Pendahuluan
Pada saat ini dimana untuk mengurangi emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah kaca,
yang dihasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran batu bara. Isu lingkungan ini tampaknya
akan memainkan peran penting dalam kaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan di masa
mendatang maka sudah di produksi type semen yang dapat mengurangi masalah lingkungan hidup
tersebut. Produsen-produsen semen di Indonesia sudah memproduksi semen PCC dan PPC dimana
dengan memproduksi semen tersebut selain mengurangi dampak lingkungan juga lebih ekonomis
dan meningkatkan kapasitas produksi semen.
Penggunaan
Semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum seperti: pekerjaan beton,
pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton
pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.
pozolan
bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat
seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut
akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang
mempunyai sifat seperti semen.
DEFINISI (SNI 15-2049-2004) : Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan
dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang
bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.
Kuat Tekan :
Kuat tekan awal yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kecepatan pembongkaran
bekisting. Konsumen proyek sangat memperhatikan nilai kuat tekan baik umur 3 hari, 7 hari
dan 28 hari. Rata-rata kuat tekan 3 hr = 242, 7 hr = 312 ; 28 hr = 401.
Cepat Kering :
Kecepatan kering dikontrol oleh kadar SO3 dari Gypsum yang ditambahkan dengan
memperhatikan kadar C3A Clinker. Kecepatan kering ditunjukkan oleh parameter initial
setting time (pengikatan awal) dan final setting (pengikatan akhir). Sesuai SNI initial setting
min 45 menit dan final setting maks 375 menit.
Memiliki Daya Rekat Tinggi dan Tidak Mudah Retak :
Daya rekat sangat dipengaruhi oleh Free Lime atau kadar kapur bebas. Apabila kadar free
lime terlalu tinggi maka dapat mengurangi daya rekat semen terhadap agregat (batu, pasir)
dan menyebabkan retak rambut pada saat digunakan.
Plastisitas sangat dipengaruhi oleh kadar plastisizer material yang ditunjukkan dengan
parameter Loss on Ignition (hilang pijar), semakin tinggi LOI maka akan semakin workable
akan tetapi dapat menurunkan kuat tekan semen sehingga LOI dibatasi maksimum 5 %.
2. BLENDED CEMENT
DEFINISI (SNI 15-0302-2004) : Semen Portland Pozolan (PPC) adalah suatu bahan
pengikat hidrolis, yang dibuat dengan menggiling bersama-sama terak semen portland dan
bahan yang mempunyai sifat pozolan, atau mencampur secara merata bubuk semen
portland dan bubuk bahan yang mempunyai sifat pozolan.
Selama penggilingan atau pencampuran dapat di - tambahkan bahan-bahan lain asal tidak
mengakibatkan penurunan mutu.
Kuat Tekan :
Kuat tekan awal yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kecepatan pembongkaran bekisting.
Konsumen proyek sangat memperhatikan nilai kuat tekan baik umur 3 hari, 7 hari dan 28
hari. Rata-rata kuat tekan 3 hr = 217, 7 hr = 294 ; 28 hr = 392.
Cepat Kering :
Kecepatan kering ditunjukkan oleh parameter initial setting time (pengikatan awal) dan final
setting (pengikatan akhir). Sesuai SNI initial setting min 45 menit dan final setting maks 425
menit. Nilai typical SG initial setting 140 menit dan 270 menit untuk final setting. Kecepatan
kering PPC lebih lambat dari OPC Type I karena adanya tambahan pozzolan (trass/fly ash).
Daya rekat sangat dipengaruhi oleh Free Lime atau kadar kapur bebas. Apabila kadar free
lime terlalu tinggi maka dapat mengurangi daya rekat semen terhadap agregat (batu, pasir)
dan menyebabkan retak rambutpada saat digunakan. Meskipun tidak dipersyaratkan SNI,
SG memperhatikan free lime yang ditetapkan dalam rencana mutu dibatasi mak 2 %.
Plastisitas pada PPC sangat dipengaruhi oleh kadar plastisizer material yang ditunjukkan
dengan parameter Insoluble. Semakin tinggi akan semakin workable, namun ada batasan
tertentu agar tidak menurunkann Kuat Tekan di bawah batas yang ditentukan. Semen PPC
lebih plastis dibandingkan semen OPC Type I karena adanya penambahan Pozzolan
(trass/fly ash) tadi.
Hal tersebut karena penambahan pozzolan. Dalam jangka panjang pembebasan CaO (calcium
bebas) pada beton akan bereaksi dengan pozzolan dan air membentuk senyawa baru yang
mempunyai sifat lebih kedap terhadap larutan garam dan sulfat. Sifat tersebut lebih banyak
dimiliki oleh PPC dibandingkan OPC Type I.
Sebagai akibat adanya pozzolan (trass/fly ash). Hal tersebut sangat menguntungkan pada
pembuatan beton beton volume besar (beton masa) yang memerlukan persyaratan panas
hidrasi tertentu. Sehingga mengurangi timbulnya retak beton karena kecepatan hidrasi yang
berlebihan.
Bahan Pozzolan :
POZOLAN ALAM (NATURAL POZOLAN) Pozolan/tras yang terdapat di alam : Abu vulcanis,
Tanah diatome, Tufa, Fumice, dsb.
