Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

METODOLOGI PENDEKATAN

Dalam membuat laporan perencanaan ini dibagi atas 2 tahapan yaitu


Tahapan Pelaksanaan yang terdiri atas Persiapan, Survey, Pekerjaan Studio,
Diskusi, dan Tahapan Analisis yang berguna untuk menganalisis berdasarkan
kondisi eksisting dari Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.

4.1 Tahapan Pelaksanaan


Pada Laporan Usulan Teknis ini ada beberapa tahapan yang akan
diakukan dalam pengerjaannya.Tahapan tersebut antara lain Tahapan Persiapan,
Survey, Pekerjaan Studio, serta diskusi mengenai pekerjaan yang dilakukakan.

4.1.1 Persiapan
Sebelum memulai aktifitas untuk melakukan pekerjaan Studio Wilayah
maka harus melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang
dilakukan antara lain :
a. Mengkonsep rencana atau program yang akan dibuat pada pekerjaan
studio. Adapun tujuan studinya adalah di Kecamatan Harau Kabupaten
Lima Puluh Kota
b. Pengurusan surat izin survey
Surat izin ini ditujukan nantinya ke kantor KesbangPol Kab. Lima Puluh
Kota. Setelah mendapatkan izin kemudian surat izin di rujukkan ke Kantor
Camat, Kecamatan Harau. Surat izin ini di gunakan untuk pengambilan
data di Kantor – kantor Pemerintahan seperti Bappeda, BPS, Kantor
Camat Kecamatan Harau, PDAM, PLN, BPN, PU Cipta Karya, PU Bina
Marga, Dinas Kehutanan dan Distanben.
c. Pengumpulan Data
Setelah surat izin dikeluarkan tahapan selanjutnya adalah pengumpulan
data dari berbagai instansi pemerintahan seperti Bappeda, BPS, Kantor
Camat, Kantor PDAM, PLN, BPN, PU Cipta Karya, PU Bina Marga,
Dinas Kehutanan dan Distanben maupun Kantor - kantor yang memiliki
keterkaitan dalam pengumpulan data.

IV-1
4.1.2 Metode Pengumpulan Data
Tahapan survey ini adalah tahapan dimana Tim Studio Wilayah
mengadakan Survey. Survey yang dilakukan ini terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Data Primer
Survey primer dilakukan dengan cara studi lapangan, observasi daerah
tinjauan studi serta wawancara untuk melihat kondisi eksisting
Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
b. Data Sekunder
Survey sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur-
literatur atau tinjauan pustaka yang berhubungan dengan Kecamatan
Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
4.1.3 Tahapan Pekerjaan Studio
Pada tahapan ini adalah tahapan pengerjaan laporan perencanaan
oleh tim Studio Wilayah baik Studio Mandiri maupun kegiatan studio
pada waktu terstruktur. Adapun Pekerjaan yang dibuat didalam kegiatan
studio ini antara lain berupa Laporan yang terbagi atas 3 yaitu :

1. Laporan Usulan Teknis (Ustek)


2. Laporan Analisa dan
3. Rencana serta Laporan Akhir (Final Report).
4.1.4 Diskusi
Pada tahapan ini tim Studio Wilayah mengadakan diskusi
mengenai Laporan yang akan dibuat yaitu Laporan Ustek, Laporan
Analisa dan rencana serta Laporan Akhir (final Report).

Masing-masing mahasiswa dalam tim Studio Wilayah ini


mengeluarkan ide-ide yang kreatif, dan analisa berdasarkan pola pikir
mereka dan fakta dilapangan. Masih – masing rekan kerja dalam tim
kerja Studio Wilayah harus Solid dan kompak agar laporan yang
dihasilkan nanti akan optimal dan berdaya guna sesuai dengan yang di
harapkan.

IV-2
4.1.5 Metode Analisis

Dalam pembuatan laporan Studio Wilayah akan dibuat beberapa analisis


mengenai kondisi dari Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Analisis
yang akan dibuat dalam laporan ini antara lain analisis demografi, analisis
perkiraan kebutuhan ruang, analisis pola persebaran fasilitas dan analisis
mengenai ekonomi wilayah,analisis sarana dan prasarana.

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa analisis yang telah disebutkan tadi.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan pemanfaatan jasa wisata alam secara
lestari di Kecamatan Harau, diperlukan upaya strategis yang terprogram dan
terstruktur. Untuk itulah kemudian diperlukan adanya rencana pengembangan
pariwisata alam yang merupakan pedoman dan arahan dalam pengembangan
pariwisata alam di kawasan yang antara lain memuat tentang rencana
pengembangan pariwisata alam di zona-zona pemanfaatan taman nasional yang
berupa analisis SWOT. Analisis SWOT dalam menganalisa pengembangan
destinasi wisata inilah yang akan saya bahas .

