MAKALAH PRECAST
CONCRETE PILE
DISUSUN OLEH :
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
BARAT
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1.1. Latar Belakang.......................................................................................2
BAB II ISI..............................................................................................................5
2.1. Beton Pracetak.................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Beton Pracetak..........................................................................5
2.1.2 Fungsi-Fungsi Beton Pracetak....................................................................6
2.1.3 Komponen dalam Sistem Beton Pracetak...................................................7
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Beton Pracetak...............................................8
2.1.5 Perbedaan Beton Pracetak dan Beton Konvensional................................10
2.2. Beton Prategang...............................................................................................11
2.2.1. Pengertian Beton Prategang.....................................................................11
2.2.2. Kelebihan beton prategang.......................................................................12
2.3. Pondasi............................................................................................................13
2.3.1. Penjelasan Pondasi...................................................................................13
2.3.2. Jenis-jenis Pondasi...................................................................................13
2.3.3. Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah.............................18
2.3. Pondasi Pracetak.................................................................................19
2.3.1. Tiang Pancang..........................................................................................19
2.3.2. Pondasi Piers............................................................................................21
2.3.3. Sheet Pile.................................................................................................21
2.4. Syarat dan Ketentuan atau SNI Beton Pracetak...................................23
2.5. Perusahan Produksi Pondasi Pracetak................................................23
BAB III PENUTUP..............................................................................................24
Kesimpulan..................................................................................................................24
REVISI................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II
ISI
1. Tiang pancang beton pracetak memadatkan tanah. Oleh karena itu, keuntungan
utama dari penggunaan tiang pancang ini adalah meningkatkan daya dukung tanah
2. Tiang pancang beton pracetak memadatkan tanah. Oleh karena itu, keuntungan
utama dari penggunaan tiang pancang ini adalah meningkatkan daya dukung tanah
.
3. Tumpukan ini dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan panjang dan
digunakan di lokasi. Akibatnya, kemajuan pekerjaan proyek akan lebih cepat.
4. Posisi tulangan pada tiang ini tidak terganggu dari posisi semula
5. Konstruksi tiang pancang ini dapat diawasi dengan baik, dan setiap cacat yang
terdeteksi dapat diperbaiki sebelum digunakan
1.Tiang pancang beton pracetak berat. Oleh karena itu, mereka memerlukan jenis
peralatan khusus untuk penanganan, transportasi dan mengemudi.
2.Jika tidak cukup hati-hati, Jika tidak cukup hati-hati, tumpukan ini dapat pecah
selama pengangkutan atau mengemudi.
3.Tiang pancang pracetak membutuhkan mesin penggerak tiang pancang yang berat
untuk pemasangannya.
e. Pondasi Sumuran
f. Pondasi Umpak
c. Bor Pile
2.3.3. Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah
- Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal:
pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang
atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung tahun 1983 adalah :
- Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
- Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
- Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
- Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara
sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg
tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut
digolongkan tanah keras.
2.2. Pondasi Pracetak
2.3.1. Tiang Pancang
Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan
langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang
pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak
memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada
tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma
tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.
Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah: bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja,
dan beton bertulang.
2.3.1.1. Metode Pelaksanaan
1. Persiapan Alat dan Bahan
- Pile (tiang pancang)
- Diesel Hummer
- Service Crane
2. Hal yang harus diperhatikan dalam pemancangan
- Karakteristik tanah
- Jenis tiang pancang
- Cara/jenis pembebanan
- Metode pukulan
3. Langkah Kerja
1.) Penentuan tititk-tititk dimana tiang pancang akan diletakkan
Penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah
ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan
dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa
dilakukan.
2.) Mendirikan alat pemancang
Alat pemancang tiang didirikan didaerah titik letak pemancangan
pondasi yang akan di pancang, dimana alat pemancang ini harus berdiri
tegak terhadap muka tanah.
3.) Proses pengangkutan tiang pancang
Sebelum melakukan pengangkutan menuju alat pemancang,
terlebih dahulu menentukan titik-titik letak pengikatan tiang.titik-titik
ini di dasarkan pada momen-momen lentur khusus yang dikembangkan
selama waktu pengambilan tiang pancang.
Setelah meakukan penenuan titik, lalu dilakukan pengangkatan
dilakukan dengan menggunakan Service Crane. Dengan Service crane
,tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang
sudah berada tepat diarea titik pancang.
4.) Penyambungan tiang pancang dengan jenis pemukul tiang
Setelah tiang pancang berdiri, lalu diantara kepala penumbuk dan
tiang pancang diberi suatu bantalan dengan tujuan melindungi ujung
tiang dari tegangan lokal yang berlebihan, dan mempunyai pengaruh
khusus pada gelombang tegangan yang timbul pada tiang selama
pemancangan. Pemilihan bantalan didasarkan pada karakteristik
pemancangan tiang, seberapa dalam tiang dapat dipancang, daya
dukung tiang dll.
