Anda di halaman 1dari 13

PROSES SEDIMENTASI DI TELUK SAMPIT, KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR

KALIMANTAN TENGAH DALAM KAITANNYA DENGAN ALUR PELAYARAN


KE PELABUHAN SAMPIT

Oleh :

I Wayan Lugra, IKG Aryawan dan L. Arifin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174

Diterima :28-10-2008; Disetujui : 27-04-2009

SARI

Teluk Sampit adalah tempat bermuaranya Sungai Mentaya yang merupakan akses menuju ke
pelabuhan Sampit sebagai pelabuhan utama di propinsi Kalimantan Tengah. Masalah utama yang
terjadi di alur pelayaran adalah sedimentasi yang cukup tinggi yang dibawa oleh daerah aliran sungai
yang bermuara di Teluk Sampit.
Proses sedimentasi dan pembentukan pantai yang terjadi di teluk Sampit sangat dipengaruhi
sistem arus sungai, pasang surut dan energi gelombang, serta pasokan sedimen dari sungai-sungai.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sedimentasi yang paling tinggi terjadi di daerah barat bagian
dalam teluk yang terlindung oleh spit Ujung Pandaran, dimana jenis pantainya berbakau. Di bagian
timur proses sedimentasi relatif lebih kecil karena garis pantai terbuka terhadap Laut Jawa sehingga
pengaruh energi gelombang dan pasang surut cukup tinggi. Endapan pantai ini berupa sedimen pasir
yang mengindikasikan diendapkan pada lingkungan energi tinggi. Proses pembentukan Spit Ujung
Pandaran murni oleh proses marin yaitu gelombang, pasang surut dan arus memanjang pantai,
dimana pasokan sedimen dari hasil pelapukan dan abrasi Formasi Pembuang yang terletak di sebelah
barat bagian luar. Spit ini sangat berpengaruh terhadap lebar mulut teluk dan pendangkalan di teluk.
Morfologi permukaan dasar laut teluk Sampit menunjukan hal yang tidak lazim, dimana di bagian
tengah ada lekukan yang memiliki kedalaman sampai dengan 18 meter, hal ini dapat ditafsirkan bahwa
pernah dilakukan pengerukan di mulut teluk untuk keamanan navigasi.
Untuk menjaga keamanan navigasi di teluk Sampit agar dapat dilayari maka harus dilakukan
pengerukan secara berkala.
Kata Kunci : sedimentasi, morfologi permukaan dasar laut, pengerukan, Teluk Sampit

ABSTRACT

Sampit Bay is the place of Mentaya estuary as an access to the main Sampit Harbour in the Central
Kalimantan Province. The main problem for the access is high of sedimentation transported by many
rivers into the Sampit Bay.
Sedimentation process and beach forming in Sampit Bay are influenced by current river system,
tide, wave energy and sedimentary supply from the rivers. From the field investigation indicate that high
rate of sedimentation occur in western part of the inner bay, due to the bay is protected by Ujung
Pandaran Spit, where mangrove is dominated in that beach. In the eastern part, the sedimentation rate
is relatively small, because the coast line is open to the Java Sea, so that the influence of wave and tide
energy is relatively high. This coastal deposit is represented by sand so that the sediment was deposited in

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
45
high energy environment. The formation of Spit Ujung Pandaran is pure by marine procceses such as
tide, wave, longshore current, where the sedimentary supply from weathered and erotion of Pembuang
Formation, which is located in the west off Ujung Pandaran Capé. The spit can influenced to the wide of
the bay and high rate sedimentation at the bay.
The sea floor morphology of the Sampit Bay is not common, where in the central of the bay, we found
a small basin with 18 meters depth, this fact is interpreted that the basin had been dredged in the mouth
of the bay for safety navigation.
For safety navigation in the Sampit Bay, it is consequently must be dredged regularly.
Key words : sedimentation, morphology of the sea floor, dredged, the Sampit Bay

