Anda di halaman 1dari 18

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Indonesia Madya

”Awal Masuknya Bangsa-Bangsa Barat”

Dosen Pengampu: Bapak Huddy Huslin, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 3

Muhammad Naswan Rafiq 202215500105

Eka Purwaningsih 202215500102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Huddy Huslin, M.Pd. selaku dosen pengampu Sejarah Indonesia Madya
yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang”Awal Masuknya Bangsa-Bangsa
Barat”. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen
demi tercapainya makalah yang sempurna. Terima kasih

Jakarta, 18 Desember 20203

penyusun

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1.1 Dorongan kedatangan Bangsa-Bangsa Barat.........................................................................5
1.2 Proses Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat..............................................................................7
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kedatanngan Bangsa Barat ke Nusantara melalui doroangan perkembangan
Merkantilisme yaitu kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan memupuk
hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan untuk negara itu sendiri. Berkembangnya Revolusi industri yaitu pergantian
atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikejakan oleh
tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin. Selain itu, kedatangan Bangsa Barat di
dorong oleh semangat Tiga G (Gold, Glory, Gospel).
Masuknya Bangsa Barat ke Nusantara pertama kali dengan kedatangan bangsa
Portugis. Pada saat itu perdagangan Asia dan Eropa menjadi terhalang karena akibat
jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki sehingga mereka harus mencari jalur alternatif
untuk mendapatkan komoditas perdagangan. Kemudian diteruskan dengan kedatangan
bangsa Spanyol, bangsa Belanda yang paling lama menjajah Indonesia, kemudian
kedatangan bangsa Perancis, Inggris. Awalanya kedatangan Bangsa Barat hanya sekedar
berdagangdan mencari rempah-rempa. Namun tujuan mereka berdagang dan mencari
rempah-rempah berubah menjadi keinginan menguasai dan memonopoli seluruh
perdagangan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menjadi dorongan datangannya Bangsa Barat ke Nusantara?
2. Bagaimana proses kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yan menjadi dorongnya Bangsa Barat ke Nusantara
2. Untuk mengetahui proses kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Dorongan kedatangan Bangsa-Bangsa Barat


(Menurut dari buku Buku Kolonialisme dan Nasionalisme, 2014) Kedatangan bangsa-
bangsa barat ke Indonesia didorong oleh berbagai hal seperti disebut di bawah ini:
1. Perkembangan Merkantilisme, revolusi indsurti, dan kapitaslisme
Merkantilisme, yakni suatu faham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara
dengan tujuan memupuk hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai
standar kesejahteraan dan kekuasaan untuk negara itu sendiri. Untuk mencapai tujuan
itu mucullah semangat dari beberapa Negara Eropa untuk mencari daerah jajahan.
Beberapa negara merkantilisme di Eropa misalnya; Perancis , Inggris, Jerman,
Belanda.
Revolusi industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam
memproduksi barang yang dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga
mesin. Penggunaan mesin dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos
produksi dapat ditekan, dan barang dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat.
Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan
bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk
hasil-hasil industrinya.
Kapitalisme merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa dalam
perekonomian, untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus mempunyai modal
sebesar-besarnya. Pemilikan modal yang besar dengan sendirinya akan menguasai
berbagai sektor produksi, bahan baku, dan pemasaran. Menurut kapitalisme
seseorang bebas memupuk kekayaannya.

5
2. Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Usmani tahun 1453
Penguasa Turki Islam dari dinasti Utsmani berhasil merebut Konstantinopel
(Istambul) pada tahun 1453. Pada saat itu Konstantinopel merupakan pusat
pemerintahan Romawi Timur. Dengan jatuhnya Konstantinopel, maka perdagangan
di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal inilah yang mendorong
para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil rempah-rempah
(Asia).
Proses perjalanan bangsa-bangsa barat ke timur melalui proses berbagai
rintangan yang amat berat. Lautan luas dengan ombak besar dan ancaman angin
menjadi halangan utama. Ancaman bajak laut juga sering mereka temui. Tetapi
dengan semangat tiga G mereka akhirnya mampu mencapai dunia timur. Mereka
adalah petualang yang tangguh. Sayang petualangan mereka kemudian menjadikan
mereka sombong dan karena hawa nafsunya, mereka kemudian menjadi penjajah.
3. Dorongan semangat Tiga G (Gold, Glory, Gospel)
Kedatangan bangsa-bangsa Barat juga didorong oleh semangat Tiga G. Tiga G
adalah semboyan gold (emas), gospel (agama), dan glory (kekuasaan). Gold
berkaitan dengan upaya mencari kekayaan, gospel merupakan tuntutan menyebarkan
agama Kristen, dan Glory merupakan tekad untuk mencapai kejayaan bangsa-bangsa
Barat. Tiga semboyan itulah yang mendorong bangsa-bangsa Barat mencapai dunia
timur.

6
1.2 Proses Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat
Proses perjalanan bangsa-bangsa barat melalui berbagai rintangan. Beberapa
kronologi urutan kedatangan bangsa bangsa barat ke Nusantara:
1. Portugis
(Ulilrahmah, 16 Oktober 2022) Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama
yang datang ke Nusantara. Akibat jatuhnya Konstatinopel tahun 1453 ke tangan
Turki Usmani (oleh penguasa Muslim), perdagangan antara Asia dan Eropa menjadi
terhalang, sehingga mereka mencari jalur alternatif lain untuk mendapatkan
komuditas perdagangan yang diperlukan. Rempah-rempah merupakan komuditas
terpenting saat itu, khususnya cengkeh dan pala. Pihak Turki Usmani melarang
bangsa Eropa untuk melakukan perdagangan di daerah Konstatinopel. Hal tersebut
yang menjadi pendorong dan semangat bangsa Portugis untuk mencari daerah
penghasil rempah-rempah dengan melakukan menjelajah samudra. Malaka adalah
tempat kaya akan rempah-rempah dan menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara.
Setelah raja Portugis Dom Manuel mendengar laporan-laporan pertama yang berasal
dari pedagang Asia mengenai kekayaan di Malaka. Kemudian Dom Manuel
mengambil keputusan untuk mengirimkan sebuah armada ke Nusantara dengan
tujuan untuk mendirikan sebuah kantor dagang untuk membangun hubungan
komersial. Untuk tujuan tersebut dibangunlah sebuah armada yang terdiri dari empat
buah kapal yang pemimpinnya dipercayakan kepada Diogo Lopes de Sequeira
berangkat dari Lisboa pada 5 April 1508.
Diogo Lopes de Sequeira berserta armadanya tiba di Cochin, India pada 21
April 1509, pada waktu itu situasi politik di India sedang panas-panasnya sebagai
akibat perbedaan pendapat antara D. Francisco de Almeida seorang gubernur jenderal
Indian dan wakilnya Alfonso de Alberqurque. Ide politik de Almeida makin banyak
raja portugal memiliki benteng di India akan semakin lemahlah kekuasaan untuk
memerintah negeri tersebut. Sebaliknya ide politik Alfonso de Alberquerque
berpendapat bahwa untuk memelihara perdagangan banga portugis tidak cukup
dengan mendirikan benteng-benteng dan kantor dagang ataupun dengan memiliki
armada yang kuat. Pada 11 September 1509 bangsa Portugis tiba di malaka yang
dipimpin oleh Diogo Lopes de Sequeiraidong dan disambut baik oleh Sultan
Mahmud Syah. Akan tetapi komunitas dagang Islam Internasional yang ada di kota
itu menyakinkan Sultan Mahmud bahwa kedatangan Portugis merupakan ancaman.