4.1.5.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu


organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor
kekuatan (Sterngth) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal
mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths).

Analisa SWOT terbagi atas empat komponen :

1. S= Strength = Situasi atau kondis yang merupakan kekuatan dari organisasi


atau program pada saat ini.

2. W=Weakness= situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi


atau program pada saat ini

IV-3
3. O= Opportunity= situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa
depan.

4. T= Threat= situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan

Analisis SWOT memberikan suatu “pandangan dasar” tentang analisis


kondisi situasi yang dihadapi sehingga bisa didapatkan strategi yang tepat dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Analisis SWOT menjabarkan secara rinci
aspek-aspek yang menjadi kekuatan (strengtha), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan tantangan (threat) rencana pengembangan Kecamatan Harau,
meliputi jenis dan daya tarik (atraksi), ketersediaan amenitas (sarana-prasarana),
dan dukungan aksesibilitas.

Pembahasan

1. Deskripsi Kawasan

Kabupaten Lima Puluh Kota kaya akan potensi objek wisata diantaranya
yang dapat dijual untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lima Puluh
Kota diantaranya jenis objek Wisata Alam (33 objek) , Wisata Budaya (6 Objek),
Wisata Sejarah (9 Objek) dan Wisata Arkeologi (4 Objek). Dan berdasarkan
tujuan berwisata, dari klasifikasi yang ada, Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki
4 (empat) kategori yakni : Pariwisata untuk menikmati perjalanan (7 objek),
Pariwisata untuk Rekreasi (24 Objek), Pariwisata untuk kebudayaan (19 objek)
dan pariwisata untuk olahraga (2 objek).

Lembah Harau adalah objek wisata alam andalan di Lima Puluh Kota,
Provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau suatu lembah yang subur terletak di
Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Berada ± 138 Km dari Padang ±
dan 47 Km dari Bukittinggi dan sekitar ± 18 Km dari Kota Payakumbuh dan ±2
Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dilingkungi batu pasir
yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter.

IV-4
Lembah Harau banyak dikunjungi wisatawan terutama pengunjung
domestik dari daerah Riau, Sumut dan Jambi. Topografi Cagar Alam Harau
adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500
sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu,
Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang.

Memasuki lembah harau, mata akan dimanjakan suasana alam


pengunungan yang luar biasa apalagi dengan pemandangan 5 buah air terjun (
sarasah ) yang sangat besar dengan ketinggian ± 100 meter yang. Luar biasa indah
seperti cerita di dalam sorga yang dilalui oleh empat buah sungai yang jernih.

Lembah Harau sangat terkenal, dan dipercaya oleh penduduk setempat


apabila turun pelangi maka para bidadari turun dari kayangan untuk mandi-mandi
di keempat sarah tersebut ( sarah aie luluih, sarasah bunta, sarasah murai dan
sarasah aka barayun ). Bahkan pada tahun 2008 lalu, kabarnya , kamera HP milik
seorang mahasiswa yang sedang berwisata ke lembah Harau pernah menangkap
gambar rombongan bidadari mandi berbaju putih dan coklat, melayang di air
terjun. Saat ini foto tersebut tersimpan pada kamera HP para pedagang disekitar
air terjun sarasah bunta.

2. Analisis SWOT Kawasan

Analisis SWOT kawasan dilakukan untuk menemukenali faktor-faktor


kekuatan, kelemahan, dan peluang serta tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan kawasan.

1. Kekuatan

1. Dukungan dari pemerintah melalui eksistensi kementerian Kehutanan,


Direktorat Jenderal PHKA,dll.
2. Perangkat peraturan perundang-undangan serta kebijakan Pemerintah
Indonesia yang terkait dengan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta lingkungan hidup.

IV-5
3. Perangkat kebijakan internasional yang terkait dengan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistem serta lingkungan hidup.
4. Potensi Kecamatan Harau yang merupakan ekosistem unik serta
keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.
5. Ketersediaan sumber daya manusia
6. Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: aneka ragam jenis
kupu-kupu, air terjun, sungai untuk bermain, gua, landscap pegunungan
dan hutan alam
7. Memiliki daya tarik wisata budaya lokal, kerajinan dan makanan lokal
8. Memiliki daya tarik buatan seperti museum kupu-kupu
9. Aksesibilitas yang mudah dijangkau
10. Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya.