PENDAHULUAN Latar belakang


Sungai Mentaya merupakan salah satu Pelabuhan Sampit saat ini termasuk
sungai terbesar di Kalimantan Tengah yang Pelabuhan Golongan Trunk Port Katagori II,
bermuara di Teluk Sampit dan merupakan salah dimana arus volume barang komoditi ekspor dari
satu gerbang masuk melalui laut, sehingga tahun ke tahun meningkat 3,3 %/tahun,
menjadikan Teluk Sampit memiliki arti yang sedangkan volume arus barang dalam negeri
sangat strategis dan berpotensi untuk atau antar pulau khusus bongkar tingkat
dikembangkan (Lugra drr., 1997). Teluk Sampit pertumbuhan pertahunnya 9,18 % dan arus
yang terletak sekitar 80 km dari Kota Sampit kunjungan kapal rakyat meningkat sangat pesat
sebagai ibu kota Kabupaten Kota Waringin yaitu 27,13%/tahunnya. Mengingat
Timur dapat di capai melalui jalan darat dengan kecenderungan peningkatan penggunaan
waktu sekitar 2 jam, dan juga bisa dicapai pelabuhan Sampit dari tahun ke tahun, maka di
melalui Sungai Mentaya dengan waktu tempuh masa yang akan datang Pelabuhan Sampit akan
sekitar 5 jam. Fenomena geologi yang dapat mengalami permasalahan untuk dapat
dijumpai di Teluk Sampit adalah spit di Ujung memberikan pelayanan terbaik bagi para
Pandaran, dimana arah dari spit tersebut pengguna jasa pelabuhan tersebut.
berubah sesuai dengan musim. Sehubungan dengan hal tersebut maka
Disamping itu Teluk Sampit juga dipakai sangat perlu diantisipasi proses sedimentasi
sebagai tempat lego jangkar kapal-kapal sambil yang terjadi di Teluk Sampit sehingga tidak
menunggu saat yang tepat untuk memasuki menganggu alur tranportasi kapal-kapal yang
Sungai Mentaya menuju Pelabuhan Sampit. Ada akan memasuki pelabuhan Sampit. Saat ini
kendala yang cukup besar bila kapal-kapal masalah utama yang terjadi di alur pelayaran
bertonase tinggi akan memasuki pelabuhan menuju Pelabuhan Sampit adalah sedimentasi
Sampit yaitu alur pelayaran yang sempit, proses yang terus berlangsung semakin hari semakin
sedimentasi yang tinggi sehingga alur pelayaran tinggi dimana pada akhirnya akan mengganggu
dangkal serta menunggu saat pasang laut alur pelayaran menuju Pelabuhan Sampit.
maksimum untuk memasuki Sungai Mentaya Kondisi yang baik bagi suatu alur pelayaran
menuju ke Pelabuhan Sampit dari arah laut. adalah tidak terdapatnya daerah yang mengalami
Secara geografis daerah telitian terletak akresi maupun erosi atau dengan kata lain
pada koordinat 112O 54’-113O 21’ Bujur Timur terjadi proses akresi dan erosi yang berimbang
sehingga sisi alur pelayaran relatif stabil. Untuk
dan 03O 00’ – 03O 15’ Lintang Selatan yang
itu sangat perlu diketahui secara lebih seksama
termasuk ke dalam Wilayah Administratif
proses sedimentasi yang terjadi di alur pelayaran
Kecamatan Samuda, Kabupaten Kota Waringin
agar alur pelayaran menjadi aman dilalui oleh
Timur.
kapal. Idealnya sisi alur pelayaran terlindungi
Maksud dari telitian ini adalah untuk
secara alamiah yaitu mekanisme perlindungan
mendapatkan data dasar geologi dan geofisika
pantai secara alamiah seperti pantai berpasir,
kelautan. Sedangkan tujuan adalah mengetahui
pantai berkarang, pantai berlumpur dan
masalah sedimentasi di Teluk Sampit, kaitannya
berbakau (Nur Yuwono, 1992.
dengan alur pelayaran menuju Pelabuhan
Menyimak permasalahan sedimentasi yang
Sampit.
menjadi kendala utama dalam alur pelayaran di
Teluk Sampit menuju pelabuhan Sampit maka