7
Kemudian Sultan Mahmud memerangi dengan menyerang Portugis. Bahkan
menawan beberapa orang beberapa orang Portugis.
Pada 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis dalam sebuah serangan yang dipimpin
oleh Alfonso de Alberquerque.
Pada 1512 Portugis sampai di Pulau Maluku, tepatnya Ternate yang terkenal dengan
hasil rempah-rempah berupa cengkeh dan pala. Portugis menyadari akan kekuatan
kerajaan-kerajaan Islam dan para pedagang Islam di wilayah Ternate sangatlah kuat.
Hal tersebut yang membuat bangsa Portugis menjalankan beberapa strategi untuk
memperluas pengaruhnya.
Awal kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Sultan Ternate dan
mereka dapat berhubungan baik dengan masyarakat. Saat itu, sedang terjadi
perseteruan antara kesultanan Ternate dengan kesultanan Tidore. Sultan Ternate
membuat strategi dengan meminta bantuan pasukan Portugis dengan senjata lengkap
untuk melawan Kesultanan Tidore. Sebagai imbalan atas bantuannya, Portugis
diizinkan membangun benteng dan memonopoli perdagangan rempah-rempah yang
ada di Ternate. Sultan Ternate juga berjanji akan memberi cengkeh dan lada setiap
tahunnya dengan syarat mereka membangun terlebih dulu sebuah benteng di Ternate.
Tidak hanya itu, Sultan Ternate juga mengirimkan surat berisi permintaan yang sama
kepada Dom Manuel, Raja Portugal, dan Kapten Malaka. Namun, permintaan Sultan
Ternate hanya dikabulkan oleh Antonio de Brito dan Sultan Ternate berikutnya, yaitu
Sultan Kaichiri Abu Hayat. kemudian, pihak Ternate segera memberikan izin kepada
de Brito untuk memulai pembangunan Benteng Sao Paulo atau Benteng Gamalama,
yang selesai dibangun pada tahun 1522.
Setelah mendapat kekuasaan untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah
di Ternate, Portugis juga aktif menjalankan tugas suci yaitu menyebarkan agama
Katolik di kepulauan Maluku. Fransiskus Xaverius merupakan tokoh yang gencar
menyebarkan kepercayaan kepada para pribumi, namun hal tersebut membuat
kekacauan masyarakat di Maluku. Kedekatan antara Sultan Ternate dan Portugis
membuat rakyat resah, dan Portugis ikut campur dalam urusan internal seperti
pengangkatan dan suksesi takhta. Seiring berjalannya waktu, mulai muncul sebuah
konflik dimana bangsa Portugis ingin menguasai seluruh daerah Ternate. Pada
akhirnya, konflik ini berubah menjadi pertarungan besar.
Pertempuran dimulai ketika Sultan Hairun (1537-1570) dibunuh oleh tentara
atas perintah Portugis. Peristiwa ini kemudian memacu semangat Sultan Babullah,

8
putra Sultan Hairun untuk melancarkan serangan balasan terhadap Portugis. Sultan
Babullah dengan cepat mengerahkan seluruh Maluku, kecuali Tidore, untuk melawan
Portugis. Sultan Babullah juga segera mengepung Benteng Sao Paulo dan mengirim
armada ke Ambon untuk memburu Portugis. Rupanya, strategi tersebut membuahkan
hasil. Bangsa Portugis akhirnya memutuskan untuk menyerah pada 28 Desember
1577 dan meninggalkan Ternate. Ekspansi Portugis di Maluku sampai tahun 1605 M.
Dan setelah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) tiba di Maluku, Portugis
meninggalkan wilayah Maluku.
 Dampak Portugis di Malaka dan Maluku: Dampak yang paling signifikan dari
kedatangan Portugis adalah gangguan dan kekacauan jaringan perdagangan,
terutama akibat penaklukan Malaka dan penyebaran agama Kristen awal di
Indonesia. Sampai saat ini, penduduk Kristen sebagian besar tinggal di Indonesia
Timur.
 Peninggalan Bangsa Portugis di Maluku:
1. Benteng Victoria merupakan situs bersejarah di Ambon dan merupakan
benteng tertua di Ambon yang dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun
1575.Orang
2. Portugis telah memperkenalkan musik di Maluku melalui misionaris Portugis
sejak abad ke-16, menggunakan lagu-lagu Moresco dan Cafrinho untuk
mengiringi alat musik yang disebut cheroncon.
3. Benteng Kalamata didirikan tahun 1540, menjadi saksi sejarah pada masa
kependudukan bangsa Portugis di Ternate yang memiliki fungsi sebagai
pertahanan.
2. Spanyol
(Menurut dari buku Buku Kolonialisme dan Nasionalisme, 2014)
Christophorus Colombus mencapai Hindia timur melalui jalur barat Eropa. Pada
tahun 1492, dengan dukungan Ratu Isabella Colombus memulai pelayaran melalui
Samudra Atlantik. Colombus berhasil mencapai kepulauan Bahama di Karibia
Amerika. Colombus mengira dirinya telah sampai di Hindia, sehingga menamai
penduduk setempat sebagai orang Indian. Akibatnya benua Amerika oleh orang
Eropa disebut sebagai Hindia Barat. Colombus menjadi pioner menuju Hindia Timur
melalui jalur barat. Penerusnya bernama Ferdinand Magellan melakukan pelayaran
tahun 1519. Satu tahun kemudian Magellan sampai dii Filipina. Di Filipina ia wafat

