Anda di halaman 1dari 13

PERANG BALI

TAHUN 1848-1908

XI MIPA 2
Disusun oleh :
1) Inggrit Febriani (16)
2) Irsanti Widuri Pangestika (17)
3) Lintang Egan Dinda Maharani (18)
4) Maulia Apriliyani (19)
5) Meutya Kautsar Prasetya (20)

SMA NEGERI 12 SEMARANG


Jl. Raya Gunungpati, Plalangan, Kec. Gunung Pati, Kota Semarang Prov. Jawa Tengah

Tahun pelajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perang Bali
Tahun 1848-1908”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang adannya Perjuangan Rakyat Bali melawan
pemerintahan Kolonial Belanda.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Juariah, S.Pd selaku guru Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia. Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita semua.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 6 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BATASAN MASALAH...........................................................................................4
SEJARAH PERANG BALI......................................................................................5
1. Latar Belakang Perang Bali..................................................................................5
2. Penyebab umum dan khusus Perang Bali.............................................................6
3. Kronologi Perang Bali..........................................................................................7
4. Tokoh yang terlibat dalam Perang Bali................................................................9
5. Dampak ditimbulkan dari Perang Bali................................................................10
6. Nilai yang dapat diteladani dari Perang Bali.......................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

3
BATASAN MASALAH
1. Apa yang melatarbelakangi peperangan di Bali?
2. Apa penyebab umum dan khusus terjadinya Perang Bali?
3. Bagaimanakah kronologi Perang Bali terjadi?
4. Siapa tokoh-tokoh yang terlibat dalam Perang Bali?
5. Apa dampak yang ditimbulkan dari Perang Bali?
6. Nilai apa yang dapat diteladani dari Perang Bali?

4
SEJARAH PERANG BALI
1848-1908

1. Latar Belakang Perang Bali

Perang Bali merupakan pertempuran antara kerajaan Bali dengan Pemerintah Hindia
Belanda sekitar tahun 1846 hingga 1908. Perang ini melibatkan 3 kali pertempuran yaitu
Perang Bali I, Perang Bali II dan Perang Bali III. Latar belakang terjadinya perang Bali
diawali dengan kedatangan Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman merupakan
seorang penjelajah asal Belanda yang lahir di tahun 1565. Beliau berkeliling menjelajah
dan menemukan adanya jalur pelayaran dari daerah Eropa menuju Indonesia. Beliau pula
yang akhirnya menemukan bahwa Indonesia kaya akan rempah-rempah dan memulai
perdagangan rempah untuk Belanda.

Ketika beliau singgah di pulau Bali, masyarakat serta pemerintah kerajaan masih
menerima dengan baik. Hingga suatu ketika di tahun 1841 dan 1843, sudah dapat ditebak
bahwa Belanda meminta suatu kesepakatan dengan kerajaan-kerajaan di Bali. Sayangnya
masyarakat disana tidak terima. Salah satunya adalah raja dari salah satu kerajaan di Bali
yaitu kerajaan Buleleng. Raja Buleleng seringkali melanggar kesepakatan sehingga
pemerintah Belanda dibuat geram. Pemerintah Belanda juga lelah karena adanya hukum
tradisi Tawan Karang yang terjadi di Bali.

Tawan Karang merupakan suatu hak istimewa dari raja-raja di pulau Bali untuk dapat
mengambil, menyita atau merampas kapal apapun beserta muatannya yang terdampar di
wilayah perairan mereka. Tradisi ini dibuktikan dengan adanya 2 prasasti yang ditemukan
yaitu Prasasti Bebetin AI dan Prasasti Sembiran. Lantaran hal itulah, pihak Belanda
melancarkan aksi perlawanan berupa Perang Bali I di tahun 1846.

Sayangnya Perang Bali I tidak membuahkan hasil hingga akhirnya berlanjut ke Perang
Bali II di tahun 1848 dan Perang Bali III di tahun 1849. Ketiga perang Bali ini sama-sama
dilatar-belakangi oleh pihak Belanda yang menginginkan tradisi Tawan Karang untuk
dihapuskan.