POZOLAN BUATAN (SYNTETIC POZOLAN) Pozolan yang didapat dari hasil pembakaran
tanah liat, pembakaran batubara berupa abu terbang (fly ash), actifated silica, abu sekam,
dsb.
Selisih waktu pengikatan akhir antara semen portland dengan semen portland pozolan
sebesar 45 menit.
Panas Hidrasi
Semen portland pozolan mempunyai panas hidrasi yang sama dengan semen portland
jenis II.
Kekuatan Tekan
Semen portland pozolan mempunyai kekuatan lebih tinggi dari semen portland jenis II.
Keawetan (Durability)
Semen portland pozolan tahan terhadap garam dan sulfat.
A. Pengertian Semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan
melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat. Pengertian ini dapat
diterapkan untuk banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk
bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk dapat membentuk massa yang mengeras,
semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering disebut juga semen portland.
Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3, pada kenyataannya
massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3. Variasi ini akan
berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan
menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C 348-97.
B. Komposisi Bahan Baku Semen
Batu gamping
Batu gamping dengan kadar CaCO3 antara 80%-85% sangat baik sebagai bahan baku semen
karena lebih mudah dig
iling untuk menjadi homogen.Batu gamping sebagai bahan baku utama semen harus memenuhi
syarat kimiawi tertentu :
3. SiO2 = 1% - 15%
4. MgO = < 5%
Faktor kejenuhan batu gamping yang baik yaitu lebih dari 1,02 dan tidak boleh kurang dari
0,66. Faktor kejenuhan (Fk) dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut :
2,8(%SiO2)+1,2(%Al2O3)+0,65(%Fe2O3)
Batu lempung
Batu lempung yang akan dipakai sebagai bahan baku semen sebaiknya mempunyai kadar
SiO2 lebih besar dari 70% dan Al2O3 lebih kecil dari 10%. Kedua unsur pembentuk batu lempung ini
berfungsi sebai bahan pengoreksi. Jika kadar Fe2O3 dalam batu lempung lebih kecil dari 10% maka
perlu memakai bahan pengoreksi yaitu berupa pasir besi.
Gipsum
Gipsum (CaSO4 2H2O) dipergunakan sebagai bahan tambahan (additve material) pada
pembuatan semen portland dengan jumlah antara 4%-6%. Fungsi gipsum disini sebagai redater,
yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan semen dan juga untuk menentukan
kualitas semen. Komposisi kimia gipsum untuk bahan baku semen portland disyaratkan sebagai
berikut :
5. Hilang pijar = 9%
6. Ukuran partikel = 95% (-14 mesh)
Pasir kuarsa
Dalam industri semen pasir kuarsa dipakai sebagai bahan koreksi bersama pasir besi, pyrite,
bauxite, laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
1. Kadar SiO2 = 95 % - 99 %
2. Kadar Al2O3 = 3 % - 4 %
3. Kadar Fe2O3 = 0 % - 1 %
Pasir besi
Pasir besi termasuk pada bahan korektif bersama pasirkuarsa. Untuk bahan baku semen
portland komposisi pasir besi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
3. TiO2 = 1% - 3%
4. CaO = 7% - 10%
5. H2 O = 0% - 1%
C. Jenis Semen
1. Semen Abu atau semen Portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk
dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang
bersuhu dan bertekanan tinggi Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk
memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5
tipe, yaitu tipe I sampai tipe V.
2. Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini
dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
3. Oil Well Cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam
proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
4. Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly
ash). Pozzolan buatan (fly ash)merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang
mengandung amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga
menjadi lebih keras.
Jenis semen
No.SNI Nama
PT.Holcim Indonesia
1. Proses basah
Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan
dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker
crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
2. Proses kering
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar
dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
1. Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
3. Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang
dibutuhkan untuk pembuatan semen).
5. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement
mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran
dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak
larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium,
magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
Secara singkat, proses dari pembuatan semen ini adalah semua bahan mentah dicampurkan,
bahan-bahan mentah ini harus bebas debu. Debu yang dihasilkan dari bahan mentah ini akan
ditangkap oleh penangkap debu, agar debu-debu tersebut tidak mencemari udara. Bahan-bahan
ditampung. Setelah ditampung, bahan-bahan ini kemudian dimasukkan ke dalam suspensi preheater.
Suspensi preheater ini berfungsi untuk memanaskan dengan cara menyemprotkan udara panas.
Kemudian bahan-bahan dimasukkan ke dalam rotary kiln (oven besar yang berputar) dan dibakar
pada suhu 1400 C sehingga menghasilkan butiran-butiran kecil berwarna hitam yang
disebut clinker (bahan setengah jadi). Clinker kemudian ditampung di dalam clinker silo. Dari clinker
silo kemudian dimasuk ke dalam semen mill. Semen mill ini adalah suatu tempat dimana terjadi
proses pencampuran dengan gipsum. Setelah dari semen mill, masuk ke dalam semen silo. Tahap
akhir dari proses pembuatan semen ini adalah pengepakan, yang selanjutnya semen akan di
distribusikan ke pasaran.
Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakan serta proses produksi,
industri semen menyebabkan dampak lingkungan sebagai berikut :
a) Lahan
b) air
Kualitas air menurun akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air
dari kegiatan penambangan. Menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi dan
pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan banjir pada musim
hujan.
Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu
lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu berkurang,
sehingga persediaan air tanah menipis. Sungai menjadi kering pada musim kemarau dan
banjir pada musim hujan karena tanah tidak mampu lagi menyerap air.
c) Udara
Debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku dan selama proses pembakaran
dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik dan bahan jadi ke luar pabrik,
termasuk pengantongannya. Debu yang secara visual terlihat di kawasan pabrik dalam bentuk kabut
dan kepulan debu menimbulkan pencemaran udara serius. Suhu udara di sekitar pabrik naik. Gas
yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara, berupa gas CO, CO2,
SO2 dan gas lainnya yang mengandung hidrokarbon dan belerang.
1. Semen Portland
a. Pengertian
Fungsi semen ialah untuk bereaksi dengan air sedangkan pasta semen berfungsi untuk
merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang homogen/padat, selain itu pasta semen
juga untuk mengisi ronga-ronga diantara butir-butir agregat.
b. Sejarah
Semen pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk
Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek
moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,
sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari
peredaran. Sebelum semen yang kita kenal ditemukan, adukan perekat pada bangunan di buat dari
kapur padam, pozolan dan agregat (campuran ini sering disebut semen alam).Campuran perekat
tersebut tidaklah terlalu kuat, tapi tergantung pula pada sifat pozolan yang di gunakan sebagai bahan
perekat. Pozolan adalah bahan yang terbentuk oleh debu dari letusan gunung berapi. Kapur hidrolis
pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana sipil yang bernama Jon Smeaton pada tahun 1756.
Pada saat itu ia bertugas untuk merehabilitasi menara api yang terletak di Eddystone. Ia mencoba
menggabungkan kapur padam dan tanah liat. Kemudian campuran itu ia bakar. Setelah mengeras,
bongkahan campuran tersebut di tumbuk hingga menjadi tepung. Yang mana tepung tesebut dapat
digunakan kembali dan dapat mengeras di dalam air. Mulai dari percobaan inilah sifat-sifat kapur
hidrolis mulai di kenal. Namun perkembangan bahan yang ia temukan masihlah lambat dibandingkan
campuran kapur padam biasa.
Jhon Smeaton
Pada tahun 1796 penemuan ini kembali dikembangkan oleh James Parker dari Norhfleed,
Inggris. Ia mengembangkan campuran yang telah ditemukan oleh Jon, perbedaan dari campuran
yang di temukan Jon, batu kapur yang digunakan James sebagai capuran adalah batu kapur yang
mengandung lempung. Sedangkan teknik yang di gunakannya sama dengan yang di lakukan Jon.
Pada tahun 1800 produk yang dikembangkan James berkembang pesat, sehingga produknya
di beri nama semen roman. Namun perkembangan tersebut hanya bertahan hingga tahun 1850. Di
Inggris tukang batu yang bernama Joseph Aspdin dari kota Leeds, mencampurkan kapur padam
dengan tanah liat, kemudian ia bentuk jadi gumpalan. Lalu di bakar dengan suhu kalsinasi (suhu
dimana kapur dapat meleleh) dan setelah itu di tumbuk hingga menjadi tepung. Ketika bahan
campuran tersebut mengeras, warna dari bahan berubah menjadi abu-abu. Warna tersebut
menyerupai bebatuan di wilayah Portland, maka Joseph memberi nama hasil temuannya sebagai
Semen Portland. Tanggal 21 october 1824, semen Portland Joseph mendapat hak paten dari raja
Inggris. Walau pun demikian ia tetap merahasiakan bahan campuran yang ia temukan, dan ia tidak
memproduksinya secara masal. Setelah ia wafat, pengembangan dan pemasaran secara masal
semen ini di teruskan oleh anaknya yang bernama William Joseph di Jerman. Tahun 1877 jerman
melakukan penilitian lebih lanjut terhadap semen Portland, hingga membentuk asosiasi pengusaha
dan ahli semen. 30 tahun kemudian asosiasi tersebut menyebar hingga ke Inggris dan di Inggris
Standard dari semen dibuat.
Semen Portland dibuat dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan memiliki
sifat adhesive maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara bersamaan suatu
campuran dari Calcereous (yang mengandung kalsium karbonat atau batu gamping) dan argillaceous
(yang mengandung alumina) dengan perbandingan tertentu.
1. Kandungan semen portland berupa kapur, silica dan alumina, sebagai bahan dasar
2. Ketiga bahan dasar tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550C dan menjadi klinker
4. Biasanya ditambah gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2 sampai 4 persen sebagai bahan
pengontrol waktu pengikatan
susunan kimia
OKSIDA PERSEN
Kapur (CaO) 60 65
Silika (SiO2) 17 25
Alumina (Al2O3) 38
Sulfur (SO3) 12
1) hidrasi semen
Proses Hidrasi berlangsung bilamana semen bersentuhan air dengan arah dari luar ke dalam,
maksudnya hasil hidrasi mengendap dibagian luar dan inti semen yang belum terhidrasi di bagian
dalam secara bertahap terhidrasi sehingga volumenya mengecil. Proses permulaan Hidrasi tersebut
berlangsung lambat, antara 2-5 jam yang disebut (periode induksi atau aktif) sebelum mengalami
percepatan setelah kulit permukaan pecah. Pada tahap hidrasi berikutnya, pasta semen menjadi gel
(butirannya sangat halus hasil hidrasi, memiliki luas permukaan yang amat besar)
Kekuatan pasta semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu
proses Hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan oleh proses hidrasi hanya
kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan setelah
mengeras. Akan tetapi, kelebihan air (pelumas) tersebut juga akan mengakibatkan pasta berpori lebih
banyak.
