METODOLOGI PENDEKATAN
4.1.1 Persiapan
Sebelum memulai aktifitas untuk melakukan pekerjaan Studio Wilayah
maka harus melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang
dilakukan antara lain :
a. Mengkonsep rencana atau program yang akan dibuat pada pekerjaan
studio. Adapun tujuan studinya adalah di Kecamatan Harau Kabupaten
Lima Puluh Kota
b. Pengurusan surat izin survey
Surat izin ini ditujukan nantinya ke kantor KesbangPol Kab. Lima Puluh
Kota. Setelah mendapatkan izin kemudian surat izin di rujukkan ke Kantor
Camat, Kecamatan Harau. Surat izin ini di gunakan untuk pengambilan
data di Kantor – kantor Pemerintahan seperti Bappeda, BPS, Kantor
Camat Kecamatan Harau, PDAM, PLN, BPN, PU Cipta Karya, PU Bina
Marga, Dinas Kehutanan dan Distanben.
c. Pengumpulan Data
Setelah surat izin dikeluarkan tahapan selanjutnya adalah pengumpulan
data dari berbagai instansi pemerintahan seperti Bappeda, BPS, Kantor
Camat, Kantor PDAM, PLN, BPN, PU Cipta Karya, PU Bina Marga,
Dinas Kehutanan dan Distanben maupun Kantor - kantor yang memiliki
keterkaitan dalam pengumpulan data.
IV-1
4.1.2 Metode Pengumpulan Data
Tahapan survey ini adalah tahapan dimana Tim Studio Wilayah
mengadakan Survey. Survey yang dilakukan ini terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Data Primer
Survey primer dilakukan dengan cara studi lapangan, observasi daerah
tinjauan studi serta wawancara untuk melihat kondisi eksisting
Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
b. Data Sekunder
Survey sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur-
literatur atau tinjauan pustaka yang berhubungan dengan Kecamatan
Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
4.1.3 Tahapan Pekerjaan Studio
Pada tahapan ini adalah tahapan pengerjaan laporan perencanaan
oleh tim Studio Wilayah baik Studio Mandiri maupun kegiatan studio
pada waktu terstruktur. Adapun Pekerjaan yang dibuat didalam kegiatan
studio ini antara lain berupa Laporan yang terbagi atas 3 yaitu :
IV-2
4.1.5 Metode Analisis
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa analisis yang telah disebutkan tadi.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan pemanfaatan jasa wisata alam secara
lestari di Kecamatan Harau, diperlukan upaya strategis yang terprogram dan
terstruktur. Untuk itulah kemudian diperlukan adanya rencana pengembangan
pariwisata alam yang merupakan pedoman dan arahan dalam pengembangan
pariwisata alam di kawasan yang antara lain memuat tentang rencana
pengembangan pariwisata alam di zona-zona pemanfaatan taman nasional yang
berupa analisis SWOT. Analisis SWOT dalam menganalisa pengembangan
destinasi wisata inilah yang akan saya bahas .
IV-3
3. O= Opportunity= situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa
depan.
4. T= Threat= situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan
Pembahasan
1. Deskripsi Kawasan
Kabupaten Lima Puluh Kota kaya akan potensi objek wisata diantaranya
yang dapat dijual untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lima Puluh
Kota diantaranya jenis objek Wisata Alam (33 objek) , Wisata Budaya (6 Objek),
Wisata Sejarah (9 Objek) dan Wisata Arkeologi (4 Objek). Dan berdasarkan
tujuan berwisata, dari klasifikasi yang ada, Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki
4 (empat) kategori yakni : Pariwisata untuk menikmati perjalanan (7 objek),
Pariwisata untuk Rekreasi (24 Objek), Pariwisata untuk kebudayaan (19 objek)
dan pariwisata untuk olahraga (2 objek).
