Anda di halaman 1dari 22

Berdasarkan data dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, minat dari kalangan muda untuk

berwirausahadapatdikatakanmasihsangatrendah.Haltersebutdapatdilihatdaridatastatistiklulusan
lembagapendidikanyangterjunkeduniawirausaha,yaitululusanSLTAsebesar(22,63%)danlulusan
PerguruanTinggisebesar(6,14%).SementaramerekayangberpendidikanSDdanSMPjustrumemiliki
kemandirianuntukberusahasendiriyaitusebesar(32,46%).
Daridatatersebutdapatdikatakan,terdapatkecenderunganyanglebihrendahdariparapemudayang
berpendidikanSLTAdanPerguruanTinggiuntukberwirausaha,biladibandingkandenganparapemuda
yangberpendidikanSDdanSMP.PadahalbilabangsaIndonesiaingindikatakansebagainegaramaju,
makabangsainiharusmemilikijumlahwirausahawansebesar2%darijumlahpendudukyangada.Bila
saatinijumlahpendudukIndonesia246,9jutajiwa,sementarayangsudahberprofesisebagaiwirausaha
hanyasebanyak500ribujiwaatausebesar0,25persen.Makabangsainimasihmemerlukanbanyak
wirausahawanwirausahawanbaru yang mampu menopang pertumbuhanekonomi Indonesia, di mana
harapantersebuttentunyatersematpadagenerasimudasebagaipenerusperjuanganbangsa.
Oleh karena itu, pemerintah juga hendaknya menyadari akan pentingnya peran dari generasi muda
sebagai modal pembangunanyangtidakternilai harganya. Mengingat generasi muda adalah generasi
yang memiliki semangat kerja dan idealisme yang sangat tinggi. Perhatian dan kerjasama dengan
berbagaipihakuntukmenumbuhkansemangatwirausahatentunyasangatdiperlukan.Dalamhaltersebut,
tentunyaadalahperhatiandaripemerintahuntukmenyokongpertumbuhanwirausahawanwirausahawan
barudikalangangenerasimuda.SehinggakedepannyabangsaIndonesiamampumemenuhikebutuhan
jumlahwirausahawan,danmengoptimalkanpartisipasikaummudayangmempunyaisemangatuntuk
membawabangsaIndonesiapadakeadaanyanglebihbaiklagi.Amin.

Ketrampilan Hidup atau Life Skill bagi generasi muda ( remaja ) sangatlah penting untuk dimiliki
dan dikembangkan. Hal ini didasarkan atas peran sertanya yang penting dalam proses
pembangunan suatu bangsa. Dilihat dari pengertiannya ketrampilan hidup atau life skill adalah
berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi
dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan
dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. Dari definisi sederhana tersebut,
keterampilan yang dapat digolongkan ke dalam keterampilan hidup sangat beragam tergantung
pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakat setempat (DEPDIKNAS, 2002).
Disisi lain WHO mendefinisikan ketrampilan/kecakapan hidup atau life skill adalah berbagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif dalam
menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan hidup secara efektif. Ketrampilan hidup yang
dimaksud adalah ketrampilan secara total baik fisik, mental dan spiritual, yang bermanfaat
untuk mengelola dirinya sendiri, dalam menghadapi lingkungan maupun upaya membentuk
kemandirian.
Life Skill merupakan kemampuan yang diperlukan sepanjang hayat, kemampuan berkomunikasi
yang efektif, kemampuan bekerja sama, memiliki kecakapan untuk bekerja,memiliki karakter,
dan cara-cara berfikir analitis dan logis. Selain itu cakupan life skills amat luas, meliputi
keterampilan, berkomunikasi,keterampilan mengambil keputusan,keterampilan mengelola
waktu dan sumber,serta keterampilan merencanakan. Ketrampilan-ketrampilan tersebut dapat
dihimpun menjadi satu ketrampilan yang sangatlah berguna yakni ketrampilan berwirausaha.
Ketika seorang remaja mampu mengupayakan potensi dirinya untuk berwirausaha, secara tidak
langsung ia sudah memiliki ketrampilan berkomunikasi, keterampilan mengambil
keputusan,keterampilan mengelola waktu dan sumber,serta keterampilan merencanakan.
Keterampilan berwirausaha bila diajarkan kepada para remaja maka berbagai permasalahan
yang dihadapi bangsa ini dapat terselesaikan. Dengan berwirausaha mampu membangkitkan
perekonomian karena menyediakan lapangan pekerjaan, mengatasi kemiskinan, kontribusi
pajak kepada pemerintah dan meningkatkan daya saing bangsa. dan yang terpenting para
generasi muda akan mendapatkan penghasilan (income) untuk memenuhi kebutuhan sosial
ekonomi mereka secara mandiri dalam mengarungi kehidupan di tengah arus kompetisi dan
globalisasi saat ini.
Berwirausaha adalah semangat, sikap, perilaku kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Saidi
Wahyu,Sofia Hartati, 2008 ). Kewirausahaan adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang
mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat bagi
masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Ketrampilan berwirausaha
dapat dipelajari dan dikuasai, karena kewirausahaan pilihan kerja, pilihan karir walaupun ada
juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal berwirausaha.
Ketrampilan berwirausaha yang dimiliki seorang remaja mampu menjadikan dirinya sebagai
pahlawan ekonomi. Dengan kemampuannya melihat peluang bisnis, seorang wirausaha
mampu mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang lain menjadi
sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar. Seorang remaja
yang berwirausaha ( baca : wirausahawan ) memiliki semangat pantang menyerah dan memiliki
spirit kewirausahaan tinggi, 1001 jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya.. Kegagalan
merupakan sukses yang tertunda baginya.
Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak

yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa seseorang
menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar
keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut hemat penulis
merupakan pemikiran yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang
lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara genetis.
Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi
jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja
merupakan hak azasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan
pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah awal yang kita
lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan
di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi
menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan
2. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali
diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui
media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang
dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui pelatihan ini,
keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan
selalu diperbaiki dan dikembangkan
4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya
melalui biografi pengusaha sukses (sucess story),media televisi, radio majalah koran dan
berbagai media yang dapat kita aksesuntuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada
di diri kita.
Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan
jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa
seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ? Untuk membahas lebih lanjut mengenai
pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba membahas pendapat Suryana (Suryana, 2003)
bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri
bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar
yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin
bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai
rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis
untuk terus maju.
b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh
seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang
penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu
berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan,
sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh
seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi
gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya.
Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiw entrepreneur

menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan
adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan
penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani
tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini
tentunya dilandasi perhitungan yang rasional. Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan
selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam
berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan
merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita
apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e. Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang manajer
atau eksekutif dari suatu perusahaan. A Pa yangmenyebabkan mereka hengkang dari
perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer? Sebagian dari
mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan
berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belim
mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas
seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ?Berwirausaha
ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di
perusahaan. Mengapa wirausaha ? Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan
yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.
Membangun jiwa wirausaha dikalangan generasi muda terkendala oleh beberapa
aspek,adapun aspek tersebut yakni:
1. Aspek Social Budaya
Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa menjadi pegawai lebih tinggi derajatnya
daripada wirausahawan. Persepsi demikian merupakan warisan colonial karena pada saat itu
pribumi yang menjadi pegawai jumlahnya sangat terbatas. Warisan ini berlanjut hingga
sekarang.
2. Aspek Politik
Pada ranah politik, belum banyak kebijakan-kebiajakan politik yang mengarahkan
bertumbuhkembanghnya kewirausahaan di tanah air. Dalam sistem perpolitikan, bangsa ini
masih disibukkan dengan belajar bagaiamana menata sistem demokrasi, sehingga melupakan
penataan sistem perekonomian.
3. Aspek Ekonomi
Kebijakan ekonomi yang dilansir pemerintah belum sepenuhnya menstimulasi perkembangan
kewirausahaan di tanah air. Kebijakan membuka kran impor suatu produk seringkali merugikan
para pengusaha nasional karena harga produk dalam negeri kalah bersaing dibandingkan
produk impor.
4. Aspek Teknologi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya memberikan peluang munculnya
wirausaha baru. Booming internet dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk membuka usaha
atau bisnis. Namun, tingkat literasi yang rendah terhadapa teknologi informasi dan komunikasi
menyebabkan potensi ini belum dimanfaatkan sebagai peluang secara optimal ( Fardiati
Ari,Purwana Dedi, 2011 ).

