Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEKANIKA FLUIDA
“KINEMATIKA ZAT CAIR”
‘( Macam-macam aliran , garis arus , dan arus)’

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8 :
RISMAYANTI (15301010020)
SANTI OKTAVIA (15301010027)
KIKI SETYO WULANDARI (15301010029)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Pengampuh mata kuliah Mekanika Fluida karena telah
mengarahkan saya dalam penyusunan makalah melalui penyampaian materi tentang
Kinematika Zat Cair (macam-macam aliran, garis arus dan arus).
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari makalah ini,
kita dapat menambah pengetahuan mengenai kinematika zat cair.

Tarakan , 20 September 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ 1


Daftar Isi ......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 3
B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kinematika ................................................................................................... 4
B. Macam – macam Aliran ................................................................................................... 4
C. Garis arus dan Arus ........................................................................................................ 13

CONTOH SOAL ................................................................................................................................15


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 17
B. Saran ..................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang
menyebabkan gerak tersebut. Adapun macam-macan aliran yaitu Invisid dan viskos,
Kompresibel dan tak kompresibel, mantap dan tak mantap, seragam dan tak
seragam, (1,2,3) dimensi, rotasional dan tak rotasional, Laminer dan turbulen, serta
adanya garis arus dan arus.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu Kinematika Zat Cair ?
 Apa saja macam-macam aliran , garis arus dan arus ?

C. Tujuan
 Pemenuhan Tugas Mekanika Fluida
 Meningkatkan pengetahuan tentang Kinematika Zat Cair

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kinematika
Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan
gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan di
setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat. Di dalam aliran zat cair,
pergerakan partikel-partikel zat tersebut sulit diamati, oleh karena itu biasanya
digunakan kecepatan pada suatu titik sebagai fungsiwaktu untuk mendefinisikan
pergerakan partikel. Setelah kecepatan didapat, maka dapat diperoleh distribusi
tekanan dan gaya yang bekerja pada zat cair.

B. Macam-macam aliran
 Aliran Invisid Dan Viskos

Aliran invisid adalah aliran dimana kekentalan zat cair, µ, dianggap nol(zat
cair ideal). Sebenarnya zat cair dengan kekentalan nol tidak ada di alam, tetapi
dengan anggapan tersebut akan sangat menyederhanakan permasalahan yang
sangatkompleks dalam hidraulika. Karena zat cair tidak mempunyai kekentalan
maka tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan antara zat cair
dan bidang batas.Pada kondisi tertentu, anggapan µ=0 dapat diterima untuk zat
cair dengan kekentalan kecil seperti air. Aliran Invisid suatu fluida diasumsikan
mempunyai viskositas nol. Jika viskositas nol maka kondiuktivitas thermal
fluida tersebut juga nol dan tidak akan terjadi perpindahan kalor kecuali dengan
cara radiasi. Dalam prakteknya, fluida inviscid tidak ada, karena pada setiap
fluida timbul tegangan geser apabila padanya dikenakan juga suatu laju
perpindahan regangan.
Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat
cair riil). Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel zat
cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Apabila zat cair riil mengalir
melalui bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan

4
bidang batas tersebutakan mempunyai kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair
akan bertambah sesuaidengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran
sangat dalam/lebar, di luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran tidak
lagi dipengaruhi oleh hambatan bidang batas. Pada daerah tersebut kecepatan
aliran hampir seragam. Bagian aliranyang berada dekat dengan bidang batas, di
mana terjadi perubahan kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas
(boundary layer ). Di daerah lapis batas ini tegangangeser terbentuk di antara
lapis-lapis zat cair yang bergerak denga kecepatan berbedakarena adanya
kekentalan zat cair dan turbulensi yang menyebabkan partikel zat cair bergerak
dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di luar lapis batas tersebut
pengaruhtegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas dapat
diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.

Gambar Aliran Viskos dan Inviscid

 Aliran Kompresibel Dan Tak Kompresibel

Semua fluida (termasuk zat cair) adalah kompresibel sehingga rapat


massanya berubah dengan perubahan tekanan. Pada aliran mantap dengan
perbuhan rapat massa kecil, sering dilakukan penyederhanaan dengan
menganggap bahwa zat cair adalah tak kompresibel dan rapat massa adalah
konstan. Oleh karena zat cair mempunyai kemampatan yang sangat kecil, maka
dalam analisis mantap sering dilakukan anggapan zat cair tak kompresibel.