5
2. Penyebab umum dan khusus Perang Bali

Dengan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, adapun Perang Bali terjadi
karena beberapa sebab umum dan sebab khusus yang diantaranya sebagai berikut:

a) Penyebab Umum Terjadinya Perang Bali

 Pihak Belanda ingin menghapuskan hak kekuasaan daerah untuk kerajaan-


kerajaan yang ada di Bali. Seperti yang kita ketahui bahwa Belanda merupakan
negara penganut sistem ekonomi merkantilisme.
 Pihak Belanda memaksa agar raja Bali mengakui mereka dan memperbolehkan
untuk mengibarkan bendera Belanda di wilayahnya.
 Belanda ingin menghapus adat Sute yang ada di Bali. Adat Sute dianggap tidak
berperikemanusiaan oleh pihak Belanda. Dapat diambil contoh adanya proses
pembakaran jenazah yang abunya dibuang ke laut.

b) Penyebab Khusus Terjadinya Perang Bali

 Belanda memaksa untuk menghapus Tawan Karang.

Tawan Karang merupakan hak kerajaan di Bali yang menyita dan merampas kapal beserta
isinya yang telah memasuki daerah wilayah kekuasaan mereka.

 Adanya penolakan dari masyarakat Bali sehingga menimbulkan peperangan.

Karena penolakan inilah, timbul beberapa peperangan sebagai bentuk pertahanan


masyarakat Bali akan keputusan mereka terhadap pihak Belanda.

Peperangan tersebut diantaranya adalah Perang Jagaraga tahun 1849, Perang Kusumba
1894, Perang Badung 1906 dan Balikan Wongaya tahun 1906.

6
3. Kronologi Perang Bali

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di
Bali untuk menandatangani sebuah perjanjian.

 Berikut ini isi perjanjian tersebut:


1. Kedua kerajaan harus mengakui ada di bawah kekuasaan Gubernemen dan
mengakui raja Belanda sebagai tuannya.
2. Tidak boleh membuat perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya.
3. Segera menghapus peraturan Tawan Karang.
4. Membayar biaya perang besar 300.000 gulden, raja Beleleng dibebankan
2/3 sedangkan raja Karangasem 1/3 yang harus dilunasi dalam kurun waktu
10 tahun.

Sayangnya tidak semua kerajaan di Bali sepakat dengan hal tersebut. Apalagi
terdapat hak Tawan Karang yang terjadi di Bali. Pihak kerajaan Bali akan menyita kapal-
kapal yang memasuki area wilayah mereka. Karena hal itulah membuat Belanda tidak
dapat bergerak untuk dapat menguasai Bali sepenuhnya.

Pada tahun 1844, di pantai Prancak dan Pantai Sangsit (pantai di Buleleng bagian
timur) terjadi perampasan kapal-kapal Belanda yang terdampar di pantai tersebut. Timbul
percekcokan antara Buleleng dengan Belanda. Belanda menuntut agar Kerajaan Buleleng
agar melaksanakan perjanjian 1843, yakni melepaskan hak Tawan Karang. Tuntutan
Belanda tidak diindahkan oleh Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem

Belanda menggunakan dalih kejadian ini dan menyerang Kerajaan Buleleng.


Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan meriam dari pantai. Belanda
mendaratkan pasukannya di pantai Buleleng. Perlawanan sengit dari pihak Kerajaan
Buleleng dapat menghambat majunya laskar Belanda. Korban berjatuhan dari kedua
belah pihak. Akhirnya Belanda berhasil menduduki satu-persatu daerah- daerah sekitar
istana raja (Banjar Bali, Banjar Jawa, Banjar Penataran, Banjar Delodpeken, Istana raja
telah terkurung rapat). I Gusti Made Karangasem menghadapi situasi ini kemudian
mengambil siasat pura-pura menyerah dan tunduk kepada Belanda

I Gusti Ketut Jelantik, patih kerajaan Buleleng melanjutkan perlawanan. Pusat


(perlawanan ditempatkannya di wilayah Buleleng Timur, yakni di sebuah desa yang
bernama desa Jagaraga. Secara geografis desa ini berada pada tempat ketinggian, di
lereng sebuah perbukitan dengan jurang di kanan kirinya. Desa Jagaraga sangat strategis
untuk pertahanan dengan benteng yang dikelilingil parit dengan ranjau yang dibuat dari
bambu (bahasa Bali: sungga) untuk menghambat gerakan musuh.