Lembah Harau adalah objek wisata alam andalan di Lima Puluh Kota,
Provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau suatu lembah yang subur terletak di
Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Berada ± 138 Km dari Padang ±
dan 47 Km dari Bukittinggi dan sekitar ± 18 Km dari Kota Payakumbuh dan ±2
Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dilingkungi batu pasir
yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter.
IV-4
Lembah Harau banyak dikunjungi wisatawan terutama pengunjung
domestik dari daerah Riau, Sumut dan Jambi. Topografi Cagar Alam Harau
adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500
sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu,
Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang.
1. Kekuatan
IV-5
3. Perangkat kebijakan internasional yang terkait dengan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistem serta lingkungan hidup.
4. Potensi Kecamatan Harau yang merupakan ekosistem unik serta
keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.
5. Ketersediaan sumber daya manusia
6. Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: aneka ragam jenis
kupu-kupu, air terjun, sungai untuk bermain, gua, landscap pegunungan
dan hutan alam
7. Memiliki daya tarik wisata budaya lokal, kerajinan dan makanan lokal
8. Memiliki daya tarik buatan seperti museum kupu-kupu
9. Aksesibilitas yang mudah dijangkau
10. Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya.
2. Kendala (Weaknessess)
3. Peluang (Opportunities)
IV-6
3. Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
4. Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka, dan
bernilai ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal dan manca
negara.
5. Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka pengembangan
wisata alam.
6. Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata outbound
7. Tingginya minat wisatawan untuk melihat satwa yang terdapat dikawasan
ini
4. Ancaman (Threats)
5. Penyusunan Strategi
IV-7
3. Khusus untuk Lembah Arau bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata
massal dengan atraksi kegiatan yang beraneka ragam (wisatas tracking,
tirta, camping, outbound, pengamatan kupu-kupu)
4. Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar
instansi terkait, pengusaha pelaksanaa dan masyrakat dalam memanfaatkan
potensi wisata daerah
5. Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya
pada daerah kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata
IV-8
4) Pembentukan kelompok masyarakat sadar wisata dan sadar lingkungan
bekerja sama dengan instansi terkait untuk kepentingan pelestarian
lingkungan
IV-9
Untuk itu dalam suatu perencanaan kepadatan penduduk juga merupakan
komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dengan cara memproyeksikan
jumlah penduduk yang harus disesuaikan dengan luas wilayah tersebut.
Adapun rumus untuk mencari kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :
Rumus :
Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk (Jiwa)
Luas Wialayah (Km2)
IV-10
2. Kebutuhan kegiatan jasa dan pelayanan umum adalah 30% dari kebutuhan
rumah tangga
3. Kebocoran diperkirakan 20%
4. Pelayanan pada hari puncak 125%
1. Rumah Tangga
Kebutuhan Rumah Tangga = KK x 900 Watt x Target Pelayanan
1.000
Keterangan :
a) 1 KK = 5 Jiwa
b) Diasumsikan daya listrik untuk 1 KK = 900 watt
c) Target Pelayanan = 100%
2. Sosial Ekonomi
Kebutuhan Sosial Ekonomi = 20% x Kebutuhan Rumah
Tangga
3. Kebutuhan Jalan
Kebutuhan Jalan = 10% x Kebutuhan Rumah
Tangga
IV-11
4.1.5.2.4 Analisis Persampahan
Persoalan sampah merupakan salah satu bagian dari prasarana desa yang
cukup berperan dalam perkembangan Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota, karena salah satu bentuk daerah impian adalah daerah yang bersih secara
fisik dan non fisik. Untuk itu perlu diketahui data-data penunjang dalam sistem
persampahan yang bisa dijadikan acuan dalam merencanakan desa selanjutnya.
IV-12
f) Pembuangan akhir
Kegiatan pengelolahan sampah meliputi :
a. Pewadahan
Bertujuan untuk mencegah agar sampah jangan sampai berserakan
dan untukmempermudah proses pengumpulan dan pengolahan lebih
lanjut.
b. Pengumpulan
Merupakan kegiatan pengambilan sampah dari sumber sampah ke
tempat penampungan sementara (TPS)
c. Pengolahan.