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


46 Volume 7, No. 1, April 2009
Puslitbang Geologi Kelautan sebagai instansi pantai dan tersingkap dengan jelas di tepi pantai
yang melakukan kegiatan penelitian geologi di sebelah timur sungai Kakap.
kelautan ingin memberikan kontribusi tentang
proses sedimentasi yang terjadi di Teluk Sampit METODE
kaitannya dengan alur pelayaran menuju Pemetaan karakteristik pantai dilakukan
Pelabuhan Sampit. sepanjang pantai daerah selidikan. Unsur-unsur
yang dipetakan mengacu kepada Klasifikasi
GEOLOGI Dolan, et al. (1975) yang meliputi geologi
Geologi daerah penelitian termasuk (litologi), morfologi (relief) karakter garis pantai
kedalam Peta Geologi Lembar Kuala Pembuang, (shoreline character) serta proses dominan yang
Kalimantan Tengah yang disusun oleh Soetrisno terjadi.
dkk (1995) seperti yang terlihat pada gambar 1, Pengambilan percontoh sedimen pantai dan
yang terdiri dari 5 satuan sebagai berikut : permukaan dasar laut dengan kisi yang telah
Endapan pantai (Qap) tersusun oleh pasir, ditentukan agar diperoleh hasil yang
lanau, dan sedikit lempung. Pasir kuarsa lepas representatif untuk seluruh daerah selidikan.
berwarna putih kekuningan, berbutir halus- Pengambilan contoh menggunakan alat penginti
sedang tak berlapis, setempat ditemukan sisa comot (grab sampler). Sedangkan analisis besar
organik laut. Endapan ini membentuk morfologi butir dilakukan untuk mengetahui tekstur serta
gumuk pasir memanjang sejajar pantai dengan parameter statistik sedimen sebagai acuan
tebal diperkirakan 2 meter. Satuan endapan ini untuk mengatahui jenis sedimen permukaan
menempati pesisir bagian timur daerah dasar laut yang disajikan dalam bentuk peta
penelitian dan ujung Pandaran (spit) di bagian sebaran sedimen permukaan dasar laut.
sebelah barat mulut teluk. Pemetaan morfologi (pemeruman) dasar
Endapan Sungai (Qas) terdiri atas krikil, laut memakai Echosounder Raytheon 200KHz
pasir lanau, lempung dan lumpur mengandung dengan kisi lintasan yang mencakup seluruh
sisa organik darat. Satuan endapan ini terdapat daerah selidikan dima luarannya berupa peta
dibagian timur teluk di sekitar daerah aliran batimetri. Seluruh penentuan posisi dilakukan
sungai Katingan. dengan GPS Magellan M500Pro.
Endapan Rawa (Qar) terdiri dari gambut, Pengamatan Pasang Surut selama 15 hari
lanau, lempung dan lumpur. Gambut berwarna untuk mengetahui type pasang surut dan
coklat hitam, tidak kompak umumnya terlihat koreksi terhadap pembuatan peta batimetri
bekas tumbuhan. Satuan endapan ini terdapat di Pengamatan trayektori untuk mengetahui
bagian barat teluk serta sebelah timur mulut pola arus pada 3 lokasi kedalaman yaitu arus
muara Sungai Mentaya. permukaan, (0,2d), arus kedalaman menengah
Endapan Klastika Tidak Terpisahkan terdiri (0,5d) dan kedalaman terdalam (0,8d) dimana d
dari pasir, lanau, lempung dan gambut. Pasir adalah kedalaman laut.
berbutir halus-kasar umumnya terdiri dari
kuarsa, feldspar dan biotit, berwarna coklat HASIL PENELITIAN
terang, tidak berlapis, setempat dijumpai
Karakteristik Pantai
konglomerat. Lanau, lempung dan lumpur
Berdasarkan penciri utama geologi,
umumnya berwarna kelabu. Satuan ini dijumpai
morfologi dan karakteristik pantai daerah
di sebelah timur laut daerah penelitian.
telitian dapat diklasifikasikan ke dalam 4 jenis
Formasi Pembuang (Qtp) tersusun oleh
pantai seperti terlihat pada Gambar 2 yaitu :
batupasir karbonat, konglomerat, lanau,
lempung dan gambut. Batupasir karbonat Pantai Bertebing (Jenis I)
berbutir kasar-sedang berkomposisi kuarsa, K Pantai jenis ini terletak di ujung barat
Felspar, karbon dan biotit. Konglomerat disusun daerah telitian hingga bagian barat Ujung
oleh kuarsa, kalsit dan batupasir. Batupasir Pandaran sekitar 15 % dari seluruh panjang
kurang padu, berbutir halus-sedang. Formasi ini pantai daerah telitian. Jenis batuan penyusun
diperkirakan berumur kurang lebih 45.000 tahun pantainya didominasi oleh pasir dari Formasi
(Plistosen Akhir). Formasi ini menempati bagian Kuala Pembuang yang tersingkap secara baik di
barat daerah penelitian dan tersebar sampai ke sepanjang pantai.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
47
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 7, No. 1, April 2009
Gambar 1. Peta geologi daerah penelitian (Soetrisno, dkk., 1995)

48
Gambar 2. Peta Karakteristik PantaiTeluk Sampit dan sekitarnya

Relief pantainya sedang dengan karakter Pembuang, yang kemudian diendapkan di


garis pantai bertebing, berpasir putih (kuarsa), sepanjang pantai.
kemiringan paras muka pantai 6O – 8O, lebar Pantai Berpasir (Jenis II)
paras muka pantai rata-rata lebih kurang 19 Jenis pantai ini tersebar di bagian barat daya
meter dengan vegetasi, pohon cemara, pandan daerah telitian yaitu daerah Ujung Pandaran dan
dan rumput pantai. Pantai jenis ini umumnya di bagian timur adalah daerah Pantai Setiruk dan
mengalami abrasi hal ini terlihat jelas oleh Cemeti dengan relief sedang dan menempati
banyaknya pohon cemara yang tumbang oleh hampir 25 % dari seluruh panjang pantai daerah
aksi gelombang yang menerpa pantai tersebut. telitian. Sedimen penyusun pantai ini
Terkikisnya sedimen dari Formasi Pembuang didominasi oleh endapan pasir, sedikit lanau dan
mengakibatkan terbentuknya tebing dengan lempung, karakter garis pantainya berpasir
ketinggian 2 - 8 meter. Proses dominan dalam
pembentukan pantai adalah proses marin karena putih, kemiringan 6O – 9O, lebar paras muka
pasir pantainya berasal dari abrasi Formasi pantai berkisar antara 11 – 25 meter. Vegetasi

