BAB IV
PEMBAHASAN
tahapan item pekerjaan untuk menunjang agar pekerjaan tetap lancar sesuai
pekerjaan dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada
time schedule.
Pada pekerjaan apron dan Sarpras Lanud Tarakan pekerjaan pondasi yang
digunakan adalah jenis pondasi Pile Cap Pile cap berFungsi untuk menerima
beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana
masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya
dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum
yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap
juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari
pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah
kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas
beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang
mengikat 5 buah pondasi yang diikat menjadi satu Pekerjaan Galian Tanah
pekerjaan pondasi . Pekerjaan ini antara lain Soil Cement, Base Coarse B
proyek ini ketebalan Soil Cement sekitar 20 cm, Base Coarse B 35 cm dan Base
Coarse A 25 cm
kombinasi antara beton dengan baja sebagai tulangan. Beton merupakan hasil
pencampuran antara semen, air, dan bahan agregat (pasir, kerikil). Kualitas beton
beton dan baja. Yang dimana, beton memiliki sifat utama yaitu kuat terhadap
beban tekan, akan tetapi beton lemah terhadap beban tarik. Sedangkan bahan
lainnya, yaitu baja memiliki kekuatan yang besar, baik dalam menahan beban
tarik maupun tekan. Akan tetapi, mengingat harga dari baja yang mahal, maka
untuk menghindari penggunaan baja yang besar serta mendapatkan nilai ekonomis
keduanya sehingga bahan beton dihitung sebagai penahan beban tekan, sedangkan
adanya beton bertulang ini dirasa semakin penting. Banyak aspek pembangunan
Mutu beton sangat dipengaruhi oleh kualitas kuat tekan beton. Sehingga
pada umumnya untuk mengetahui seberapa besar mutu beton dilapangan, hal
Dari beton itu sendiri. Sedangkan kualitas kuat tekan beton bergantung
kepada: faktor air semen, usia beton, sifat agregat, jenis dan jumlah semen.
1) Pengaruh fas terhadap kuat tekan beton, pengaruh dari fas terhadap
kuat tekan beton adalah semakin besar nilai fas, maka semakin rendah
2) Pengaruh umur terhadap kuat tekan beton, kuat tekan beton ini akan
kuat tekan beton ditetapkan pada usia 28 hari. Hal tersebut karena
signifikan lagi.
3) Pengaruh jumlah dan jenis semen terhadap kuat tekan beton. Jumlah
a. Pada fas yang sama, jika jumlah semen yang terlalu sedikit atau
rendah. Pada jumlah semen terlalu sedikit, berarti jumlah air juga
banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi. Hal ini karena pada
pengaruh sifat agregat terhadap kuat tekan beton tidak terlalu besar,
Tetapi jika dikehendaki beton dengan kuat tekan yang tinggi, maka
diperlukan agregat yang kuat/ tidak lebih rendah dari pastanya. Sifat
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil (SK SNI T-15-1991-03). Sebagai
bagian dari suatu kerangka bangunan, kolom menempati posisi penting dalam
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang
memikul beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal adalah beban yang
diterima dari balok dan kolom di atasnya sedangkan beban horizontal adalah
beban akibat beban angin dan gempa. Kolom pada umumnya digunakan dalam
bentuk persegi dan bulat. Pada proyek pembangunan ini menggunakan satu
Struktur kolom beton bertulang yang paling dijumpai adalah kolom beton
bertulang yang terdiri dari tulangan longitudinal dengan penguatan lateral yang
berupa tulangan sengkang. Menurut Wang (1986) ada beberapa jenis kolom yaitu:
biasanya berupa persegi panjang ataupun bujur sangkar yang terdiri dari
sangkar.
Kolom dengan sengkang spiral lebih sering digunakan pada kolom dengan
bentuk lingkaran ataupun segi-n. Kolom ini memiliki nilai daktilitas yang
Kolom komposit merupakan kolom yang terbuat dari baja struktur yang
tinggi.
Jenis kolom yang akan dibahas pada penulisan ini adalah jenis kolom
sloof. mungkin kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah berdiri ,
dikarenakan sloof berada tepat diatas pondasi. Pada kesempatan kali ini saya
ingin berbagi Pengertian dan Fungsi dari sloof. Mari kita bahas bersama.