5
Tetapi pada aliran tak mantap sering dilakukan melalui pipa di mana bisa
terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka kompresibilitas zat cair
harus diperhitungkan.
Bila kerapatan massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan fluida
maka dikatakan aliran bersifat kompresibel. Sedang bila praktis tak berubah
terhadap perubahan tekanan yang ada dalam sistem, maka aliran itu dikatakan
bersifat tak kompresibel. Zat cair umumnya dapat dianggap mengalir secara tak
kompresibel sedang gas secara umum dipandang mengalir secara
kompresibel.Walaupu kasus-kasus tertentu mungkin aliran gas dapat pula
dipandang sebagai tak kompresibel, yaitu bila perubahan kerapatan massa
dalam sistem yang ditinjau praktis dapat diabaikan.

 Aliran Laminer Dan Turbulen

Aliran fluida mengikuti bentuknya, sewaktu mengalir aliran fluida


membentuk suatu jenis / bentuk.
Jenis dan bentuk dari pergerakan fluida adalah :
 Aliran Laminar

Aliran laminar adalah aliran fluida yang membentuk menyerupai garis


lurus.Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak
teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling
berpotongan. Aliran laminer terjadi apabila kecepatan aliran rendah,
ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar.
 Aliran Turbulen

Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang tidak membentuk suatu garis
lurus. Aliran ini terbentuk ketika menemui hambatan. Aliran dimana
pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen

6
maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata
diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Pada
aliran turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis
lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan
aliran besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran
di sungai, saluran irigasi/drainasi, dan di laut adalah contor dari aliran
turbulen. Aliran yang angka Reynold (Re)-nya besar pada umumnya bersifat
turbulen.
𝜌𝑉𝑙
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana: ρ : kerapatan fluida


V : Kecepatan
L : panjang karakteristik
μ : viskositas

(a) Aliran Laminar (b) Aliran Turbulen

(Gambar Aliran Laminar) (Gambar Aliran Turbulen)

7
Dalam bidang keteknikan definisi dari kedua jenis aliran fluida tersebut
dapat dilihat pada jet dua dimensi, kincir angin, aliran dalam pipa, dan aliran
dalam dua plat sejajar atau aliran tiga dimensi yang lain mempunyai perubahan
bilangan Reynolds yang tidak stabil. Aliran yang laminar memiliki bilangan
Reynolds yang kecil dan relatif stabil, tetapi pada aliran turbulen bilangan
Reynoldnya besar dan relatif berubah pada setiap titiknya. Untuk menjelaskan
fenomena aliran turbulen kita dapat melakukan simulasi sehingga dapat
dljelaskan karakterisrik aliran turbulen tersebut.

 Definisi Turbulen
Untuk menentukan suatu penentuan apakah suatu aliran dikatakan
laminar atau turbulen seperti dijelaskan diatas kita dapat menggunakan
pendekatan Bilangan Reynolds pada aliran tersebut. Bilangan Reynolds
adalah ukuran yang dimiliki aliran mengenai gaya inersia yang diberikan
dan gaya viskos yang dimiliki fluida. Apabila dalam lapisan batas aliran
tidak terjadi perubahan terhadap waktu dan aliran steady, maka dapat
dikatakan aliran tersebut laminar, sebaliknya jika alirannya random dan
berubah terus terhadap waktu secara radikal, maka aliran tersebut adalah
aliran turbulen atau lebih gampangnya setelah dihitung suatu aliran
dikatakan turbulen apabila Bilangan Reynoldnya > 2300. Kecepatan,
tekanan dan berbagai sifat lainnya akan berubah menjadi acak dalam aliran
turbulen, seperti dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

8
Grafik Aliran vs Tekanan Grafik Variasi Kecepatan pada aliran turbulen

Karakteristik aliran turbulen dapat dilakukan komputasi, dengan


persamaan menggunakan kecepatan rata-rata U dan fluktuasi dari u’(t)
sehingga persamaan kecepatan aliran menjadi :

𝑢(𝑡) = 𝑈 + 𝑢′ (𝑡)
Secara umum, karakteristik dari aliran turbulen ini dinotasikan sebagai
kecepatan rata-rata (U,V,W,P dan lainnya) dan kecepatan yang berfluktuasi
(y’,v’,w’,p’ dan lainnya).

 Transisi dari Aliran Laminar ke Turbulen

Penyebab suatu aliran laminar berubah menjadi aliran turbulen adalah


ketika stabilitas pada aliran laminar mengalami sedikit gangguan (gaya)
yang diberikan sehingga aliran tersebut menjadi tidak stabil. Untuk
menjelaskan fenomena tersebut terdapat teori hydrodynamic instability
yang digunakan untuk menganalisis aliran transisi ini. Suatu aliran dengan
kecepatan tertentu, didalamnya terdapat titik perubahan dapat terlihat
pada Gambar 2(a). Aliran ini tidak stabil karana gangguan yang diberikan
dan jika dihitung Reynolds angkanya cukup besar. Ketidakstabilan ini dapat
diidentifikasi pertama tentang aliran yang invicid oleh sebab itu tipe aliran
seperti ini disebut aliran inviscid instability.tipe aliran seperti ini terjadi
pada aliran jet, baling-baling, dan lapisan batas antara dua plat sejajar
dengan gradien temperatur yang berlawanan. Aliran dengan kecepatan
yang laminar tanpa adanya point of inflexion disebut viscous instability.
Pendekatan tentang aliran tipe ini dapat didekati dengan beberapa aliran
seperti aliran disepanjang dinding yang solid seperti pipa, dan lapisan batas
tanpa adanya gradien tekanan balik.

9
 Aliran Mantap Dan Tak Mantap

Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti
kecepatanV, tekanan p, rapat massa r, tampang aliranA, debit Q, dsb)
disembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu.
Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setiap
titik berubah dengan waktu. Contoh aliran tak mantap adalah perubahan debit
di dalam pipa atausaluran, aliran banjir di sungai, aliran di estuari (muara
sungai) yang dipengaruhi pasang surut. Analisis dari aliran ini adalah sangat
kompleks, biasanya penyelesainnya dilakukan secara numerik dengan
menggunakan komputer.

 Aliran Seragam Dan Tak Seragam

Aliran disebut seragam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan besar
dan arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran.
Demikian juga dengan variabel-variabel lainnya seperti tekanan, rapat massa,
kedalaman, debit, dsb. Aliran di saluran panjang dengan debit dan penampang
tetap adalah contoh dari aliran seragam. Aliran seragam merupakan aliran
yang tidak berubah berubah menurut menurut tempat tempat. Konsep Konsep
aliran seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran
berubah dengan cepat atau berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis
dan kedalaman normal sangat penting untuk menentukan perubahan
permukaan aliran akibat gangguan pada aliran.
Aliran tak seragam (non uniform flow) terjadi jika semua variabel
aliran berubah dengan jarak. Contoh dari aliran tak seragam adalah aliran di
sungai atau di saluran di daerah dekat terjunan atau bendung.

 Aliran 1d, 2d, 3d

10
Dalam aliran satu dimensi (1-D), kecepatan di setiap titik pada tampang
lintang mempunyai besar dan arah yang sama. Sebenarnya jenis aliran semacam
ini sangat jarang terjadi. Tetapi dalam analisa hidraulika, aliran tiga dimensi
dapat disederhanakan menjadi satu dimensi berdasarkan beberapa anggapan,
misalnya mengabaikan perubahan kecepatan vertikal dan melintang terhadap
kecepatan pada arah memanjang. Keadaan pada tampang lintang adalah nilai
rerata dari kecepatan, rapat massa, dan sifat-sifat lainnya. Aliran satu dimensi
jika parameter aliran (seperti kecepatan, tekanan, kedalaman, dll) pada suatu
saat tertentu dalam waktu hanya bervariasi dalam arah aliran dan tidak di
seluruh penampang. Flow mungkin goyah, dalam hal ini parameter berbeda
dalam waktu tetapi masih belum di seluruh penampang. Contoh aliran satu
dimensi adalah aliran dalam pipa .
Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir
dalam bidang sepanjang aliran, sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada
bidang tersebut. Untuk aliran di saluran yang sangat lebar, misalnya di pantai,
maka anggapan aliran dua dimensi mendatar adalah lebih sesuai. Aliran dua
dimensi jika dapat diasumsikan bahwa parameter aliran bervariasi dalam arah
aliran dan dalam satu arah di sudut kanan ke arah ini. Arus dalam aliran dua
dimensi melengkung garis pada pesawat dan adalah sama pada semua pesawat
paralel. Contohnya adalah aliran atas musuh bendung arus yang khas.
Aliran tiga dimensi (3D) komponen kecepatan ditinjau pada koordinat
ruang X,Y,Z yaitu u,v,w.

 Aliran Rotasional dan Tak Rotasional

 Aliran Rotasional : bila setiap partikel zat cair mempunyai kecepatan sudut
(berotasi) terhadap pusat massanya.
 Aliran Tak Rotasional : bila setiap partikel zat cair tidak mempunyai
kecepatan sudut (tidak berotasi) terhadap pusat massanya.

11
 Aliran Kritis, Subkritis, Dan Superkritis

Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangandalam


menentukan dimesi bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang
disebutsebagai keadaan aliran modular bilamana suatu kondisi debutnya
maksimum danenergi spesifiknya adalam minimum.
Fenomena aliran modular pada pintu yang diletakkan di atas ambang
untuk satu energi spesifik yang konstan (E0) dapat diidentifikasi melalui 3
(tiga) kondisiseperti berikut :

Gambar Hubungan antara debit dan tinggi air pada kondisi energi spesifik konstan

Aliran subkritis dan aliran superkritis dapat diketahui melalui nilai bilangan
Froude (F) . Bilangan Froude tersebut membedakan jenis aliran menjaditiga
jenis yakni: Aliran kritis, Subkritis dan superkritis (Queensland Department
of Natural Resources and Mines, 2004). Ketiga jenis aliran dapat dijelaskan
sebagai berikut :
 Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr = 1) dan
gangguan permukaan (cth: riak yang terjadi jika sebuah batu di lempar ke
dalam sungai)tidak akan bergerak/menyebar melawan arah arus.
 Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk
aliransubkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran

12
rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus). Kecepatan
air < kecepatangelombang hulu aliran dipengaruhi pengendali hilir.

 Aliran superkritis, Jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Untuk
aliransuperkritis kedalaman relatife lebih kecil dan kecepatan relative
tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah mengikuti
arah arus. Kecepatan air > kecepatan gelombanghulu aliran tidak
dipengaruhi pengendali hilir.

Gambar Gelombang Kritis, Subkritis, dan Superkritis

Contoh penerapan aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran


Melalui Pintu Sorong / Gerak. Kondisi aliran melalui pintu sorong (Sluice gate)
akan tampak jelas apakah dalam kondisi aliran bebas atau tenggelam,
tergantung dari kedalaman air di hilir pintu yang secara bergantian ditentukan
oleh kondisi aliran dihilir pintu tersebut. Kondisi aliran bebas ( free flow)
dicapai bila aliran di hulu pintu adalah sub kritis, sedangkan aliran di hilir pintu
adalah super kirtis.

C. Garis Arus
Garis arus (streamline) adalah kurva khayal yang ditarik di dalam aliran zat
cair untuk menunjukkan arah gerak di berbagai titik dalam aliran dengan
mengabaikan fluktuasi sekunder yang terjadi akibat turbulensi. Partikel-partikel zat

13
cair pada pergerakannya akan bergerak melalui suatu garis lintasan (path line)
tertentu.

14
CONTOH SOAL

1. Pipa berjari – berjari A = 10 cm dan menyempit secara perlahan sehingga ujung


B = 6 cm. Air mengalir di A dengan kecepatan 9 cm/s. Kecepatan aliran di B
adalah .....
Pembahasan :

Dik : rA : 10 cm

rB : 6 cm

VA : 9 cm/s

Dit : VB ..... ?

Jawab :

AA . VA = AB . VB

𝜋 . rA2 . VA = 𝜋 . rB2 . VB

𝜋 . 10(2) . 9 = 𝜋 . 6(2) . VB

VB = 25 cm/s

2. Sebuah pipa mendatar, di aliri air dari ujung A ke ujung B. Penampang A = 20


cm2 dan penampang B = 10 cm2. Jika debit air 10-3 m3/s, maka kecepatan di A
dan di B adalah ......
Pembahasan :

Dik : QA = QB = 10-3 m3/s

AA = 20 cm2 = 20 x 10-4 m2

AB = 10 cm2 = 10 x 10-4 m2

Dit : VA dan VB ... ?

15
Jawab :

 QA = AA . VA
10-3 = 20 x 10-4 . VA

VA = 0,5 m/s

 QB = AB . VB
10-3 = 10 x 10-4 . VB

VB = 1 m/s

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan
gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan di
setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat.

Dalam pembahasan kinematika zat cair ada beberapa jenisaliran yaitu :


1. Invisid dan viskos
2. Kompresibel dan tak kompresibel
3. Laminer dan turbulen
4. Mantap dan tak mantap
5. Seragam dan tak seragam
6. Satu, dua dan tiga dimensi
7. Rotasional dan tak rotasional

B. Saran
Kami berharap makalah kami ini dapat membantu pembaca, selain itu dalam
memahami kinematika zat cair diperlukan pemahaman yang baik tentang berbagai jenis
aliran – aliran pada zat cair.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://putriana-civilengineering.blogspot.co.id/2012/06/kinematika-zat-cair.html
www.scibd.com
www.wikipedia.co.id
http://dokumen.tips/documents/mekanika-fluida-55846766aefbc.html

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Arah RW Kelompok 9
    Tugas Arah RW Kelompok 9
    Dokumen63 halaman
    Tugas Arah RW Kelompok 9
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1 PDF
    Tugas 1 PDF
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1 PDF
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Kartu Kontrol Kasmi
    Kartu Kontrol Kasmi
    Dokumen12 halaman
    Kartu Kontrol Kasmi
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • S W o T
    S W o T
    Dokumen3 halaman
    S W o T
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Etika Penelitian
    Etika Penelitian
    Dokumen4 halaman
    Etika Penelitian
    Dwi Aryanta
    Belum ada peringkat
  • Materi Pembebanan
    Materi Pembebanan
    Dokumen87 halaman
    Materi Pembebanan
    Anugerah Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I KP Santi Oktavia
    Bab I KP Santi Oktavia
    Dokumen4 halaman
    Bab I KP Santi Oktavia
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen1 halaman
    Print
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Pembahasan Ok
    BAB IV Pembahasan Ok
    Dokumen75 halaman
    BAB IV Pembahasan Ok
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen4 halaman
    Tugas 1
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Windi
    Windi
    Dokumen10 halaman
    Windi
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • SEJARAH
    SEJARAH
    Dokumen9 halaman
    SEJARAH
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Biografi Mahasiswa
    Biografi Mahasiswa
    Dokumen4 halaman
    Biografi Mahasiswa
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Isbd Manusia Dan Peradaban 2
    Isbd Manusia Dan Peradaban 2
    Dokumen13 halaman
    Isbd Manusia Dan Peradaban 2
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen7 halaman
    TUGAS
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Pondasi Tiang Pancang (Hanggoro) PDF
    Pondasi Tiang Pancang (Hanggoro) PDF
    Dokumen50 halaman
    Pondasi Tiang Pancang (Hanggoro) PDF
    Dimas Arya Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Lingkungan 7
    Lingkungan 7
    Dokumen2 halaman
    Lingkungan 7
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Lingkungan 3
    Lingkungan 3
    Dokumen1 halaman
    Lingkungan 3
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi
    Ekonomi
    Dokumen6 halaman
    Ekonomi
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen1 halaman
    Makala H
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tutorial Ms Project Untuk Proyek Konstruksi
    Tutorial Ms Project Untuk Proyek Konstruksi
    Dokumen21 halaman
    Tutorial Ms Project Untuk Proyek Konstruksi
    Muchtar Sufaat
    Belum ada peringkat
  • Batasan Wilayah Pantai
    Batasan Wilayah Pantai
    Dokumen5 halaman
    Batasan Wilayah Pantai
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
    Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
    Dokumen9 halaman
    Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Analisis Dimensi
    Analisis Dimensi
    Dokumen11 halaman
    Analisis Dimensi
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Materi Ajar1
    Presentasi Materi Ajar1
    Dokumen42 halaman
    Presentasi Materi Ajar1
    Kiki Setyo Wulandari
    Belum ada peringkat