Nastain, ST., MT
MATERI AJAR
GBPP
Penilaian
Pustaka
KOMPETENSI DAN SILABUS
BACK
NILAI AKHIR
100%
BACK
BATASAN PANTAI
Kawasan peralihan antara laut dan daratan (Beatley,
1994)
Perluasan daratan yang dibatasi oleh pengaruh pasut
(Hansom, 1988)
Peralihan ekosistem laut dan daratan (Clark, 1992)
Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh
1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka
air tertinggi dan ke arah laut lepas sejauh 3 mil (Coastal
Committee of NSW, 1994; U.S National Research
Council, 1989)
Daratan yang masih dipengaruhi oleh proses laut dan
menghasilkan sistem-sistem bentuk daratan dan ekologi
yang unik (Verhagen, 1994; Sekretariat Proyek MREP,
1997).
Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh
1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka
air tertinggi dan ke arah laut lepas sampai daerah
gelombang pecah atau breakers zone (Shore Protection
Manual, 1984)
BATASAN PANTAI (Shore Protection Manual, 1984)
BATASAN PANTAI (Komar, 1976)
PANTAI DI INDONESIA
Luas laut 5,8 juta km2 atau sekitar tiga-perempat dari total luas wilayah Indonesia (7,7 juta
km2)
Garis pantai sepanjang 81.791 km atau terpanjang kedua setelah Kanada (Supriharyono,
2000)
Pantai berkarang
Pantai Mangrove
Pantai tebing
Pantai berpasir
PARAMETER OCEANOGRAFI
Pasang surut
Gelombang
Arus air
Transport sedimen
Abrasi (erosi) dan Akresi (sedimentasi)
Batimetri
PASANG SURUT
Surut Pasang
Bay of Fundy (Canada)
Perbedaan surut dan
pasang yang besar
Newton Law Universal Gravitation
PASANG SURUT
m1 m2
F k 2
R
Dimana;
k = konstanta gravitasi
= 6,67.10-11 Nm2/kg
PASANG SURUT
Equilibrium Theory
Gaya tarik menarik antara bumi dengan
bulan mengakibatkan terjadinya dua kali
pasang dan dua kali surut dalam waktu satu
hari (24.8 jam). Dikenal juga sebagai semi-
diurnal.
Semi-diurnal lebih rendah pengaruhnya di
daerah jauh dari equator.
JENIS PASANG SURUT
Ada 3 jenis:
1. Semidiurnal : 2 kali pasang dalam 1 hari
2. Diurnal : 1 kali pasang dalam 1 hari
3. Campuran
BACK
JENIS PASANG SURUT
JENIS PASANG SURUT
JENIS PASANG SURUT
KOMPONEN PASANG SURUT
ampl.K1 ampl.O1
F
ampl.M 2 ampl.S 2
Jika :
F = 0 – 0,25 : semidiurnal
F = 0,25 – 1,5 : mixed, mainly semidiurnal
F = 1,5 – 3,0 : mixed, mainly diurnal
F > 3,0 : diurnal
GELOMBANG
Jenis-jenis gelombang:
1. Gelombang stokes : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik lebih lancip di puncak dan datar di lembah
2. Gelombang Cnoidal : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik tidak memiliki lembah. Contoh : gelombang pantai
3. Gelombang Solitary : gelombang non sinusoidal, dengan
karakteristik hanya memiliki satu puncak dan tidak memiliki
lembah. Contoh : tsunami
4. Gelombang Airy : gelombang sinusoidal, dengan karakteristik
memiliki T, L dan H yang tetap.
GELOMBANG AIRY
H = tinggi gelombang
L = panjang gelombang
C = cepat rambat gelombang
T = periode gelombang
= L
C
a = amplitudo gelombang
h = simpangan vertikal
muka air terhadap SWL
h = kedalaman laut
PANJANG DAN PERIODE
GELOMBANG
gT 2 2h
L tanh
2 L
gT 2
Lo
2
= 1.56 T2 (m)
FUNGSI HIPERBOLIK
MENCARI L
CARA PERHITUNGAN TABEL
1. Hitung Lo
h
2. Hitung harga dan cari pada tabel
Lo
(kolom 1)
3. Dapatkan pada baris yang sama
(mendatar) harga h (kolom 2)
L
4. Hitung L
CEPAT RAMBAT GELOMBANG
Arah horisontal
Hgk cosh k (h z )
u cos( kx t )
x 2 cosh kh
Arah vertikal
Hgk sinh k (h z )
w sin( kx t )
z 2 cosh kh
KECEPATAN PARTIKEL AIR (2)
Tek.gelombang
H cosh k (h z )
p g cos( kx t ) gz
2 cosh kh Tek. hidrostatik
p pd ps
H cosh k (h z )
pd g cos( kx t )
2 cosh kh
Dimana:
pd = tekanan akibat gelombang (hidrodinamik)
ps = tekanan hidrostastik (air diam)
ENERGI GELOMBANG (E)
h(x,t)
E E p Ek
X
1
E gH 2 p h
8 dz z
dx
E = energi gelombang
Ep = energi potensial gelombang (energi perpindahan partikel air)
Ek = energi kinetik gelombang (energi pergerakan partikel air)
1
Ep gH 2 Ek
1
gH 2
16 16
DAYA GELOMBANG (F)
F E.C.n (watt)
1 2kh
n 1
2 sinh 2kh
KARAKTERISTIK GELOMBANG
REFRAKSI GELOMBANG
Bila kita gambarkan suatu wave ray yang bergerak menuju pantai
maka karena adanya refraksi garis lintasan wave ray tersebut
tidak akan lurus tetapi membelok.
untuk kontour yang paralel maka lintasan wave ray akan
mengikuti hukum Snell yaitu sebagai berikut :
sin 1 sin 2
C1 C2
dimana :
1 = sudut datang wave ray
2 = sudut refraksi wave ray
C1 = kecepatan gelombang datang
C2 = kecepatan gelombang refraksi
Ditinjau terhadap gelombang laut
dalam
sin o sin 1
Co C1
H H0 Kr Ks
dimana :
H0 = tinggi gelombang di perairan dalam
GELOMBANG PECAH
tan
H L0
dimana :
= sudut lereng pantai atau bangunan pantai
H = tinggi gelombang datang, biasanya diambil pada ujung kaki lereng
(Hb)
L0 = panjang gelombang di perairan dalam
JENIS GELOMBANG PECAH
BERDASARKAN NILAI PSP