Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN BAHAN AJAR I

Daya Tarik Indonesia bagi Bangsa-Bangsa Barat

A. LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA

Latar belakang dari kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah adanya keinginan berdagang,
menjelajahi daerah baru dan berpetualang, serta menyebarkan agama. Bangsa Eropa memang
terkenal sebagai bangsa penjajah, terutama dalam menemukan daerah-daerah baru.

a. Daya Tarik Indonesia bagi Bangsa Barat


Bangsa Eropa yang datang ke Asia biasanya ingin berdagang, menjelajah daerah baru, dan
menyebarkan agama. Barang dagangan yang mereka incar adalah rempah-rempah, seperti lada,
pala, dan cengkeh. Pala dan cengkeh tersebut sebagian besar tumbuh subur di Maluku,
sedangkan lada terdapat di Banten.

b. Motivasi 3G (Gold, Glory, dan Gospel)


Sistem politik suatu negara yang bertujuan menjajah negara lain untuk kekuasaan dan
keuntungan imperialisme. Imperialisme terbagi menjadi dua, yaitu imperialisme kuno dan
imperialisme modern. Dalam imperialisme kuno, penguasaan daerah baru bertujuan untuk
mendapatkan 3G, yaitu gold (emas atau kekayaan), glory (kekuasaan atau kejayaan bangsa),
dan gospel (menyebarkan ajaran agama). Imperialisme kuno terjadi sebelum Revolusi Industri di
Inggris sekitar tahun 1870-an. Sedangkan imperialisme modern muncul setelah Revolusi
Industri. Tujuan negara-negara Eropa melakukan imperialisme tersebut adalah :
1. Mendapatkan daerah pemasaran hasil industri.
2. Memiliki daerah penghasil bahan mentah atau bahan baku.
3. Mendapatkan daerah penanaman modal. 
Dalam prakteknya imperialisme bertujuan untuk menguasai negara lain sebagai sumber
penghasilan bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.

B. KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA

1. Bangsa Portugis

Portugis dan Spanyol merupakan bangsa pertama yang melakukan ekspedisi mencari rute
langsung ke Indonesia. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Belanda, dan Prancis, baru
melakukan ekspedisi setelah Portugis dan Spanyol menemukan jalan ke Indonesia. Pada tahun
1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque berhasil menaklukkan
Malaka. Keberhasilan menaklukkan Malaka membuat Portugis dapat mengendalikan jalur
perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1522, Afonso de Albuquerque menuju Maluku yang
mana mendapat sambutan baik dari Raja Ternate, Terbukti Raja Ternate memperkenankan
Portugis untuk berdagang dan membangun benteng Sao Paulo di Ternate.

2. Bangsa Spanyol

Ferdinand Magellan, dipilih oleh Raja Charles I dari Spanyol untuk mencari jalur menuju
Kepulaun Maluku, yang dikenal juga dengan nama kepulauan rempah-rempah (Spice Island).
Pada tahun 1519, Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik yang kemudian sampai di
Filipina. Namun Magellan terbunuh di Filipina saat mencoba mengatasi perang antar suku di
Cebu. Sebastian Elcano kemudian menggantikannya. Ekspedisi tersebut akhirnya sampai di
Kepulauan Maluku pada bulan November 1521. Mereka singgah di Tidore dan bertemu dengan
Sultan Tidore. Kondisi tersebut menyebabkan pertentangan antara Portugis dan Spanyol karena
kedua negara tersebut mengklaim bahwa Kepulauan Maluku sebagai milik mereka. 

Selanjutnya, perselisihan kedua negara tersebut selesai melalui Perjanjian Saragosa (1529). Hasil
perjanjian tersebut menyatakan bahwa Portugis menguasai Kepulauan Maluku dan Spanyol
menguasai Filipina

3. Bangsa Inggris

Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish.
Dengan mengikuti jalur yang dilalui oleh Magellan, pada tahun 1577 Francis Drake berlayar ke
Indonesia. Kemudian ia singgah di Maluku, Sulawesi, dan Jawa. Armadanya berhasil membawa
rempah-rempah dari Ternate dan Kembali ke Inggris lewat Samudra Hindia.Selanjutnya pada
tahun 1586 Thomas Cavendish juga melakukan perjalanan dengan mengikuti jalur yang sama. Di
tahun 1682, Belanda berhasil mengusir Inggris dari Banten dan merebut perdagangan lada. Pada
akhir abad ke-17, Inggris telah terusir dari berbagai wilayah di Indonesia. Inggris akhirnya
memusatkan aktivitas perdagangannya di India.