Pengertian Sloof Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi
bangunan. Jenis Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang
biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah sebab nya mengapa kita jarang melihat
bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak. walau bentuk sloof tidak
2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata
yang dipasang dengan cara melintang dan yang diikat dengan adukan
dibentuk sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu ini terletak di atas
pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.
tersebut “BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan
pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi
lajur.
dalam buku SNI I beton 1991 yang meliputi ukuran ketebalan minimal pelat untuk
lantai adalah 12 cm dan pelat untuk atap yaitu 7 cm. Pelat beton harus diisi
tulangan baja lunak atau baja sedang yang ditumpuk silang dengan diameter
minimum 8 mm. Pelat lantai yang mempunyai ketebalan lebih dari 25 cm wajib
Perhatikan jarak ideal tulangan pokok berkisar antara 2,5-20 cm atau 2 kali
tebal pelat. Untuk melindunginya dari korosi, tulangan-tulangan baja tersebut juga
harus terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. Beton terbuat dari
campuran semen, pasir, kerikil, air, dan admixture dengan perbandingan tertentu.
Dalam Proyek Apron Sarpras Lanud Tarakan ini ketebalan Lantai beton
Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan
antara lain:
Ikatan angina
Jembatan rangka
Menara air
dan plat.Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Macam-macam profil
Baja I
Baja canal
Baja WF
2) Profil gabungan
Dua baja I
a) Cara peleburannya
Keuntungan :
Kerugian :
o Baut
d) Paku keeling
Sambungan paku digunakan pada konstruksi yang tetap, jumlah tebal plat
o Las
Menurut bentuknya las ada 2 macam yaitu las tumpul dan las sudut
Las dilakukan agar struktur baja yang ingin disambung akan terekan kuat dan
sesuai dengan batasan masalah dan sesuai dengan apa yang penulis amati secara
Pondasi
- Pekerjaan Bekisting
- Pengecoran
- Base Coarse A 25 cm
- Base Coarse B 35 cm
Kolom
- Pekerjaan bekisting
- Pengecoran
Sloof
- Pekerjaan bekisting
- Pengecoran
- Pembongkaran bekisting
Lantai Beton
- Perakitan Tulangan
- Perakitan Dowel
- Pekerjaan Bekisting
- Pengecoran
Baja
- Over stage
- Gording
4.8.1 Kuantitas
a. Volume
Berdasarkan perencanaan
Mencari BJ = 0,006165 x D2
= 0,006165 x 162
= 1,58
= 12,93
= 39,63
= 317,064 kg
- Tulangan D12
Mencari BJ = 0,006165 x D2
= 0,006165 x 122
= 0,888
= 12,93
= 22,274
= 178,198 kg
= 16,722 ≈ 17 Lonjor/Batang
1. Lebar = 2m
2. Panjang = 2m
3. Tinggi = 0,45 m
= ( 2 + 2 + 2 + 2 ) x 0,45 x 8
= 28,8 m2
1. Lebar = 2m
2. Panjang = 2m
3. Tinggi = 0,45 m
5. Volume = 2 x 2 x 0,45 x 8
= 14,4 m3
Untuk mengetahui kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air komposisi Beton Mutu
Luas Pondasi = 4 m2
Jumlah = 8
Volume = 4 x 0.075 x 8
= 2,4 m3
= 40 Buah/batang
b. Tenaga kerja
= 23,76 Oh
= 3,96 Oh
= 0,404 Oh
= 1,195 Oh
- Pekerjaan bekisting
= 14,976 Oh
= 7,488 Oh
= 0,748 Oh
= 0,748 Oh
- Pekerjaan pembesian
= 3,463 Oh
= 3,463 Oh
= 0,346 Oh
= 0,197 Oh
c. Peralatan
udara juwata tarakan, menggunakan adukan beton berupa ready mixed concrete
a. Pekerjaan Persiapan
b. Penggalian
c. Pemasangan Bekisting
dimana bekisting pile cap menggunakan Tripleks. Multipleks dipaku pada balok
kayu yang telah ditanam pada tanah, dan diatur sedemikian rupa sampai menjadi
dengan pasir. Pengurugan dengan pasir setebal 100 mm kemudian dipadatkan dan
diratakan. Pemasangan lantai kerja dilakukan dengan tebal minimal 7,5 cm diatas
urugan pasir. Pembuatan lantai kerja ini dilakukan dengan membuat adukan
sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telah direncanakan. Diameter besi
tulangan yang dipasang untuk pile cap adalah D16, dan D12 . Pekerjaan
pembesian ini juga meliputi tulangan utama atas dan bawah, tulangan samping,
tulangan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, pemasangan beton decking, dan
Gambar 4.3 Pengerjaan Pembesian Pondasi besi Ulir D16 dan D12
ataupun kotoran seperti tanah, sisa kawat, maupun plastik pada area yang akan