Semen portland yang dipakai untuk beton harus mempunyai kualitas tertentu yang telah
ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif, pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan baik yang
masih berbentuk bubuk kering maupun pasta semen yang sudah keras, juga betonnya yang dibuat
dari semen tersebut.ada sifat-sifat semen yang penting, yaitu;
a) kehalusan butiran
Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga semakin
luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen yang sama) maka makin cepat proses
hidrasinya. Secara umum, semen yang berbutir halus meningkatkan kohesi beton segar (fresh
concrete) dan dapat pula mengurangi bleeding, akan tetapi menambah kecenderungan beton untuk
menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut.
b) Waktu ikatan
Semen jika dicampur dengan air membentuk gel yang secara bertahap menjadi kurang
plastis, dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini tahap pertama dicapai ketika pasta semen cukup
kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini disebut waktu ikatan. Waktu
ikatan terbagi 2 yaitu;
a. Waktu ikatan awal ialah waktu dari saat pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan sifat
keplastisannya.
b. Waktu ikatan akhir ialah waktu mencapai pastanya menjadi masa yang keras.
Pada semen portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit dan waktu
ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam)
Perbedaan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah persentase 4
komponen utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia dibagi menjadi 5
jenis, yaitu:
a. Jenis I : Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus
b. Jenis II : Unutk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan agak tahan
c. Jenis III : Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal tinggi.
terhadap sulfat.
f. Sifat Pozzolan
Menurut Neville (1998), sifat pozzolan adalah sifat yang dimiliki bahan-bahan yang
mengandung senyawa silika dan alumina. Sebenarnya bahan tersebut tidak memiliki sifat seperti
semen. Namun apabila bahan tersebut digiling hingga halus dan dicampur dengan klinker di finish mill
untuk membentuk semen dan kemudian semen tersebut bereaksi dengan air maka akan membentuk
senyawa CSH dan CAH. Sehingga bahan pozzolan tersebut akan mempunyai sifat seperti semen.
Reaksinya yaitu senyawa silika dan alumina akan mengikat senyawa Ca(OH)2 untuk membentuk
senyawa CSH dan CAH :
Bahan pozzolan terbagi menjadi 2 yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan. Bahan pozzolan
alam contohnya yaitu trass, sedangkan bahan pozzolan buatan contohnya yaitu fly ash.
Semen portland standar harus memenuhi persyaratan kimia maupun fisika, hal tersebut
dapat dijabarkan dalam bentuk tabel, seperti:
Belerang Trioksida,
Tetrakalsium
- - - - 20
Aluminat, C3a, Ma. % Berat **)
Tetrakalsium Aluminoferit
Ditambah 2x Trikalsium Aluminat
(C4AF + 2C3AF) atau kadar larutan
padat (C4AF + C2AF), maks. % berat
**) - 58 - - -
60 60 60 60 60
Waktu pengikatan dengan alat
Gillmore: *) 8 8 8 8 8
awal, min.
10 10 10 10 10
1 hari
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
1 + 2 hari
1 + 6 hari
1 + 27 hari
- - 125 - -
Pengkatan semen (false set)
12 100 250 - 85
penetrasi akhir, % maks
200 175 - 70 150
- - - 175 210
Panas Hidrasi, maks.
Kal/g 7hari
28 hari
50 50 50 50 50
- 80 - 70 -
- - - - 0,045
Keterangan:
*) bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah penentuan memakai alat Vicat.
**) bila syarat ini diminta, maka syarat C4AE + C2F tidak perlu dilakukan
Semen portland pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang
homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker
semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland
dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6
% sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan.
Pozolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak
mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan
adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu
kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
1) Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan
adukan beton.
2) Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan
adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
3) Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana
tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
4) Jenis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana
tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi
rendah
2. Syarat mutu
1) Persyaratan kimia dan fisika semen portland pozolan jenis IP-U dan IP-K harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
2) Syarat kimia dan fisika semen portland pozolan jenis P-U dan P-K harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
3. Cara uji
Uji kimia
Uji fisika
Pengujian kehalusan dengan alat blaine atau turbidimeter, pengikatan dengan jarum vicat,
kekekalan bentuk dengan autoclave, kuat tekan, panas hidrasi dan kandungan udara mortar.
a) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5.
b) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5
setelah dilakukan uji ulang.
c) Kekurangan berat lebih dari 2% dari berat yang dicantumkan, baik dalam setiap kemasan
maupun berat rata-rata dari setiap kemasan maupun berat rata-rata dari setiap
pengiriman yang diwakili oleh penimbangan 50 kemasan yang diambil secara acak.
CATATAN : Uji ulang dapat dilakukan pada sisa semen didalam penyimpanan pada silo yang
akan dikirim selama periode lebih dari 6 bulan.
4. Pengemasan
5. Syarat penandaan
c) Merk/tanda dagang.
d) Nama perusahaan.
e) Berat netto.
