Anda di halaman 1dari 9

STUDI PENELITIAN KEKUATAN MORTAR DARI TEMBOK BANGUNAN DI

WILAYAH RAWAN GEMPA JAWA TIMUR


AGUNG HARI SULISTYO

Abstract

Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Bangunan yang
runtuh akibat bencana gempa bumi sebagian besar terjadi pada bangunan-bangunan sederhana.
Kekuatan material tembokan merupakan salah satu penentu kekuatan dinding tembokan. Variasi
kekuatan material tembokan yang cukup signifikan antar masing-masing daerah menyebabkan
variasi kerusakan yang berbeda, walaupun sistem struktur dan intensitas maksimum gempa yang
terjadi

relatif

sama.

Tujan penelitian adalah untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik mortar pada masing-masing
wilayah tinjauan. Benda uji yang digunakan sebagai obyek penelitian berjumlah 108 buah untuk
kuat tekan dan 144 buah untuk kuat tarik. Dengan ketentuan mortar yang dibuat, menggunakan
material dari empat daerah yaitu Sernoboyo, Bantur, Ngantro, Muncar. Untuk satu daerah terbagi
dalam tiga macam komposisi campuran dan benda uji dari masing-masing komposisi campuran
dibuat 9 buah benda uji untuk kuat tekan dan 12 buah benda uji untuk kuat tarik.
Dari hasil penelitian didapatkan : (1) Untuk kuat tekan dengan komposisi campuran 1Pc : 0Kp :
3Ps memiliki nilai rerata : 220 kg/cm2 (Sernoboyo), 128.89 kg/cm2 (Muncar), 136.67 kg/cm2
(Ngantro), 92.22 kg/cm2 (Bantur). Komposisi campuran 1Pc : 1Kp : 5Ps memiliki nilai rerata :
84.44 kg/cm2 (Sernoboyo), 34.44 kg/cm2 (Muncar), 46.67 kg/cm2 (Ngantro), 42.22 kg/cm2
(Bantur). Komposisi campuran 1Pc : 3Kp : 10Ps memiliki nilai rerata : 21.11 kg/cm2
(Sernoboyo), 7.56 kg/cm2 (Muncar), 5.11 kg/cm2 (Ngantro), 4.44 kg/cm2 (Bantur). (2) Untuk
kuat tarik dengan komposisi campuran 1Pc : 0Kp : 3Ps memiliki nilai rerata : 28.15 kg/cm2
(Sernoboyo), 19.30 kg/cm2 (Muncar), 21.92 kg/cm2 (Ngantro), 17.19 kg/cm2 (Bantur).
Komposisi campuran 1Pc : 1Kp : 5Ps memiliki nilai rerata : 14.65 kg/cm2 (Sernoboyo), 7.52
kg/cm2 (Muncar), 7.12 kg/cm2 (Ngantro), 7.59 kg/cm2 (Bantur). Komposisi campuran 1Pc :

3Kp : 10Ps memiliki nilai rerata : 3.64 kg/cm2 (Sernoboyo), 1.89 kg/cm2 (Muncar), 1.96 kg/cm2
(Ngantro), 1.77 kg/cm2 (Bantur). Dari masing-masing daerah, yang mempunyai kuat tekan dan
kuat tarik mortar paling tinggi adalah yang menggunakan bahan dari daerah Sernoboyo
(Pacitan). Sedangkan untuk daerah Bantur (Malang) mempunyai kuat tekan dan kuat tarik paling
rendah. Hal ini membuktikan bahwa pasir dari daerah Sernoboyo (Pacitan) mempunyai sifat-sifat
yang bagus untuk dijadikan campuran mortar.
Semen abu adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama
batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan
bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini
berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari lima tipe, yaitu tipe I, II, III, IV,
dan V :

Tipe I, semen Portland jenis umum (Normal Portland Cement), yaitu jenis semen Portland
untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan sifat-sifat

khusus.
Tipe II, semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (Modified Portland Cement), yaitu

jenis semen yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Tipe III, semen Portland dengan kekuatan awal tinggi (High Early Strength Portland
Cement). Jenis ini untuk membangun struktur bangunan yang menuntut kekuatan tinggi atau

cepat mengeras.
Tipe IV, semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah (Low Heat Portland Cement).

Jenis ini khusus untuk penggunaan panas hidrasi serendahrendahnya.