2. Kendala (Weaknessess)

1. Lemahnya peran serta dan kelembagaan masyrakat, terutama masyarakat


sekitar kawasan.
2. Sistem birokrasi yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi
3. Isu permasalahan dan konflik di dalam kawasan yang lebih menonjol
dibandingkan dengan potensi kawasan yang ada.
4. Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi yang lemah antar berbagai sektor
6. Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan
perlindungan terhadap kawasan.
7. Masih banyak potensi pariwisata didalam kawasan yang belum
dieksplorasi

3. Peluang (Opportunities)

1. Komitmen para penentu kebijakan di tingkat nasional dan regional


terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
2. Komitmen dan dukungan masyarakat internasional terhadap lingkungan
dan pelestarian sumber daya alam.

IV-6
3. Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
4. Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka, dan
bernilai ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal dan manca
negara.
5. Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka pengembangan
wisata alam.
6. Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata outbound
7. Tingginya minat wisatawan untuk melihat satwa yang terdapat dikawasan
ini

4. Ancaman (Threats)

1. Masih tingginya tingkat kerawanan kawasan, baik dari aktifitas


penebangan liar dan perdagangan kayu illegal, perambahan kawasan,
kebakaran hutan dan kegiatan pertambangan tanpa izin.
2. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan
3. Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada
ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan.
4. Kebutuhan lahan yang sangat tinggi
5. Kebijakan investsi di dalam kawasan konservasi yang tidak menarik bagi
para investor.
6. Daya dukung lingkungan yang terbatas untuk akumulasi kegiatan wisata
yang lebih besar, yang akan berdampak pada penurunan kualitas fisik
lingkungan alam dan daya tarik obyek wisata itu sendiri
7. Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan

5. Penyusunan Strategi

– Strategi Kekuatan dan Peluang (SO)

1. Pengembangan Kecamatan Harau diarahkan dengan brand image “The


Kingdom of Bird”
2. Pengembangan Kecamatan Harau sebagai kawasan wisata minat khusus

IV-7
3. Khusus untuk Lembah Arau bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata
massal dengan atraksi kegiatan yang beraneka ragam (wisatas tracking,
tirta, camping, outbound, pengamatan kupu-kupu)
4. Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar
instansi terkait, pengusaha pelaksanaa dan masyrakat dalam memanfaatkan
potensi wisata daerah
5. Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya
pada daerah kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata

– Strategi Kelemahan-Peluang (WO)

1) Pengembangan subsidi silang bagi kegiatan wisata sekawasan

2) Pengembangan paket wisata khusus segmen wisatawan asing

3) Pengembangan bauran promosi khusus produk-produk pariwisata daerah

4) Penyebarluasan informasi tentang Kecamatan Harau melalui promosi


terpadu

5) Peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata dan optimalisasi


pelaksanaan tugas pembinaan kepariwisataan terhadap masyarakat melalui
kerjasama dengan instansi terkait

6) Peningkatan program kerja dan kegiatan melalui dukungan instansi terkait

– Startegi Kekuatan-Ancaman (ST)

1) Pengembangan kesadaran masyarakat tentang wisata nusantara

2) Peningkatan keterampilan dan daya inovasi pelaku usaha wisata dalam


negeri

3) Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembinaan yang


berkesinambungan.

IV-8
4) Pembentukan kelompok masyarakat sadar wisata dan sadar lingkungan
bekerja sama dengan instansi terkait untuk kepentingan pelestarian
lingkungan

5) Peningkatan kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan untuk


mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang
kepariwisataan.

– Strategi Kelemahan – Ancaman (WT)

1) Peningkatan peran Pemda dan instansi terkait untuk mendukung usaha


pariwisata di daerah dalam menjaring wisnus

2) Pengembangan pariwisata budaya sebagai salah satu daya tarik wisata

3) Pengembangan kewirausahaan di bidang pariwisata bagi masyarakat lokal

4) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung pelaksanaan


tugas pokok dan fungsi dalam upaya pengembangan pariwisata

5) Penyempurnaan sarana kerja terutama sarana dan prasarana penunjang


kepariwistaan dalam upaya pelayanan prima

6) Penyusunan program dan kegiatan yang berbasis masyarakat dalam rangka


mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat di bidang pariwisata.

4.1.5.2 Model Analisis Prasarana


4.1.5.2.1 Analisis Jalan
Penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah makin lama akan semakin
bertambah banyak. Pertambahan penduduk tersebut apabila tidak diikuti dengan
luas wilayah yang semakin luas maka akan terjadilah permasalahan kepadatan
penduduk. Semakin besar kepadatan penduduk di suatu wilayah maka akan terjadi
banyak permasalahan, misalnya luas wilayah yang sudah tidak seimbang dengan
jumlah penduduknya yang semakin besar mengakibatkan daerah atau wilayah
tersebut semakin sumpek dan sempit.