Untuk semen portland pozolan curah, penandaan dicantumkan pada dokumen pengiriman.
a. Pengertian
Semen prozolan kapur adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan Menggiling
bersama suatu bahan pozolan dengan kapur padam atau yang dibuat dengan mengaduk secara
cermat dan merata suatu bahan pozolan halus dengan kapur padam.
Kapur pardam : adalah hasil pemadaman kapur- tohor( kapur tohor adalah kapur tohor yang
telah bersenyawa dengan air dan membentuk suatu hidrat ) .
b. Tujuan penggunaan
Semen pozolan kapur dapat dipakai untuk adukan,plesteran dan beton dengan mutu setinggi-
tingginya.
c. Cara pembuatan
1. Bahan baku
lan
bahan pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur dapat berupa bahan pozolan
alam seperti tras atau bahan pozolan buatan seperti semen merah.
Bahan pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi syarat
syarat peraturan trass dan semen merah Indonesia NI-20
b. Kapur padam
Kapur padam yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi syarat syarat
Peraturan kapur sebagai bahan bangunan Indonesia (NI-7)
Dalam pembuatan semen pozolan kapur dapat ditambahkan bahan-bahan lain sepanjang tidak
mengurangi mutunya
2. Cara pembuatan
Semen pozolan kapur harus dibuat dengan mengiling atau mengaduk bahan pozolan halus
atau kapur padam.perbandingan bahan-bahan baku dalam pembuatan semen pozolan kapur
tergantung dari sifat masing-masing bahan bakunya.
d. Syarat mutu
e. Cara penyimpanan
semen pozolan kapur harus disimpan atau ditimbun didalam gudang yang tahan pengaruh
cuaca dan terlindungi dari basah yang dapat mengakibatkan kerusakan mutu.
f. Syarat penandaan
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak henti kami panjatkan kepada Allah SWT atas apa yang
telah di berikan kepada kami hambanya yang tak berdaya ini dan tak lupa
salawat beriring salam kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan kepada alam yang penuh ilmu pengetahuan .
Sebelum memulai membahas sedikit ilmu yang kami ketahui
tentang SEMEN ,hasil diskusi dan kerja kelompok kami ingin berterima kasih
kepada dosen yang kami hormati dan para teman sekalian atas kesempatan
yang telah diberikan.
Tujuan kami membahas tentang SEMEN ini adalah tak lain dan tak bukan
adalah tugas kelompok yang di tugaskan oleh dosen kami yang kami hormati.
Dengan harapan dapat menambah pengetahuan pada salah satu proses
produksi semen.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMILIHAN PROSES
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air
dalam jumlah tertentu serta dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur
halus dengan kadar air 25-40% (slurry) dikalsinasi dalam tungku
panjang (long rotary kiln).
Perbandingan proses
2. 3 Pemilihan Proses
Proses Basah Proses ini dimulai dengan mencampur semua bahan baku
dengan air. Setelah itu dihancurkan. Kemudian bahan yang sudah
dihancukan tadi dibakar menggunakan bahan bakar minyak. Karena
membutuhkan banyak BBM, proses ini sudah jarang dilakukan oleh produsen
semen.
BAB III
Bahan baku pembuatan semen terdiri dari 2 komponen yaitu bahan baku
utama dan bahan tambahan. Bahan baku utama yang digunakan adalah batu
kapur (CaCO ) kemurnian 55%-60% dan tanah liat (Al O ) kemurnian 65%-
3 2 3
70%. Sedangkan bahan penolong yaitu: pasir silica (SiO ), pasir besi (Fe O )
2 2 3
Bahan baku adalah suatu material dasar yang digunakan dalam menciptakan
suatu produk.
3.1.1.1 Batu Kapur/Limestone (CaCO ) 3
yaitu :
1. Batu Kapur Kadar Tinggi (High Grade). Kandungan CaCO nya tinggi, 3
lebih dari 93%, MgO maksimal 2%, bersifat rapuh, H O maksimal 5%. 2
bersifat keras.
Batu kapur yang digunakan adalah batu dengan kadar tinggi dan
menengah (CaCO > 88%). Adapun komposisi batu kapur secara umum
3
- Fase : Padat
- Warna : Putih
Semua jenis tanah liat adalah hasil pelapukan kimia yang disebabkan adanya
pengaruh air dan gas CO dari batuan adesit, granit dan treakti. Batu-batuan
2
ini menjadi bagian yang halus, tidak larut dalam air dan mengendap berlapis-
lapis, lapisan ini tertimbun tidak beraturan. Tanah liat bercampur dengan
material lain antara lain Besi Oksida, Kalium Oksida, Natrium Oksida,
Phosphor Oksida dan bahan Organik. Sifat dari tanah liat bila dipanaskan
atau dibakar akan memampat dan menjadi keras.
Adapun komposisi tanah liat yang digunakan secara umum ditunjukkan pada
tabel dibawah ini.
% SiO 2 % Al O 2 3 % Fe O
2 3 % MgO
- Fase : Padat
Pasir silika berfungsi sebagai pembawa oksida silica (SiO ) dengan kadar yang
2
semakin putih warnanya dan biasa disebut pasir kuarsa yang berkadar
SiO mencapai 98,5 98 %. Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya
2
kotoran seperti Oksida Logam dan bahan Organik. Pasir silika ini digunakan
sebagai bahan tambahan pada pembuatan semen jika kadar SiO -nya masih
2
rendah.