KEWIRAUSAHAAN PEMUDA SEBAGAI PELOPOR PEMBANGUNAN


EKONOMI BANGSA
Oleh :
H.M. Norsanie Darlan
Materi ini dipaparkan pada acara Pelatihan PasukanPengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka) Dinas Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah, 8 Agustus 2012
Di Palangka Raya
Pendahuluan
Memang menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, tidak semudah
membalik telapak tangan. Apa lagi dalam dunia kewirausahaan. Tantangan yang dihadapi
hanya segelintir pemuda yang mau bertindak setelah memperoleh pelatihan seperti ini.
Namun pemerintah sudah berupaya sejak dini, seperti para peserta pelatihan Paskibraka
sekarang. Tapi yang mau turun langsung untuk berwirausaha pasti ada diantara peserta ini.
Padahal bagi mereka yang memilih dunia wirausaha jauh lebih besar perolehannya setiap
bulan dibanding mereka bekerja di dunia perkantoran.
Materi dalam buku ini, akan membahas berupa: Kewirausahaa Pemuda, Pemuda Harus
Jadi Pelopor, pembangunan masyarakat Ekonomi Bangsa, Anak Usia Dini di PKBM, 3
Tantangan Generasi Muda, Pemuda Pejuang Bangsa, Jiwa Kepeloporan Pemuda, Diksar
Kepeloporan
Pemuda,
Revitalisasi
Kepeloporan
Pemuda, Problematika
pemuda, Menumbuhkan Semangat Wirausaha, dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya hal-hal di atas, akan diuraikan satu persatu secara sederhana.
Namun sebelumnya mari kita ketahui dulu berbagai pengertian ini :
Arti Berwirausaha
Bila kita ingin mengetahui apa arti berwiraswasta menurut: Norsanie Darlan (2011)
adalah:...merupakan suatu perbuatan dalam mempersiapkan diri untuk kini dan masa
datang. Apakah untuk diri pemuda pelopor itu sediri, ataukah buat orang lain. Berwiraswasta
tentu saja melatih diri untuk keterampilan hidupnya. Sehingga tidak ada merasa
ketergatungan pada orang lain.
Arti Pemuda
Pemuda menurut Abdul Gafur (1980) Norsanie Darlan (2011) adalah:... seseorang yang
mempersiapkan dirinya untuk maju kebih dahulu ke depan dalam berbagai hal.... demikian
juga pemuda pelopor pembangunan pedesaan yang maksudnya seorang pemuda yang
berjiwa kesatria dalam membantu pempelopori sesuatu pekerjaan atau program guna
kemajuan desa di mana yang bersangkutan bertugas. Tujuannya tidak lain adalah
membangun desa dan masyarakat demi kemajuan bangsa dan negara.
Pemuda Harus Jadi Pelopor
Bila kita ingin tahu apa sebenarnya arti Pemuda menurut Hasan Alwy (2000; 847) dan
Poerwadarmita (1986) Darlan (2011) ia adalah: ...seorang laki-laki, remaja, taruna, yang
bakal menjadi pemimpin..... Pemuda di sini menurut penulis tidak sebatas kaum lelaki. Tapi
kalangan pemudi sekalipun juga masuk. Disadari atau tidak bahwa pemuda berperan
sebagai pengganti generasi sebelumnya. Pemuda adalah menjadi sasaran pemikir agar lebih
baik dari masa sebelumnya. Karena di pundak pemudalah masa depan bangsa.
Sedangkan apa itu arti pelopor menurut Hasan Alwy (2000;846) adalah:...(1) yang
berjalan terdahulu; yang berjalan di depan perarahakan dan sebagainya; (2) perintis jalan;
pembuka jalan; pionir; dia dipandang orang sebagai yang yang paling terdepan dalam gerak
pembaharuan (tanpa memperhitungkan resiko yang akan dialami).... Dengan demikian

pelopor tidak lain adalah orang yang berani mengambil resiko dalam berbuat mendahului
pekerjaan orang lain, demi kepentingan pembangunan bangsa dan.
Dengan demikian pemuda pelopor adalah tidak lain, para pemuda yang punya
kreativitas tinggi dalam berbagai kegiatan pembangunan. Misalnya seorang pemuda
membuat berbagai kegiatan dalam menjelang HUT proklamasi, membuat kreasi baru dalam
pembangunan, seperti: membuat karya cipta tertentu dalam pemanfaatan apa saja di
lingkungan alam sekitar. Misalnya memanfaatkan tenaga air menjadi listrik, tenaga angin
menjadi sumber energi listrik, sinar matahari menjadi tenaga listrik, limbah sabut kepala jadi
sapu, dll. Inilah kepeloporan pemuda. Dan banyak lagi masalah lain yang yang dipelopori
pemuda. Apakah atas usahanya sendiri, ataukah bersama orang lain. Di Kalimantan Tengah
sumber daya alam terkandung di dalam perut buminya banyak hal salah satunya batu
bara. Kenapa tidak ada kepeloporan pemuda membuat batu bara sebagai pemanas air agar
mendidih dan memimbulkan uap menjadi tenaga listrik. Pemuda pelopor juga dalam bidang
olahraga, seperti: tinju, bulu tangkis, sepak bola, basket, tens dsb.
Bila kita mencari pemuda Pelopor, Kalau perlu kita akan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat. Agar betul-betul didapatkan hasil yang baik. Menurut Budi Setiawan (2010)
adalah:... tujuan program Pemuda Pelopor ini, untuk mengapreasi keberadaan pemuda
Indonesia yang memiliki peran strategis sebagai pelopor dalam bidang pembangunan sosial
kemasyarakatan, dan memiliki potensi memberikan motivasi dan inspirasi kepada
masyarakat. Untuk itu pemerintah terus mendorong untuk mewujudkan pemuda yang
memiliki kemampuan menjadi pelopor....
Sementara itu, peraih Pemuda Pelopor banyak yang mendefinisikan pemuda pelopor
sebenarnya manusia merdeka, berkarya tanpa pamrih. Karya atau tindakan yang mereka
lakukan itu datangnya dari Yang Maha Kuasa. Menurut: Huala Siregar (1991)
adalah:...Mereka melakukan semua itu tanpa berharap sesuatu. Jadi mari kita betul-betul
menyeleksi sehingga kita menemukan pemuda merdeka dan berkarya tanpa pamrih....
Sebelumnya, Staf Khusus Menpora Lalu Wildan (1991) mengusulkan, agar penilaian
Pemuda Pelopor tidak hanya dibatasi pada 4 bidang saja masing-masing kewirausahaan,
pendidikan, teknologi tepat guna serta seni budaya dan pariwisata), karena saat ini ada
perubahan-perubahan permasalahan di masyarakat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya saya mengusulkan ada pelopor bidang perubahan iklim, pertanian, informasi
teknologi atau pemuda relawan bencana, katanya.

Pembangunan Masyarakat
Arti Pembangunan menurut Hasan Alwi (2002;103) adalah:sebuah proses
pembangunan yang dimulai dari negara maju melalui pemerintah negara berkembang.
Sehubungan dengan pembangunan daerah berbasis kearifan lokal (Huma Betang) ini,
adalah tentu sangat erat hubungannya dengan pembinaan masyarakat yang lebih maju dari
masa-masa sebelumnya. Karena harapan pembangunan ini tidak sekedar di perkotaan,
melainkan juga pedesaan sangat diimpikan masyarakat.
Arti Masyarakat menurut: Shadily (1980), Harsono (1997) Darlan (2002) adalah:
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dengan
berbagai kesamaan tujuan satu sama lainnya. Dengan demikian interaksi masyarakat
dalam suatu wilayah pembangunan daerah berbasis kearifan lokal (Huma Betang) ini,
adalah adanya sifat saling menghormati, saling menghargai satu sama lain. Walau
masyarakat Dayak berbeda suku, agama dan keyaninan. Tapi juga saling Bantu membantu
satu sama lain, bergotong royong adalah budaya masyarakat sejak nenek moyang.
Arti Kearifan asal katanya arif, menurut Hasan Alwi (2002;65) adalah:dalam
melakukan sesuatu dengan secara bijaksana, cerdik dan pandai, dan berilmu. Atau
istilah lain:harati Untuk membangunan tanpa ada pemihakan terhadap kelompok tertentu.
Arti Karakter, menurut: Moeliono (1989; 389) dan Poerwadarminta (1986) Norsanie
Darlan, (2011) menyebutkan:"...sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain...".

