Anda di halaman 1dari 6

TOPMIX PERMEABLE

Mengenal si Beton Ajaib

Di musim hujan saat ini, pasti salah satu yang di takutkan warga Jakarta adalah banjir.
Pemda DKI Jakarta sekarang ini berupaya menormalisasi kali di Jakarta, upaya Pemda
untuk menanggulangi banjir ini sudah cukup membuahkan hasil, terbukti berberapa titik
banjir yang menjadi langganan banjir Jakarta tidak sebanyak dulu. Tetapi beberapa hari
yang lalu terdapat berita bahwa daerah Tanjung Duren terendam banjir yang cukup
tinggi, air menggenang di jalan-jalan protokol. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta
seharusnya menggunakan cara lain selain normalisasi kali tersebut karena prosesnya
memakan waktu berbulan-bulan.

Salah satu cara yang cukup tepat untuk mengatasi genangan air di jalan dapat
menggunakan penemuan terbaru di bidang konstruksi dari Perusahaan Lafarge Tarmac,
yaitu Topmix Permeable. Topmix Permeable ini adalah sebuah beton berongga yang
dapat menyerap air. Beton ini memiliki beberapa kelebihan, seperti manajemen
lingkungan, efisiensi biaya konstruksi, dan mudah penempatannya. Dan
pengaplikasiannya dapat digunakan untuk tempat parker, jalur sepeda, jalan trotoar,
beberapa sarana olahraga, dan sebagainya. Topmix Permeable dapat menyerap air
sebanyak 600 liter meter persegi dalam satu menit.
Berikut merupakan salah satu contoh gambar dari pengetesan beton ini:

Lafarge melapis bagian atas beton dengan kerikil lebih besar. Air akan masuk di celah
batu kerikil dan mengalir ke drainase. Fungsi dengan lapisan atas ini dapat
dimanfaatkan untuk jalan trotoar atau jalur sepeda air yang tergenang langsung masuk
di cela batu sehingga jalan langsung kering kembali. Tetapi desain jalan dari Lafarge ini
tidak bisa digunakan untuk daerah cuaca ekstrim dingin. Beton dibagian bawah dapat
rusak karena air dapat menjadi es dan meretakan kerikil dibagian atas.

Dibawah ini bentuk kerikil terlihat lebih besar untuk jalan. Bagian bawah kerikil
diberikan pelapis sebagai drainase, dan lapisan dasar seperti plastik tebal sebagai
lapisan permanen sebelum lapisan tanah.
Salah satu masalah yang timbul ketika melakukan pengerasan permukaan tanah adalah masalah
drainase. Jika permukaan tanah ditutup secara penuh dengan beton atau aspal, akan timbul
masalah jika hujan turun. Ya, genangan air. Solusi untuk masalah genangan air adalah dengan
merancang daerah yang diperkeras permukannya, dengan menyediakan jalan air dan sistem
buangan atau penyerapan air.

Tetapi pernahkah Anda membayangkan, jika ada campuran bahan beton, yang memiliki pori, yang
dapat menyerap air hingga 3000 liter lebih dalam satu menit ?

Beton berpori Topmix (Topmix Permeable concrete) dirancang untuk menjadi penutup permukaan
dengan sifat super penyerap yang memungkinkan air merembes melaluinya. Tidak menimbulkan
genangan air di permukaan. Sebuah solusi terkini untuk mengatasi banjir, khususnya di daerah
perkotaan.

Disamping sebagai solusi untuk mengatasi masalah banjir, Tamac (pengembang Topmix)
mengatakan penerapan bahan ini juga akan memberikan dampak yang besar di bidang keamanan
jika diaplikasikan di jalan untuk menggantikan aspal. Penggunaan aspal di jalan, meskipun dengan
sistem drainase yang bagus, yang dapat mencegah adanya denangan air, tetap memiliki resiko.
Karena aspal tidak bisa menyerap air saat terjadi hujan, sehingga aliran air akan tetap ada. Apalagi
jika terjadi hujan yang cukup deras. Beton berpori Topmix diciptakan, salah satunya untuk mengatasi
masalah tersebut. Menghilangkan adanya aliran dan genangan air. Jika terjadi hujan, air yang
mencapai permukaan jalan (dengan material beton berpori Topmix) akan langsung diminum oleh
permukaan jalan. Air akan langsung merembes masuk ke dalam tanah.

Di bawah ini adalah video yang menunjukkan bagaiman materi ini diuji, dengan diaplikasikan di
sebuah lahan parkir. Anda bisa melihat bagaimana permukaan beton meminum air sekitar 880 galon
per menitnya. Tampak bahwa sebagian besar air langsung ambles, terserap kedalam tanah
seketika saat menyentuh permukaan beton.
Untuk mengoptimalkan fungsi penyerap air dari Topmix, perlu dibuat sistem drainase di bawah tanah
dengan menggunakan bahan kerikil dan pendukung sistem drainase berupa pipa pipa air. Hal itu
dilakukan untuk meningkatkan daya serap air, sehingga berapapun jumlah air yang jatuh ke
permukaan akan tetap terserap.

Tarmac mengklaim, beton berpori tidak hanya mengatasi masalah genangan air. Ketika musim
panas, materi ini juga lebih dingin, tidak sepanas aspal atau beton biasa.

Hingga tulisan ini dibuat, sepertinya materi Topmix ini belum tersedia di Indonesia. Tulisan ini
hanyalah sebagai ulasan tentang perkembangan di dunia bangunan, yang kemungkinan besar nanti
akan segera hadir di Indonesia. Dari sumber artikel di dailymail yang mengulas mengenai materi
Topmix, ada beberapa komentar menarik yang bisa menjadi perhatian.

Apa yang akan terjadi jika musim dingin tiba ? Air hujan masuk ke dalam pori-pori, kemudian
membeku di dalamnya ? Dan sifat air adalah mengembang saat membeku. Maka otomatis bisa
merusak lapisan materi beton, mengangkatnya dan menjadikannya pecahan berkeping-keping.

Jawaban dari pertanyaan itu mungkin adalah keharusan membuat sistem drainase (lapisan kerikil
dan pipa-pipa buangan) di bawah permukaan beton. Sehingga tidak ada air yang diam / terjebak di
dalam pori-pori beton dan berpotensi merusak lapisan beton saat membeku.

Sebuah komentar maupun pertanyaan lain yang juga penulis pikirkan. Dan saya rasa ini akan
menjadi masalah utama jika materi Topmix ini diterapkan di Indonesia.

Bagaimana jika ada banyak debu dan kotoran lain di permukaan ? Daun-daun yang kering. Tanah
yang menempel di roda-roda motor / mobil ? Pori-pori beton pasti akan tertutup dan dan lama
kelamaan kemampuan menyerap air-nya akan berkurang.
Beton Penyerap Air Bisa Jadi Solusi Banjir
Beton ini dirancang untuk menjadi penutup permukaan dengan penyerap
super yang memungkinkan air merembes melaluinya sehingga bisa
menjadi upaya memerangi banjir

Permeable Topmix, beton berpori yang menyerap air. (Kompas.com)

Beton sering digunakan untuk pembangunan gedung atau jalan. Sifatnya yang kuat dan
tahan lama menjadi pilihan banyak kontraktor.

Namun, Permeable Topmix berbeda dari kebanyakan beton yang sering dijumpai
banyak orang. Beton satu ini dirancang untuk menjadi penutup permukaan dengan
penyerap super yang memungkinkan air merembes melaluinya. Hal itu menghindari air
menggenang di atasnya sehingga bisa menjadi upaya memerangi banjir.
Sebuah video memperlihatkan material yang sedang diuji di sebuah lahan parkir
"meminum" 880 galon (4.000 liter) air dalam waktu sekitar satu menit. Sebagian besar
air menghilang segera setelah menyentuh permukaan.

Sementara itu, untuk mencegah banjir selama badai beton tersebut juga bisa
membantu membuat jalan atau jalur sepeda yang lebih aman karena mencegah
genangan air. Lapisan beton berpori di paling atas permukaannya memungkinkan air
mengalir melalui matriks kerikil yang relatif besar ke puing lebih longgar di bawahnya.

Adapun saluran drainase di bagian paling bawahnya akan membantu meningkatkan


jumlah air yang dapat diserap. Selain itu, beton tersebut bukan hanya bisa membantu
mengatasi banjir bandang di daerah perkotaan, tetapi juga membantu mengurangi
pemanasan aspal dalam cuaca panas.

"Beton berpori memungkinkan air di permukaan terkuras bahkan saat volume air besar
dan dengan curah yang tinggi," kata penemu Permeable Topmix, Lafarge Tarmac.

Selama periode temperatur yang tinggi dan musim hujan yang intens, beton ini dapat
membantu untuk menunda debit air permukaan ke dalam sistem drainase sehingga
mengurangi risiko berlebihan air atau menyebabkan banjir bandang.

"Saat curah hujan yang intens, air yang disimpan dalam sistem menguap dan
menciptakan efek pendinginan sehingga mengurangi suhu permukaan," jelas Tarmac.

Konsep beton berpori telah dibicarakan sekitar selama hampir 60 tahun dan sering
digunakan di bawah aspal untuk membantu bantuan drainase.

Namun, Tarmac mengklaim kemajuan dalam konsep beton berpori dapat dipadatkan
seperti sekarang dan telah memungkinkan beton ini digunakan sebagai permukaan,
serta mampu menahan mobil.

Tarmac juga mengklaim beton berpori sangat ideal untuk daerah besar di mana air
dapat menjadi masalah, misalnya menggenangi taman atau jalan masuk.

Dipakai di Indonesia

Di Indonesia teknologi serupa telah dikembangkan oleh Holcim Indonesia. Dengan


nama ThruCrete, jalan beton berpori bisa menyerap air dan mencegah banjir.
Holcim ThruCrete memiliki tebal perkerasan 15 cm dengan tebal lapis bawah (base
coarse) 7 sentimeter dan rongga udara 30 persen. Beton ini bisa menampung air
sebanyak 66 liter per meter persegi.

Jenis beton ini sudah diaplikasikan di landasan pacu Bandara Juanda, Surabaya dan
pada area taxi way seluas 3.500 meter persegi. Selain itu, di Jakarta, Holcim telah
menerapkan ThruCrete pada trotoar di Jalan Rasuna Said.

Anda mungkin juga menyukai