Tipe V, semen Portland tahan sulfat (Sulfate Resisting Portland Cement). Jenis ini
merupakan jenis khusus untuk penggunaan pada bangunan-bangunan yang terkena sulfat
seperti di tanah, atau di air yang tinggi kadar alkalinya.
1. Semen putih (gray cement)
Semen putih adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk

pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari
bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
2. Oil well cement atau semen sumur minyak
Semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran
minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun dilepas pantai.
3. Mixed & fly ash cement

Mixed and fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash).
Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang
mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam
berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga
menjadi lebih keras.
1.3 Jenis-Jenis Semen
Semen terbagi dalam beberapa jenis, yaitu :
a) Semen Portland
Semen Portland didefinisikan sebagai produk yang didapatkan dari penggilingan halus
klinker yang terdiri terutama dari kalsium silikat hidraulik, dan mengandung satu atau dua
bentuk kalsium silikat sebagai tambahan antar giling. Kalsium silikat hidraulik mempunyai
kemampuan mengeras tanpa pengeringan atau reaksi dengan karbon dioksida udara, dank arena
itu berbeda dengan perekat anorganik seperti Plaster Paris. Reakis yang berlangsung pada
pengerasan semen adalah hidrasi dan hidrolisis. (George T. Austin).
Ada lima jenis Semen Portland yang
diakui di Amerika Serikat, yaitu :
a. Semen Portland Type I (Ordinary Cement Portland )
Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratanpersyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. C 3S-nya 48-52 %, C3A-nya
10-15 %. Penggunaan Semen Portland type I dapat dipakai untuk seluruh bangunan, seperti
untuk jalan, jembatan, bangunan, gedung, dan lain-lain. Semen ini ada beberapa jenis, antara
lain semen sumur minyak, semen cepat keras, dan beberapa jenis untuk penggunaan khusus.
b. Semen Portland Type II (Moderate Heat of Hardening Cement)
Semen Portland dengan kalor pengerasan sedang atau Semen Portland tahan sulfat
(Moderate Sulfate Resistance Portland Cement) yang dipakai untuk bangunan yang
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang tidak terlalu tinggi..
Diperlukan untuk bangunan tepi laut, irigasi atau beton massa yang memerlukan panas
hidrasi rendah.

c. Semen Portland Type III (High Early Strength Portland Cement)


Semen Portland dengan kekuatan awal tinggi yang terbuat dari bahan baku yang
mengandung perbandingan gamping-silika lebih tinggi dari yang digunakan pada tipe I, dan
penggilingannya juga lebih halus dari tipe I. Sifatnya mudah mengeras pada fase permulaan
setelah pengikatan terjadi. C3S-nya tinggi dan butirannya sangat halus. Penggunaannya untuk
bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi seperti jembatan atau kondisi berat.
d. Semen Portland Type IV (Low Heat of Hardening Portland Cement)
Semen Portland kalor-rendah. Persen kandungan C3S dan trikalsium aluminat (C3A) lebih
rendah, sehingga pengeluaran kalornya pun lebih rendah. Akibatnya, persen tetrakalsiumaluminoferit (C4AF) lebih tinggi karena adanya Fe2O3 yang ditambahkan untuk mengurangi
C3A. kalor yang dilepas pun tidak boleh lebih dari 250 dan 295 J/g masing-masing sesudah 7
dan 28 hari, dan kalor hidrasinya adalah 15 sampai 35 persen lebih rendah dari kalor hidrasi
semen biasa atau Semen Portland tipe III. Digunakan untuk kebutuhan pengecoran yang
tidak memerlukan panas, pengecoran dengan penyemprotan, dan waktu pengikatan lama.
e. Semen Portland Type V (Sulfate Resistance Portland Cement)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap
sulfat dan C3S-nya rendah. Digunakan untuk bangunan yang terdapat pada daerah yang
memiliki suasana asam/sulfat yang tinggi, misal untuk tangki bahan kimia dan untuk pipapipa bawah tanah.
Adapun empat senyawa utama yang terkandung dalam Semen Portland, yaitu :
1. Trikalsium Silikat (3 CaO.SiO2) atau C3S
Merupakan komponen utama dalam semen. Berstruktur kristal, memberikan kekuatan
awal pada pengikatan 3-7 hari. Kiln feed mempunyai potensial C3S yaitu 52-65 %. Jika lebih
dari 65 % maka feed akan sukar dibakar dan memberikan sifat coating yang jelek.
2. Dikalsium Silikat (2 CaO. SiO2) atau C2S
Berstruktur kristal, di dalam semen terdapat 22 % dan bersifat menunjang kekuatan
akhir (setelah satu tahun). C2S dan C3S terbentuk pada suhu 1470 0C. perubahan suhu pada
zona pembakaran akan berpengaruh terhadap juml;ah C2S dan C3S. untuk pembentukan C3S
dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.