- Fase : padat
molekul hidrat. Bahan ini ditambah setelah campuran bahan mentah dibakar
menjadi terak. Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir
dengan perbandingan 96 : 4. Untuk pembuatan semen gypsum yang diijinkan
mempunyai kandungan CaSO 5060 % dan air bebas 2,8 %.
4
Spesifikasi gypsum :
- Fase : Padat
- Warna : Putih
Komponen utama copper slag adalah Oksida Besi (FeO), Dioksida Silikon
(SiO ), Oksida Kalsium (CaO) dan Oksida Alumminium(AL O ). Copper slag
2 2 3
Specific gravity
- Fase : Padat
- Warna : Hitam
Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif.
Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses
pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung
oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %).
3.2.4 High Alumina Cement
Rafractory Concrette
Heat resistance concrete
Corrosion resistance concrete
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland
dengan anti bacterial agent seperti germicide. Bahan tersebut
ditambahkan pada semen Portland untuk Self Desinfectant beton terhadap
serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan
fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti
bakteri antara lain :
Kamar mandi
Kolam-kolam
Lantai industri makanan
Keramik
Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan
retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid
acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan
pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur
minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan
dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan
pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan,
maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat
digunakan pada pengeboran sumur yang dalam. Semen ini masih dibedakan
lagi menjadi beberapa kelas sesuai denganAPI Spesification 10 1986,
yaitu;
Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur
dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur
bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling
bersama antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag (Slag
Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgO/SiO + Al O dan
2 2 3
glass content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content
tersebut saling berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai
berikut :
3. Semen Masonry
Kalau pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland Pozzolan) aditif yang
digunakan hanya 1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif
yang digunakan lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini dikelompokkan
pada TERNARY CEMENT.
BAB IV
URAIAN PROSES
Semua bahan baku dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur
sebelum memasuki proses pembakaran. Pengeringan awal bahan baku
diperlukan untuk proses penggilingan dengan sistim kering dan sebelum
dilanjutkan pada proses selanjutnya bahan tersebut harus dianalisa terlebih
dahulu. Analisa yang dilakukan meliputi :
4.2.1 Crusher
Material Mix produk dari Crusher dihaluskan dan material koreksi yang
terdiri dari limestone hight gradt, Silika sand dan Iron sand dimasukkan
dalam satu campuran tertentu kemudian dialirkan melalui Bucket ke Cooler
Mill. Material produk dari Raw Mill mempunyai kehalusan 80% lolos pada
saringan 170 Mesh. Produk ini kemudian disimpan dalam silo-silo penyimpan
sebagai umpan kiln, sedangkan material yang masih belum memenuhi
standar kehalusan Raw Mill dialirkan kembali ke Bucket untuk digiling ulang.
Kiln adalah suatu unit peralatan berbentuk tanur putar yang berfungsi
untuk membakar umpan menjadi suatu material yang disebut Clinker. Kiln
menghasilkan Clinker 7500 ton/hari. Produk kiln merupakan bahan setengah
jadi yang berbentuk bulatan dengan diameter 1-8 cm. Clinker ini merupakan
senyawa kompleks yang terbentuk dari lelehan oksida-oksida umpan pada
temperatur 650 1400C. Proses pemanasan terjadi bertahap, mulai dari
penguapan kadar air, kalsinasi sampai pada proses Clinkerisasi. Pemanasan
pada kiln dimulai dengan pemanasan awal pada cyclon (preheater) yang
terdiri dari 4 stage. Stage 1 dan 2 berfungsi untuk penguapan air, stage 3
dan 4 berfungsi untuk kalsinasi dengan temperatur 800-880C. Proses
Clinkerisasi terjadi pada Kiln Cell dengan temperatur 1400C. Selanjutnya
lelehan yang keluar dari Kiln didinginkan dalam cooler secara mendadak
melalui ayakan sehingga produk yang keluar berbentuk granular. Clinker
yang dihasilkan disimpan dalam doom (Storage Clinker).
Dalam proses analisa ini bahan yang digunakan adalah produk dari finish
mill:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semen terbuat dari batu kapur (CaCO ) kemurnian 55%-60% dan tanah
3
silica (SiO ), pasir besi (Fe O ) dan gypsum (CaSO .2H O).
2 2 3 4 2
2. Proses pruduksi semen terdiri dari dua proses yaitu proses kering dan
proses basah.
3. Proses yang kami gunakan pada makalah ini adalah proses kering.
4. Tahapan pembuatan semen melalui proses kering meliputi proses
crusher, raw mill, kiln dan finish mill.
5. Semen terbagi dua yaitu semen Portland dan non Portland.
TES KEKUATAN BETON
SLUMP Test
Slum Test
Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai
beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja di lakukan pada saat beton sudah
mengeras. Test tersebut harus selalu di lakukan dengan hati-hati.Test yang
kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil
yang tidak tepat
UJI KUAT TEKAN
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton,
misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus
sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Sampel
dapat diambil dalam dua cara:
- Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter
kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu
sebanyak 0.2 m kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh
dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
- Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton
dalam truk.