IV-9
Untuk itu dalam suatu perencanaan kepadatan penduduk juga merupakan
komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dengan cara memproyeksikan
jumlah penduduk yang harus disesuaikan dengan luas wilayah tersebut.
Adapun rumus untuk mencari kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :

Rumus :
Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk (Jiwa)
Luas Wialayah (Km2)

4.1.5.2.2 Analisis Air bersih


Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, sehingga air bersih harus dapat memenuhi standar kualitas dan
kuantitas untuk dikonsumsi oleh manusia. Begitu pula halnya dengan air bersih,
tanpa adanya air bersih maka suatu wilayah tidak layak huni. Air bersih ini
banyak sekali kegunaanya, diantaranya untuk keperluan minum, mandi,
memasak dan untuk keperluan industri.
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih tidak terlepas dari kaidah yang
berlaku, yang mana dalam pengolahannya harus mempertimbangkan berbagai
aspek, seperti aspek lokasi sumber air bersih, kualitas dan kuantitasnya, cara
pengolahannya, letak instalasi pengolahan dan cara pendistribusiannya agar tidak
menambah masalah utilitas nantinya.
Karena Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota ini berada pada
pusat kota sehingga mengakibatkan masyarakatnya lebih cenderung
mengandalkan sumber air bersih berasal dari alam, PDAM dan masih ada
sebagian masyarakat yang menggunakan sumur perigi sehingga perlu adanya
standart umum penggunaan air bersih demi mempermudah pemenuhan prasarana
air bersih berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakatnya untuk itu perlu
diketahui. Berdasarkan standar kebutuhan sarana air bersih meliputi beberapa
kriteria, yaitu :
1. Kebutuhan minimal rumah tangga 60 liter/ orang / hari

IV-10
2. Kebutuhan kegiatan jasa dan pelayanan umum adalah 30% dari kebutuhan
rumah tangga
3. Kebocoran diperkirakan 20%
4. Pelayanan pada hari puncak 125%

4.1.5.2.3 Analisis Listrik


Energi listrik menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat, baik
di perkotaan maupun di daerah. Kebutuhan akan energi listrik tidak hanya
dibutuhkan oleh rumah tangga saja, sektor produktif lainnya juga membutuhkan
energi listrik. Sumber energi listrik dapat berasal dari tenaga angin, tenaga air,
tenaga listrik, batu bara.
Adapun analisis kebutuhan listrik untuk masyarakat dapat diperoleh
dengan menggunakan uji standar sebagai berikut

1. Rumah Tangga
Kebutuhan Rumah Tangga = KK x 900 Watt x Target Pelayanan

1.000

Keterangan :

a) 1 KK = 5 Jiwa
b) Diasumsikan daya listrik untuk 1 KK = 900 watt
c) Target Pelayanan = 100%
2. Sosial Ekonomi
Kebutuhan Sosial Ekonomi = 20% x Kebutuhan Rumah
Tangga

3. Kebutuhan Jalan
Kebutuhan Jalan = 10% x Kebutuhan Rumah
Tangga

4. Pemerintahan dan Fasilitas Umum


Kebutuhan Pemerintahan = 15% x Kebutuhan Total

5. Kebutuhan cadangan Listrik = 10% x Kebutuhan Total

IV-11
4.1.5.2.4 Analisis Persampahan
Persoalan sampah merupakan salah satu bagian dari prasarana desa yang
cukup berperan dalam perkembangan Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota, karena salah satu bentuk daerah impian adalah daerah yang bersih secara
fisik dan non fisik. Untuk itu perlu diketahui data-data penunjang dalam sistem
persampahan yang bisa dijadikan acuan dalam merencanakan desa selanjutnya.

Keterbatasan kemampuan pengumpulan dan pengankutan sampah,


ketersediaan lahan untuk tempat pemusnahan akhir (TPA), belum ditemukannya
teknologi alternatif yang sesuai, hingga kepada masalah yang paling mendasar
yaitu minimnya kesadaran masyarakat akan sampah merupakan penyebab ketidak
beresan penataan sistem persampahan di Indonesia.
Adapun sumber-sumber sampah antara lain :
a) Perumahan
b) Perdagangan & Jasa
c) Kesehatan
d) Pendidikan
e) Sapuan jalan dan selokan
f) Fasilitas umum lainnya
Dilihat dari cara pembersihannya, sistem persampahan di suatu daerah
terdapat cara atau strategi atu pengelolaan sampah, yaitu :
1. Cara Tradisional
Pada umumnya melalui 2 tahap yaitu, pewadahan dan pengelolaan
2. Cara Komunal
Adalah pengangkutan sampah secara bersama-sama dengan menggunakan
armada-sampah.
Cara komunal ini melalui 6 tahap yaitu :
a) Pewadahan
b) Pengumpulan
c) Pemindahan
d) Pengangkutan
e) Pengelolaan