Sedangkan menurut: Esau dan Yakub (2010) dalam kamus umum bahasa Indonesia,
adalah:"...karakter ialah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain...". Kemudian Leonardo A. Sjamsuri (2010) dalam
bukunya "'Kariama Versus Karakter" mengatakan bahwa karakter adalah:"...merupakan
siapa ands sesungguhnya...". Sedangkan karakter dalam arti PLS, menurut Sutaryat (2010)
bahwa:"...dalam menyusun kurikulum bersifat fleksibelitas bagi pamong belajar, tutor,
instruktur dapat dilaksanakan dengan musyawarah dengan WB dan dalam penggunaan
metoda pembelajaran yang bersifat partisipatif...". Hal ini menunjukkan kepada kegunaan
dan keunggulan suatu produk manusia. Dengan demikian karakter yang dimaksudkan
adalah sikap yang jujur, rendah hati, sabar, tutus ikhlas dan sopan dalam pergaulan. Artinya
tidak berkarakter atau tabiat yang keras. Sebagai tenaga yang dalam jabatan fungsional,
tentu harapan kita semua punya karakter yang santun, murah hati, berwawasan luas dan
bisa mengayomi kepada semua orang. Termasuk anak didiknya.
Tokoh
yang
memperkenalkan
istilah
masyarakat
madani
di
Indonesia
menggambarkan masyarakat madani sebagai sistem sosial yang subur yang berazaskan
moral Pancasila yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan
kestabilan masyarakat. Ia juga memberikan gambaran kondisi yang bertentangan dengan
masyarakat, yaitu adanya kemelut yang diderita oleh umat manusia seperti meluasnya
keganasan, sikap melampaui batas, kemiskinan, ketidak adilan, kebejatan sosial, kejahilan,
kelesuan intelektual, dan kemunduran budaya yang merupakan manifestasi pembangunan
masyarakat yang kritis.
Walaupun ide-ide masyarakat terhadap kearifan lokal menurut: Hidayat, (2008)
bertolak dari:... konsep civil society, namun ide-ide itu juga terdapat dalam konsep yang
disebut Gelner dengan, budaya tinggi yang juga terdapat dalam sejarah Asia Tenggara di
kalangan Melayu Indonesia....
Pernyataan, Komaruddin Hidayat (1999: 267) bahwa:... dalam wacana di Indonesia,
istilah pembangunan masyarakat kali pertama diperkenalkan oleh Nurcholish Madjid, yang
spirit serta visinya terbukukan dalam nama yayasan yang Pendidikannya.... Secara
semantik artinya kira-kira ialah, sebuah excellent [paramount] yang misinya ialah untuk
membangun sebuah peradaban, Pembaharuan Pendidikan. Selanjutnya, ia mempopulerkan
istilah itu dalam wacana dan ruang lingkup yang lebih luas yang kemudian diikuti oleh para
pakar yang lain.
Menurut: Nurcholish Madjid (2000: 80) dalam Hidayat (2008) bahwa:... pembangunan
masyarakat merupakan masyarakat yang sopan, beradab, dan teratur dalam bentuk negara
yang baik.... Menurutnya pembangunan masyarakat dalam semangat modern tidak lain
dari civil society, karena kata pembangunan menunjuk makna peradaban atau
kebudayaan. Oleh karena ide-ide dasar pembangunan masyarakat dan substansi civil
society yang berkembang di dunia Eropa sama, maka Dawam Raharjo (2000) dalam Hidayat
(2008) berpendapat bahwa:...substansi pembangunan masyarakat dalam istilah civil
society di
dunia
Barat
adalah
suatu
konsep
pembangunan
masyarakat....
Teori civil society dapat dipinjam untuk menjelaskan istilah pembangunan masyarakat yang
digali dari khazanah sejarah bangsa. Senada dengan hal ini Nurcholish Madjid, tidak
membedakan antara pembangunan masyarakat yang lahir dari khazanah sejarah dan
peradaban Islam dengan civil society yang lahir dari sejarah Eropa atau peradaban Barat.
Sementara itu, Emil Salim dalam Hidayat (2008) adalah:...sebagai ketua Gerakan
Masyarakat Madani, pernah mengatakan bahwa masyarakat madani sebenarnya telah ada
di Indonesia.... Wujud pembangunan masyarakat ini sesungguhnya telah tertanam dalam
masyarakat paguyuban yang dominan di masa lalu, ketika kelompok masyarakat
berkedudukan sama dan mengatur kehidupan bersama dengan musyawarah. Selanjutnya ia
menambahkan, bahwa substansi pembangunan masyarakat telah lama ada dalam etika
sosial politik masyarakat Indonesia yang berkembang dalam kultur masyarakat Indonesia.
Semangat berbudaya, sosial politik yang mengedepankan mekanisme musyawarah
dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik merupakan budaya masyarakat
Indonesia yang menonjol. Dalam perspektif civil society (Barat) mekanisme musyawarah

dalam menyelesaikan permasalahan adalah merupakan salah satu prosedur demokrasi yang
substantif bagi pembangunan bangsa di daerah.
Ekonomi Bangsa
Beberapa tahun terakhir ini, menurut: Husein Mubarok (2009) bahwa perekonomian
dunia semakin bergejolak saja. Bahkan Negara besar seperti Amerika, mulai kelihatan
kehancurannya. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
adalah baby birth dan biaya perang yang besar. Sebelum Perang Dunia II sedikit sekali bayi
yang lahir di Amerika.
Sebaliknya, pasca perang dunia II angka kelahiran meningkat drastis. Nah, yang menjadi
masalah adalah generasi dengan jumlah kelahiran luar biasa tersebut sekarang tengah
menjadi pensiunan. Diperkirakan pada tahun 2016 nanti jumlah pensiunan Amerika
mencapai 75 juta. Bagaimana menggaji mereka? Ini sebagai akibat angka kesehatan yang
membaik.
Bahkan, tidak ada satupun pengamat ekonom yang optimis bahwa Amerika akan tetap
berdiri. Yang kedua adalah dikarenakan Amerika selalu mengalokasikan dana yang besar
untuk perang.Sebagai contoh saja, berdasarkan data statistik perekonomian pemerintah
Amerika, dana yang diajukan untuk kasus perang Israel-Palestina adalah senilai kurang lebih
$1200 triliun sedangkan yang di acc adalah kurang lebih $900 triliun. Perlu diketahui bahwa
pada Tahun 2008 terjadi krisis ekonomi yang hebat di AS, Apakah Obama sanggup
mengatasi masalah ini kedepannya?
Sebenarnya tidak masalah jika Amerika hancur. Yang menjadi masalah adalah siapasiapa yang berada di belakang Amerika, yaiu para Yahudi dan Israel. Pada dasarnya orangorang Amerika itu baik dan toleran. Yang kurang ajar adalah para pemimpinnya, yaitu para
Yahudi yang telah dikuasai Dajjal. Lalu apakah Amerika tinggal diam melihat kondisi
perekonomian yang seperti itu.
Bicara tentang ekonomi maka Muizzuddin (2009) adalah:...Sistem ekonomi yang
diterapkan, seharusnya mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
berdasarkan asas demokrasi, kebersamaan, dan kekeluargaan yang melekat, serta pada
akhirnya mewujudkan ketentraman bagi manusia. Akan tetapi Rentetan peristiwa akibat
sistem ekonomi yang diterapkan terus memberikan dampaknya.... sehingga apa yang
diharapkan selalu berhasil baik.
Anak Usia Sekolah di PKBM
Fasilitas pendidikan di atas tidak saja untuk sekolah dasar. Padahal wajib belajar kita
tidak lagi Wajar 6 tahun. Tapi sudah bergeser ke 9 12 tahun. Sementara gedung SMP dan
SLTA belum juga tersedia hingga anak mau belajar ke SMP dan SLTA terkendala. Hal ini
menuntut agar kita dapat memikirkan bersama masalah tersebut. Karena kesempatan
pendidikan yang ada di negeri kita disebabkan fasilitas pndidikan yang masih dirasakan
kurang. Dipihak lain menurut M. Saad Arfani (2011) ia mengungkapkan bahwa: ...jauhnya
sekolah jadi penyebab anak-anak pedesaan tak melanjutkan pendidikan.... kalimat di depan
sungguh di temukan di mana-mana baik di daerah kita maupun di daerah lain.
Hal seperti di atas, tidak saja dirasakan di pedesaan. Tapi di perkotaan sekalipun
penduduk kita yang fasilitas pendidikan sudah dianggap mendekati cukup, namun masih
ditemukan penduduk kota yang belum berkesempatan mecicipi pendidikan formal. Sehingga
pemulis berasumsi tidak tuntas pendidikan ini, kalau hanya dipikirkan dan di fasilitas Cuma
pada pendidikan formal. Peran pendidikan non formal, ternyata sangat penting,
namun karena ketidak mengertian, ketidak fahaman mereka yang didudukkan pada bidang
pendidikan non formal. Maka hal-hal di atas, tidak bisa dituntaskan. Alasan yang penulis
asumsikan adalah mereka yang ditempatkan pada Subdin/Bidang pendidikan non formal
masih tidak profesional. Penempatan sarjana ...atau tenaga yang bukan ahlinya, tunggu
kehancurannya....
Ada 3 Tantangan Generasi Muda

Menurut Darlan (2011) bahwa ada 3 (tiga) tantangan yang dihadapi para pemuda
generasi muda dewasa ini, yang ternyata tidak sebatas pada kaum muda saja yang
merasakannya. Tapi orang tuapun juga merasakan hal itu. Ke 3 hal tersebut di atas adalah:
1.Tantangan masuk sekolah;
2.Tantangan masuk Perguruan Tinggi; dan
3.Tantangan masuk lapangan kerja.
Untuk lebih jelasnya ke 3 hal di atas, secara sederhana akan diuraikan satu persatu
sebagai berikut:
Tantangan masuk sekolah
Sejak akhir tahun 70-an sudah melaui bermunculan satu-persatu di daerah yang
menginformasikan bahwa tahun demi tahun anak usia sekolah dirasakan untuk masuk
sekolah apakah sekolah dasar ataukah SLTP mapun SLTA ternyata jumlah kursi tidak
sebanding dengan jumlah anak yang mau masuk sekolah. Hal ini pasti jauh
berbeda. Dengan kata lain daya tampung sekolah mulai kurang. Sementara penambahan
setiap tahun sepertinya tetap tidak terbendung. Sekolah-sekolah swasta dengan tampil
seadanya pun di daerah tertentu, juga dengan sangat banyak masih ada yang tak
tertampung. Ini sebuah akibat ledakan penduduk masa lalu.
Dalam istilah lain adalah, Sejak lama di negeri ini, masuk sekolah para calon murid
sudah mendapatkan tantangan yang terkadang di perkotaan terdapat komentar masyarakat
siapa berduit, ialah yang bakal dapat dalam meraih pendidikan anaknya yang lebih baik
dan kualitasnyapun tidak diragukan.
Namun kita sama maklumi bersama bahwa masyarakat pemukimannya tidak
menumpuk di perkotaan. Melainkan mereka sebagian besar penduduk negeri ini, bertempat
tinggal di pedesaan. Kita sama maklumi tidak seluruh desa terlebih masa lalu terdapat
sekolah dasar. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada warga masyarakat kita yang
karena sesuatu dan lain hal selama hidupnya, tidak sempat mengenyam atau menikmati
dunia pendidikan formal. Atau bersekolah.
Tantangan Pemuda masuk Perguruan Tinggi
Kalau kita melihat mulai munculnya istilah: UMPTN yang kepanjangannya adalah Ujian
masuk perguruan tinggi negeri ini, digulir juga sejak tahun 80-an juga. Yang terkadang anak
lulusan SLTA yang mau masuk perguruan tinggi tujuan Bandung, ternyata tes-nya lulus di
Palangka Raya. Kenapa demikian seperti uraian ini masyarakat turut berpartisipasi
menyelenggarakan pendidikan tinggi. Ternyata perguruan tinggi swasata tidak masuk
UMPTN sehingga dengan tidak diperkirakan sebelumnya ia harus kuliah di Unpar-Universitas
Palangka Raya. Karena di kota Bandung juga ada perguruan tinggi diberi nama Unpar. Tapi
punya yayasan swasta.
Dengan seleksi yang relatif ketat disertai beratnya persaingan, 1 berbanding 15 maka
tidak menutup kemungkinan calon mahasiswa yang kapasitasnya bila dibawah standar
dengan sangat menyesal terpaksa harus tidak lulus pada jurusan/program studi pilihannya.
Karena dengan system seleksi sekarang calon dari sumatera utara, Aceh, Papua, Sulawesi
dan berbagai provinsi di Jawa dengan mudah lulus di Unpar. Sementara putra daerah, hanya
gigit jari. Karena ada dugaan standar pendidikan yang ada di provinsi kita relatif rendah.
Mudah-mudahan mulai terjadi perbaikan masa sekarang dan masa datang. Sehingga
standar kita sama dengan kawasan yang lebih maju.
Kita sama maklumi bahwa dalam 20 tahun terakhir, sudah dirasakan di tanah air kita bahwa
tes masuk perguruan tinggi negeri sungguh dirasakan betapa sulitnya. Namun seleksi ini,
semakin tahun semakin tambah berat. Sehingga upaya memberikan berbagai pendidikan
luar sekolah atau pendidikan non formal pada lembaga kursus pada bidangnya oleh orang
tua kepada anaknya sungguh memberatkan biaya. Terlebih biaya yang diperlukan. Ada
kalanya sang anak kurang perhatian, tapi orang tuanya justru sibuk mendaftar anak untuk
kursus itu dan ini, dengan tujuan bahwa anaknya berhasil lulus dalam seleksi masuk
perguruan tinggi

Tantangan masuk lapangan kerja


Kaum generasi muda dewasa ini menghadapi masa sulit, sebagai akibat ledakan
pendudukan di negeri kita masa lalu sangat tinggi. Hal itu memberikan efek negatif kepada
generasi mncari kerja dimasa sekarang.
Selain hal di atas, bergulirnya era reformasi, yang selama ini, kurang mendukung
terhadap kebijakan masa lalu. Ebagai contoh yang sdr boleh perhatikan. Kebijakan masa
lampau, dinas pendidikan yang doeloe disebut.
Kantor Wilayah Pendidikan. Kepala Katornya paslu lulusan alumnus IKIP atau FKIP.
Dewasa ini ternyata dapat diduduki oleh bukan kesarjaan itu. Sehingga pastilah ada bagai
perahu layar putus kemudi. Contoh lain dengan kebebasan dewasa ini, bisa terjadi juga
kepala Rumah Sakit dipimpin oleh bukan dokter. Kepala Kejaksaan bisa dipimpin oleh orang
yang bukan Sarjana Hukum. Jika hal itu terjadi, apa yang bakal terjadi. Ini sebagai bukti
derasnya arus reformasi.

Sekarang bagaimana dengan tantangan pada sarjana sekarang. Ada dugaan kemudahan
yang muncul dari pihak penentu kebijakan, seperti: penerimaan calon pegawai negeri
diusulannya sangat tidak sesuai dengan tenaga kerja pada bidang-bidang yang ada di
instansi yang di pimpinnya. Karena ada indikasi untuk menolong keluarga terdekat.
Sehingga setelah ia masuk, apa yang harus ia kerjakan. Karena KKN-nya sudah bisa
dimunculkan.

1.
2.
3.
4.
5.

Pemuda pelopor bisa juga ia melepaskan diri dari perbuatan yang melanggar budaya,
agama dan kebiasaan di masyarakat yang bersifat negatif seperti:
Menghindari 5 M + 1 P untuk lebih jelasnya adalah:
Minun;
Main;
Madat;
Madon;
Maling dan;
+ Polisi
Jika bisa mengajak sesama pemuda, remaja untuk tidak berbuat 5 M di atas, maka
pemuda itu bisa disebut juga sebagai seorang pemuda pelopor.
Pemuda Pejuang Bangsa
Pemuda merupakan pemimpin di masa depan bangsa. Aset bangsa yang akan
menentukan mati atau hidup, maju atau mundur, jaya atau
hancur, sejahtera atau sengsaranya suatu bangsa. Sesuai pernyataan Ali Bin Abi Thalib:
Sesungguhnya di tangan pemudalah segala urusan umat, dan di telapak tangannya hidup
dan matinya umat. Pemuda memberikan peran yang sangat penting dalam perubahan
bangsa Indonesia. Dari perjalanan bangsa yang terbagi dalam beberapa fase seperti fase
perjuangan kemerdekaan, fase mempertahankan kemerdekaan atau fase orde lama, fase
orde baru dan fase reformasi diisi oleh kekuatan pemuda. Kekuatan pemuda terletak pada
semangatnya yang tidak pernah putus asa dalam dinamika pergerakan, perjuangan dan
karya dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.
Pada fase perjuangan melahirkan tokoh muda yang peran dan pemikirannya menjadi
tonggak sejarah perubahan bangsa. Sebut saja nama-nama besar seperti Soekarno, Hatta,
Tan Malaka, HOS Cokroaminoto, Kh. Ahmad Dachlan, dan para pejuang prakemerdekaan
yang lain. Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda 1928 pun telah memberikan semangat nasionalisme
bahasa, bangsa dan Tanah Air yang satu, yaitu Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda telah
menggetarkan relung-relung kesadaran generasi muda untuk bangkit, berjuang dan
berperang melawan kolonialisme penjajah .masa itu.

Masa kepemimpinan Soekarno yang kemudian dikenal dengan sebutan orde lama pun
tak lepas dari semangat pemuda untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa itu juga
melahirkan tokoh muda yang sangat fenomenal. Soekarno dan Hatta belum genap 40 tahun
ketika mewakili bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir
juga masih sangat muda ketika berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Muhammad
Natsir yang menjadi perdana menteri juga merupakan tokoh muda yang berusaha
mempertahankan kemerdekaan ketika ada konflik antarelit pada masa itu. Para pemuda
bahu-membahu mengumpulkan semangat demi mempertahankan kemerdekaan yang telah
susah payah dicapai saat adanya ancaman disintegrasi bangsa.
Fase orde baru merupakan masa yang sangat panjang dan praktis sangat sedikit tokoh
muda yang dapat bernafas lega ketika memperjuangkan idealismenya. Kekuasaan yang
sangat otoriter menyebabkan gerakan generasi muda menjadi mandul. Tindakan represif
penguasa menyebabkan pemuda tiarap dengan paksa karena dominasi kekuasaan yang
berkolaborasi dengan penguasa modal sangat kuat. Peristiwa Malari (15 Januari 1974)
adalah contoh nyata peran kaum muda terutama mahasiswa melawan perselingkuhan
kekuasaan dan kapital. Pada masa itu muncul nama-nama seperti Hariman Siregar, Arif
Budiman dan lain-lain. Pada akhir kekuasaan orde baru, gerakan untuk melawan kekuasaan
yang korup, otoriter dan represif kembali menguat.Namun, gerakan itu ditumpas habis oleh
penguasa.
Fase reformasi yang menjadi tonggak besar perubahan dan perkembangan Indonesia.
Hegemoni kekuasaan yang telah berjalan selama 32 tahun tumbang karena desakan
mahasiswa secara nasional. Pada 22 Mei 1998 adalah hari bersejarah bagi keberhasilan
gerakan kaum muda melawan kekuasaan yang lalim. Presiden Soeharto terpaksa lengser
setelah gedung DPR/MPR diduduki mahasiswa berhari-hari. Lagi-lagi kaum muda berperan
menumbangkan rezim tirani dan membawa perubahan bagi bangsanya.
Pemuda sebagai kelompok kritis diharapkan mampu menangkap getar-getar nurani
rakyat dan berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Itulah sebabnya dalam setiap
perubahan sosial selalu menghadirkan pemuda sebagai aktor penting. Karakter kaum muda
dituntut untuk responsif, inisiatif, kritis serta optimis. Semoga generasi muda memiliki fisik
yang kuat, otak yang cerdas, waktu yang luang, jiwa yang waras, niat yang tulus, budi yang
luhur untuk membangun bangsa.
Jiwa Kepeloporan Pemuda
DAPAT kita simpulkan, judul di atas merupakan hikmah terbesar yang bisa kita petik dari
setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh kemarin, 28 Oktober. Jiwa Kepeloporan
Pemuda yang kemudian menyatukan kita sebagai sebuah bangsa!
Delapanpuluh tiga tahun lalu, saat Sumpah Pemuda dideklarasikan, pada saat itulah ikatan
kitadari Sabang sampai Meraukemulai tersimpulkan. Para pemuda bangsa inilah yang
mempeloporinya. Mereka membuang sekat-sekat dalam isme-isme yang kental saat itu,
seperti kedaerahan, keagamaan, dan sebagainya.
Sumpah Pemuda hanyalah satu titik tinta emas sejarah kepeloporan pemuda Indonesia.
Seiring perjalanan hidup, gerak, dan dinamika bangsa ini, pemuda tidak pernah kehilangan
jiwa kepeloporannya itu. Paling tidak, tinta emas itu masih segar dalam ingatan kita pada
1998 ketika para pemuda menjadi pionir bagi lahirnya Era Reformasi.
Kini, bangsa Indonesia seakan hidup dalam era kekelaman. Praktik kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat, penuh dengan masalah-masalah fundamental yang
mengikis perlahan-lahan semangat yang digaungkan Sumpah Pemuda.
Korupsi menggerogoti setiap lini kehidupan bangsa ini. Bukan hanya di kalangan
penyelenggara negara, tetapi bahkan merasuki sebagian jiwa kalangan elite bangsa ini,
misalnya para pemimpin bangsa. Semangat kegotongroyongan memudar. Sikap tak acuh
kian kuat dalam kehidupan masyarakat. Paham-paham kedaerahan menjadi wajah dominan
dalam era otonomi daerah. Isme keagamaan juga mengesankan mengesampingkan
keberagaman. Benih separatisme masih hidup di sebagian tempat.
Di antara banyak jalan keluar yang bisa kita tempuh, salah satunya ialah melalui jiwa
kepeloporan para pemuda seperti yang diteladankan pada 1928 lalu. Namun,

pertanyaannya: masih adakah jiwa kepeloporan itu? Bagaimana kepeloporan pemuda


seperti dalam pelatihan paskibraka sekarang.
Tidak sedikit dari rakyat negeri ini yang ragu akan masih hidupnya jiwa itu di kalangan
pemuda. Paling tidak, argumentasinya ialah berdasarkan kenyataan yang mereka jumpai
atau alami sehari-hari. Pemuda kita seakan hidup dalam dunianya sendiri. Minim sekali
sosok pemuda yang muncul laksana bintang terang yang bisa menjadi harapan masa depan
bangsa. Sosok-sosok yang pernah digadang-gadang, sebagian besar ternyata kemudian
hilang karena hancur oleh perbuatannya sendiri, misalnya terlibat praktik tercela dalam
mengemban amanat rakyat dan bangsa ini.
Bukan cuma itu. Tidak sedikit pula para pemuda yang hidupnya berselimutkan
pragmatisme sehari-hari. Demikian juga, masih banyak dari para pemuda yang meluntur
jiwa kepeloporannya. Misalnya, meski mengemban gelar sarjanayang berarti merupakan
sosok cendekianamun minim kontribusi baik bagi diri sendiri maupun masyarakat luas.
Haruskah kita pesimis dengan kondisi ini? Tidak! Sebab, tidak sedikit pula para pemuda
Indonesia yang masih memiliki jiwa kepeloporan itu. Sayangnya, sebagian besar dari mereka
bekerja dalam diam. Jauh dari hiruk-pikuk sehingga tidak tertangkap dalam denyut
kehidupan generasi muda kita secara umum. Mereka ialah sosok-sosok pilihan yang di
pundaknya kita bisa menggantungkan harapan masa depan bangsa ini.
Akhir-akhir ini, muncul keprihatinan bersama bahwa para pemuda seperti tidak pernah
diberi peran untuk bersama-sama mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Bisa jadi
itu benar. Namun, begitulah pesona kekuasaan. Para pemegangnya tentu tidak ingin
kehilangan kekuasaannya. Apalagi, secara sukarela menyerahkannya kepada orang lain. Ini
merupakan sikap yang jamak terjadi di manapun di belahan dunia ini.
Pilihan yang ada bagi pemuda bangsa ini tidak lain ialah membangun panggung
eksistensinya sendiri. Sudah saatnya pemuda Indonesia menunjukkan bahwa tanpa
diberipun mereka mampu berperan, memberi pengaruh, dan memimpin kehidupan bangsa
ini. Untuk itu, semangat kolektivitas dan kepeloporan harus kembali digelorakan.
Dengan jiwa dan semangat kepeloporan dan kegotongroyongan itu, pemuda Indonesia masa
lalu berperan besar memerdekakan bangsa ini dari kolonialisme. Jadi, sungguh merupakan
sebuah keniscayaan bahwa dengan berbekal keduanya itu juga para pemuda Indonesia bisa
berjuang melepaskan bangsa ini dari keterpurukan dan kehancuran yang membayang di
depan mata!

Diksar Kepeloporan Pemuda


Medan Bisnis Medan. Pendidikan Dasar Pemanduan Bakat dan Minat Bagi Pemuda
(Diksar Pekat) yang digelar Wahana Alam Terbuka Indonesia (What-In) diharap mampu
mewujudkan kepeloporan pemuda, serta meningkatkan kemandirian dan kewirausahaan
kalangan generasi penerus bangsa tersebut.
Revitalisasi Kepeloporan Pemuda
Pemuda memiliki posisi penting dalam pembangunan bangsa. Mereka menjadi
major human resources, kelompok strategis dengan vitalitas agent of change (unsur
perubahan) dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara. Ia juga
menjadi pewaris regenerasi masa depan peradaban bangsa.
Karena itu, pemuda harus ditempatkan sebagai kelompok strategis dan potensial
untuk kepemimpinan nasional. Yang menjadi sumber daya produktif pembangunan di
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Pemuda mesti diposisikan sebagai pemilik idealisme yang bisa menentukan
paradigma seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa, negara, dan masyarakat. Sehingga,
pemuda ditempatkan sebagai agent of change dalam melakukan perubahan yang
sangat fundamental sekalipun. Karena, ternyata pemuda sebagai salah satu pusat
perubahan alternatif seringkali menjadi tumpuan dan harapan, bila peran perubahan
yang seharusnya diemban oleh Negara tidak memuaskan atau terkendala oleh
berbagai masalah.

Ada beberapa kilasan sejarah yang mencatat peran pemuda sebagai anak bangsa
yang turut berkontribusi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
Pertama, peran dalam kemerdekaan sebuah bangsa. Kedua, peran dalam reformasi
Politik sdebuah bangsa. Ketiga, Peran dalam Rekonstruksi idiologi sebuah bangsa.
Dalam konteks sejarah Indonesia. Para pemuda Indonesia telah terlibat dalam
membebaskan bangsanya dari penjajahan. Mereka melakukan konsolidasi nasional
dalam bentuk Sumpah Pemuda 1928 untuk memadukan militansi, kemampuan
berorganisasi, dan sensitivitas global yang menjadi modal semangat perjuangannya
mencetuskan Proklamasi Kemerdekaan Tanggal 17 agustus 1945.
Selanjutnya, melalui sejarah pergerakan yang cukup panjang, gerakan pemuda
pelajar dan mahasiswa telah memberikan bukti perubahan yang signifikan. Titik-titik
sejarah gerakan pemuda pelajar dan mahasiswa di Indonesia dapat dilihat pada tahun
1966 (menuntut pembubaran PKI), tahun 1974 (peristiwa Malari), dan tahun 1998
perjuangan pemuda pelajar dan mahasiswa berhasil meruntuhkan rezim
pemerintahan Orde Baru sehingga Indonesia memasuki Orde Reformasi.
Citra positif yang melekat pada gerakan pemuda merupakan modal sosial yang
cukup untuk menjadi bahan bakar perubahan. Modal dan citra positif tersebut adalah
kepercayaan sosial (social trust) yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial
(koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama.
Problematika pemuda
Lain kenyataan dulu, maka lain pula kenyataan kondisi pemuda saat ini. Upaya
mempersiapkan, membangun dan memberdayakan pemuda agar mampu berperan
serta sebagai pelaku-pelaku aktif pembangunan bangsa Indonesia ternyata bukan
persoalan sederhana. Upaya ini masih dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Ironinya, berbagai permasalahan sosial yang muncul tersebut ternyata
melibatkan atau dilakukan pemuda.
Problemtika dan permasalahan kekinian pemuda yang erap kali muncul di
kalangan pemuda seperti tawuran dan kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba dan Zat
Adiktif lainnya (NAZA), minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit
menular, penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadap kalangan
pemuda. Apabila permasalahan ini tidak memperoleh perhatian atau penanganan
bijaksana, maka akan memiliki dampak yang luas dan mengganggu kesinambungan,
kestabilan dalam pembangunan nasional, bahkan mungkin akan mengancam
integrasi bangsa.
Permasalahan lain adalah ketahanan budaya dan kepribadian nasional di kalangan
pemuda yang semakin luntur, yang disebabkan cepatnya perkembangan dan
kemajuan teknologi komunikasi, akibat dari derasnya arus informasi global yang
berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
perilaku pemuda Indonesia. Persoalan tersebut dapat dilihat kurang berkembangnya
kemandirian, kreativitas, serta produktivitas di kalangan pemuda. Sehingga pemuda
kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan karakter bangsa.
Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah era globalisasi yang terjadi di
berbagai aspek kehidupan sangat mempengaruhi daya saing pemuda. Sehingga
pemuda baik langsung maupun tidak langsung dituntut untuk mempunyai
keterampilan baik bersifat keterampilan praktis maupun keterampilan yang
menggunakan teknologi tinggi untuk mampu bersaing dalam menciptakan lapangan
kerja/mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang dijalaninya.
Berbagai permasalahan tersebut dihadapkan pada tantangan pembangunan yang
masih kompleks. Setidaknya, tantangan pembangunan bidang pemuda dalam kurun
waktu ke depan adalah munculnya gerakan demokrasi dan era globalisasi yang akan
memunculkan persoalan baru di bidang kepemudaan. Hal ini akan memberikan
dampak pada persoalan indentitas dan integritas bangsa di kalangan pemuda juga
akan
mengancam
kesatuan
dan
persatuan
bangsa.
Tantangan lain adalah belum terumuskannya kebijakan pembangunan bidang pemuda

secara serasi, menyeluruh, terintegrasi dan terkoordinasi antara kebijakan di tingkat