5.) Pemancangan Tiang
Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi
alat sudah berada pada titik pemancangan.
Pemancangan dihentikan jika telah mencapai tanah keras, indikasi
jika pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer
sudah mental tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada
ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan
pembacaan kalendering.
6.) Kalendering
Kalendering adalah grafik catat yang berada pada alat
pancangdimana berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemancangan
yang telah dilakukan sudah memenuhi spesifikasi daya dukung yang
diinginkan.
2.3.2. Pondasi Piers
Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural
yang dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur
pondasi pier dipasangkan kedalam galian tersebut. Satu keuntungan pondasi
pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan
dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian
yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami
kekurangan ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal.
Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton bertulang pre cast. Karena
itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah
mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi pier
dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom
vertikal yang terbuat dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan
yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah digali. Lempengan beton
diafragma ini mentransfer beban bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di
atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah
atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini,
dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah
tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau
taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam
berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi
memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang
diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton
bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah
digali dan disusun secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik
kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.
2.3.3. Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertical relative tipis yanh berfungsi untul
menahan tanah dan untuk masuknya air ke dalam lubang galian. Karena
pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanan yang relative murah, turap
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti :
i. Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai
ii. Penahan tebing galian misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau
pondasi menerus, dan pembuatan basement
iii. Bangunan-bangunan di pelabuhan misalnya dinsing dermaga dan dok kapal
iv. Bandungan elak
Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena
akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile
juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan,
karena menyulitkan pemancangan.
2.3. Syarat dan Ketentuan atau SNI Beton Pracetak
SNI Pondasi Tiang Pancang Pracetak SNI 03-4434-1997
Kekentalan Beton pada Sheet Pile SKSNI T15-1990-03
SNI Pile Cap SNI 03-2847-2002
Secara umum pengertian beton pracetak adalah salah satu jenis beton yang
proses pembuatannya adalah dengan cara dicetak di sebuah pabrik menjadi
panel-panel yang nantinya akan dirakit.
Beton pracetak terbagi atas beton pracetak structural dan beton pracetak non
structural
Pondasi tiang pancang, pondasi piers, dan sheet pile merupakan beton
pracetak.
REVISI
1. Apa yang terjadi bila tiang pancang retak?
Metode Perbaikan :
1. Material
- Sikadur 731 (komponen A + B) atau yang setara.
- Bonding Agent (bahan perekat antara beton lama dengan beton baru),
dapat digunakan Sikalatex.
- Semen portland dan semen putih
2. Peralatan
- Gerinda/chipping tools
- Palu
- Sikat Kawat
- Sendok semen dan pisau dempul
- Kuas
3. Prosedur Perbaikan
1.) Gerinda bagian badan tiang yang mengalami retak ringan atau
chipping bagian badan tiang yang sompel/kropos/terkelupas.
2.) Bersihkan dan kasarkan permukaan beton lama dengan menggunakan
sikat kawat.
Oleskan bonding agent pada permukaan beton lama secara merata
menggunakan kuas.
Isi badan tiang yang telah di gerinda/chipping dengan Sikadur 731
yang sudah tercampur (A+B) sampai penuh menggunakan sendok
semen.
3.) Tunggu sampai Sikadur 731 mengeras dan kering total.
Lakukan finishing dengan melapisi permukaan dengan acian dari
semen portland + semen putih menggunakan pisau dempul.
Gambar 1. Konstruksi Sambungan Tiang Pancang Bundar dan Persegi dengan Las
b. Pelaksanaan
1.) Persiapan penyambungan
Permukaan baja yang akan dilas harus dibersihkan dari korosi dan
lapisan cat dengan sikat kawat baja dan sikat bulu;
Untuk lapisan pertama digunakan kawat las berselaput hidrogen rendah
(low hidrogen) dengan Ø 3,25 mm, sedangkan untuk lapisan kedua dan
selanjutnya digunakan kawat las berselaput hidrogen rendah Ø 4 mm;
Pada setiap tahapan lapisan las, permukaan las harus dibersihkan dari
terak dengan cara digerinda, dibersihkan dengan sikat kawat baja, dan
dibersihkan dengan sikat bulu;
Pengelasan dengan posisi horizontal merupakan posisi yang sulit
sehingga kawat las harus digerakan agak ke atas untuk menahan
lelehnya cairan las ke bawah.