4. Bangsa Belanda

Ekspedisi Belanda pertama ke Indonesia terjadi pada tahun 1595 dengan Cornelis de Houtman
sebagai pemimpinnya. Mereka mengarungi Samudra Hindia dan masuk ke Indonesia melalui
Selat Sunda, lalu tiba di Banten pada tahun 1596. Sikap kasar dari Belanda membuat rakyat
Banten tidak menerima kedatangan mereka.

Selanjutnya Belanda datang lagi pada tahun 1598 di bawah pimpinan Jacob Corneliszoon van
Neck dan mencapai kepulauan Maluku. Ekspedisi kali ini berhasil membawa rempah-rempah
dan memberikan keuntungan yang besar. Selanjutnya banyak armada Belanda berdatangan ke
Indonesia. Pada tahun 1602 dibentuk VOC (vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau
Persekutuan Dagang Hindia Timur yang dipimpin oleh Heeren XVII (Dewan Tujuh Belas).
Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak
istimewa ke VOC, yaitu hak monopoli dagang, hak membuat dan mencetak uang, hak
membentuk tentara, hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjian, dan hak mendirikan
benteng pertahanan.

Selanjutnya, di bawah Jan Pieterszoon Coen sebagai gubernur jenderal (1619-1623), VOC
menetapkan Jayakarta (Batavia) sebagai markas besar dan pusat perniagaan VOC. Hal tersebut
membuat Belanda dapat menguasai beberapa daerah lain di Indonesia seperti Makasar, Banten,
dan lain sebagainya.
LAMPIRAN BAHAN AJAR II

Motivasi 3G (Gold, Gospel, dan Glory) dan Revolusi Industri

A. Motivasi 3G Gold, Gospel, dan Glory


Gold, Gospel, Glory merupakan motivasi Bangsa-bangsa Barat melakukan penjelajahan
samudra. Terkenal dengan sebutan 3G karena memang semboyan tersebut berawalan dengan
huruf “G”, yakni Gold, Glory, dan Gospel. Apa yang dimaksud dengan Gold, Glory, dan
Gospel? Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan
bahwa tujuan bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk mencari kekayaan.

Itulah yang membuat mereka melakukan ekspedisi dan penjelajahan. Glory bermakna kejayaan
bangsa. Gospel adalah keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama
Nasrani khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Ilmu
Pengetahuan Sosial 199 Wawasan Terdapat dua bentuk imperialisme, yakni imperialisme kuno
dan imperialisme modern. a. Imperialisme kuno ancient imperialism adalah imperialisme yang
berkembang pada masa sebelum Revolusi Industri dengan semboyan Gold, Gospel, and Glory
Kekayaan,

Penyebaran Agama, dan Kejayaan. Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama,
mendapatkan kekayaan, dan menambah kejayaannya. Negara pelopornya adalah Spanyol dan
Portugal. Kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia pada masa awal seperti Portugis,
Spanyol, dan Belanda, adalah bentuk imperialisme kuno. Fungsi tanah jajahan pada masa
tersebut adalah untuk dikeruk keuntungannya. b. Imperialisme modern modern imperialism
bertujuan memperoleh kemajuan ekonomi.

Timbul sesudah Revolusi Industri dalam rangka mencari bahan mentah yang banyak dan pasar
yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-
hasil industri, kemudian juga sebagai tempat penanaman modal bagi kapital surplus. Adapun di
Indonesia, imperialisme modern berkembang setelah tahun 1870, pasca kebijakan Politik Pintu
Terbuka. Politik Pintu Terbuka memberikan hak kepada kaum pribumi untuk memiliki dan
menyewakan tanah kepada pengusaha swasta.

Pengusaha dapat menyewa tanah dari Gubernemen dalam jangka waktu 75 tahun. Sejak tahun
1870, Indonesia menjadi negeri bahan-bahan mentah untuk pabrik Eropa. Indonesia juga menjadi
negeri tempat menjual hasil produksi dan tempat penanaman modal asing. Sejak saat itu,
Indonesia dibuka untuk kepentingan modal asing. Politik ini disebut Politik Pintu Terbuka.
Banyak negara menanamkan modalnya, seperti Belanda, Inggris, Amerika, Jepang, Belgia, dan
masih banyak lagi. Dengan demikian, imperialisme Indonesia telah bersifat internasional. Modal
asing terutama ditanamkan dan dikembangkan dalam sektor pertanian, karet, teh, tembakau,
kopi, dan pertambangan minyak bumi.
B. Revolusi Industri
Revolusi industri merupakan salah satu pendorong imperialisme modern. Sudah sangat lama
bangsa-bangsa Eropa mengetahui Nusantara Indonesia sebagai sumber rempah-rempah. Bahkan
sebelum Masehi. Mengapa mereka tidak mencari 200 Kelas VIII SMPMTs sendiri ke Indonesia?
Pada masa tersebut, mereka masih kesulitan terutama masalah transportasi, kondisi politik, dan
keamanan.