7
Benteng Jagaraga diserang oleh Belanda, namun gagal karena Belanda belum
mengetahui medan yang sebenarnya dan siasat pertahanan. I Gusti Ketut Jelantik bersama
seluruh laskarnya setelah memperoleh kemenangan, bertekad untuk mempertahankan
benteng Jagaraga sampai titik darah penghabisan kehormatan kerajaan Buleleng dan
rakyat Bali demi

Pada 1849, Belanda kembali mengirim ekspedisi militer di bawah pimpinan


Mayor Jenderal Michies. Mereka menyerang Benteng Jagaraga dan merebutnya. Belanda
juga menyerang Karang Asem. Pada 1906, Belanda menyerang Kerajaan Badung. Raja
dan rakyatnya Perang yang dilakukan sampai titik darah penghabisan dikenal dengan
puputan.

 Bagi masyarakat Bali, puputan dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:


- Nyawa seorang ksatria berada diujung senjata kematian di medan pertempuran
merupakan kehormatan.
- Dalam mempertahankan kehormatan bangsa dan negara maupun keluarga tidak
dikenal istilah menyerah kepada musuh.
- Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan masuk
surga.

Untuk memadamkan perlawanan rakyat Bali yang berpusat di Jagaraga, Belanda


mendatangkan pasukan secara besar-besaran, maka setelah mengatur persiapan, mereka
langsung menyerang Benteng Jagaraga.

Mereka menyerang dari dua arah, yaitu arah depan dan dari arah belakang
Benteng Jagaraga. Pertempuran sengit tak dapat dielakkan lagi, terutama pada posisi di
mana I Gusti Ketut Jelantik berada. Benteng Jagaraga dihujani tembakan meriam dengan
gencar. Korban telah berjatuhan di pihak Buleleng. Kendatipun demikian, tidak ada
seorang pun lascar Jagaraga yang mundur atau melarikan diri. Mereka semuanya gugur
dan Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Mulai saat itulah Belanda menguasai Bali
Utara.

Akhir Perlawanan

Jatuhnya Buleleng ke tangan Belanda, mempengaruhi raja-raja lain untuk bersikap


lunak terhadap Belanda. Akibatnya sebagian besar kerajaan di Bali dapat ditaklukan
Belanda pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1906 Belanda menyerang Bali selatan yang di
sana mendapatkan perlawanan yang sengit yang diikuti dengan perang Puputan. Baru
pada tahun 1909 seluruh Bali dapat dikuasai oleh Belanda.

8
4. Tokoh yang terlibat dalam Perang Bali

1. Raja Buleleng

Raja Buleleng memiliki nama asli I Gusti Anglurah Panji


Sakti. Ia merupakan anak I Gusti Ketut Jelantik dengan
selirnya yang bernama Sri Luh Pasek Gobleg. I Gusti Ngurah
Jelantik khawatir bahwa putranya tersebut akan
menyingkirkan putra mahkota. Akhirnya dalam usianya yang
masih 12 tahun ia diasingkan ke desa asal ibunya. Ketika
dewasa, ia mendirikan sendiri kerajaannya, yaitu Kerajaan
Buleleng.

2. Raja Karangasem

Raja Karangasem memiliki nama asli I Gusti Gede


Karangasem. Ia menjabat pada tahun 1801-1806. Pada masa
pemerintahannya, Kerajaan Karangasem memperluas
wilayah kekuasaannya hingga Buleleng dan Jembrana.
Setelah wafat, ia digantikan putranya yang bernama I Gusti
Gede Lanang Karangasem.