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
49
didominasi oleh pohon cemara,
kemudian kelapa dan rumput pantai. Tabel 1. Rentang Tinggi Gelombang Wilayah Sampit
Umumnya jenis pantai ini
mengalami akresi dan proses yang Bulan Rentang Tinggi Gelombang
dominan dalam pembentukan pantai Desember - Februari 0,3 – 1,0 meter
ini adalah proses marin. Maret - Mei 0,3 – 0,7 meter
Pantai Berbakau (Jenis III) Juni - Agustus 0,5 – 1,2 meter
Jenis pantai ini terdapat di September - November 0,5 – 1,5 meter
bagian barat teluk Sampit dan di
Sumber : Pelabuhan Indonesia 1985
kanan kiri muara Sungai Mentaya
dengan relief rendah, mencakup 40
% dari panjang pantai daerah telitian. Sedimen hingga hitam, umumnya mengandung sisa
pantai ini terdiri atas endapan rawa berupa tumbuhan berukuran halus berwarna coklat.
gambut, lempung, lanau dan lumpur dengan Lumpur Pasiran
karakteristik garis pantai berhutan bakau yang Sebaran satuan endapan ini menempati
sangat lebat dengan kemiringan yang landai. bagian tenggara daerah telitian mulai dari
Pantai jenis ini umumnya adalah akresi, kedalaman 5 – 18 meter. Secara megaskopis
dibuktikan dengan banyaknya tumbuhan bakau endapan ini berwarna coklat pudar, mengandung
muda di bagian depan pantai. Proses yang mineral hitam dan sedikit fragmen cangkang
dominan dalam pembentukan pantainya adalah moluska dengan ukuran < 3 mm.
proses darat yang ditandai dengan banyaknya
material berukuran halus sampai sedang yang Pasir Lumpuran
diangkut oleh sungai-sungai yang bermuara di Satuan endapan ini mempunyai sebaran
daerah tersebut kemudian diendapkan di yang paling kecil yaitu di bagian utara daerah
sepanjang pantai. telitian, dengan pasir berbutir halus, lumpuran
berwarna coklat pudar, banyak mengandung
Pantai Berpasir dan Berbakau (Jenis IV).
muskovit dengan ukuran < 2 mm, mengandung
Jenis pantai ini terdapat di sebelah Selatan
cangkang moluska dengan ukuran pasir halus-
Desa Setiruk dan Tanjung Cemeti dengan relief
kasar.
sedang hanya 20 % dari total panjang pantai
daerah telitian. Sedimen penyusun pantai ini Pasir
terdiri atas pasir, lanau dan lempung dengan Satuan endapan ini menempati sisi barat
karakter garis pantainya berpasir saat air laut muara Sungai Mentaya, sepanjang pantai timur
surut dengan hutan bakau di belakang dan bagian barat daya daerah telitian. Sifat fisik
pantainya. Umumnya jenis pantai ini mengalami endapan pasir ini tidak sama di seluruh lokasi,
abrasi, terbukti dengan banyaknya pohon bakau terlihat dari endapan pasir yang menempati
yang tumbang akibat aksi gelombang yang bagian barat muara sungai dan di pantai timur
menghantam pantai. daerah telitian yang berbutir halus-sedang,
berwarna coklat pudar hingga coklat ke abu-
Sebaran sedimen permukaan dasar laut. abuan, mengandung kuarsa, mineral hitam,
Hasil analisis besar butir percontoh terpilah baik, berbutir menyudut tanggung
sedimen menunjukan perairan daerah telitian sampai membundar tanggung. Hal yang berbeda
ditutupi oleh 4 satuan endapan (Lugra drr, 1997), dengan di atas, bahwa jenis pasir yang
seperti terlihat pada Gambar 3 sebagai berikut : menempati bagian barat daya daerah telitian
Lumpur yakni sebelah barat hingga Ujung Pandaran,
Secara lateral satuan ini mempunyai terdiri dari pasir berukuran sedang – kasar,
sebaran yang paling luas dan menutupi daerah berwarna coklat kekuningan, banyak
selidikan mulai dari perairan dekat pantai pada mengandung kuarsa, terpilah buruk, bentuk
kedalaman 1 meter hingga perairan lepas pantai menyudut – menyudut tanggung, juga dijumpai
dengan kedalaman > 20 meter. Pemerian secara fragmen cangkang moluska. Melihat jenis
megaskopis lumpur ini berwarna coklat pudar pasirnya kemungkinan endapan tersebut
bersumber dari lapisan batupasir Formasi Kuala