IV-12
f) Pembuangan akhir
Kegiatan pengelolahan sampah meliputi :
a. Pewadahan
Bertujuan untuk mencegah agar sampah jangan sampai berserakan
dan untukmempermudah proses pengumpulan dan pengolahan lebih
lanjut.
b. Pengumpulan
Merupakan kegiatan pengambilan sampah dari sumber sampah ke
tempat penampungan sementara (TPS)

c. Pengolahan.
Setelah sampah terkumpul di TPS dapat diangkut dengan dump truk untuk
diteruskan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengolahan sampah bertujuan
untuk mengurangi volume yang diangkut dan di musnahkan di TPA serta
dapat dimanfaatkan kembali benda yang di anggap tidak berguna.

4.1.5.2.5 Analisis Drainase


Permasalahan banjir/ genangan air hujan di sustu kawasan
perkotaan/wilayah menyangkut dua sisi tinjauan yaitu menyangkut sumber
permasalahan maupun menyangkut permasalahan prasarana yang ada.

Pertumbuhan suatu wilayah yang mengarah pada perubahan


(pembangunan) jika tanpa diimbangi dengan penyediaan prasarana drainase yang
mencukupi akan menyebabkan permasalahan banjir / genangan.

Tujuan dibangunnya prasarana saluran drainase adalah untuk :


a. Menjamin kesehatan dan kesejahtraan masyarakat.
b. Melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualiatas air
c. Menghindari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lainnya yang
disebabkan oleh amukan limpahan banjir. Memperbaiki kualitas lingkungan,
konservasi sumber daya air.

IV-13
Fungsi drainase sendiri antara lain :
1. Mengeringkan daerah becek dari genangan air.
2. Mengendalikan limpahan air hujan yang berlebihan.
3. Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan.

Berdasarkan sejarah terbentuknya drainase terbagi atas:


1) Drainase alamiah (natural drainage) yakni drainase yang terbentuk secara
alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2) Drainase buatan (artificial drainage) yakni drainase yang dibuat dengan tujuan
tertentu, memerlukan bangunan khusus.
Jenis-jenis jaringan drainase :
- Drainase Primer, adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah
tumpahan air dari drainase sekunder dan drainase tersier sebelum ke laut.
Drainase juga merupakan aliran-aliran sungai utama yang ada di suatu
kota/wilayah .
- Drainase Sekunder, adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke
drainase primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anak-anak sungai
dari drainase primer.
- Drainase Tersier, adalah drainase yang merupakan wadah yang umumnya
merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di
lingkungan permukiman maupun perkotaan.
Dari sisi bukaannya , saluran drainase terbagi atas 2 jenis
1. Saluran tertutup
Berfungsi mengalirkan air, baik yang sudah tercemar maupun yang belum
tercemar. Saluran ini dibangun untuk daerah dengan kepadatan tinggi dan
lahan yang sempit, misalnya komersil, perkantoran dll.
Saluran darinase tertutup jenis ini biasanya selalu ditutup dengan bahu jalan
atau trotoar.
2. Saluran terbuka
Saluran terbuka berfungsi untuk menyalurkan air yang belum tercemar atau
kualitasnya tidak membahayakan. Lokasinya terletak pada daearh yang masih
tersedia lahan seta tidak pada daerah yang sibuk.

IV-14
Saluran drainase jenis terbuka biasanya rata dengan muka jalan sehingga air
dapat masuk dengan bebas.

Rancangan bentuk saluran drainase meliputi beberapa macam, antara lain :

1) Trapesium, yang cocok diterapkan pada daerah-daerah yang masih cukup


lahan dengan fluktuasi debit air hujan kecil
2) Trapesium ganda, sesuai dan cocok diterapkan pada daerah yang cukup lahan
dengan fluktuasi debit besar. Aliran air berada pada penampang trapesium
bagian bawah.
3) Trapesium dikombinasi, cocok ditempatkan pada daerah dengan aliran air
hujan kecil, fluktuasi besar dan lahan yang tersedia cukup
4) Segi empat, cocok ditempatkan pada daerah-daerah (lokasi) yang melewati
permukiman yang padat dan fluktuasi debit aliran kecil.
5) Segi empat kombinasi, cocok ditempatkan pada daerah-daerah yang melewati
permukiman yang padat dan fluktuasi debit aliran kecil.