3. Trikalsium Aluminat (3 CaO. Al2O3) atau C3A


Senyawa ini memberikan sifat plastis pada adonan semen, makin tinggi kadarnya, makin
plastis sifat adonan. Kandungannya dalam semen 6-8 %.
4. Tetrakalsium Aluminat Ferat (4 CaO.Al2O3.Fe2O3) atau C4AF
Mempunyai pengaruh terhadap warna semen, jika kadarnya tinggi maka warna semen
akan makin gelap. Kandungan Fe diperlukan sebagai penurun titik lebur pada proses
pembakaran.
b). Semen Campuran (Blended Cement)
Di samping Semen Portland, ada juga jenis semen lain yang dibuat karena dibutuhkannya
semen yang memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh Semen Portland. Untuk
mendapatkan sifat tersebut, maka ditambahkan bahan lain ke dalam Semen Portland.
Jenis semen campuran antara lain :
1. Semen Portland Pozzolan
Semen ini dibuat dengan menggiling bersama klinker Semen Portland dengan bahan
pozzolan. Sifat Semen Portland Pozzolan adalah panas hidrasinya rendah, tahan sulfat dan air
laut, tetapi kekuatannya kurang dibandingkan dengan Semen Portland. Semen jenis ini
dipakai pada bangunan tepi laut, untuk pembetonan yang luas dan besar (dam), untuk
bangunan irigasi dan sejenisnya.
2. Semen Portland Kerak Dapur Tinggi
Semen jenis ini dibuat dengan menggiling klinker Semen Portland dengan kerak dapur
tinggi (Blast furnace Slage) secara homogen. Dapat dipakai untuk gedung-gedung yang
menggunakan beton bertulang, bangunan air dan beton pratekan.
Sifat semen ini adalah :
a) Kehalusan lebih tinggi dari Semen Portland type I
b) Kecepatan dan panas hidrasinya lebih rendah dari Semen Portland Type I
c) Kekuatan tekan awal rendah
d) Ketahanan terhadap sulfat lebih baik (untuk kerak > 60 %)

3. Semen Masonry
Semen jenis ini dibuat dengan menggiling klinker Semen Portland dengan batu kapur.
Sifat Semen Masonry adalah daya plastisnya tinggi dan kekuatan tekannya rendah. Semen ini
biasanya digunakan untuk bangunan yang berkekuatan sedang.
c) Semen Khusus
Jenis semen khusus ini antara lain :
1. Oil Well Cement (OWC)
Semen Portland dicampur dengan bahan retarder khusus, seperti campuran Gum Arabic
dengan asam borat, casein, gula, lignin, atau organic hydroxide acid. Fungsi dari retarder
untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen. Sifat OWC ini adalah tegangan tarik kecil,
pengeringan lambat, tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi.
2. Semen Portland Putih
Semen Portland yang berwarna putih, dibuat dari bahan baku yang mengandung oksida
mangan sangat rendah (mendekati nol persen). Oksida mangan dapat mempengaruhi warna
semen. Semen Putih digunakan untuk luluhan traso, bangunan arsitektur, dekorasi, dan lainlain.
3. Semen Super Sulfat
Merupakan semen yang secara khusus dibuat agar tahan terhadap serangan sulfat. Semen
ini dibuat dari Blast Furnace Slage yang mengandung alumina tinggi.
2. KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN HASIL SAMPING PEMBUATAN SEMEN
Bahan Baku :

Batu kapur digunakan sebanyak 81 %.

Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium
Carbonat), pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4, Alumina Silikat dan senyawa

oksida lainnya.
Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air 5%

Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning

Tanah Liat digunakan sebanyak 9 %

Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O.
Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu
tinggi 46 %

Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat

Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya :


o Kelompok Montmorilonite

Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite

o Kelompok Kaolin

Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite

o Kelompok tanah liat beralkali

Meliputi : tanah liat mika (ilite)

Pasir silika digunakan sebanyak 9 %


Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida).
Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar
SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin
berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar
airnya yang tinggi.
Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 90%
Pasir besi digunakan sebanyak 1%
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu

tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya.


Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen.
Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 75% - 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).

Gypsum ( CaSO4. 2 H2O )

Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen.

Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat
gipsum sebagai retarder.

Hasil Samping :
Nitrogen Oksida
Di proses produksi semen, kondisi yang baik untuk membentuk nitogen oksida (NOx),
dapat selalu dicapai karena proses ini melibatkan temperatur yang tinggi (A). Pada intinya,

semua emisi NOx yang bergabung dengan pembuatan semen terbentuk di tanur putar. Meskipun,
ada beberapa operasi pemanasan lainnya di pabrik semen, seperti pengeringan bahan baku di
vertical raw mill atau batubara di coal mill, namun panas dari gas buang tanur putar yang
digunakan untuk operasi pemanasan tersebut semakin menambah kontribusinya dalam
pembentukan emisi NOx.
Di tanur putar, emisi NOx terbentuk selama pembakaran bahan bakar, dengan dua prinsip
berikut ini:
1. Oksidasi dari molekul nitrogen yang ada di udara pembakaran yang dapat juga diartikan
pembentukan NOx secara termal.
2. Oksidasi dari campuran nitrogen yang ada di bahan bakar yang dapat juga diartikan
pembentukan NOx di bahan bakar.
Seringkali, umpan bahan baku sebelum masuk ke tanur putar juga mengandung campuran
nitrogen yang akan membentuk NOx yang sama dengan pembentukan NOx di tanur putar akibat
gas pembakaran dan bahan bakar. Karena proses dari pembakaran dan pembentukan terak, maka
pembentukan NOx secara termal akan sangat dominan terjadi dalam pembentukan NOx dalam
proses produksi semen.

Anda mungkin juga menyukai