Anda di halaman 1dari 7

Slag adalah low hidration dan sulfat resistant, (jetty merah putih).

Jika mencantumkan OPC, tipe 5


tidak bisa masuk.
Semen untuk pengeboran atau pengganti tipe 5 bisa digunakan OPC + tipe 2.
Jetty di donggie senoro (tipe PPC atau OPC). Ogas yang penting lowheat dan sulfat resistant ( zet 3A
lebih kecil tipe 5)

Durapro adalah 50 slag + OPC = seperti tipe 5.


Durapro contohnya marine structure concreating in hot weather conditions effect. Kerasnya lebih
lambat (yang sifat sulfat resistant kerasnya lebih lambat). 28 hari hasil kuatnya lebih tinggi dari OPC.
Durability lebih bagus high rise building tidak cocok.

-Harga OPC = Rp 750.000 Not PPN, Include PPN jadi Rp 825.000


-OPC jadi sertifikatnya bulan july.
-langsung giling
-tracking dari quarry sendiri dari bayah (klinker)
-kapasitas 1.7 juta ton setahun (only cilegon)
-pabrik : bayah, ciwandan, gresik, pontianak (packing plan, only PPC not PPC), and vietnam.
-ower from indonesia (china medan) CEO from production of WILMAR.

-PPC Bold = Gresik


-Adhi karya = use PCC and type 5
-Semen merah putih dari cina lama keringnya, merah putih granding Plant

SNI ASTM Europe Standart


Semen Merah Putih 7064:2014
MP ULTRAMIX 2049:2015 (type 1)
MP SUPERMIX 7064:2014 C595/C595M-14 (Type EN 197-1:2000
15 (15) CEMII/A-S
MP PRIMAMIX
DURAPRO 8363:2017
ULTRACEM 6385:2016 C989/C989M-14 BS6699:1992

-Jabodetabek 21 bathing plan, jakarta 9/10 ; BP di cilegon = di bojongegara.


-Pak usman & aries (Production)

- Slag semen sudah 2 tahun aplikasinya


- Khusus OPC building
- Slag semen (SNI baru sudah ada = 40-70 lebih)
- Penggunaan project di malimping 50%.
- OPC = 15% slag (posco not B3 (15%), indofero B3)
- Diluar negeri semua nya bukan B3 tapi di indonesia masih B3

Baya operasi 2016


Supply WIKA TOL LAMPUNG
Were House 50.000 ke lampung
SNI 7064:2014 = PCC
SNI 2049:2015 = OPC

MP-Ultramix
MP Supermix = pake slag 15% (Low Heat) (dikorea ideal 25%). 40% = lambat kering + OPC
Recomendasi untuk Jetty, jalan, MC
MP Primamix = Slag 25% + OPC

Precast di Bojonegara = Uditch, fassade, dinding

Spesial product :
1. Ultrathin white topping.
2. Rolling Compacted Concrete = Slump 4, wet mix BP, pake faver (alat).
Faver alat = slump 10 12 Full 3 m3 Ex 3 m3. Slump maks 4-5. Kapasitas 3.5 m3. Diaduk 2m3
sekali jalan 4 m3 atau 2x mixing with dump truck. FS 45 = semen 415 atau K450.

3. Short crete

Jembatan suramadu itu tipe 2 tapi PPC semuanya.


Sak khusus PCC (umum dijual PCC, OPC pesanan)
SCG= kirim OPC 50kg
1 tahun 500.000 ton.

Kapasitas loading 240.000 loading/hour.


PLTU jepara fly ash bagus.

Lingkungan hidup = untuk perizinan penggunaan fly ash.

Blaine.
OPC (Ordinary Portland Cement) adalah semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk
konstruksi umum atau bangunan yang tidak membutuhkan persyaratan khusus. Semen tipe iini
memiliki kadar silika yang terbesar diantara tipe PPC dan PCC.

PCC (Portland Composite Cement) adalah semen dari hasil penggilingan terak semen portland,
gipsum, dan satu atau lebih bahan anorganik, untk konstruksi beton umum, pasangan batu bata,
plesteran, selokam, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
dan paving block.