SEMEN (CEMENT)
Adalah zat berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk
pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar agregat
satu sama lain
- Semen masonry
- Semen portland komposit
Tiap jenis semen akan memberikan properti yang berbeda pada beton yang
dihasi lkannya. Semen portland adalah tipe semen yang paling umum digunakan
untuk membuat campuran beton.
Semen Portland
Penyimpanan Semen
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh di
letakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat
menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air
sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau sejenisnya untuk
memberikan perlindungan ekstra. Jangan lupa, sirkulasi udara tetap harus
diperhatikan. Tumpukan semen yang sangat banyak biasanya di letakkan di
dalam gudang khusus.
KLASIFIKASI SEMEN:
SEMEN NON - HIDROLIK : tidak mengikat dan mengeras jika terkena air
namun dapat mengeras jika bersentuhan dengan udara. Contohnya
adalah kapur
1. Kapur hidrolik: 65% - 75% bahannya berasal dari batu gamping (kalsium
karbonat) beserta bahan pengikutnya yakni silika, alumina, magnesia dan
oksida besi.
2. Semen Pozollan: bahannya mengandung silisium atau alumunium. Dapat
bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu ruang serta membentu senyawa
dengan sifat- sifat semen.
3. Semen Portland: yang paling banyak digunakan. Dihasilkan dengan
menggiling bahan semen yakni klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik
dan bahan - bahan lain.
4. Semen Portland Pozollan: dihasilkan dari campuran semen Portland dengan
kapur dan bahan residu lainnya.
5. Semen Putih: semen Portland dengan kadar oksida besinya rendah (< 0.5%)
6. Semen Alumnia: dihasilkan melalui pembakaran batu kapur dan bauksit yang
telah digiling halus pada temperatur 1600 derajat Celsius. Berwarna abu- abu.
Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling
klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan SNI
No.15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l. Semen jenis ini digunakan
untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan
persyaratan khusus), seperti :
Perumahan
Beton pratekan
Adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen
Portland dan Pozzolan halus, dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% massa Semen
Por tland Pozzolan. Semen Por tland Pozzolan memenuhi persyaratan SNI 15-
0302-2004 type IP-U. Kegunaan: Bangunan ber tingkat (2-3 lantai )
Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi
yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan
baku pembuatan genteng beton hol low brick, paving block, dan tegel .
SUPER MASONRY CEMENT (SMC)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi
dan gas alam dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan
bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR).
Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan
temperatur ter tentu
AGREGAT
Kuat dan keras. Aggregat yang rapuh dan keropos bisa menurunkan kual
itas beton.
Tahan terhadap waktu dan cuaca seekstrim apapun. Ada jenis batu-
batuan yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca sehingga mudah
pecah. Jenis ini tidak cocok untuk di jadikan aggregat beton.
Penyimpanan Aggregat
KLASIFIKASI AGREGAT
Contoh agregat alam yang sering dipergunakan adalah keriki l dan pasir. Kerikil
adalah agregat yang mempunyai diameter lebih dari inchi (6,35 mm) ,
sedangkan pasir berukuran kurang dari inchi, tetapi lolos saring No. 200 atau
lebih besar dari 0,075 mm.
Permintaan akan agregat alam yang berbentu kubus atau bersudut, mempunyai
permukaan kasar, dan bergradasi baik yang semakin banya tidak mungkin
seluruhnya dapat dipenuhi oleh degradasi alami. Oleh karena itu, agregat
alam juga dapat dibentuk dengan cara pengolahan. Penggunaan alat pemecah
batu (crusher stone) yang terkontrol dapat membentuk agregat sesuai bentuk
yang dibutuhkan. Terutama untuk pembangunan jalan.
Agregat alam yang berasal dari tempat terbuka disebut pitrun, sedangkan yang
berasal dari tempat ter tutup disebut bankrun
2. Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-
pabrik semen dan mesin pemecah batu. Agregat buatan sering disebut filler
(material yang berukuran lebih keci l dari 0,075 mm). Berdasarkan besar
partikel -par tikelnya agregat dapat dibedakan atas agregat kasar, agregat halus
dan abu/filler. Menurut AST M agregat kasar berukuran > 4,75 mm, dan agregat
halus berukuran < 4,75mm.
AIR
Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung
bahan kimia yang dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling
banyak digunakan untuk mencampur adukan beton. Air laut tidak
disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi tulangan. Air
sungai? Harus dicek dahulu apakah ada buangan limbahnya atau tidak.
Biasanya yang digunakan diproyek adalah air dari sumur atau dari PDAM.
ZAT TAMBAHAN BETON
Mineral Admixture :
Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai
mineral admixture.