9
karena terlilbat konflik dengan kerajaan setempat. Sebastian d’Elacano, penerus
Magellan berhasil mencapai kepulauan Maluku tahun 1521. Di Maluku bangsa
Portugis telah sampai terlebih dahulu.
Portugis dan Spanyol terlibat dalam konflik antar kerajaan Ternate dan Tidore
di Maluku. Pada saat itu Ternate dan Tidore sebagai kerajaan berpengaruh di Maluku
sedang dalam situasi persaingan yang menjurus ke permusuhan. Spanyol
memanfaatkan situasi tersebut dengan memberikan dukungan kepada Tidore.
Sedangkan Portugis memberikan dukungan kepada Ternate. Dalam perseteruan
tersebut Tidore dan Spanyol dalam pihak yang mengalami kekalahan. Untuk
menghindari persaingan antar bangsa Eropa yang bisa merugikan mereka, maka
perjanjian Tordesillas memutuskan bahwa Spanyol tidak diijinkan melakukan
perdagangan di Maluku.
3. Belanda
Pada tahun 1568-1648 terjadi perang 80 tahun antara Belanda dan Spanyol.
Pemerintah Spanyol melarang pelabuhan Lisabon bagi kapal-kapal Belanda untuk
melakukan aktivitas perdagangan dan pelayaran. Belanda tidak surut langkah dalam
menghadapi tantangan tersebut untuk mencapai Hindia Timur. Seorang pelaut
Belanda Cornelis de Houtman, memimpin ekspedisi ke Hindia Timur. Pada tahun
1595 armada mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah
timur melewati Samudra Hindia. Tahun 1596 armada Cornelis de Houtman tiba di
Pelabuhan Banten melalui Selat Malaka. Cornellis de Houtman merupakan pioner
perusahaan-perusahaan dagang Belanda lainnya. Kedatangan Cornelis de Houtman di
Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya
pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.
Secara prinsip ekonomi, bahwa banyaknya pedagang maka harga akan naik, karena
banyak permintaan, penawaran cenderung tetap. Akan tetapi di Eropa sebaliknya,
karena banyak pedagang yang membawa dagangan sama, sehingga harga rempah-
rempah di Eropa cenderung turun. Akibatnya keuntungan pedagang Eropa juga turun.
Persaingan antar pedagang tidak hanya antar pedagang Belanda, tetapi juga
dengan para pedagang Eropa, dan Asia lainnya. Saingan utama Belanda adalah
Portugis yang lebih dahulu menanamkan pengaruh perdagangan di Nusantara.
Masalah ini dianggap merugikan kepentingan Belanda. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dengan dukungan pemerintah Belanda, pada tanggal 20 Maret
1602 dibentuklah Veredigde Oost-Indische Compagnie atau disingkat VOC

10
(Persekutuan Perusahaan Dagang Hindia Timur). Ide pembentukan VOC berasal dari
seorang anggota Parlemen Belanda bernama Johan van Oldebar
VOC merupakan merger (penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.
VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal yaitu Pieter Both. VOC mempunyai
hak monopoli dan kedaulatan. Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi
(Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi berikut:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung
Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk
kepentingan sendiri
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara
untuk:
1. Memelihara angkatan perang
2. Memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian
3. Merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda
4. Memerintah daerah-daerah tersebut
5. Menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri
6. Memungut pajak
Perluasan Politik Ekonomi VOC
Sebagai Gubernur Jendral pertama VOC adalah Pieter Both, kemudian
menentukan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun kemudian pusat
dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang bahwa Jawa
lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu, bahwa kedudukan saingan
utama Belanda, Portugis di Malaka, merupakan ambisi Belanda untuk
menyingkirkannya.
Pangeran Jayakarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberikan ijin
kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan ijin
kepada VOC, Pangeran Jayakarta juga memberikan ijin pendirian kantor dagang
kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda merasa tidak suka kepada
Pangeran Jayakarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan
Banten untuk memecat Pangeran Jayakarta, dan sekaligus memohon agar ijin kantor
dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619 keinginan VOC dikabulkan
Raja Banten. Momentum inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC
dan Belanda pada masa berikutnya.