PPC (Portland Pozzoland Cement) adalah semen hidrolis yang terbuat dari penggilingan terak
(clinker) semen portland dengan gipsum dan bahan pozzolan, untuk bangunan umum dan bangunan
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang seperti jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, dan bangunan irigasi.

Dari segi kekuatan lekatan yang ada semen tipe OPC memiliki kekuatan lekatan lebih dari tiga semen
tersebut. Hal tersebut dikarenakan kandungan silika yang ada pada semen tipe OPC lebih banyak.
Namun, semen tipe OPC ini jarang ditemui langsung dipasaran (toko bangunan terdekat) melainkan
harus memesan langsung ke pabrik atau ke provider ready mix yang memiliki bathing plan terdekat.
Tipe semen yang tersedia di pasaran seringnya tipenya PPC.
Sumber :
https://prihadisetyo.wordpress.com/2009/06/19/mengenal-semen-type-i-dan-pcc-apa-bedanya/

Semakin mahalnya harga bahan bakar memicu pabrik semen untuk berhemat agar dengan
daya beli masyarakat yang barangkali turun, semen tetap terjangkau. Selain itu, dengan
perkembangan teknologi bahan, pabrik semen juga berlomba untuk menciptakan produk-
produk baru sehingga kadang membingungkan masyarakat. Pada kesempatan ini saya
postingkan dua diantara type semen yang ada. Dua tipe ini sering tersedia di pasaran namun
karena penggunaannya mirip maka bisa membingungkan kita sebagai konsumen.

Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekat bila bercampur
dengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3 macam yaitu klinker/terak (70% hingga
95%, merupakan hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi dan lempung),
gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan) dan material ketiga seperti batu kapur,
pozzolan, abu terbang, dan lain-lain. Jika unsur ketiga tersebut tidak lebih dari sekitar 3 %
umumnya masih memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland Cement). Namun
bila kandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25% maksimum, maka semen
tersebut akan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite Cement). Standard dan
penggunaannya diberikan sebagai berikut:

Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I


Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004
American Standard : ASTM C 150-04a
European Standard : EN 197-1:2000

Semen Portland Tipe I merupakan jenis semen yang cocok untuk berbagai macam aplikasi
beton dimana syarat-syarat khusus tidak diperlukan.

Portland Composite Cement (PCC)


Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004
European Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N & 42.5 R)

PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya,


sama dengan penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC
mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan
Semen Portland Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan
permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

Jadi dari keterangan di atas, kalau kita hanya butuh untuk bangunan biasa dengan lantai tidak
terlalu tinggi serta bukan untuk tiang dan balok beton, tipe PCC barangkali cukup memadai.
Namun untuk yang memerlukan kekuatan tinggi sebaiknya pakai OPC tipe 1. Plesteran dan
pasangan bata barangkali pakai PCC sedang tiang, balok dan lantai coran sebaiknya pakai
OPC tipe 1. Maaf walaupun contoh gambar di atas merk tiga roda, penulis tidak berpihak
kepada siapapun, sebab bila memenuhi SNI atau ASTM semua merk boleh anda pakai. Yang
jelas dengan memakai PCC berarti pula menghemat sumber daya alam dan energi karena
kebutuhan energinya lebih besar OPC. Silakan mencoba, semoga rumah anda kuat, kokoh,
dan nyaman.