4.1.5.2.6 Analisis Telepon


Jaringan telepon merupakan jaringan yang mempunyai pola diveregent
(menyebar) seperti jaringan air bersih, yakni satu pelanggan dapat dilayani satu
saluran kabel (dari sumber sampai pelanggan).
Dalam pendistribusian jaringan telepon, jumlah dan jangkauan prasarana
ini ditentukan oleh kapasitas dari induk jaringan, yang dikenal sebagai STO
(sentral telepon otomat). Semakin besar kapasitas STO, semakin banyak
pelanggan yang dilayani. Dari STO, pelayanan distribusikan pada instalasi Box
utama (main box), Box kedua (secondary box) baru ke pelanggan.Jaringan telepon
sebagai alat untuk menunjang komunikasi dan informasi dari satu tempat lain
yang berjauhan, fasilitas telepon amat diperlukan. Ketersediaan fasilitas ini
merupakan elemen yang penting terutama untuk masyarkat yang dinamis
kehidupan sosial dan ekonominya.

IV-15
4.1.5.2.7 Analisis Ruang Terbuka Hijau
Sarana-sarana ini disamping fungi utamanya sebagai Taman, tempat
bermain anak-anak dan lapangan olah raga juga akan memberikan kesegaran pada
Kota (Cahaya dan udara yang segar) dapat juga menetralisir polusi udara sebagai
paru-paru kota.
Oleh itu fungsinya sangat penting, maka sarana –sarana ini harus benar-
benar dijaga seperti yang seharuasnya, baik dalam besaranya maupun kondisinya.
Untuk itu diperlukanya standart yang sesuai anatara lain:
a. Taman, Untuk 250 Penduduk di tingkat RT (Rukun Tetangga)
Setiap 250 penduduk dibutuhkan minimal 1 (satu) taman dan sekaligus tempat
bermain anak-anak yang luasnya sekurang-kurangnya 250m2 .atau dengan
standart = 1 m2/per jiwa. Lokasi taman ini du usahakan sedemikian sehingga
merupakan factor pengikat.
b. Taman Untuk 2500 Pendududuk di Tingkat RW (Rukun Tetangga)
Untuk setiap kelompok 2500 Pendududuk. Diperlukan sekurang-kurangya satu
daerah terbuka disamping daerah-derah terbuka yang yang telah ada pada tiap
kelompok 250 Penduduk. Daerah terbuka ini sebaiknya berupa taman yang
dapat juga digunakan untuk aktivitas-aktivitas olah raga seperti
voley,badminton. Luas area ya g diperlukan untuk ini adalah:
1250m2 atau dengan stndart = 0,5 Persegi/ jiwa.
Lokasinya dapat disatukan dengan pusat kegiatan RW dimana terletak TK,
Pertokoan , Pos Kamling/ Hansip, Balai pertemuan dan lain-lain.
c. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 30.000 Penduduk.
Saran ini sangat diperlukan untuk kelompok 30.000 penduduk ( Satu
Lingkungan ) yang dapat melayani aktivitas- aktivitas kelompok di area
terbuka, misalnya: Pertandingan olah raga, apel( Upacara). Sarana ini
sebaiknya berbentuk taman yang dilengkapi lapangan olah raga / sepak bola
sehingga berfungsi serba guna dan harus tetap terbuka untuk peneduh dapat
ditanam pohon – pohon sekelilingnya.
Luas area yang dibutuhkan untuk sarana ini adalah:

IV-16
9.000m2 atau dengan standart = 0,3 m2/ jiwa. Lokasi tidak harus dipusat
lingkungan tetapi sebaiknya digabung dengan sekolah sehingga bermanfaaat
untuk murid – murid sekaligus berfungsi sebagai peresdam gaduh(buffer).
d. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 120.000 Penduduk.
Setiap kelompok 120.000 Penduduk. Sekurang – kurangya harus memiliki atau
lapangan hijau yang terbuka. Saran ini harus berfungsi juga seperti di
kelompok 30.000 penduduk begitu juga bentuknya hanya lengkap dengan
sarana-sarana olah raga yang diperkeras seperti Tenis , bola basket dan juga
tempat ganti pakaian dan WC umum.
Luas area yang diperlukan untuk sarana –sarana ini adalah;
24.000m2 = 2,4 Ha, atau dengan standart = 0,2m2/ jiwa. Lokasi tidak harus
dipusat Kecamatan tetapi kalau dapat disatukan akan sangat baik, yang jelas
pengelompokan dengan sekolah sangat bermanfaat.
e. Taman dan lapangan Olah Raga untuk 48.000 Penduduk.
Sarana ini untuk tingkat penduduk sejumlah:
480.000 Penduduk akan berbentuk suatu komplek yang terdiri dari:
 Stadion
 Taman-taman tempat bermain
 Area parkir
 Bangunan-bangunan Fungsionil
Luas tanah yang dibutuhkan untuk aktivitas ini adalah:
144.000m2 = 14,4 Ha atau dengan standart 0,3 m2/p.
f. Jalur Hijau
Di samping taman-taman, lapangan olah raga yang terbuka masih harus di
sediakan jalur – jalur hijau sebagai cadangan/ sumber-sumber alam.
Besarnya jalur – jalur hijau ii adalah 15m2/p. Lokasinya bisa menyebar dan
sekaligus merupakan filter dari daerah-daerah industri.
g. Kuburan
Sarana lain yang masih dapat dianggap mempunyai fungsi sebagai daerah
terbuka adalah kuburan.
Besaran/luas tanah kuburan ini sangat tergantung dari sistem penyempurnaan
yang di anut sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing.