0.6 meter dengan mutu beton K-275 . Dan Dipadatkan dengan mrnggunakan
Vibrator
4.8.3 Kualitas
Agar kualitas beton yang digunakan dapat di control degan baik sesuai
spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses pengecoran perlu di lakukan
uji slump dan pengambilang sample benda uji sesuai degan SKSNI. Mutu beton
diuji dengan kubus artinya mempunyai kuat setara degan mutu beton k-275 pada
NI-2 , yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 275 kg/cm2 pada benda uji
Tulangan baja BJTP-30 artinya baja tulangan polos dengan batas elastis
atau tegangan leleh sebesar 300 MPa untuk tulangan kecil dengan diameter lebih
kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya baja tulangan ulir (deformed) dengan batas
4.8.4 Waktu
rekap Pekerjaan struktur Beton bertulang dengan bobot 2,76% yang dilaksanakan
Pada pekerjaan Cor kalau dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) minggu, yang
4.9.1 Kuantitas
a. Volume
Panjang = 100 m
Lebar = 52,5 m
Tebal = 0,20 m
Drainase
= 920,4 m3
b. Material
= 809,952 m3
10. Siramkan Powermix PSC-63 yang telah dicampur dengan air ( 1,50 kg :
20 ltr air ) ke atas permukaan hamparan 7,5 m2 (5,0 m2/Kg) untuk tebal
hamparan 20 Cm.
11. Ratakan dengan motor grader dan bentuk super elevasi ( kemiringan )
jalan sekitar 2 %
13. Padatkan dengan pneumatic tire roller sambil disiram dengan air
secukupnya
14. Jalan ditutup selama 72 jam ( tiga ) hari baru dibuka untuk dilewati
kendaraan
4.9.3 Kualitas
penguatan dan pemadatan struktur tanah yang telah dicampur dengan semen.
Perbandingan yang dipakai adalah 1 kg CBM Soil Stabilizer yang telah dilarutkan
Panjang = 100 m
Lebar = 52,5 m
Tebal = 0,25 m
Drainase
= 1182,9 m3
Panjang = 100 m
Lebar = 52,5 m
Tebal = 0,35 m
Drainase
= 1707,9 m3
c. Material
= 2129220 kg
= 3074220 kg m3
pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp.
mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan
harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di
bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu
oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan
pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya
rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat,
cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang
pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di
atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar
agak merata kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan water tank
dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah
roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena
dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan
dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di
dalamnya.
C. Uji CBR
bahan standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum.
jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan
jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar
dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau
perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan
mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan
bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan menjadi rusak secara
keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak
CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin
tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun
demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan
kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak
konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat
meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air
mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar
air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari
Persiapan Tempat
1. Tanah digali sampai lapisan yang dikehendaki dan diratakan (luas galian kira-
kira 60 cm x 60 cm) – harus level dan tidak ada kemiringan (cek dengan
waterpass). bersihkan semua bahan yang lepas untuk tempat pengujian pada
badan jalan di bawah perkerasan. Untuk tempat yang belum ada perkerasan
cukup dibersihkan dari akar rumput dan bahan organik lain (biasanya sampai
kedalaman 50 cm).