Jawaban dari pertanyaan pertanyaan

1. pada umumnya semen tipe PPC dan PCC dibuat untuk menggantikan fungsi OPC
Tipe 1 sehingga kekuatan beton yang menggunakan PPC maupun OPC akan mirip
dengan yang menggunakan OPC tipe 1. Hal ini dapat terjadi karena kalau untuk PPC
ada tambahan fungsi perekat dari pozzolannya sebagai ganti klinker yang
prosentasenya berkurang. Sedangkan pada PCC umumnya digiling lebih halus
sehingga kekuatan tekan tambahan diperoleh akibat luas permukaan butiran semen
per satuan massa menjadi lebih tinggi dibanding OPC tipe 1. Begitu kira-kira mas,
jadi jangan kawatir tentang kekuatannya asal proporsi campuran mirip dengan
pemakaian OPC tipe 1, ok, selamat mencoba, salam.
2. untuk kekuatan jelas berbeda.. karena semen OPC lebih banyak mengandung klinker
dibanding semen PCC,, karena klinker merupakan bahan utama pembuatan semen,.
itu lah yang menyebabkan kuat tekannya berbeda.. tetapi harga semen PCC jauh lebih
terjangkau dibanding semen OPC.
3. OPC sudah jarang yang memproduksi mas karena mahal biaya produksinya dan
kurang ramah lingkungan karena menghabiskan energi lebih banyak sehingga
produsen semen lebih memilih PPC atau PCC. Terima kasih, salam, psd.
4. PC sama dengan OPC. Kalau PCC kadar klinkernya dikurangi, umumnya sekitar 75%
sedang kalau OPC kadar klinkernya sekitar 96%. PCC adalah PC yang dikurangi
kadar klinkernya dan diganti dengan material lain seperti batu kapur atau fly ash. Tapi
kekuatannya mirip karena untuk PCC biasanya digiling lebih lembut untuk
kompensasi berkurangnya kekuatan akibat berkurangnya kadar klinker. Ok, salam,
psd.
Sumber : http://rullyseno.blogspot.co.id/2014/07/semen-pcc-dan-ppc.html

Semen PCC dan PPC

Pendahuluan

Pada saat ini dimana untuk mengurangi emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah
kaca, yang dihasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran batu bara. Isu lingkungan
ini tampaknya akan memainkan peran penting dalam kaitan dengan isu pembangunan
berkelanjutan di masa mendatang maka sudah di produksi type semen yang dapat mengurangi
masalah lingkungan hidup tersebut. Produsen-produsen semen di Indonesia sudah
memproduksi semen PCC dan PPC dimana dengan memproduksi semen tersebut selain
mengurangi dampak lingkungan juga lebih ekonomis dan meningkatkan kapasitas produksi
semen.

Semen PCC dan PPC berdasarkan SNI 2004

1. Semen Portland Komposit ( SNI 15-7064-2004 )


Bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips
dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland
dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi
(blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik
6% - 35 % dari massa semen portland komposit.

Penggunaan
Semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum seperti: pekerjaan beton,
pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti
beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.

2. Semen Portland Pozzoland (SNI 15-0302-2004 )


suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan
pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan,
atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan
40 % massa semen portland pozolan.

pozolan
bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat
mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air,
senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar
membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.

Jenis dan penggunaan


2.1 Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton.
2.2 Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
2.3 Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
2.4 Jenis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan
panas hidrasi rendah.

Persamaan karakter dan kelebihan semen PCC dan PPC


Berdasarkan penjelasan diatas terdapat kesamaan antara PCC dan PCC yaitu terdapat bahan
tambahan antara 6% - 40%. Maka dengan adanya bahan tambahan dalam semen tersebut
dibandingkan semen OPC adalah :
1. Jika dengan jumlah semen yang sama akan didapat kuat tekan awal yang lebih tinggi pada
semen OPC.
2. Kuat awal semen PCC dan PPC tergantung dari produsen menggunakan berapa besar
bahan tambahan dalam semen.
3. Memiliki perkembangan kuat tekan akhir baik karena pengaruh dari SiO2 yang
mempengaruhi kuat tekan akhir beton biasanya semakin tinggi bahan tambahan klinker kuat
tekan akhir semen PCC dan PPC diatas umur 28hari.
4. Berdasarkan SNI 03-2915-2002 semen PPC dapat digunakan untuk beton didaerah sulfat
5. Memiliki panas hidrasi yang lebih rendah dibandingkan semen OPC

Kekurangan semen PCC dan PPC


1. Jika dengan jumlah semen yang sama dengan OPC maka kuat tekan awal dan kuat tekan
umur 28hari dibawah dari semen OPC, kuat tekan mencapai optimum pada umur diatas 28
hari bisa 56 hari atau 90 hari tergantung dari jumlah bahan tambahan dalam semen.
2. Konsistensi beton besar dipengaruhi konsistensi bahan tambahan semen pada PCC dan
OPC.
3. Untuk mengejar kuat tekan pada umur 28 hari maka biasanya penggunaan semen PCC dan
PPC lebih banyak 20 - 50 kg/m3 dibandingkan semen OPC.

Anda mungkin juga menyukai