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


50 Volume 7, No. 1, April 2009
Gambar 3. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
51
Pembuang yang tersingkap pada tebing Arah arus memanjang pantai (longshore
sepanjang pantai dan tererosi oleh energi current) di sebelah timur “sandrift” secara
gelombang yang menerpa pantai dan diendapkan langsung terkait dengan arah gelombang datang
di sepanjang pantai dan di laut oleh sistem arus dan sudut gelombang ke pantai. Arah arus
memanjang pantai. memanjang pantai ini pula yang menyebabkan
sandrift berkembang ke arah timur sebagai mana
Morfologi Permukaan Dasar Laut (Peta yang terjadi di Ujung Pandaran. Fakta ini
Batimetri) menunjukkan longshore current ke arah timur
Secara umum pola kontur batimetri daerah tersebut dipengaruhi oleh aksi gelombang yang
telitian mengikuti pola garis pantai dengan frekuensi datangnnya dari arah barat atau
kedalaman terendah yang dapat direkam 1 meter selatan lebih dominan.
dan terdalam 18 meter dengan selang kontur 1
meter seperti terlihat pada gambar 4. Daerah
PEMBAHASAN
terdalam terdapat di bagian tengah daerah
telitian yang menyerupai alur melensa dengan Proses geomorfik adalah semua perubahan
arah tenggara – barat laut. Kondisi ini fisik maupun kimia yang mengakibatkan
diperkirakan merupakan alur pengerukan untuk perubahan bentuk muka bumi. Perubahan yang
keamanan pelayaran. Di bagian utara tertutup ditimbulkannya dipengaruhi oleh medium alam
sedimen yang di pasok oleh sungai-sungai di yang mampu mengikis dan mengangkut material
Teluk Sampit seperti S. Sranggas, S. Lempuyang bumi yang disebut tenaga geomorfik
dan S. Cemeti, sedangkan di bagian selatannya (Thornbury, 1969). Tenaga geomorfik mencakup
tertutup oleh sedimen yang dipasok oleh tenaga aliran air, tenaga angin (eolin) tenaga
sedimen sistem arus memanjang pantai. Di gelombang, tenaga gletser dan tenaga pasang
bagian timur dan tenggara Teluk Sampit surut (tidal). Perubahan bentuk muka bumi yang
memperlihatkan kerapatan kontur yang relatif dihasilkan oleh tenaga geomorfik dapat bersifat
rapat dibandingkan dengan di bagian barat. Hal merusak (dectructional) dan bersifat
ini adalah karena kondisi geografis daerah membangun (constructional).
telitian yang bagian baratnya terlindung oleh Proses geomorfik yang bekerja di pesisir
teluk (Tanjung Ujung Pandaran) yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu faktor
mengakibatkan lingkungannya lebih tenang lingkungan (geologi) iklim, biotik dan faktor
sehingga sedimentasi terjadi secara intensif oleh oseanografi (Bird, 1994). Proses keseimbangan
pasokan sedimen dari sungai-sungai teluk antara besarnya pengiriman sedimen dari darat
tersebut. Sedangkan di bagian timur dan barat ke laut dan kegiatan tenaga geomorfik di pesisir
daya terletak pada posisi yang sangat dapat menyebabkan terjadinya perkembangan
dipengaruhi oleh musim yang sangat dinamis atau perubahan pantai jangka pendek seperti
sehingga sedimentasi yang terjadi tidak abrasi dan akresi.
seintensif seperti di bagian baratnya. Di Teluk Sampit tenaga geomorfik yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan
Gelombang pantai serta proses sedimentasi adalah pasang
Teluk Sampit sebagian besar terbuka surut, aliran sungai serta gelombang. Tenaga
terhadap hembusan angin arah barat dan geomorfik yang terjadi di Teluk Sampit ada yang
tenggara yang berhadapan dengan laut Jawa bersifat merusak (dectructional) ada juga yang
dimana kecepatan angin yang bertiup antara 5 – bersifat membangun (constructional). Tenaga
13 meter/detik dan termasuk dalam katagori yang bersifat dekstruktif dicirikan oleh adanya
lemah yang menghasilkan rentang tinggi abrasi pantai di sebelah Barat Ujung Pandaran
gelombang tidak terlalu tinggi seperti terlihat serta di pantai timur teluk pada jenis pantai tipe
pada tabel berikut : IV. Sedangkan yang bersifat konstruktif adalah
Adanya “sandrift” dalam Teluk Sampit pantai di Ujung Pandaran, pantai jenis berbakau
mengakibatkan pengaruh gelombang dari laut di bagian barat teluk dan pantai jenis berpasir di
terbuka ke Teluk Sampit berkurang, yang Tanjung Cemeti dan Sungnaranak yang terletak
mengakibatkan terjadinya penumpukan (settling) di pantai timur Teluk Sampit. Kondisi ini sangat
lumpur dalam teluk selain mengakibatkan berpengaruh terhadap proses sedimentasi yang
berkurangnya kecepatan arus. terjadi di perairan Teluk Sampit