3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub base, base
course, dsb) tidak ada butiran lepas (bersihkan semua debu, pasir, kerikil yang
lepas/berserakan)
4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan, cukup
dibersihkan akar rumput dan bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman
50 cm).
awal, jika perlu ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas
7. Apabila dibutuhkan, diperiksa pula kadar air dan berat isi bahan setempat.
Pemasangan Alat
3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak ditahan lagi oleh per
kendaraan (jika tertahan per maka pembacaan akan tidak tepat karena
4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya piston penetrasi
5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga torak dalam keadaan vertikal.
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, sentris (segaris dan
tidak melenting/melendut) dan kokoh serta tepat pada posisi yang disyaratkan.
penetrasi sehingga torak penetrasi tepat masuk kedalam lubang keping beban
tersebut.
rupa sehingga jarum pada dial penetrasi menempel pada keping beban/plat
baja
beban tambahan.
2. Arloji cincin penguji (proving ring) dan arloji penunjuk penetrasi (dial
yang sering terlupa atau tidak terlaksana dengan baik konsistensi kecepatan
5. Ambil nilai tegangan pada penetrasi : 0,1 inchi/2,54 mm dan 0,2 inchi/5,08 m
4.10.3 Kualitas
persen dari berat total dan ditentukan dengan penyaringan bahan menggunakan
ayakan nomor terkecil hingga terbesar lalu ditimbang, agar diperoleh konstruksi
Detail
Gambar
3 D 16
70
3 D 19
Kolom
Pedestal
40
Dimensi 40 x 70 cm
Tulangan Atas 3 D 19
Tulangan Tengah 4D 16
Tulangan Bawah 3 D 19
Sengkang D10 - 15
4.11.1 Kuantitas
a. Volume
Berdasarkan perencanaan
pekerjaan.
Mencari BJ = 0,006165 x D2
= 0,006165 x 192
= 2,225 kg/m
= 9,3 x 2,225 kg
= 20,697 kg
= 165,58 kg
= 6,201 ≈ 7 Lonjor/Batang
Mencari BJ = 0,006165 x D2
= 0,006165 x 122
= 1,58 kg/
= 9,796 kg
= 78,368 kg
= 4,13 ≈ 5 Lonjor/Batang
Mencari BJ = 0,006165 x Ɵ2
= 0,006165 x 102
= 0,6165 kg/m
2. Jumlah Kolom =8
= 82,66 Buah
0,05
= 2,06 m
= 104,98 kg
= 14,191 ≈ 15 Lonjor/Batang
1. Lebar = 2m
2. Panjang = 2m
3. Tinggi = 0,45 m
= ( 2 + 2 + 2 + 2 ) x 0,45 x 8
= 28,8 m2
1. Lebar = 0,4 m
2. Panjang = 0,7 m
3. Tinggi = 1,55 m
= 3,472 m3
Untuk mengetahui kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air komposisi Beton Mutu
b. Tenaga kerja
= 5,72 Oh
= 0,954 Oh
= 0,097 Oh
= 0,288 Oh
- Pekerjaan bekisting
= 18,0048 Oh
= 9,002 Oh
= 0,900 Oh
= 0,081 Oh
- Pekerjaan pembesian
= 2,2 Oh
= 2,2 Oh
= 0,22 Oh
= 0,126 Oh
c. Peralatan
udara juwata tarakan, menggunakan adukan beton berupa ready mixed concrete
sebagai pemadatnya
sebagaidasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as-as kolom pada lantai
letak asawal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang
dikontrolkarena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut berubah dari
yangtelah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai
garishitam.
darisupplier adalah 12 m
tulangan.
3) Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk selimut
beton.
los kerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu set
bekisting untuk kolom tinggi 1,22 m. Urutan pemasangan bekisting kolom adalah
sebagai berikut :
dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.
sisikolom.
5). Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk
bekisting.
menggunakan gerobak
dalam cetakan
agregat.
4.11.3 Kualitas
Agar kualitas beton yang digunakan dapat di control degan baik sesuai
spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses pengecoran perlu di lakukan
uji slump dan pengambilang sample benda uji sesuai degan SKSNI. Mutu beton
miniml degan kuat tekan kubus mempunyai kuat setara degan mutu beton k-275
pada NI-2 , yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 275 kg/cm2 pada benda
uji kubus degan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari.