11
VOC mempunyai keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten.
Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia, sekaligus VOC mendirikan
benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang, dan pemerintahan.
Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya beberapa hak monopoli
perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada
perjalanan sejarah selanjutnya.
Dalam menanamkan perluasan kekuasaan ekonomi di Indonesia, terdapat
strategi yang sangat terkenal. Pertama, VOC menerapkan politik devide et impera
(adu domba) apabila ada persengketaan politik kerajaan. Hal tersebut sangat
menguntungkan, karena kekuatan bangsa Indonesia akan melemah. Kedua,VOC
berhasil memiliki hak ekstirpasi, yakni hak untuk menghancurkan tanaman rempah-
rempah agar produksinya tidak berlebih. Sebab apabila produksi berlebih, maka
harga akan menurun. Ketiga, seperti yang terjadi di Maluku, VOC berhak melakukan
pelayaran Hongi. Pelayaran hongi adalah pelayaran menggunakan perahu bercadik
dengan menggunakan senjata lengkap, untuk patroli mengawasi pohon rempah-
rempah yang ditanam rakyat, dan mencegah pedagang atau masyarakat lokal
berhubungan dagang dengan bangsa lain selain bangsa Belanda.
Eksistensi VOC di Batavia telah berhasil merongrong kekuasaan kerajaan
Banten. Campur tangan Belanda terlihat saat VOC menekan penguasa Banten
Ranamenggala agar menyingkirkan Pangeran Jayakarta. Keberadaan VOC di
Jayakarta merupakan ancaman serius bagi raja-raja lain khususnya di Jawa dan
Nusantara. Pada masa itu terdapat kerajaan yang masih kuat, seperti Mataram di Jawa
Tengah. Pada awalnya, hubungan antara Mataram dengan VOC bersifat saling
menguntungkan.
4. Perancis

(https://idsejarah.net/2016) Pada akhir abad 18 dan awal abad 19, Belanda di


Eropa mengalami peperangan melawan Perancis. Akhirnya pada tahun 1806 Perancis
meguasai pemerintahan Belanda yang ada di Eropa dan berimbas kepada
pemerintahan Hindia Belanda. Pemerintahan Hindia Belanda diambil alih oleh
Perancis pada tahun 1808. Herman Willem Daendels diutus oleh Lodewijk (Louis)
Napoleon untuk menjadi Gubernur yang menjabat di Batavia dengan tugas utama
yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Tuntutan pemerintahan
Belanda kepada Daendels hanyalah pada sektor pertahanan dan ketentaraan.

12
Untuk menambah kekuatan militernya, Daendels melatih orang–orang pribumi
menjadi tentaranya, sabab tidak mungkin Daendels merekrut orang–orang dari negara
Belanda yang kemudian didatangkan ke Hindia Belanda. Kegiatan memperkuat
militer Perancis juga sejalan dengan pembangunan tangsi–tangsi atau benteng–
benteng, pabrik mesiu dan juga rumah sakit tentara. Selain itu, guna mempertahankan
pemerintahan di pulau Jawa, Daendels mendirikan jalan Grote Postweg atau
sekarang dikenal dengan Pantura dari Anyer, Jawa Barat hingga Panarukan, Jawa
Timur.
Pembangunan jalan Grote Postweg menggunakan sistem kerja paksa atau
kerja rodi yang dilakukan rakyat pribumi secara paksa dan tanpa upah. Keberhasilan
pembangunan jalan pos ini merupakan pencapaian yang gemilang oleh pemerintahan
Daendels, namun disisi lain bagi orang–orang Indonesia setiap jengkal jalan pantura
merupakan rintihan jiwa orang yang mati dari pribumi yang dipekerjakan secara
paksa.
Setelah pembuatan Grote Post Weg selesai, Daendels memerintahkan untuk
membuat perahu – perahu kecil dan kemudian membuat pelabuhan–pelabuhan untuk
tempat bersandarnya kapal perang, rencana pembuatan pelabuhan ini akan dibangun
di daerah Banten Selatan. Pembangunan pelabuhan juga memakan korban jiwa yang
tidak sedikit bagi Banten yang diakibatkan dari penyakit malaria yang menyerang
para pekerja paksa. Akhirnya pembangunan pelabuhan tidak terselesaikan. Meskipun
demikian, Daendels bersikeras untuk tetap menyelesaikan pembangunan pelabuhan
dan disisi lain Sultan Banten menentangnya. Daendels menganggap jiwa para pekerja
paksa orang–orang Banten tidak ada harganya, sehingga mangakibatkan pecahnya
perang antara pemerintahan Daendels melawan Kerajaan Banten.
Di samping itu, pembanguna pelabuhan yang ada di Merak juga mengalami
kegagalan dan hanya usaha perluasan di Surabaya yang cukup memuaskan. Pada
1810, Kerajaan Belanda di bawah pemerintahan Louis Napoleon dihapuskan oleh
Napoleon menjadi kekuasaan Perancis. Otomatis Indonesia berganti dari
pemerintahan Belanda beralih ke pemerintahan Perancis. Akibat tindakannya yang
otoriter, pada 1811 Daendels di panggil kembali oleh Napoleon untuk kembali ke
Eropa dan digantikan Gubernur Jansens.