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


52 Volume 7, No. 1, April 2009
Perairan Teluk Sampit adalah merupakan turun hujan akan terjadi banjir yang membawa
perairan semi tertutup sehingga proses sedimen dan potongan kayu sisa hasil
sedimentasi yang terjadi sangat dipengaruhi penebangan hutan yang pada akhirnya potongan
oleh energi yang tinggi dan rendah (Selley, kayu yang terbawa banjir akan terdampar di
1985). Proses dan lingkungan fisik akhir teluk Sampit.
dipengaruhi oleh sistem arus yang melahirkan Pantai berlumpur yang ditumbuhi pohon
beberapa lingkungan pengendapan yaitu bakau merupakan pelindung pantai alamiah (Nur
lingkungan dataran pantai alluvium (fluviatil Yuwono, 1992) dan terlindung oleh spit Ujung
coastal plain), lingkungan laguna (lagoon Pandaran sehingga pantai jenis tersebut
environment), lingkungan pasang surut (tide cenderung akresi.
environment), lingkungan penghalang (barrier Di bagian timur Teluk Sampit jenis
environment) dan lingkungan laut terbuka (open pantainya adalah berpasir dan berbakau dimana
sea environment). Lingkungan pengendapan garis pantainya berarah barat laut – tenggara,
yang berenergi rendah berada di daerah barat serta terbuka terhadap Laut Jawa sehingga
bagian dalam teluk sedangkan untuk lingkungan pengaruh energi laut sangat besar terhadap
berenergi tinggi berada di daerah timur teluk pembentukan pantainya. Secara teoritis jenis
dan daerah barat bagian luar teluk. pantai berpasir dan berbakau adalah jenis pantai
dengan pelindung alamiah terhadap energi laut
Karakteristik Pantai. (Nur Yuwono, 1992). Karena posisi geografis
Dari hasil pemetaan karakteristik pantai pantai tersebut terhadap arah gelombang datang
diketahui bahwa daerah barat bagian dalam dari laut Jawa maka proses sedimentasi menjadi
teluk Sampit dan mulut muara Sungai Mentaya sangat kecil walaupun ada pasokan sedimen
adalah jenis pantai berbakau hal ini relatif cukup besar dari sungai Mentaya dan
mengindikasikan bahwa pengaruh energi beberapa sungai kecil yang bermuara di bagian
gelombang maupun pasang surut tidak terlalu timur Teluk Sampit. Saat air laut “slack”
tinggi dan merupakan lingkungan yang relatif (peralihan dari pasang menuju surut atau
tenang (energi rendah) , sehingga bakau dapat sebaliknya) menuju ke pasang naik, pasokan
tumbuh dengan subur. sedimen dari Sungai Mentaya dan beberapa
Kondisi tersebut juga mengindikasikan sungai-kecil di bagian timur Teluk Sampit akan
bahwa laju sedimentasi di bagian barat teluk tertahan sementara dalam teluk sampai pasang
cukup tinggi karena beberapa hal yaitu : maksimum dan sebagian terbawa kebagian barat
Daerah daerah barat bagian dalam teluk yang terlindungi oleh spit ujung Pandaran.
terlindung oleh spit ujung Pandaran sehingga Namun pada saat laut menuju surut maka
laju pasokan sedimen dari sungai tertahan oleh sedimen yang tertahan dalam teluk akan
spit tersebut pada saat laut menuju surut. langsung bergerak sesuai dengan arus surut
Kejadian sebaliknya terjadi pada saat laut pasang terbawa ke arah laut, sebagain sedimen akan
pasokan sedimen dari Sungai Mentaya tertahan terendapkan di mulut teluk sebagian lagi
dibagian barat teluk karena arah arus pasang dari terbawa ke arah laut Jawa. Sedangkan sedimen
laut yang menuju ke utara dibelokkan oleh spit kasar berukuran pasir sebagian diendapkan di
ujung Pandaran kearah timur laut sehingga arus sekitar pantai timur teluk dan sebagian lagi
sungai Mentaya dari utara akan berbelok menuju terbawa ke arah mulut teluk dan Laut Jawa
barat daya yang mengendapkan semua sedimen seiring perubahan energi arus surut menuju
yang terbawa di pantai barat teluk. “slack” (peralihan dari pasang menuju surut
Di Bagian barat teluk Sampit bermuara atau sebaliknya). Kondisi tersebut
beberapa sungai sedang dan kecil seperti sungai mengakibatkan garis pantai di bagian timur
Seranggas, sungai Lempuyang Besar, Sungai Teluk Sampit relatif stabil kalaupun ada di
Ramba berikut anak-anak sungainya yang berapa lokasi mengalami akresi tidak terlalu
memasok sedimen dari sistem daerah aliran signifikan, demikian juga yang mengalami
sungai. Sebagaimana diketahui di hulu sungai abrasi.
sungai yang bermuara di teluk Sampit telah Pantai berpasir dan spit ujung Pandaran
terjadi perambahan hutan (illegal logging) oleh terbentuk dominan oleh proses marin di mana
pengusaha hutan tanpa ijin sehingga di saat sumber pasokan sedimen terhadap