IV-17
Sebagai patokan perhitungan dapat digunakan:
 Angka Kematian setempat
 Sistem penyempurnaan

4.1.5.3 Analisis Sarana


4.1.5.3.1 Sarana Pendidikan
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan dapat menentukan kecerdasan masyarakat di suatu
daerah. Dengan adanya masyarakat peyang berpendidikan maka suatu daerah
akan menjadi maju. Karena masyarakat yang berpendidikan tersebut akan
berpotensi untuk mengembangkan dan memajukan daerahnya.

Salah satu penunjang dari pendidikan tersebut adalah adanya sarana


pendidikan yang cukup dan memadai. Untuk itu dalam perencanaan ke
depannnya, sarana pedidikan ini haruslah menjadi prioritas dalam memajukan
masyarakatnya. Dengan cara membangun sarana-sarana pendidikan tersebut.
Sebelum merencanakan sarana pendidikan yang akan di bangun di suatu
daerah, maka terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah menganalisa sarana
pendidikan ini.
Analisa sarana pendidikan yang dilakukan adalah analisa untuk
menentukan skala pelayanan yang diberikan khususnya sarana pendidikan
terhadap penduduk yang ada di Kecamatan Harau.
Analisa yang dilakukan meliputi :
1. Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa yang dilakukan untuk fasilitas pendidikan ini yang pertama adalah
analisis kebutuhan ruang. Kebutuhan ruang ini bertujuan untuk menghitung
berapa unit kebutuhan sekolah di tahun rencana Kecamatan Harau
berdasarkan jumlah penduduk di tahun rencana dan standar penduduk.
Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah Penduduk Tahun X

Standar Jumlah Penduduk

IV-18
2. Analisa Kebutuhan Lahan
Dengan melakukan perhitungan terhadap kebutuhan ruang dapat di tentukan
kebutuhan tahun rencana.
3. Analisa Penempatan Lokasi
Ini di peruntukkan dimana akan terjadi penambahan sarana pendidikan untuk
setiap tingkat pendidikan yang ada di Bangkinang.
Asumsi yang digunakan untuk menentukan lokasi adalah :
a) Skala pelayanan untuk tingkat pendidikan
b) Penempatan yang dekat dengan permukiman penduduk
c) Aksesibilitas yang lancar
d) Belum terdapatnya sarana pendidikan di daerah tersebut

Tabel 4.1 Kriteria Fasilitas Pendidikan

No Jenis Sarana Standar Luas Kriteria Keterangan


Pendidikan Penduduk Lahan

1 TK 1.000 1.200 Lokasi Standar 35-40


sebaiknya di murid/ kelas.
tengah
( 2 ruang kelas)
kelompok
keluarga. Radius
pencapaian <
500 m
40 murid / kelas
2 SD 1.600 1.500 Lokasi
sebaiknya di (6 ruang kelas)
tengah
sekelompok
keluarga. Radius
pencapaian
30 murid/ kelas
1.000 m

IV-19
3 SMP 4.800 10.000 Lokasi di ( 6 ruang kelas)
gabungkan
dengan
lapangan.
Radius
pencapaian
1.500 m

4 SMA 4.800 20.000 Lokasi di 30 murid/ kelas


gabung dengan
(6 ruang kelas)
lapangan.
Radius
pencapaian
1.500 m

(Sumber : Teknik Analisa Regional ;17)

4.1.5.3.2 Sarana Kesehatan


Dalam penyediaan fasilitas kesehatan, perlu diperhatikan keadaan
lingkungan sekitar yang akan di layani sehingga akan terlihat bahwa
fungsi utama dari sarana ini adalah memberikan pelayanan kepada
penduduk dalam bidang kesehatan. Selain itu fasilitas kesehatan
merupakan organ terkecil dari Departemen Kesehatan untuk memantau
seluruh kondisi kesehatan di lingkungan.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa fasilitas kesehatan


yang ada pada suatu wilayah atau daerah yang berfungsi untuk
mengendalikan perkembangan atau pertumbuhan penduduk dalam
bidang kesehatan masyarakatnya.