5. Inggris

13
Kedatangan bangsa Inggris ke indonesia telah datang jauh sebelumnya
sebelum perjanjian tuntang, penjelajahan dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas
Cavensih prajurit Ratu Elizabethan berhenti di Ternate pada tahun 1579. Pada tahun
1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantro pusatnya di Kalkuta, India. Pada
tahun 1602 armada Inggris sampai di Banten dan berhasil membangun Loji disana.
Pada tahun 1904 inggris mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun
1909 Inggris membangun pos di Sukadana Kalimantan. Tahun 1613 inggris
berdagang dengan Makasar (kerajaan Gowa). Pada tahun 1614 inggris membangun
Loji di Batavia (jakarta). Dalam usaha perdangangan Inggris mendapat perlawanan
kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk
mengusir orang-orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi pembantaian
Ambon, EIC memundurkan diri dari indonesiadan memusatkan perhatiannya ke
daerah lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam
sampai memperoleh kesuksesan.
Kolonialisme inggris di indonesia pada tahun 1811 lewat perjanjian tuntang di
mana perjanjian tersebut bersisi tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan
oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) harus diserahkan kepada Inggris.
Inggris mengirimkan pasukan ekspedisi ke Indonesia di bawah pimpinan Thomas
Stamford Raffles, yang kemudian menjadi Gubernur Jenderal. Tujuan utama Inggris
adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah dan menghancurkan
kekuasaan Belanda di Asia Tenggara. (https://an-nur.ac.id/blog/)
Selama masa pemerintahan Inggris, Raffles melakukan beberapa kebijakan
yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.
Beberapa kebijakan tersebut adalah:
 Menghapus sistem tanam paksa yang diterapkan oleh Belanda, yang
mengharuskan rakyat menanam tanaman tertentu untuk diekspor ke Eropa.
Raffles menggantinya dengan sistem sewa tanah, yang memberikan kebebasan
kepada rakyat untuk menanam tanaman apa saja yang mereka inginkan dan
membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan kesejahteraan rakyat.
 Menghapus sistem monopoli perdagangan yang dikuasai oleh VOC
(Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.

14
Raffles membuka pelabuhan-pelabuhan di Indonesia untuk perdagangan bebas
dengan negara-negara lain, terutama Inggris. Raffles juga mendirikan Bank
Hindia sebagai lembaga keuangan pertama di Indonesia.
 Menghapus sistem pemerintahan feodal yang dianut oleh kerajaan-kerajaan di
Indonesia, yang memberikan kekuasaan besar kepada para raja, bangsawan, dan
priyayi. Raffles menggantinya dengan sistem pemerintahan langsung, yang
menempatkan pejabat-pejabat Inggris sebagai penguasa daerah. Raffles juga
melakukan pembagian wilayah administrasi menjadi tiga bagian, yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
 Mengadakan penelitian dan pendidikan tentang sejarah, budaya, dan bahasa
Indonesia. Raffles mendirikan Museum Batavia sebagai tempat penyimpanan
koleksi benda-benda bersejarah dan budaya Indonesia. Raffles juga menemukan
situs Candi Borobudur dan memerintahkan untuk membersihkannya dari
tumbuhan liar. Raffles juga mendukung perkembangan pendidikan rakyat
dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah.

Pemerintahan Inggris di Indonesia memberikan dampak positif dan dampak negatif


bagi perkembangan di indonesia:
 Dampak Positif :
1. Meningkatnya kesadaran nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia, yang
mulai merasakan ketidakadilan dan penindasan dari penguasa asing.
Beberapa tokoh nasionalis yang muncul pada masa ini adalah Pangeran
Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan Sultan Hasanuddin. Mereka
memimpin perlawanan rakyat terhadap pemerintah Inggris dalam bentuk
perang-perang seperti Perang Jawa (1825-1830), Perang Padri (1803-
1838), dan Perang Makassar (1824-1825).
2. Meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,
yang dipicu oleh penelitian dan pendidikan yang dilakukan oleh Raffles
dan para ilmuwan Inggris lainnya. Beberapa karya ilmiah yang dihasilkan
pada masa ini adalah History of Java karya Raffles, Rafflesia
arnoldii karya Joseph Arnold, dan Flora Javae karya Carl Ludwig Blume.
Beberapa inovasi teknologi yang diperkenalkan pada masa ini
adalah telegraf, kereta api, dan mesin uap.

15
 Dampak Negtif:
1. Meningkatnya eksploitasi sumber daya alam di Indonesia, yang dilakukan
oleh Inggris untuk memenuhi kebutuhan industri dan perdagangan mereka
di Eropa. Beberapa komoditas yang diekspor secara besar-besaran oleh
Inggris adalah kopi, teh, gula, tembakau, dan kayu. Eksploitasi ini
menyebabkan kerusakan lingkungan dan kemiskinan rakyat.
2. Meningkatnya konflik sosial dan politik di Indonesia, yang disebabkan
oleh kebijakan pemerintahan langsung yang mengabaikan hak-hak dan
adat-istiadat rakyat Indonesia. Beberapa contoh konflik yang terjadi pada
masa ini adalah Pembantaian Palembang (1819), Pembunuhan Sultan
Pontianak (1823), dan Pembubaran Keraton Yogyakarta (1812). Konflik
ini menimbulkan ketegangan dan kekerasan antara rakyat Indonesia dan
pemerintah Inggris.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kedatanngan Bangsa Barat ke Nusantara melalui doroangan perkembangan
Merkantilisme yaitu kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan memupuk
hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan untuk negara itu sendiri. Berkembangnya Revolusi industri yaitu pergantian
atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikejakan oleh
tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin. Selain itu, kedatangan Bangsa Barat di
dorong oleh semangat Tiga G (Gold, Glory, Gospel).
Masuknya Bangsa Barat pertama kali ke Nusantara yaitu bangsa Portugis melakukan
ekspedisi penjelajahan ke malaka pada 1511. Bangsa Spanyol sampai di kepulauan
Maluku pada 1521. Bangsa Belanda sampai di pelabuhan Banten melalui selat malaka
yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman pada 1596. Pemerintahan Hindia Belanda
diambil alih oleh Perancis. Herman Willem Daendeles diutus oleh Napoleon untuk
menjadi Gubernur yang menjabat di Batavia dengan tugas utama yaitu mempertahankan
pulau jawa dari serangan inggris. Kedatangan Bangsa Inggris pada 1811, pada masa
kekuasaan inggris terjadi perubahan yaitu dihapusnya sistem tanam paksa yang diterpkan
oleh Belanda, dihapusnya sistem monopoli perdagangan, dihapusnya sistem
pemertintahan feodal, pada masa pemerintahan Raffles mendukung perkembangan
pendidikan rakyat dengan mendirikan sekolah-sekolah.

B. SARAN
Mengingat dalam penyusunan Makalah ini, kami selaku penyusunan masih memiliki
banyak sekali kekurangan. Maka dengan rendah hati kami meminta Bapak dosen dan
teman-teman untuk berkenan memberikan sarannya guna menambah pengetahuan kami.
Khususnya selaku penyusun dan kita semua umumnya dalam mendalami salah satu
materi Mata Kuliah Sejarah Indonesia Madya yaitu tentang Awal Kedatangan Bangsa
Barat.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. DR. AMAN, M.PD (Buku Indonesia Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme, 2014)
2. https://an-nur.ac.id/blog/perkembangan-kolonialisme-inggris-di-indonesia-1811-
1816.html
3. https://idsejarah.net/2016/08/penjajahan-perancis-di-indonesia.html
4. (Ulilrahmah, 16 Oktober 2022)https://medium.com/@ulilrahmah230604/ekspedisi-besar-
portugis-ke-maluku-1512-1605-591cafe30e83

18

Anda mungkin juga menyukai