Revolusi Industri yang terjadi sekitar tahun 1750-1850 merupakan salah satu pendorong
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Apa yang dimaksud dengan Revolusi Industri?
Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi
barang dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin.
Penggunaan mesin dalam industri menjadikan produksi lebih eisien, ongkos produksi dapat
ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat.

Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku


yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk menjual hasil-hasil
industrinya. Salah satu pengaruh Revolusi Industri yang sangat terasa adalah dalam kegiatan
transportasi. Penemuan mesin uap yang dapat dijadikan mesin penggerak perahu merupakan
teknologi baru pada masa tersebut.

Perahu dengan mesin uap merupakan penemuan sangat penting yang mendorong penjelajahan
bangsa-bangsa Barat. Penggunaan mesin uap dapat memperpendek waktu perjalanan. Selain
penemuan mesin uap, Revolusi Industri didukung berbagai penemuan lain, seperti kompas,
mesin pemintal, dan sebagainya. Penemuan-penemuan tersebut memicu bangsa- bangsa Barat
untuk melakukan berbagai petualangan.
LAMPIRAN BAHAN AJAR III

Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia

a. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku

Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis.
Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat
Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka
pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka dan
Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512,
bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan
Fransisco Serao.

b. Ekspedisi Bangsa Inggris

Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579. Di
Ternate, mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Rombongan Francis
Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan mendarat di
Inggris pada tahun 1580.
Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa keuntungan
melimpah. Selain mendapatkan rempah-rempah, penjelajahan bangsa Inggris ke Dunia Timur
juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga ingin merebut wilayah
Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia direncanakan oleh Inggris tidak
hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga dijadikan sebagai wilayah kekuasaan
politik.
Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik Inggris
di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan adanya kekacauan
yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta sedang berselisih dengan
Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC. Penguasa Jayakarta yang menyadari
kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC .
Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan segera melancarkan serangan balasan ke pusat
pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan
kepada Inggris untuk menghadapi serangan VOC.
Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah
perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris.
Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil
melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya
peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu
hari, karena pada hari berikutnya VOC berhasil merebut Jayakarta.
Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama
tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang
utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin
perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokadi VOC di Banten.
c. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)

Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun


1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah
timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten
melalui Selat Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan
banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger
(penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di
Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena
VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu,
Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka.
Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk
mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran
Jayawikarta juga memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini
membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk
memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC
dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah
yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC
menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC
diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat
kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak
monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada
perjalanan sejarah selanjutnya.

d. Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia

Pada tahun (1521-1529) sekitar 8 tahun tersebut Bangsa Eropa berada di nusantara. Bangsa


Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai
kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah
itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di
sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang
terlibat persaingan ekonomi dalam perdagangan rempah-rempah sehingga kesultanan Tidore
membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan
Bangsa Portugis.
Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal
tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang
akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut.
Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun
1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus
Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli
ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis
sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah
Maluku merupakan kekuasaannya.
Untuk menyelesaikan konflik tersebut Portugis melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol
pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani
pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke
arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa
Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494.
LAMPIRAN BAHAN AJAR IV

Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa

Setelah VOC dinyatakan bubar, kekuasaan VOC kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia
Belanda. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi koloni Belanda di Indonesia. Perubahan
politik yang terjadi di Belanda, merupakan pengaruh revolusi yang dikendalikan oleh Prancis.
Dalam revolusi tersebut, kekuasaan raja Willem V runtuh, dan berdirilah Republik Bataaf. Tidak
lama kemudian Republik Bataaf juga dibubarkan dan Belanda dijadikan kerajaan di bawah
pengaruh Prancis, sebagai rajanya adalah Louis Napoleon.

Pada tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon kemudian mengirim Herman Willem Daendels
sebagai gubernur jenderal dengan tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari ancaman
Inggris. Juga diberi tugas mengatur pemerintahan di Indonesia. Pada tanggal 15 Januari 1808
Daendels menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah menguasai daerah
kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda. Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah
yang ditempuh Daendels, antara lain sebagai berikut. 
a. Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
b. Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
c. Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.
d. Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang ± 1.100 km. 

Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut Daendels menerapkan sistem kerja paksa
(rodi). Selain menerapkan kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk
mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).
b. Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah Belanda dengan harga
murah (verplichte leverantie) 
c. Melaksanakan (Preanger Stelsel), yaitu kewajiban yang dibebankan kepada rakyat Priangan
untuk menanam kopi.
d. Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti kepada Han Ti Ko seorang
pengusaha Cina.

Kebijakan yang diambil Daendels sangat berkaitan dengan tugas utamanya yaitu untuk
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Berikut kebijakan-kebijakan yang
diberlakukan Daendels terhadap kehidupan rakyat.
a. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan kegiatan
perdagangan.
b. Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang burung.
c. Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membangun ketentaraan dengan melatih orang-
orang pribumi.
LAMPIRAN BAHAN AJAR IV

Pengaruh Sistem Sewa Tanah

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu pusat pengetahuan yang menyimpan berbagai jenis
tanaman. Tahukah kalian bahwa kebun raya tersebut sudah dibangun sejak awal abad XIX?
Kebun Raya Bogor merupakan salah satu bukti pengaruh kekuasaan Inggris di Indonesia.
Bagaimana Inggris dapat menguasai Indonesia?
Pada masa tersebut meletus perang di Eropa antara Prancis dan Belanda. Willem V dari negeri
Belanda berhasil lolos dari serangan Prancis dan melarikan diri ke Inggris. Willem V kemudian
mengeluarkan maklumat yang memerintahkan para pejabat jajahan Belanda menyerahkan
wilayahnya kepada Inggris. Maklumat ini dimaksudkan agar jajahan Belanda tidak jatuh ke
tangan Prancis. Saat Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord Minto membagi
daerah jajahan Hindia Belanda menjadi empat gubernement, yakni Malaka, Sumatra, Jawa, dan
Maluku. Lord Minto selanjutnya menyerahkan tanggung jawab kekuasaan atas seluruh wilayah
itu kepada Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau landrent-system
atau landelijk stelsel. Sistem tersebut memiliki ketentuan, antara lain sebagai berikut.
1. Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
2. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
3. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
4. Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.

Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut dianggap memiliki banyak kelemahan sehingga gagal
diterapkan di Indonesia. Beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan sistem sewa tanah adalah
sebagai berikut.
1. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat
memiliki tanah yang sama.
2. Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.
3. Keterbatasan jumlah pegawai.
4. Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
Sistem sewa tanah diberlakukan terhadap daerah-daerah di Pulau Jawa, kecuali daerah-daerah
Batavia dan Parahyangan. Daerah-daerah Batavia umumnya telah menjadi milik swasta dan
daerah-daerah Parahyangan merupakan daerah wajib tanaman kopi yang memberikan
keuntungan besar kepada pemerintah.
Tindakan yang dilakukan oleh Raffles berikutnya adalah membagi wilayah Jawa menjadi 16
daerah karesidenan. Hal ini mengandung maksud untuk mempermudah pemerintah melakukan
pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasai. Setiap karesidenan dikepalai oleh seorang
residen dan dibantu oleh asisten residen.
Di samping itu Thomas Stamford Raffles juga memberi sumbangan positif bagi Indonesia yaitu:
1. membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pengadilan Inggris,
2. menulis buku yang berjudul History of Java,
3. menemukan bunga Rafflesia-arnoldii, dan
4. merintis adanya Kebun Raya Bogor.
Perubahan politik yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahan Raffles di Indonesia. Pada
tahun 1814, Napoleon Bonaparte akhirnya menyerah kepada Inggris. Belanda lepas dari kendali
Prancis. Hubungan antara Belanda dan Inggris sebenarnya akur, dan mereka mengadakan
pertemuan di London, Inggris. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam
Convention of London 1814. Isinya Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu
direbut Inggris. Status Indonesia dikembalikan sebagaimana dulu sebelum perang, yaitu di
bawah kekuasaan Belanda.
LAMPIRAN BAHAN AJAR VI

