah pada Tahun 1583 membuat Maluku mengalami kemunduran, karena
tidak ada lagi pemimpin yang hebat
Maluku meminta bantuan kepada pihak Belanda demi melindungi maluku dari gempuran Portugis dan
Spanyol, dan akhirnya armada Portugis berhasil tumbang
PERLAWANAN TERHADAP VOC
Pada periode Tahun 1635-1646 terjadi serangan sporadic dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan
Telukabesi hingga meluas ke Ambon
Tahun 1650 perlawanan rakyat terjadi di wilayah Ternate yang dipimpin oleh Kecili Said dan perang secara
gerilya yang terjadi di Jaliolo
Banyak Perlawanan yang dikerahkan oleh rakyat Maluku, tetapi semua perlawanan tersebut berhasil
dipatahkan oleh kekuatan VOC
PERLAWANAN SULTAN NUKU
Pada Tahun 1680 VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore yang membuat Tidore
sebagai vassal VOC.
Pada Tahun 1797 Pangeran Nuku memimpin perlawanan rakyat dengan dukungan dari rakyat Papua di bawah
pimpinan Raja Ampat, orang-orang Gamrange dari Halmahera, Ternate, dan juga Armada Inggris (EIC)
Belanda tidak dapat membendung perlawanan Sultan Nuku dan akhirnya menyerah, Sultan Nuku berhasil
merebut Tidore. Sultan Nuku meninggal pada Tahun 1805