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
53
pembentukan spit adalah dari hasil pelapukan arah laut Jawa, diendapkan pada lingkungan
dan abrasi Formasi Pembuang yang terletak di energi tinggi dan sebagai ciri khas dari jenis
sebelah barat tanjung. Pembentukan spit endapan aluvial oleh sistem estuari sungai
tersebut sangat berpengaruh terhadap proses Mentaya serta pengaruh pasang surut yang
sedimentasi di sebelah barat teluk Sampit bagian tinggi oleh letak geografis dari pantai tersebut.
luarserta banjir pantai di Desa Lempuyang. Ciri endapan estuari jelas karena jenis
Sebagian besar pendangkalan yang terjadi dalam sedimennya adalah pasir halus sampai pasir
teluk Sampit akibat spit ujung Pandaran kasar, lensa-lensa kecil kerikil yang dekat
terutama saat monsoon barat. Ujung spit akan dengan sumbernya (Dam, 1994).
bertambah panjang seiring arah arus memanjang Jenis sedimen yang diendapkan di sebelah
pantai dan proses abrasi pantai di sebelah barat selatan Ujung Pandaran adalah dipengaruhi oleh
bagian luar yang juga sebagai pemasok sedimen sistem arus memanjang pantai terutama saat
utama terhadap pembentukan spit. Sedangkan monsoon barat (proses marin) serta sumber
pada monsoon timur arah ujung spit akan endapan bersumber dari Formasi Pembuang
berubah ke arah utara karena pengaruh arus yang terabrasi oleh sistem gelombang.
memanjang pantai dari arah timur. Proses Terbentuknya spit ujung Pandaran disebabkan
sedimentasi yang terjadi di mulut Teluk Sampit oleh arah arus memanjang pantai di sebelah
secara intensif terjadi pada saat monsoon barat timur “sandrift” secara langsung terkait dengan
dengan pasokan utama dari sedimen yang arah gelombang datang dan sudut gelombang ke
terbawa oleh sistem arus memanjang pantai ke pantai. Arus memanjang pantai ke arah timur
arah mulut teluk. dipengaruhi oleh aksi gelombang dan frekuensi
dari arah barat atau selatan yang lebih dominan.
Sebaran Sedimen Permukaan dasar Laut. Arus memanjang pantai tersebut membawa
Sebaran sedimen permukaan dasar laut material hasil abrasi pantai di sebelah barat
yang terdapat di Teluk Sampit adalah lumpur, ujung Pandaran (Formasi Pembuang) dan di
pasir lumpuran pasir dan lumpur pasiran. ujung spit arus tersebut tertahan oleh sistem
Sedimen jenis lumpur yang paling mendominasi aliran sungai Mentaya baik di saat pasang
daerah penelitian yaitu kurang lebih 50 % dari maupun surut.
total luas daerah penelitian, kemudian diikuti
oleh jenis sedimen pasir kurang lebih 25%, Morfologi Permukaan dasar Laut.
selanjutnya adalah pasir lumpuran sekitar 20 % (Batimetri)
dan lumpur pasiran mendekati 5 %. Morfologi dasar laut yang berarah utara
Jenis sedimen lumpur dominan menempati selatan Perairan Teluk Sampit memperlihatkan
daerah barat bagian dalam teluk meluas ke arah fenomena yang tidak lazim menurut proses
tengah dan membentuk pola huruf U di bagian terbentuknya secara alamiah. Hal ini dicirikan
dalam teluk menuju ke arah mulut teluk. Hal ini oleh adanya lekukan kedalaman permukaan
mengindikasikan bahwa pasokan sedimen jenis dasar laut pada mulut teluk dengan kedalaman
ini adalah dominan dari arah bagian barat teluk lebih kurang 18 meter.
yang dipasok oleh sungai-sungai kecil yang Secara alamiah semestinya perubahan
bermuara di barat bagian dalam teluk membawa kedalaman perairan teluk Sampit pola konturnya
jenis sedimen halus. Proses pengendapan terjadi akan mengikuti pola arah sesuai dengan garis
akibat pengaruh pasang surut dimana saat laut pantainya, serta alurnya akan mengikuti pola
“slack” menuju pasang sedimen diendapkan arah arus aliran Sungai Mentaya menuju ke arah
dengan lingkungan energi rendah dan oleh laut. Mengamati kondisi ini patut dicurigai
sistem arus pasang surut. Jenis sedimen ini bahwa pola lekukan tersebut bukan disebabkan
diendapkan pada lingkungan pasang surut yang oleh proses alamiah tetapi lebih disebabkan oleh
dicirikan oleh endapan sedimen halus (Dam, pengerukan untuk keamanan navigasi dan
1994). memperdalam alur pelayaran memasuki
Jenis sedimen pasir yang terdapat disisi pelabuhan Sampit.
barat mulut Sungai Mentaya dan pantai timur Pola kontur perubahan kedalaman dasar laut
Teluk Sampit serta endapan pasir lumpuran dari sisi barat dan timur Teluk Sampit terlihat
yang terdapat di tengah mulut teluk menerus ke sangat berbeda. Perubahan kedalaman dari sisi

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


54 Volume 7, No. 1, April 2009
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 7, No. 1, April 2009
Gambar 4. Peta batimetri perairan Teluk Sampit & Sekitarnya

55
barat teluk memperlihatkan gradasi yang lebih (relatif energi tinggi) dalam proses sedimentasi
perlahan hal ini ditunjukan oleh perubahan sangat dominan sehingga jenis sedimen yang
kedalam laut 1 meter ke 5 meter dari garis diendapkan di pantai tersebut umumnya
pantai berkisar antara 7,5 km sampai 11 km, berbutir halus sampai sedang.
kecuali di spit ujung Pandaran jaraknya sekitar Sedimen pasir yang terletak di sebelah
2,25 km dari garis pantai. Berbeda dengan di sisi selatan spit ujung Pandaran dan pantai berpasir
timur teluk perubahan kedalaman terjadi lebih di Ujung Pandaran terbentuk dominan oleh
progersif dimana kedalaman 5 m dari garis proses marin dimana sumber pasokan sedimen
pantai hanya berjarak berkisar antara 2,25 km dari hasil pelapukan dan abrasi Formasi
sampai 5 km. Hal ini mengindikasikan bahwa Pembuang yang terletak di sebelah barat tanjung
proses sedimentasi lebih dominan terjadi di arah yang terbawa dan disebarkan oleh sistem arus
barat teluk Sampit dibandingkan dengan di memanjang pantai.
bagian timur. Jenis sedimen lumpur yang dominan
mengindikasikan bahwa pasokan sedimen jenis
KESIMPULAN. ini adalah dominan dari arah barat bagian dalam
Tenaga geomorfik yang terjadi di Perairan teluk yang dipasok oleh sungai-sungai kecil yang
Teluk Sampit ada yang bersifat merusak bermuara di bagian barat teluk membawa jenis
(dectructional) dan membangun (contructional). sedimen halus dimana proses pengendapan
Tenaga yang bersifat merusak dicirikan oleh dipengaruhi oleh pasang surut (tide enviroment),
abrasi pantai di beberapa lokasi seperti di Barat sedangkan sedimen halus yang dibawa oleh
Ujung Pandaran serta di pantai timur teluk pada Sungai Mentaya lebih cenderung diendapkan di
jenis pantai tipe IV, sedangkan yang bersifat laut oleh sisitem arus sungai pada saat laut
konstruktif terdapat di pantai di Ujung Pandaran, menuju surut. Sedimen halus (suspended
pantai jenis berbakau di bagian barat teluk dan material) akan terbawa ke laut di saat surut
pantai jenis berpasir di Tanjung Cemeti dan karena energi arus sungai lebih besar
Sungnaranak. pengaruhnya dibandingkan dengan arus dari
Jenis pantai berbakau mengindikasikan arah laut.
lingkungan pengaruh energi yang tenang Jenis sedimen pasir yang terdapat disisi
sehingga bakau tumbuh subur dan laju barat mulut Sungai Mentaya dan pantai timur
sedimentasi oleh jenis endapan sedimen Teluk Sampit serta endapan pasir lumpuran
berbutir sangat halus sampai lumpur. yang terdapat di tengah mulut teluk menerus ke
Laju sedimentasi di daerah bagian barat arah laut Jawa, diendapkan pada lingkungan
teluk lebih tinggi karena terlindung oleh spit energi tinggi karena letak geografisnya dan
ujung Pandaran sehingga laju pasokan sedimen pengaruh energi gelombang.
tertahan oleh spit tersebut pada saat laut Jenis sedimen yang diendapkan di sebelah
menuju surut. selatan Ujung Pandaran adalah dipengaruhi oleh
Laju sedimentasi di bagian timur relatif sistem arus memanjang pantai terutama saat
lebih kecil karena disaat laut pasang pasokan monsoon barat (proses marin) serta sumber
sedimen dari Sungai Mentaya tertahan dibagian endapan bersumber dari Formai Pembuang yang
barat teluk karena arah arus pasang yang terabrasi oleh sistem gelombang.
menuju ke utara dibelokkan oleh spit ujung Morfologi dasar laut berarah utara-selatan
Pandaran kearah timur laut sehingga arus sungai di perairan Teluk Sampit memperlihatkan
Mentaya dari utara akan berbelok menuju barat fenomena yang tidak lazim menurut proses
daya yang mengendapkan semua sedimen yang terbentuknya secara alamiah, sehingga patut
terbawa di pantai barat teluk, sedangkan di saat dicurigai bahwa telah terjadi pengerukan.
laut menuju surut arus surut membawa sedimen Pola kontur perubahan kedalaman dasar laut
menuju ke laut Jawa. dari sisi barat dan timur Teluk Sampit terlihat
Jenis pantai berpasir dan berbakau di bagian sangat berbeda, hal ini mengindikasikan bahwa
timur Teluk Sampit dimana garis pantainya proses sedimentasi lebih dominan terjadi di arah
berarah barat laut – tenggara, serta terbuka barat teluk Sampit dibandingkan dengan di
terhadap Laut Jawa pengaruh energi gelombang bagian timur.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


56 Volume 7, No. 1, April 2009
Untuk memelihara alur pelayaran yang Dolan, R., B.P. Hayden and M.K. Vincent, 1975,
aman harus dilakukan pengerukan secara Classification of Coastal Landform of the
berkala. America, in Encyclopedia of Beaches and
Coastal Environment
UCAPAN TERIMA KASIH Lugra I W., M. Surachman, I. N. Astawa, U.
Penghargaan dan terima kasih disampaikan Kamiludin, B. Rachmat, S. Lubis, 1997,
kepada yang terhormat Bapak Kepala Pusat Penyelidikan Geologi Wilayah Pantai
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Perairan Teluk Sampit, Kota Waringin
Pemimpin Proyek Pnyelidikan Geologi Wilayah Timur, Kalimantan Tengah. Laporan
Pantai TA 1998/1999, Ketua BAPPEDA Proyek Pusat Pengembangan Geologi
Kabupaten Kota Waringin Timur dan Dewan Kelautan Bandung, tidak dipublikasi
Redaksi Jurnal Geologi Kelautan, Pusat
Nur Yuwono, 1992, Teknik Pantai, Dasar Dasar
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Perencanaan Bangunan Pantai Volume II,
serta Anggota tim Penelitian Geologi dan
Pusat Antar Universitas, Universitas
Geofisika Perairan Teluk Sampit, atas
Gajah Mada
kepercayaan, perhatian, bantuan serta
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis Selley R.C., 1985, Ancient Sedimentary
sehingga makalah ini layak terbit di Jurnal Environments 3rd Edition, Chapman and
Geologi Kelautan. Hall.
Sutrisno,B., Jamal, E. Rusmana dan S.
ACUAN Koesoemadinata, 1995, Peta Geologi
Bird E.C.F., 1994, Physical Setting and Lembar Kuala Pambuang, Kalimantan
Geomorphologi of Coastal Lagoon, in Tengah skala 1 : 250.000, (Pusat
Kjerfve. Elsevier Oceanography Series, Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Colombia-USA. Coast, Australia : The Bandung).
Australia National University Press.
Thornbury, W.D., 1969, Principle of
Dam, M.A.C, 1994 The Late Quarternary Geomorphology, New York,. John Willey &
Evolution of the Bandung Basin, West Java Sons Inc.
Indonesia, Vrij Universitiet, Amsterdam.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 7, No. 1, April 2009
57

Anda mungkin juga menyukai