Setelah sampah terkumpul di TPS dapat diangkut dengan dump truk untuk
diteruskan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengolahan sampah bertujuan
untuk mengurangi volume yang diangkut dan di musnahkan di TPA serta
dapat dimanfaatkan kembali benda yang di anggap tidak berguna.
IV-13
Fungsi drainase sendiri antara lain :
1. Mengeringkan daerah becek dari genangan air.
2. Mengendalikan limpahan air hujan yang berlebihan.
3. Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan.
IV-14
Saluran drainase jenis terbuka biasanya rata dengan muka jalan sehingga air
dapat masuk dengan bebas.
IV-15
4.1.5.2.7 Analisis Ruang Terbuka Hijau
Sarana-sarana ini disamping fungi utamanya sebagai Taman, tempat
bermain anak-anak dan lapangan olah raga juga akan memberikan kesegaran pada
Kota (Cahaya dan udara yang segar) dapat juga menetralisir polusi udara sebagai
paru-paru kota.
Oleh itu fungsinya sangat penting, maka sarana –sarana ini harus benar-
benar dijaga seperti yang seharuasnya, baik dalam besaranya maupun kondisinya.
Untuk itu diperlukanya standart yang sesuai anatara lain:
a. Taman, Untuk 250 Penduduk di tingkat RT (Rukun Tetangga)
Setiap 250 penduduk dibutuhkan minimal 1 (satu) taman dan sekaligus tempat
bermain anak-anak yang luasnya sekurang-kurangnya 250m2 .atau dengan
standart = 1 m2/per jiwa. Lokasi taman ini du usahakan sedemikian sehingga
merupakan factor pengikat.
b. Taman Untuk 2500 Pendududuk di Tingkat RW (Rukun Tetangga)
Untuk setiap kelompok 2500 Pendududuk. Diperlukan sekurang-kurangya satu
daerah terbuka disamping daerah-derah terbuka yang yang telah ada pada tiap
kelompok 250 Penduduk. Daerah terbuka ini sebaiknya berupa taman yang
dapat juga digunakan untuk aktivitas-aktivitas olah raga seperti
voley,badminton. Luas area ya g diperlukan untuk ini adalah:
1250m2 atau dengan stndart = 0,5 Persegi/ jiwa.
Lokasinya dapat disatukan dengan pusat kegiatan RW dimana terletak TK,
Pertokoan , Pos Kamling/ Hansip, Balai pertemuan dan lain-lain.
c. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 30.000 Penduduk.
Saran ini sangat diperlukan untuk kelompok 30.000 penduduk ( Satu
Lingkungan ) yang dapat melayani aktivitas- aktivitas kelompok di area
terbuka, misalnya: Pertandingan olah raga, apel( Upacara). Sarana ini
sebaiknya berbentuk taman yang dilengkapi lapangan olah raga / sepak bola
sehingga berfungsi serba guna dan harus tetap terbuka untuk peneduh dapat
ditanam pohon – pohon sekelilingnya.
Luas area yang dibutuhkan untuk sarana ini adalah:
IV-16
9.000m2 atau dengan standart = 0,3 m2/ jiwa. Lokasi tidak harus dipusat
lingkungan tetapi sebaiknya digabung dengan sekolah sehingga bermanfaaat
untuk murid – murid sekaligus berfungsi sebagai peresdam gaduh(buffer).
d. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 120.000 Penduduk.
Setiap kelompok 120.000 Penduduk. Sekurang – kurangya harus memiliki atau
lapangan hijau yang terbuka. Saran ini harus berfungsi juga seperti di
kelompok 30.000 penduduk begitu juga bentuknya hanya lengkap dengan
sarana-sarana olah raga yang diperkeras seperti Tenis , bola basket dan juga
tempat ganti pakaian dan WC umum.