Sifat yang paling penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan
ketahanan terhadap benturan. Dua hal ini dapat mempengaruhi ikatan dengan
Tulangan baja BJTP-30 artinya baja tulangan polos dengan batas elastis
atau tegangan leleh sebesar 300 MPa untuk tulangan kecil dengan diameter lebih
kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya baja tulangan ulir (deformed) dengan batas
4.11.5 Waktu
rekap Pekerjaan struktur Beton bertulang dengan bobot 2,76% yang dilaksanakan
3 D 16
Detail
Gambar
40
3 D 16
Sloof
30
Dimensi 30 x 40 cm
Tulangan Atas 3 D 16
Tulangan Tengah
Tulangan Bawah 3 D 16
Sengkang D10 - 15
4.12.1 Kuantitas
a. Volume
pekerjaan.
Mencari BJ = 0,006165 x D2
= 0,006165 x 162
= 1,58 kg/m
= 347,6 kg
= 2085,6 kg
= 110 Lonjor/Batang
Mencari BJ = 0,006165 x Ɵ2
= 0,006165 x 102
= 0,6165 kg/m
= 1466,66 Buah
0,05
= 1,26 m
= 1139,29 kg
= 154 Lonjor/Batang
untuk tulangan pokok D16 dibutuhkan besi sejumlah 110 Lonjor/Batang, dan
1. Lebar = 0,3 m
2. Tinggi = 0,4 m
3. Panjang = 220 m
= 0,4 x 220 x 2
= 176 m2
1. Lebar = 0,3 m
2. Panjang = 220 m
3. Tinggi = 0,4 m
= 26,40 m3
sejumlah 26,40 m3
Untuk mengetahui kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air komposisi Beton Mutu
Lebar = 0,35 m
= 4,95 m3
b. Tenaga kerja
= 43,56 Oh
= 7,26 Oh
= 0,739 Oh
= 2,192 Oh
- Pekerjaan bekisting
= 91,52 Oh
= 45,76 Oh
= 4,57 Oh
= 4,57 Oh
- Pekerjaan pembesian
= 22.6 Oh
= 22,6 Oh
= 2,26 Oh
= 1,291 Oh
c. Peralatan
tarakan, menggunakan adukan beton berupa ready mixed concrete degan peralatan
adalah 12 m
2) Tempatkan bekisting sloof pada posisi sloof yang akan dicor dengan
tepat.
dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.
pemasangan adjustable push pull props pada base plate di kedua sisi
sloof
posisinya dan pastikan juga kayu penahan nya kuat dan terpasang kuat
sloof
d. Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton kelokasi
dengan memberikan karung goni diatas pelat beton agar terhindar dari susut
h. Bekisting balok dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah mencapai
4.12.3 Kualitas
Agar kualitas beton yang digunakan dapat di control degan baik sesuai
spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses pengecoran perlu di lakukan
uji slump dan pengambilang sample benda uji sesuai degan SKSNI. Mutu beton
miniml degan kuat tekan kubus mempunyai kuat setara degan mutu beton k-275
pada NI-2 , yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 275 kg/cm2 pada benda
uji kubus degan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari.