IV-20
Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan fasilitas kesehatan, maka
kita harus mengetahui analisis terhadap sarana ini. Adapun analisis
mengenai sarana kesehatan yaitu :
Rumus :

Jumlah Penduduk Tahun Rencana

Standar Penduduk

Sarana kesehatan tersebut terdiri dari Balai Pengobatan,


Puskesmas Pembantu, BKIA dan Rumah Bersalin, Puskesmas, Rumah
Sakit, Apotik, Praktek Dokter.

IV-21
Tabel 4.2 Kriteria Fasilitas Kesehatan

No Jenis Fasilitas Minimum Luas Kriteria Keterangan


Penduduk Lahan(m2)
(jiwa)

1 Balai 3.000 300 Lokasi terletak Radius pencapaian


Pengobatan ditengah-tengah maksimum 1.500 m
lingkungan

Puskesmas Radius pencapaian


2 Pembantu 6.000 500 Lokasi terletak maksimum 1.500 m
ditengah-tengah
lingkungan

3 BKIA / Rumah 10.000 1.600


Lokasi terletak Radius pencapaian
Bersalin ditengah-tengah maksimum 2.000 m
lingkungan

Puskesmas Lokasi didekat Radius pencapaian


4 30.000 650
pusat pelayanan maksiimum 3.000 m
pemerintahan

Radius merata di
5 Rumah Sakit 240.000 86.400 Lokasi cukup seluruh wilayah yang
tenang terlayani

Lokasi tersebar Radius pencapaian


6 Apotik 10.000 350
maksimum 1.500 m

di antara
7 Praktek Dokter 5..000 Bersatu kelompok
dengan keluarga
rumah

(Sumber : Teknik Analisis Regional, 17)

IV-22
4.1.5.3.3 Sarana Peribadatan
Struktur penduduk di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota bersifat heterogen. Agama yang di anut oleh masyarakatnya
mayoritas Agama Islam, sehingga sarana peribadatan yang paling
dominan adalah Mesjid dan Mushola.Dalam suatu lingkungan
kehidupan masyarakat perlu adanya beberapa fasilitas penunjang
unntuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya yaitu sarana
peribadatan. Fungsi utama di bangunnya sarana peribadatan ini adalah
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat terhadap
Agama yang di anut dan kepercayaannya masing-masing.

Untuk dapat mengetahui berapa banyak sarana peribadatan yang


di butuhkan untuk tahun berikutnya, serta apakah akan terjadi
penambahan atau pengurangan dari sarana tersebut. Untuk itu sarana
peribadatan itu dapat di hitung dengan menggunakan rumus
berdasarkan standar yang ditetapkan.
Rumus :

Jumlah Penduduk

Standar Penduduk Minimum

Keterangan :

 Kelompok penduduk 2.500 (RW)


1 Langgar = 300 m2
 Kelompok Penduduk 30.000 (Lingkungan)
1 Masjid Lingkungan = 1.750 m2
 Kelompok Penduduk 120.000 (Kecamatan)
1 Masjid Kecamatan = 4.000 m2
 Kelompok Penduduk 1.000.000 m2 (Tingkat Kota)
1 Masjid Kota

IV-23
Dari rumus tersebut dapat ditentukan berapa jumlah sarana
peribadatan yang dibutuhkan apakah terjadi kelebihan sarana
peribadatan ataupun kekurangan sarana peribadatan.

4.1.5.3.4 Sarana Perekonomian


Sarana perekonomian juga merupakan salah satu sarana yang
sangat di butuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya sarana
perekonomian tersebut masyarakat bisa membeli kebutuhan sehari-hari
dari masyarakat.

Sarana perekonomian tersebut yaitu warung, toko, dan pasar.


Untuk itu perlu di rencanakan sarana perekonomian tersebut. Adapun
analisis mengenai sarana perekonomian ini yaitu :
Rumus :

Jumlah Penduduk

Standar Minimum Penduduk

Tabel 4.3 Kriteria Sarana Perekonomian

No Jenis Minimum Luas Kriteria Keterangan


Fasilitas Penduduk Lahan
(jiwa)

1 Warung 250 100m2 Di tengah Radius pencapaian


kelompok 500 m
permukiman

1% terhadap
2 Pertokoan 2.500 1.200 m2
Di Pusat wilayah yang
permukiman dilayani
(RW)

IV-24
3 Pasar 30.000 13.500m2 Di pusat 0,9 – 1 % terhadap
lingkungan wilayah yang di
layani

(Sumber : Teknik Analisis Regional, 17-18)

IV-25

Anda mungkin juga menyukai