Luas area yang diperlukan untuk sarana –sarana ini adalah;
24.000m2 = 2,4 Ha, atau dengan standart = 0,2m2/ jiwa. Lokasi tidak harus
dipusat Kecamatan tetapi kalau dapat disatukan akan sangat baik, yang jelas
pengelompokan dengan sekolah sangat bermanfaat.
e. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 48.000 Penduduk.
Sarana ini untuk tingkat penduduk sejumlah:
480.000 Penduduk akan berbentuk suatu komplek yang terdiri dari:
Stadion
Taman-taman tempat bermain
Area parkir
Bangunan-bangunan Fungsionil
Luas tanah yang dibutuhkan untuk aktivitas ini adalah:
144.000m2 = 14,4 Ha atau dengan standart 0,3 m2/p.
f. Jalur Hijau
Di samping taman-taman, lapangan olah raga yang terbuka masih harus di
sediakan jalur – jalur hijau sebagai cadangan/ sumber-sumber alam.
Besarnya jalur – jalur hijau ii adalah 15m2/p. Lokasinya bisa menyebar dan
sekaligus merupakan filter dari daerah-daerah industri.
g. Kuburan
Sarana lain yang masih dapat dianggap mempunyai fungsi sebagai daerah
terbuka adalah kuburan.
Besaran/luas tanah kuburan ini sangat tergantung dari sistem penyempurnaan
yang di anut sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing.
IV-17
Sebagai patokan perhitungan dapat digunakan:
Angka Kematian setempat
Sistem penyempurnaan
IV-18
2. Analisa Kebutuhan Lahan
Dengan melakukan perhitungan terhadap kebutuhan ruang dapat di tentukan
kebutuhan tahun rencana.
3. Analisa Penempatan Lokasi
Ini di peruntukkan dimana akan terjadi penambahan sarana pendidikan untuk
setiap tingkat pendidikan yang ada di Bangkinang.
Asumsi yang digunakan untuk menentukan lokasi adalah :
a) Skala pelayanan untuk tingkat pendidikan
b) Penempatan yang dekat dengan permukiman penduduk
c) Aksesibilitas yang lancar
d) Belum terdapatnya sarana pendidikan di daerah tersebut
IV-19
3 SMP 4.800 10.000 Lokasi di ( 6 ruang kelas)
gabungkan
dengan
lapangan.
Radius
pencapaian
1.500 m
IV-20
Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan fasilitas kesehatan, maka
kita harus mengetahui analisis terhadap sarana ini. Adapun analisis
mengenai sarana kesehatan yaitu :
Rumus :
Standar Penduduk
IV-21
Tabel 4.2 Kriteria Fasilitas Kesehatan
Radius merata di
5 Rumah Sakit 240.000 86.400 Lokasi cukup seluruh wilayah yang
tenang terlayani
di antara
7 Praktek Dokter 5..000 Bersatu kelompok
dengan keluarga
rumah
IV-22
4.1.5.3.3 Sarana Peribadatan
Struktur penduduk di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota bersifat heterogen. Agama yang di anut oleh masyarakatnya
mayoritas Agama Islam, sehingga sarana peribadatan yang paling
dominan adalah Mesjid dan Mushola.Dalam suatu lingkungan
kehidupan masyarakat perlu adanya beberapa fasilitas penunjang
unntuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya yaitu sarana
peribadatan. Fungsi utama di bangunnya sarana peribadatan ini adalah
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat terhadap
Agama yang di anut dan kepercayaannya masing-masing.
Jumlah Penduduk
Keterangan :
IV-23
Dari rumus tersebut dapat ditentukan berapa jumlah sarana
peribadatan yang dibutuhkan apakah terjadi kelebihan sarana
peribadatan ataupun kekurangan sarana peribadatan.
Jumlah Penduduk
1% terhadap
2 Pertokoan 2.500 1.200 m2
Di Pusat wilayah yang
permukiman dilayani
(RW)
IV-24
3 Pasar 30.000 13.500m2 Di pusat 0,9 – 1 % terhadap
lingkungan wilayah yang di
layani
IV-25