1. Air-Entraining (AEA)
Penerapan:
Pengaruh:
Keterangan:
Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen
tinggi dan kehadiran fly ash
2. Water -Reducing
Penerapan:
Untuk meningkatkan workabilitas
Pengaruh:
Keterangan:
Dapat menyebabkan penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal
ini dapat mempengaruhi kekuatan dan porosi tas beton
Seorang engineer pastilah mengetahui tentang beton. Beton merupakan bagian terpenting dalam
sebuah bangunan atau dalam sebuah pekerjaan teknik sipil. Untuk itu sebagai seorang calon
engineer, saya akan mengulas sedikit tentang komposisi dan komponen beton berikut:
Beton adalah material buatan atau artifisial (berbeda dengan kayu, dan baja), yang terdiri dari
beberapa campuran:
1. Semen
2. Air
3. Agregat (kerikil) kasar dan halus.
4. zat aditif jika diperlukan
Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah dan rasio tertentu
sehingga mudah dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan
dibentuk (finish), dan campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan
produk yang kuat dan tahan lama. Jumlah dari masing-masing bahan yang
dicampurkan (semen, air, agregat, dll) akan mempengaruhi properti dari beton yang
dihasilkan.Adalah zat berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan
membentuk pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar
agregat satu sama lain
A. SEMEN (CEMENT)
Penyimpanan Semen
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh
diletakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat
menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air
sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau sejenisnya
untuk memberikan perlindungan ekstra. Jangan lupa, sirkulasi udara tetap harus
diperhatikan.Tumpukan semen yang sangat banyak biasanya diletakkan di dalam
gudang khusus.
Susunan Kimia Semen
1. KLASIFIKASI SEMEN:
SEMEN NON- HIDROLIK : tidak mengikat dan mengeras jika terkena air namun
dapat mengeras jika bersentuhan dengan udara. Contohnya adalah kapur.
SEMEN HIDROLIK: mengeras jika terkena air. Macam- macamnya:
1. Kapur hidrolik: 65%- 75% bahannya berasal dari batu gamping (kalsium
karbonat) beserta bahan pengikutnya yakni silika, alumina, magnesia dan oksida
besi
2. Semen Pozollan: bahannya mengandung silisium atau alumunium. Dapat
bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu ruang serta membentu senyawa
dengan sifat- sifat semen\
3. Semen Portland: yang paling banyak digunakan. Dihasilkan dengan
menggiling bahan semen yakni klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik dan
bahan- bahan lain.
4. Semen Portland Pozollan: dihasilkan dari campuran semen Portland dengan
kapur dan bahan residu lainnya.
5. Semen Putih: semen Portland dengan kadar oksida besinya rendah (< 0.5%)
6. Semen Alumnia: dihasilkan melalui pembakaran batu kapur dan bauksit yang
telah digiling halus pada temperatur 1600 derajat Celsius. Berwarna abu- abu.
Proses Pembuatan Semen
SNI No. 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l. Semen jenis ini
digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak
memerlukan persyaratan khusus), seperti: Bangunan bertingkat tinggi
Perumahan Jembatan dan jalan raya Landasan bandar udara Beton pratekan
Bendungan saluran irigasi Elemen bangunan seperti genteng, hollow,
brick/batako, paving block, buis beton, roster, dan lain-lain
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan
panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa,
dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan
Adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen
Portland dan Pozzolan halus, dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% massa Semen
Portland Pozzolan.
Semen jenis ini adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi
perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga
digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving
block, dan tegel.
B. AGREGATE
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya batu split. Agregat ada dua
jenis: agregat kasar dan agregat halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau
jenis crushed rock.
Sementara aggregat halus biasanya terdiri dari pasir dan kerikil halus.
SYARAT AGREGAT
KLASIFIKASI AGREGAT
Berdasarkan proses pengolahannya agregat digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu agregat
alam dan agregat buatan.
Contoh agregat alam yang sering dipergunakan adalah kerikil dan pasir. Kerikil
adalah agregat yang mempunyai diameter lebih dari inchi (6,35 mm),
sedangkan pasir berukuran kurang dari inchi, tetapi lolos saring No. 200 atau
lebih besar dari 0,075 mm.
Permintaan akan agregat alam yang berbentu kubus atau bersudut, mempunyai
permukaan kasar, dan bergradasi baik yang semakin banya tidak mungkin
seluruhnya dapat dipenuhi oleh degradasi alami. Oleh karena itu, agregat alam juga
dapat dibentuk dengan cara pengolahan. Penggunaan alat pemecah batu (crusher
stone) yang terkontrol dapat membentuk agregat sesuai bentuk yang dibutuhkan.
Terutama untuk pembangunan jalan. Agregat alam yang berasal dari tempat terbuka
disebut pitrun, sedangkan yang berasal dari tempat tertutup disebut bankrun
2. Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-
pabrik semen dan mesin pemecah batu. Agregat buatan sering disebut filler
(material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm). Berdasarkan besar partikel-
partikelnya agregat dapat dibedakan atas agregat kasar, agregat halus dan abu/filler.
Menurut AST M agregat kasar berukuran > 4,75 mm, dan agregat halus berukuran <
4,75mm. Sedangkan menurut AASHTO agregat kasar berukuran > 2 mm dan
agregat halus berukuran antara 0,075 mm hingga < 2 mm.
C. AIR
b. Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan
kimia yang dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan
untuk mencampur adukan beton. Air laut tidak disarankan, karena bisa
menyebabkan karat pada besi tulangan. Air sungai? Harus dicek dahulu apakah
ada buangan limbahnya atau tidak. Biasanya yang digunakan diproyek adalah
air dari sumur atau dari PDAM.
b. Mineral Admixture : Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air
digolongkan sebagai mineral admixture.
1. Air-Entraining (AEA)
Penerapan:
Pengaruh:
Keterangan:
2. Water-Reducing
Penerapan:
Pengaruh:
Keterangan: