Anda di halaman 1dari 3

Bahan Baku Pembuatan Semen

https://arpumiko.wordpress.com/2008/10/11/bahan-baku-pembuatan-semen/

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah
liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen
yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak 81 %. Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang
mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat), pada umumnya tercampur MgCO3 dan
MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air
5%.
2. Pasir silika digunakan sebanyak 9 %. Pasir silika memiliki rumus SiO 2 (silikon dioksida).
Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar
SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO 2 semakin berwarna
merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang
tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO 2 90%.
3. Tanah liat digunakan sebanyak 9 %. Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada
produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air
20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi 46 %.
4. Pasir besi digunakan sebanyak 1%. Pasir besi memiliki rumus kimia Fe 2O3 (Ferri Oksida)
yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO 2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3
berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang
baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 75% 80%. Pada penggilingan akhir
digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen.

Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.

Apa Saja Jenis-jenis Semen?


Jenis-jenis semen sengaja dibuat dalam berbagai ragam untuk memenuhi kebutuhan para
penggunanya. Di antaranya meliputi semen portland, water proofed cement, semen putih, high
alumina cement, semen anti bakteri, oil well cement, dan semen campur. Masing-masing dari
jenis semen tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri serta ditujukan untuk
pemakaian yang berbeda-beda.

Semen Portland

Terdapat 5 tipe semen portland antara lain :

Tipe I (Ordinary Portland Cement) adalah semen yang dipakai untuk pekerjaan umum yang
tidak membutuhkan persyaratan khusus. Ini merupakan semen yang paling banyak diproduksi
dan dipergunakan dalam pembangunan suatu konstruksi bangunan.

Tipe II (Moderate Sulfat Resistance) ialah semen yang mempunyai daya tahan yang bagus
terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang. Semen ini biasanya digunakan pada daerah-
daerah yang memiliki suhu tinggi sehingga berpotensi menyebabkan penyusutan pada adukan.
Misalnya di dermaga, bendungan, dan kolam.

Tipe III (High Early Strength) yaitu semen yang dibuat dengan tingkat kehalusan yang tinggi
hingga mencapai 5000 cm2/gram serta memiliki nilai CS3 yang tinggi pula. Dalam
pemakaiannya, semen ini membutuhkan kekuatan yang tinggi terutama pada tahap permulaan
setelah terjadinya proses pengikatan. Hasilnya semen portland tipe III ini memiliki kekokohan
yang lebih baik, di mana semen portland III yang berumur 1 hari mempunyai kualitas yang
setara dengan semen portland I yang berusia 3 hari.

Tipe IV (Low Heat of Hydration) merupakan semen portland yang membutuhkan panas hidrasi
yang rendah di dalam pemakaiannya. Itu sebabnya, semen ini banyak diaplikasikan pada
struktur beton yang bersifat massive dan bervolume besar seperti bendungan, dam, serta
lapangan udara. Diharapkan kenaikan suhu dari panas yang dihasilkan selama proses
pengerasan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga volume beton tidak mengalami
pengembangan yang akan menyebabkan terjadinya keretakan.

Tipe V (Sulfat Resistance Cement) adalah semen yang memiliki ketahanan yang baik terhadap
sulfat. Semen portland tipe V ini paling bagus dipakai untuk membuat beton di daerah-daerah
yang mengandung garam sulfat yang tinggi. Contohnya antara lain di daerah pesisir, kawasan
pertambangan, lingkungan tambak, dan lain-lain.

Water Proofed Cement

Water proofed cement dibuat dengan mencampurkan semen portland dan waterproofing agent
dengan perbandingan tertentu. Beberapa waterproofing agent yang sering ditambahkan yaitu
kalsium, aluminium, atau logam stearat yang lain. Pada umumnya, water proofed cement
digunakan untuk pembangunan konstruksi beton yang berguna sebagai penahan tekanan
hidrostatik seperti tangki penyimpanan cairan kimia.

White Cement

Pemakaian semen putih biasanya diperuntukkan bagi keperluan dekorasi yakni memperindah
tampilan suatu struktur bangunan. Bahan baku yang dipakai untuk membuat semen ini tidak
sama dengan material-material penyusun semen portland pada umumnya. Salah satunya ialah
bahan mentah harus mengandung besi oksida dan mangan oksida dengan kadar di bawah 1
persen.

High Alumina Cement

Kekhasan yang dimiliki oleh high alumina cement ialah proses pengerasan beton yang
dihasilkannya memakan waktu yang jauh lebih singkat serta lebih tahan terhadap sulfat dan
asam, tetapi lemah pada alkali. Di samping itu, semen ini juga mempunyai ketahanan yang
bagus terhadap api. High alumina cement terbuat dari campuran refractory concrete, heat
resistance concrete, dan corrosion resistance concrete.

Semen Anti-Bakteri

Semen anti bakteri adalah semen hasil perpaduan antara semen portland dengan anti-bacterial
agent seperti germicide. Sesuai namanya, semen ini memiliki keunggulan pada sifatnya yang
tahan dari serangan bakteri dan jamur sehingga permukaannya akan tetap higienis.
Pengaplikasian semen ini biasanya dipasang di kamar mandi, kolam renang, bak air, lantai
industri, keramik, dan struktur yang berpotensi terkena serangan jamur panthogen dan bakteri.
Oil Well Cement

Oil well cement adalah semen yang terbuat dari campuran semen portland dan bahan retarder
khusus meliputi asam borat, casein, organic hidroxid, gula, serta lignin. Di dalam campuran ini,
bahan retarder berperan sebagai penghambat proses pengerasan adukan sehingga dapat
disalurkan ke suatu titik dengan sempurna. Misalnya pada sumur gas dan minyak yang
mempunyai kedalaman lebih dari 1800-4900 m di bawah permukaan tanah. Berdasarkan
karakteristiknya, oil well cement bisa dikelompokkan menjadi tujuh kelas mulai dari kelas A
hingga kelas G.

Blended Cement

Blended cement sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus yang tidak
dimiliki oleh semen portland. Beberapa jenis semen campur di antaranya :

Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah semen hidrolis yang terbentuk dari campuran homogen
antara semen portland dan bahan-bahan pozzolan seperti trass dan fly ash. Semen ini dibuat
dengan cara menggiling bahan-bahan pembentuknya menggunakan klinker semen.

Portland Blast Furnace Slag Cement ialah portland cement yang ditambah dengan kerak dapur
tinggi hingga wujudnya menjadi halus sekali. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh semen ini
yaitu mempunyai kekuatan yang sama seperti semen portland bila tingkat kehalusannya cukup,
struktur betonnya lebih stabil dibandingkan beton berbahan semen portland, dan mempunyai
tingkat permeabilitas yang rendah.

Massonry Cement adalah semen model terbaru yang pemakaiannya sangat mudah dan praktis.
Semen ini diciptakan sebagai pengganti dari semen kapur padam dan semen portland.
Sayangnya, pemakaian semen massonry masih sebatas di negara-negara bagian Amerika.

Portland Composite Cement (PCC) merupakan bahan pengikat hidrolis yang berasal dari
campuran klinker semen portland dan gips ditambah dengan bahan anorganik. Di antara bahan
anorganik yang kerap dimasukkan ke dalam campuran ini yaitu pozzolan, batu kapur, senyawa
silika, dan terak tanur tinggi. Menurut jumlah zat aditive yang dipakai, terdapat 2 macam PCC
yaitu type II/A-M yang mengandung 6-20% aditif dan type II/B-M mengandung 21-35% aditif.

Anda mungkin juga menyukai