Anda di halaman 1dari 18

KOROSI

Korosi adalah proses kerusakan pada logam akibat


reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya.

Korosi dapat menyebabkan pengikisan, pelapukan,


atau keretakan pada logam, dan dapat mempengaruhi
kekuatan dan fungsi logam tersebut.

Korosi biasanya terjadi ketika logam teroksidasi


dengan oksigen di udara atau bereaksi dengan zat lain
dalam lingkungan yang basa atau asam.
Faktor-faktor seperti sifat logam itu sendiri,
lingkungan sekitarnya, dan kondisi permukaan logam
dapat mempengaruhi tingkat korosi.

Korosi dapat dihindari atau dikurangi dengan berbagai


cara, seperti penggunaan pelapis atau cat, menjaga
kelembaban yang rendah, dan menghindari kontak
dengan bahan kimia yang korosif.
Jenis-jenis Korosi
Korosi Laju Tinggi: jenis korosi ini terjadi ketika
logam teroksidasi secara cepat karena reaksi kimia
dengan lingkungan sekitarnya, seperti oksigen, air,
atau asam.
Contoh korosi laju tinggi adalah korosi pada besi yang
teroksidasi menjadi karat karena reaksi dengan air dan
oksigen di udara.
Korosi Laju Rendah: jenis korosi ini terjadi pada logam
ketika terjadi reaksi kimia yang lebih lambat dengan
lingkungan sekitarnya.
Contoh korosi laju rendah adalah korosi pada
aluminium yang terkorosi secara perlahan karena
adanya reaksi dengan oksigen di udara.
Korosi Galvanik: jenis korosi ini terjadi ketika dua
logam dengan potensial elektrokimia yang berbeda
berada dalam kontak dengan air atau elektrolit.
Logam dengan potensial elektrokimia yang lebih
rendah akan terkorosi secara cepat, sedangkan logam
dengan potensial elektrokimia yang lebih tinggi akan
terkorosi secara perlahan.
Contoh korosi galvanik adalah korosi pada pipa
tembaga yang terhubung dengan pipa besi di dalam
tangki air.
Korosi Intergranular: jenis korosi ini terjadi ketika
logam terkorosi pada batas butirannya. Hal ini terjadi
karena adanya kerentanan pada logam pada batas
butirannya akibat perbedaan sifat kimia dan
kristalografi di antara butiran.
Contoh korosi intergranular adalah korosi pada
stainless steel yang terkorosi pada batas butirannya
akibat adanya kandungan krom yang rendah.
Korosi Pitting: jenis korosi ini terjadi ketika terdapat
lubang kecil atau celah pada permukaan logam akibat
reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya.
Korosi ini dapat menyebabkan kerusakan yang
signifikan pada permukaan logam.
Contoh korosi pitting adalah korosi pada permukaan
baja yang terbentuk lubang kecil akibat adanya larutan
garam atau asam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
korosi
2. Kelembaban: Kelembaban merupakan faktor utama
dalam terjadinya korosi. Air atau kelembaban pada
suatu logam dapat memicu terjadinya reaksi kimia
yang menyebabkan korosi.

2. pH lingkungan: pH yang rendah atau asam dalam


lingkungan dapat meningkatkan laju korosi.
Sebaliknya, lingkungan yang bersifat basa atau alkali
dapat menurunkan laju korosi.
3. Suhu: Suhu lingkungan juga dapat mempengaruhi
korosi. Suhu tinggi dapat meningkatkan kecepatan
korosi, sedangkan suhu rendah dapat menurunkan
laju korosi.

4. Kontaminasi: Kontaminasi atau adanya zat-zat


tertentu dalam lingkungan juga dapat mempengaruhi
korosi. Misalnya, adanya garam atau bahan kimia lain
yang dapat mempercepat korosi.
5. Sifat material: Sifat material logam, seperti komposisi
kimia, struktur kristal, dan kekerasan juga dapat
mempengaruhi korosi.

6. Tekanan dan kecepatan aliran: Tekanan dan


kecepatan aliran zat dalam lingkungan juga dapat
mempengaruhi korosi. Tekanan yang tinggi atau aliran
yang cepat dapat mempercepat korosi.
7. Radiasi: Paparan radiasi dari lingkungan atau sumber
lain dapat mempengaruhi korosi, terutama pada
logam yang sensitif terhadap radiasi.

8. Adanya mikroorganisme: Mikroorganisme seperti


bakteri, jamur, atau ganggang yang hidup di
lingkungan dapat mempengaruhi korosi, terutama
pada logam yang terkena korosi biologis.
Pencegahan Korosi di atas
Kapal
Korosi atau karat pada kapal adalah masalah yang serius
karena dapat menyebabkan kerusakan struktural yang
signifikan dan bahkan kegagalan total pada kapal.
Berikut adalah beberapa cara pencegahan korosi di atas
kapal :

1. Pelapisan cat anti-karat: Cat anti-karat yang dirancang


khusus dapat digunakan untuk melindungi
permukaan kapal dari korosi.
Pelapisan cat ini harus diaplikasikan secara teratur dan
diperiksa untuk memastikan bahwa cat masih dalam
kondisi baik.

2.Penggunaan baja tahan karat: Baja tahan karat atau


stainless steel sangat efektif dalam mencegah korosi.
Ini adalah pilihan yang baik untuk digunakan pada
bagian kapal yang terkena air laut secara langsung
atau memiliki risiko tinggi terhadap korosi.
3. Pemeliharaan rutin: Perawatan rutin seperti
membersihkan dan mengeringkan kapal setelah
digunakan dapat membantu mencegah korosi.
Perawatan rutin juga termasuk pemeriksaan reguler pada
semua bagian kapal untuk mengetahui apakah ada
tanda-tanda kerusakan atau korosi.

4.Penggunaan anoda: Anoda galvanik seperti magnesium,


aluminium atau zinc dapat digunakan untuk menangani
korosi. Anoda akan menarik korosi dari permukaan
kapal dan memperpanjang masa pakai kapal.
5. Kontrol pH: Pengendalian pH air laut pada kapal
dapat membantu mencegah korosi. pH air laut harus
selalu dijaga pada kisaran yang tepat, dan penggunaan
bahan kimia yang tepat harus diterapkan jika pH
terlalu rendah atau terlalu tinggi.

6.Penggunaan pelindung kapal: Penggunaan pelindung


kapal seperti kain tarpaulin atau plastik dapat
membantu mencegah kerusakan dari kelembapan
atau kondisi cuaca yang buruk.
Dengan menerapkan cara-cara di atas, Anda dapat
membantu mencegah korosi di atas kapal dan
memperpanjang masa pakai kapal Anda. Namun,
penting untuk diingat bahwa perawatan dan
pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mencegah korosi
dan memastikan keselamatan kapal dan awaknya.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai