Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa
contoh kerugaian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan
material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.
A. Pengertian korosi
Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar lain,
yaitu :
1. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material
2. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif
3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air,
tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua
macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.
Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi
dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit
sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal
yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion
ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion
negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur
karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
Gambar
korosi SCC pada sebuah logam
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi secara
bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini
tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat.
Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi, yang dapat
menghancurkan paduan tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan sisa. Retak
korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan hidrogen.
Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu
(1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan) dan (3)
adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa
amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan
terhadap klorida.
Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen dari
paduan larutan padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau
serangan selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi, decobaltification,
denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki
potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan
modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial
korosi yang berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi kekuatan
pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan
tersebut.
Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari
paduan tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos dan
rapuh.
Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating),
proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak
membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi
besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari
potensial setengah reaksi oksidasinya:
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng
habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng).
Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless
steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel.
Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi
baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
b. Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi
besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki
penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi.
Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan
teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi
akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 3.
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu
diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
c. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi
dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor
anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen
(oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik
adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
4) Inhibitor teradsorpsi