10. Apa yang terjadi bila dalam proses pemancangan terjadi kemiringan
pemancangan
Toleransi Umum Pekerjaan Pemancangan
Dalam pekerjaan pemancangan, toleransi ditetapkan oleh Konsultan, baik
Konsultan Desain maupun Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi
Yang diberikan toleransinya di bagian ini adalah tiang pancang yang
bertujuan sebagai pondasi struktural dan bukan sebagai shoulder pile atau
sheet pile Apabila tidak ada ketentuan yang diberikan, dapat dipakai toleransi
umum yang banyak berlaku dan didasarkan dari standar yang umum
digunakan dalam pekerjaan, sebagai berikut:
a. Kelurusan Material Tiang Pancang
Penyimpangan kelurusan tiang pancang pada umumnya tidak boleh
melebihi 1/250 panjang tiang dan secara total tidak boleh melebihi 50 mm
(5 cm) untuk tiap segmen tiang pancang yang digunakan
b. Toleransi Kemiringan Vertikal
Toleransi kemiringan vertikal yang umum diberikan adalah :
- 2 % (setara 1:50 atau 1°) untuk pemancangan di tanah berpasir dan
lempung lunak
- 4% (setara 1:25 atau 2°) untuk pemancangan di tanah yang mempunyai
lapisan yang sulit dipancang dan tidak seragam atau lapisan tanah
berbatu (boulder ridden soil, gravelly)
- 2% untuk pemancangan di konstruksi pantai/laut yang lebih dari 50%
panjang tiangnya berada di permukaan tanah
Toleransi ketidaklurusan antar tiang pancang yang disambung pada
umumnya diberikan nilai 1:100 (penyimpangan sumbu memanjang antar
sambungan tiang pancang)
Untuk tiang yang mengalami kemiringan lebih dari toleransi yang
ditetapkan, harus dilakukan review atau analisa oleh engineer pondasi atau
Konsultan Desain, mencakup pertimbangan gaya horizontal dan pengaruh
ke tiang pancang lain, serta perubahan analisa pile cap yang diperlukan
c. Toleransi Posisi Titik Pancang
Toleransi posisi titik pancang yang bergeser pada umumnya ditetapkan
sebesar 75 mm atau 3 inchi -- untuk pergeseran lebih dari nilai tersebut
harus dianalisa untuk perubahan daya dukung atau perubahan pile cap
yang diperlukan
Beberapa konsultan memberikan toleransi 150 mm atau 6 inchi untuk
tiang yang berukuran besar, tergantung dari kondisi tanah dan kesulitan
pekerjaan
d. Toleransi Penyimpangan Sumbu Penampang Tiang Pancang
Untuk tiang pancang yang bukan berbentuk bundar (bukan spun pile),
yang sumbu penampang tiangnya diperhitungkan dalam analisa pondasi
maupun kelompok tiang, penyimpangan sumbu penampang tiang pancang
terhadap posisi/arah sumbu utama yang direncanakan tidak boleh lebih
dari 10° (setara 1:6 atau 15%)
e. Jarak Antar Titik Pancang
Untuk tiang dengan dukungan end-bearing (tahanan ujung) :
- jarak antar tiang tidak boleh kurang dari 2 kali diameter tiang bundar
(spun-pile) atau 2 kali sisi tiang berbentuk persegi (square pile) atau 1
kali dimensi terbesar untuk tiang berbentuk lain
- jarak minimal dari tepi pile cap atau tepi elemen struktur yang
didukung tidak boleh kurang dari 1 kali diameter
- jarak antar tiang tidak boleh kurang dari keliling penampang tiang
pancang yang digunakan dengan ketentuan minimum jarak = 1 m' jika
keliling tiang kurang dari 1 m' [diambil nilai terbesar antara keliling
penampang tiang pancang atau 1 m']
- jarak dari tepi pile cap atau tepi elemen struktur yang didukung tidak
boleh kurang dari 1/2 keliling penampang tiang pancang dengan
ketentuan minimum jarak = 500 mm (50 cm) -- [diambil nilai terbesar
antara setengah keliling penampang tiang pancang atau 50 cm]
f. Safety Factor
Safety factor untuk pengujian static maupun dynamic pada umumnya
diambil nilai 2 - 2,25 untuk beban tetap dan 1,5 untuk beban sementara.
http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.com/2016/01/macam-macam-
pondasi.html
https://asiacon.co.id/blog/pengertian-beton-pracetak-fungsi-beton-precast
http://blog.nobelconsultant.com/pondasi-tiang-pancang-beton-pracetak/
https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pemancangan-pondasi-
tiang-beton-pracetak
http://duniabangunan87.blogspot.com/2013/06/sejarah-beton-pracetak.html
https://megaconbeton.com/produk/tiang-pancang/
https://www.academia.edu/30866709/METODE_KERJA_PEMASANGAN_SHE
ET_PILE
http://projectmedias.blogspot.com/2013/10/pengertian-pile-cap-dan-
fungsinya.html