Pengaruh Monopoli dalam Perdagangan

Cengkih merupakan salah satu hasil utama masyarakat Maluku. Hasil perkebunan tersebut
merupakan tanaman ekspor yang sangat dibutuhkan masyarakat Eropa. Perusahaan dagang
Belanda VOC berusaha menguasai perdagangan tersebut. Rakyat hanya diperbolehkan menjual
hasil perkebunan tersebut kepada VOC. Para pedagang lain tidak diperbolehkan membeli hasil
perkebunan dari rakyat tersebut. VOC telah melakukan penguasaan perdagangan di Maluku, atau
disebut praktik monopoli.
Itulah praktik monopoli yang dijalankan oleh VOC. mereka membeli hasil perkebunan rakyat
dengan harga yang sangat rendah. Petani tidak bisa bebas menjual kepada pedagang lain.
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia.
Hubungan perdagangan tersebut kemudian berubah menjadi hubungan penguasaan atau
penjajahan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih dari sekedar jual beli. Itulah
yang memicu kekecewaan, kebencian, dan perlawanan fisik.
Pada awalnya, VOC meminta keistimewaan hak-hak dagang. Akan tetapi, dalam
perkembangannya menjadi penguasaan pasar (monopoli). VOC menekan para raja untuk
memberikan kebijakan perdagangan hanya dengan VOC. Akhirnya, VOC bukan hanya
menguasai daerah perdagangan, tetapi juga menguasai politik atau pemerintahan.
Kalian tentu sering mendengar istilah monopoli. Apakah yang disebut
monopoli? Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.
Bagaimanakah dampak monopoli? Bagi pelaku perusahaan, monopoli sangat menguntungkan
karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual. Sebagai contoh, pada saat
melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia, VOC membuat perjanjian dengan kerajaan-
kerajaan di Indonesia. Isinya, setiap kerajaan hanya mengizinkan rakyat menjual hasil bumi
kepada VOC. Karena produsen sudah dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual,
harganya sangat turun. Sebaliknya, VOC menjualnya kembali ke Eropa dengan harga yang
sangat tinggi.
VOC memang dibentuk dengan tujuan untuk menghindari persaingan diantara perusahaan
dagang Belanda dan memperkuat diri agar dapat bersaing dengan perusahaan dagang dari hegara
lain, seperti Portugis dan Inggris. Oleh pemerintah Kerajaan Belanda, VOC diberi hak-hak
istimewa yang dikenal dengan nama hak Oktroi, seperti:
1. Hak mencetak uang.
2. Hak memiliki angkatan perang.
3. Hak memerintah daerah yang diduduki.
4. Hak melakukan perjanjian dengan raja-raja.
5. Hak memonopoli perdagangan rempah-rempah.
6. Hak mendirikan benteng.
Dengan adanya hak oktroi tersebut Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk
menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu
domba atau dikenal devide et impera. Siapa yang diadu domba? Adu domba yang dilakukan
Belanda dapat terjadi terhadap kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, atau antarpejabat
kerajaan. Apa tujuan Belanda melakukan adu domba?
Belanda berharap akan terjadi permusuhan antarbangsa Indonesia, sehingga terjadi perang
antarkerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik internal yang terjadi di kerajaan. Pada saat
terjadi perang antarkerajaan, Belanda mendukung salah satu kerajaan yang berperang. Demikian
halnya saat terjadi konflik di dalam kerajaan, Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah
pihak yang didukung Belanda menang, Belanda akan meminta balas jasa.
Seusai perang, Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan atau
penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat
menderita. Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli, rakyat tidak memiliki kebebasan
menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil bumi hanya kepada VOC. VOC
dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat Indonesia dengan harga yang sangat rendah.
Padahal apabila rakyat menjual kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi.
Untuk meluaskan kekuasaan, VOC mempersiapkan penguasaan dengan cara perang (militer).
Beberapa gubernur jenderal, seperti Antonio van Diemon (1635-1645, Johan Maatsuyeker
(1653-1678), Rijklof van Goens (1678-1681), Cornellis Janzoon Speelman (1681-1684),
merupakan tokoh-tokoh peletak dasar politik ekspansi VOC.
VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan yang
kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya, tanggal 13 Desember 1799,
VOC dibubarkan. Mulai tanggal 1 Januari 1800, Indonesia menjadi jajahan Pemerintah Belanda,
atau sering disebut masa Pemerintahan Hindia Belanda. Mulai periode inilah Belanda secara
resmi menjalankan pemerintahan kolonial dalam arti yang sebenarnya.

Berikut ini kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia.


1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan.
2. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Untuk memperkuat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
4. Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.
5. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke
Jayakarta (Batavia).
6. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten).
7. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.
8. Adanya verplichte leverantie (penyerahan wajib) dan Prianger stelsel (sistem Priangan).
Berikut ini pengaruh kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia.
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh
VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di
bawah kendali VOC.
3. Hak oktroi (istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan
menderita.
4. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika
perjanjian, dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam).
5. Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan,
dan pembunuhan.
6. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber
penghasilan yang bisa berlebih.

Anda mungkin juga menyukai