3. I Gusti Ngurah Rai

I Gusti Ngurah Rai merupakan pahlawan nasional ia terlibat


dalam Perang Puputan di Bali sebagai pemimpin. Beliau juga
yang memimpin pasukan Ciung Wanara. Dan wafat pada 20
November 1946 yang dimakamkan di Candi Margarana
Tabanan Bali

4. I Gusti Ketut Jelantik

Ia merupakan salah satu pahlawan dari Bali yang mendapat


gelar Pahlawan Nasional. I Gusti Ketut Jelantik adalah patih
Kerajaan Buleleng. Sayangnya, ia harus gugur pada
perangnya yang terakhir.

9
5. Dampak yang ditimbulkan dari Perang Bali

1. Bidang Politik

Dampak dan akibat Perang Bali di bidang politik adalah seluruh Pulau Bali dikuasai oleh
Belanda dan raja-raja Bali kehilangan kekuasaan.

2. Bidang Ekonomi

Dampak dan akibat Perang Bali di bidang ekonomi adalah monopoli yang dilakukan Belanda
semakin banyak. Bali merupakan daerah yang strategis sehingga Belanda sangat berambisi
untuk menguasai Bali.

3. Bidang Sosial

Dampak dan akibat Perang Bali di bidang sosial adalah banyak kebijakan yang diubah oleh
Belanda. Beberapa upacara adat juga dihapus oleh Belanda.

10
6. Nilai yang dapat diteladani dari Perang Bali

Walupun Belanda pada akhirnya mendapatkan kemenangan dalam peperangan, tetapi


mereka mengagumi kepatriotan dan keikhlasan orang bali mempertaruhkan nyawa
dengan persenjataan yang amat sederhana dan tidak seimbang.

Sebagai hikmah yang dapat dipetik darin perang Jagaraga ini adalah, tercermin bagi
kita sekarng suatu jiwa kepahlawanan, patriotism bagi rakyat Bali. Hal ini didorong
karena dilandasi oleh ajaran ajaran keagamaan Hindu yang dianut oleh masyarakat Bali,
seperti ajaran satyam yaitu kebenaran atau nidihin kepatutan. Di samping rasa kesetiaan
kepada Tri Guru dalam hal ini kepada Guru Wisesa yaitu Raja sebagai Kepala
Pemerintahan.

Hikmah yang lain dari perang Jagaraga adalah mengilhami kejadian kejadian
berikutnya dimana nanti timbul perang puputan Badung, puputan klungkung, dan puputan
margarana. Disamping itu mendorong timbulnya jiwa nasionalisme sebagai akibat
timbulnya rasa harga diri, tidak ingin kedaulatannya dilanggar oleh bangsa lain.

11
KESIMPULAN
Ditinju dari kedatangan orang-orang Belanda pertama kali di Bali yang dilakukan oleh
sebuah ekspedisi dibawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun 1597, ternyata
kunjungan yang pertama itu memperlihatkan sifat-sifat persahabatan yang saling hormat
menghormati.

Kemudian barulah dilanjutkan dengan hubungan yang bersifat politik yang dating dari
pihak Belanda, seperti yang terjadi pada tahun 1826, dimana Belanda secara licik dengan
tekanan-tekanan berat telah mengadakan ikatan perjanjian dengan raja-raja di Bali yang
bersifat mengurangi kekuasaan Belanda di Bali.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Misha. I Gusti Ngurah Rai. (1964). Sejarah Perang Jagaraga. Denpasar: Badan
Perpustakaan Daerah Propinsi Bali.

2. Dartu. Nyoman. (2000), Perlawanan Rakyat Jagaraga Skripsi Sarjana Muda


Sejarah. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar.

3. Buku LKS Belajar Praktis Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 1

4. Buku Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 1 Kementrian Pendidikan Dan


Kebudayaan Republik Indonesia

5. https://www.selasar.com/perang-bali/

6. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Bali_I

7. https://haloedukasi.com/perang-bali

13

Anda mungkin juga menyukai