Anda di halaman 1dari 8

Pada abad ke-19, di Bali

terdapat banyak kerajaan,yang


masing-masing mempunyai
kekuasaannya tersendiri kerajaan-
kerajaan tersebut antara lain Buleleng, Karangasem,
Klungkung, Gianyar, Bandung, Tabanan, Mengwi,
Bangli, dan Jembrana. Di antara kerajaan-kerajaan
tersebut yang gencar mengadakan perlawanan terhadap
Belanda adalah Buleleng dan Bandung.
1.) Pemerintah kolonial 2.) Pemerintah kolonial
Belanda ingin Belanda ingin menghapuskan
menguasai Bali yaitu berusaha hak Tawan Karang yang sudah
untuk memperluas daerah menjadi tradisi rakyat Bali.
kekuasaannya. Perjanjian
antara pemerintah kolonial Hak Tawan Karang adalah hak
Belanda dengan raja-raja raja Bali untuk merampas
Klungkung, Bandung, dan perahu yang terdampar di
Buleleng dinyatakan bahwa pantai wilayah kekuasaannya.
raja-raja Bali mengakui bahwa
kerajaannya berada di bawah
kekuasaan negara Belanda.
Raja memberi izin pengibar
bendera Belanda di daerahnya.
 Hukum tawan karang adalah hak Raja Bali
yang akan dihapus Belanda.
 Raja harus melindungi perdagangan Belanda
di Bali.
 Belanda diizinkan mengibarkan bendera di
Bali.
Adanya aturan-aturan yang ditetapkan
Belanda tersebut membuat Raja Bali merasa
diinjak-injak kekuasaannya oleh Belanda. Maka,
dikobarkanlah perang anti-Belanda. Jalannya
perang sebagai berikut.
A. Perang Buleleng
B. Perang Jagaraga tahun 1848
Menjelang akhir tahun 1846, Jagaraga telah berkumpul laskar yang
beranggotakan sampai 8.000 orang dengan persenjataan lengkap. Akhirnya
pada bulan Juni 1848, terjadilah perang antara laskar Buleleng dengan
tentara Belanda. Selanjutnya, meletuslah perang Jagaraga II dan
peperanagan ini, tentara Belanda yang dipimpin pelh Jenderal Van Der Wijk
tidak mampu menahan serangan laskar Buleleng yang dipimpin oleh Patih
Ketut Jelantik.
Belanda tidak puas dengan kemenangan laskar Buleleng. Kemudian
pada 31 Maret 1849, tentara Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Michels
melancarkan tembakan meriam dari atas kapal. Akibatnya pada 16 April
1849, benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, sehingga Patih Jelantik
bersama pasukannya mundur ke Pegunungan Batur Kintamani. Tetapi
Belanda melepaskan Patih Jelantik begitu saja. Belanda terus menyerang
Patih Jelantik dan pasukannya hingga gugur. Perang ini dikenal dengan
nama Perang Puputan Jagaraga artinya perang sampai titik darah
penghabisan.

Anda mungkin juga menyukai