Tulangan baja BJTP-30 artinya baja tulangan polos dengan batas elastis
atau tegangan leleh sebesar 300 MPa untuk tulangan kecil dengan diameter lebih
kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya baja tulangan ulir (deformed) dengan batas
4.12.4 Waktu
rekap Pekerjaan struktur Beton bertulang dengan bobot 2,76% yang dilaksanakan
Pada pekerjaan Cor kalau dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) minggu, yang
100 m
25 m
APRON
52,5 m
25 m
SHELTER
20 m
2,5 m
80 m
pekerjaan Lantai Beton Apron dan Shelter ,K-350, ukuran 52,5 x 100 m, tebal =
4.13.1 Kuantitas
a. Volume Beton
Berdasarkan perencanaan :
= 1153,1 m3
80m ) x 0,25 m
- 129,6
= 1182,9 m3
Panjang Dowel = 45 cm
= 2000 batang
= 900 m
= 7191 kg
= 75 batang/lonjor
= 1666,66 batang
= 1166,66 m
= 1840,99 kg
= 97 batang/lonjor
Panjang = 100 m
Lebar = 52,5 m
Tinggi = 0,25m
= 76,25 m2
Panjang = 100 m
Lebar = 52,5 m
Tebal = 0.05 m
= 262,5 m3
1. Lebar = 52,5 m
2. Panjang = 100 m
3. Tinggi = 0,25 m
= 1182,9 m3
sejumlah 1182,9 m3
Untuk mengetahui kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air komposisi Beton Mutu
b. Tenaga Kerja
= 2406,075 Oh : 210
= 11,45 oh
= 401,012 Oh : 210
= 1,909
= 40,101 Oh : 210
= 0,19
= 120,303 Oh : 210
= 0,572
- Pekerjaan bekisting
= 50,325 Oh
= 25,162 Oh
= 2,516 Oh
= 0,228 Oh
- Pekerjaan pembesian
= 22,6 Oh
= 22,6 Oh
= 2,26 Oh
= 1,291 Oh
L=70 cm.
dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.
Pump dengan bantuan tenaga manusia untuk mengisi campuran beton di tempat
tempat pengecoran
a. Bahan :
Beton Segar (fresh concrete) yang diambil secara acak agar dapat mewakili beton
secara keseluruhan.
b. Peralatan :
4. Sendok adukan.
5. Pita Ukur.
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2
plat.
pekerjaan Baja Apron dan Shelter , menggunakan baja berbagai tipe dan ukuran,
- Kolom Utama
- Over Stek
- Gording
4.14.1 Kuantitas
a) Volume
- Kolom Utama
Tinggi = 7,802
Jumlah = 8 Batang
= 7,802 x 8 x 511,11
= 3190,082 kg
Panjang = 20 m
Jumlah = 8 batang
= 20 x 8 x 51,11
= 8177,6 kg
Panjang = 14,7 m
Jumlah = 24 batang
= 14,7 x 24 x 49,56
= 17484,77 kg
- Over Stek
Panjang = 1,317 m
Jumlah = 26 Batang
= 1,317 x 26 x 21,32
= 730,03 kg
- Gording
Panjang =5m
= 7920 kg
a. Material
- Kolom Utama
= 7,802 x 8 x 51,11
= 3190,082 kg
= 20 x 8 x 51,11
= 8177,6 kg
=13 batang/lonjor
= 14,7 x 24 x 49,56
= 17484,77 kg
= 29,40 ≈ 30 batang/lonjor
- Over Stek
= 1,317 x 26 x 21,32
= 730,03 kg
= 2,853 ≈ 3 batang/lonjor
- Gording
= 7920 kg
= 240 batang
b. Tenaga Kerja
= 191,40 oh
= 191,40 oh
= 19,140 oh
= 9,570 oh
= 490,65 oh
= 490,65 oh
= 49,65 oh
= 24,53 oh
= 1049 oh
= 1049 oh
= 104,90 oh
= 52 oh
= 191,40 oh
= 191,40 oh
= 19,140 oh
= 9,570 oh
= 43,80 oh
= 43,80 oh
= 4,380 oh
= 2,19 oh
- Pemasangan Gording
= 475,2 oh
= 475,2 oh
= 47,52 oh
= 23,79 oh
a. Pola Pengukuran
b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun
c. Pemotongan
atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan
harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang
diperlukan.
mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
e. Pekerjaan Las
- Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan
- Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu
Las.
f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal
sekaligus.
- Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang
maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk
- Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar
dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-
i. Pengecatan
Pekerjaan ini sebagai finishing dari pekerjaan baja . Pengecatan dilakukan dengan
menggunakan cat dasar Zinchromate dan Cat finishing yang sesuai dengan
rencana pengecatan agar kualitas dan kewetan bahan yang di cat menjadi lebih
baik .
4.14.3 Kualitas
Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai
mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain
hidup struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan
karena buatan pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh
karena itu dapat dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif
homogen dan konsisten dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat
diandalkan mutunya.