nasional dengan kebijakan di tingkat daerah.
Dalam problema pemuda tentu tidak terlepas juga dengan 5 M + 1 P seperti
disebutkan pada bagian: terdahulu. Yang ujung-ujungnya harus berurusan dengan
pihak berwajib. Sehingga catatan hidup bagi yang berbuat dalam perjalanan
hidupnya. Namun sebagai pemuda pelopor harus tidak boleh berbuat seperti 5 M + 1
P di atas. Karena hal itu memberikan contoh yang tidak benar dalam keleloporannya.
Menumbuhkan Semangat Wiraswasta Pemuda
Sejak tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah
danmenjadikan kondisi perekonomian negara kita semakin sulit. Banyak perusahaan yang
terpaksa gulung tikar dan merumahkan ribuan karyawannya. Dampaknya bagi negara yang
termasuk dalam negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kemiskinan yang
ditandai dengan banyaknya pengangguran, daya beli masyarakat yang
rendah, tingkat kesejahteraan yang kecil, tingkat kesehatan yang rendah dan angka
pendidikan yang semakin menurun menjadi sebuah kondisi yang tidak terelakkan.
Akibat krisis ekonomi tersebut tidak hanya dirasakan oleh mereka yang tinggal di kotakota saja, namun hampir semua sendi masyarakat, termasuk masyarakat yang tinggal di
pedesaan. Sementara di sisi yang lain kita ketahui bahwa desa menyimpan kekayaan yang
luar biasa, yang apabila ditangani secara serius dan profesional dapat menjadi lahan
pemasukan yang tidak sedikit. Hanya saja, mungkin kepekaan dari masyarakat desa
dirasakan masih kurang sehingga potensi yang besar tadi hanya terabaikan begitu
saja.
Menumbuhkan Semangat Wirausaha
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada salahsatu solusi yang bisa
dilaksanakan yaitu melalui penggalian potensi yang dimiliki desa. Potensi tersebut
dapat berupa sumber daya alam, jumlah penduduk dengan usia produktif yang
besar, dan lain-lain. Modal dasar yang telah dimiliki tadi, dapat dimanifestasikan ke
dalam usaha-usaha yang bersifat produktif, pembinaan kewirausahan yang belum ada
maupun peningkatan kewirausahaan yang selama ini telah eksis. Masyarakat desa
harus diyakinkan bahwa mereka sebenarnya mampu dan layak mendapat tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.
Hanya saja, upayaupaya produktif yang berasal dari desa harus ditumbuhkembangkan
agar tidak berhenti di tengah jalan. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan kepada
masyarakat yang berkesinambungan. Keberadaan pihak-pihak yang terkait sangat
diperlukan, misalnya tambahan modal, perluasan pemasaran, peningkatan kemampuan
dalam berusaha/berwirausaha (management) dan sebagainya.
Secara sederhana seorang wirausaha adalah adalah seseorang yang mampu mengatur,
menjalankan, menanggung resiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang ditempuhnya dalam dunia
usaha. Para wirausahawan dengan sifat alamiahnya tidak mengenal golongan karena di
dapat berupa seorang laki-laki muda yang menjual kaset musiknya di pasar, seorang wanita
muda yang menjual hasil lilin hasil buatannya sendiri, atau sepasang suami istri yang
memasok barang-barang kebutuhan rumah tangga. Dia bisa bekerja sendirian seperti
mengambil barang dagangan dan menjualnya di pasar-pasar atau bisa mengolah hasil
panen di desanya untuk dipasarkan dalam bentuk yang berbeda dari aslinya. Yang
terpenting adalah tidak menggantungkan hidupnya dengan orang lain, dia bersifat mandiri
dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Seorang wirausahawan dapat berkembang dari minat atau bakat yang mereka miliki,
akan tetapi kreatifitas dalam berusaha justru akan membantu kelancaran usahanya. Ada
beberapa watak seorang wirausahawan yang harus dipahami dalam menjalankan sebuah
usaha. Berikut ada 7 langkah yang perlu diikuti seperti berikut ini:
1. Disiplin diri, yaitu selalu berpegang teguh komitmen atau mematuhi aturan yang dibuatnya
sendiri.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rincian, yaitu usaha-usaha kreatif yang selalu belajar mendisiplinkan diri untuk berurusan
dengan rincian-rincian sepeti keuangan, pendataan/administrasi dan pembuatan rencanarencana kegiatan.
Menghargai, yaitu memberikan penghargaan atas hasil yang diterima. Guna watak ini
adalah selalu memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan menghargai hasil
karya.
Kreativitas, yaitu semakin kita berbeda dalam menghasilkan sebuah produk yang
dibutuhkan pasar akan berkecenderungan untuk diminati.
Bentuk atau Gaya, yaitu bagaimana seorang wirausahawan akan membentuk karakter diri
dan produk yang membedakan dengan orang dan produk lain.
Keluwesan, yaitu mampu untuk menyesuaikan diri dan mampu melihat berbagai cara
pemecahan suatu masalah.
Komitmen, yaitu keteguhan untuk melakukan sesuatu yang kita yakini dalam perbuatan
dan tidak menjadikan contoh yang negatif.

A. An Over View: Dunia Usaha di Era Sekarang Ini


Di era globalisasi sekarang ini, dunia telah memasuki babak baru masyarakat global,
yakni babak baru dari suatu era masyarakat yang semakin universal dan modern.
Sekarang ini, masyarakat dunia dapat saling berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi
oleh gerak, ruang, dan waktu
Menurut Peter Drucker (1993) globalisasi merupakan era masyarakat pengetahuan
dengan sumber daya utama masyarakat bukan lagi bertumpuh pada alam, namun pada
pengetahuan. That its primary resource will be knowledge. Masyarakat berubah dari
masyarakat tunggal yang berenergi politik, menjadi masyarakat pluralistik yang
berenergi ekonomi. Semua institusi pemerintah maupun swasta dari negara-negara di
Dunia membuat kompetisi global sebagai sasaran strategi mereka. All institution have
to make global competitiveness as their strategic goal. (Sinaga, 2005)
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti sekarang ini, banyak
tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan menonjolkan
keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber
dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya negara-negara yang tidak
memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan
tidak akan mencapai banyak kemajuan, negara-negara yang memiliki keunggulan

bersaing adalah negara yang dapat memperdayakan sumber daya ekonominya


(conomic empowering) dan memberdayakan sumber daya manusianya (resources
empowering) secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila
sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di Indonesia, sumber
daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks.
Tantangan tersebut tampak seperti pada gambar 4.1.
Tampaknya, semua bangsa-bangsa di dunia akan berpacu untuk maju menguasai
pengetahuan dan teknologi. Jadilah pengetahuan dan teknologi menjadi sumber daya
utama masyarakat dan negara untuk membuka peluang pasar. Kebijakan intenasional
seperti AFTA ditingkat ASEAN, APEC, ditingkat Asia Pasifik pada tahun 2008, dan WTO
di tingkat dunia pada tahun 2020 merupakan peluang bagi dunia bisnis untuk membuka
dan memperebutkan pasar. Muncullah persaingan. Keunggulan komparatif:
ketersediaan sumber daya alam dan tenaga kerja bukan jaminan, yang dibutuhkan
adalah keunggulan kompetitif: penguasaan sains pengetahuan dan teknologi. Dengan
sains pengetahuan dan teknologi, para pelaku bisnis dapat menciptakan nilai,
menerobos hambatan, dan membuka peluang.
Sejarah mencatat bahwa banyak penemuan-penemuan atau kejadian yang telah
mampu mengubah bagaimana bisnis dilaksanakan secara revolusioner. Secara umum
dapat dikatakan bahwa, technological revolution dan globalization of world bussiness
adalah dua faktor utama yang telah merubah competitive landscape akhir-akhir ini
(Lupiyoadi, 2004).
1. Revolusi teknologi
Saat ini kita berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang berlangganan
internet. Industri dalam bidang IT tumbuh 2 kali lipat daripada pertumbuhan ekonomi
Amerika, da investasi dalam bidang IT mencakup 45% dari total investasi dalam bidang
sarana bisnis lainnya. Akan tetapi, ketidakseimbangan penguasaan teknologi
menciptakan kesempatan yang sangat luas untuk lahirnya strategi-strategi
enterpreneurship yang baru.
2. Globalisasi
Globalisasi didasarkan atas pembangunan ekonomi yang mendunia dengan membuka
pasar dalam negeri terhadap persaingan dari luar dengan menghilangkan hambatan
perdagangan.
B. Peranan dan Fungsi Kewirausahaan
Bangsa ini kini tengah terperangkap dalam jumlah utang yang signifikan, dan euforia
kedaerahan yang mengarah ke disintegrasi bangsa. Indonesia kini hanya bertahan
hidup berkat bantuan pinjaman negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan
internasional lainnya menghadapi dilema, yakni, Indonesia berdasarkan rekomendasi
dari negara-negara donor, dan lembaga keuangan Internasional seperti IMF dan Bank
Dunia harus membuka pasar berdasarkan mekanisme pasar global, menurunkan taraf
impor, menaikkan harga BBM dan tarif listrik, dsb. Yang saat ini belum tepat untuk
diterapkan mengingat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan
(sinaga, 2005).
Angka pengangguran yang semakin meningkat, menurunnya daya beli (purchasing
power) masyarakat, keterpurukan dunia industri dan perbankan nasional sebagai tulang
punggung perekonomian nasional, kualitas SDM yang masih memprihatinkan, dan
ketidakpastian program nasional dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable

developmental) kesemuanya merupakan faktor-faktor yang dilematis di dalam


ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia.
Untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa khususnya dalam keterpurukan ekonomi
bangsa ini membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha, yakni suatu
semangat sikap mental positif (SMP) yang mengutamakan kinerja dan produktifitas
dalam mengoptimalkan pencapaian target (goals). Oleh karena itu, semakin banyak
anak bangsa yang memiliki jiwa wirausaha, semakin terbuka lapangan pekerjaan yang
berdampak positif bagi pengurangan pengangguran dan peningkatan daya beli
(purchasing power) masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan semakin apresiatif
yang berdampak positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Hal ini
jugalah yang mempengaruhi dinamika masyarakat dalam perkembangan bisnis, yakni:
- Perkembangan sains dan teknologi akan mempengaruhi perkembangan dinamika
masyarakat.
- Dinamika masyarakat akan mempengaruhi kebutuhan akan sesuatu produk bagi
masyarakat.
- Perkembangan kebutuhan produk akan mempengaruhi perkembangan kegiatan bisnis
untuk menghasilkan produk tersebut. Lebih lanjut dalam hal ini, perkembangan kegiatan
bisnis ini muncul dari fenomena dinamika masyarakat melalui kejelian para enterpreneur
dalam merespon, menciptakan solusi tantangan fenomena tersebut menjadi hal yang
nyata sebagai suatu peluang-peluang baru di dunia bisnis.
C. Konsep Peranan Kewirausahaan
Berdasarkan diagram konsep peranan kewirausahaan, suatu simpulan dapat
diungkapkan bahwa para wirausahawan merupakan generator penggerak
perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Keadaan ini, akan
berdampak positif bagi peningkatan daya beli masyarakat dan pendapatan negara.
Semakin tinggi pendapatan negara, kemampuan negara untuk membiayai
pembangunan secara berkelanjutan semakin terjamin.
Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan
pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan,
dan tantangan etika, tantangan kemajuan tekonologi dan ilmu pengetahuan, dan
tantangan gaya hidup beserta kecenderungan-kecenderungannya merupakan tantangan
yang saling terkait satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antarnegara akan bergerak bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas
negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam
persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai
persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan
akan menimbulkan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki
keunggulan dan daya saing yang kuat.
Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya yang
berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif
(comparative advantages) maupun keunggulan kompetitif (competitive advantages), di
antaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang berdaya
saing tinggi yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk
menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi diperlukan tingkat efisiensi

yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
yang tinggi, yaitu sumber daya manusia yang profesional dan terampil yang dapat
menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya
kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem
pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya
kreatif dan inovatif hanya terdapat pada wirausaha. Oleh sebab itu wirausahalah yang
mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan permasalahan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemunculan internet merupakan salah satu perkembangan masuknya globalisasi dengan adanya
sosial media yang membuat masyarakat didunia terkoneksi satu sama lain dalam lingkungan global
yang tanpa batas.
2. Sosial media merupakan aktivitas yang paling banyak diakses menggunakan internet di Indonesia,
dan sebaian besar penggunanya adalah generasi muda.
3.

Adanya perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media di era
globalisasi saat ini.

4. Dampak yang ditimbulkan penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia.
5. Adanya solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi
generasi muda di Indonesia.

Solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi
generasi muda di Indonesia
Ketergantungan aktivitas generasi muda (remaja) dalam bermain pada jejaring sosial
dilatarbelakangi oleh pengawasan dan perhatian yang kurang dari orang tua. Sikap dan peran orang
tua sangatlah penting terhadap masalah pengaruh negatif dari penggunaan internet terutama sosial
media. Akan tetapi peran masyarakat sebagai elemen pergaulan generasi remaja juga mempunyai
andil yang lebih besar lagi, karena remaja tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitarnya.
Disamping itu, kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat labil, ada yang telah
mampu menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, namun ada juga yang belum mau atau
terlalu cuek atau mengabaikan dalam menanggapi sosial media dengan bijak. Oleh karena itu,
pemerintah pun berperan dan dapat melakukan pengendalian terhadap media telekomunikasi untuk
membantu para remaja menyaring pengaruh pengaruh sosial media, karena di dalam undangundang telah tertulis bahwa pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur media telekomunikasi,
sehingga pemerintah dapat juga menerapkan adopsi penyaringan konten-konten sensitif di internet
seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Cina. Penyaringan bisa dibatasi untuk konten-konten
sensitif sera informasi yang dianggap dapat merugikan dan membahayakan dalam membangun
karakter bangsa dan negara.
Pengetahuan mengenai usaha optmalisasi pemanfaatan sosial media juga perlu ditambahkan
pada kurikulum pendidikan di Insonesia. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan mampu
memunculkan kesadaran para generasi muda untuk lebih memanfaatkan sosial media dengan lebih
baik lagi, seperti berbagi ilmu pengetahuan, membentuk relasi, ataupun berbisnis.
Dari semua hal dalam menyikapi upaya atau solusi yang ada dengan cara bijak, kesadaran
dari diri sendiri bagi setiap generasi muda lah yang paling utama. Adanya kemauan dan keinginan
dalam merubah pola pikir dan perilaku yang baik dan bijak menghadapi tantangan era globalisasi
melalui situ internet pada jeraring sosial media. Peran dari luar memang diperlukan akan tetapi dari
diri perorangan mampu membuat perubahan dalam membangun karakter bangsa dan negara lebih
efektif. Diri dari setiap generasi muda diharapkan mampu memilah dengan baik dan memahami
benar pengaruh dan dampak yang akan ditimbulkan. Salah satunya mengurangi waktu penggunaan
yang berlebihan atau terlalu sibuk menggunakan sosial media agar tidak menjadi generasi yang
mencandu jejaring sosial.

Pengertian Globalisasi Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di
bidang komunikasi dunia. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan
waktu akibat kemajuan teknologi informasi
Pengertian Globalisasi menurut bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah mendunia, dan Sasi
adalah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi menurut ahasa ini di gabungkan menjadi Proses
sesuatu yang mendunia.
Dampak Globalisasi
Dampak Positif:
Memperoleh informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam maupun sosial akan mudah dijangkau
bagi setiap individu di berbagai belahan dunia manapun
Jalinan komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih
Mobilitas yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi akan mudah dalam melakukan
perjalanan baik perjalanan jauh maupun perjalanan pendek dengan adanya alat transportasi yang
semakin beragam
Sikap kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan yang individu lain akan meningkat
Perkembangan ekonomi, sosial dan budaya dengan globalisasi ini akan membawa individu semakin
semangat dalam meningkatkan potensi dirinya
Pemenuhan kebutuhan yang semakin kompleks dan tidan terbatas sedikit demi sedikit akan mulai
terpenuhi secara berkala pada era globalisasi
Dampak Negatif:
Masyarakat yang konsumtif
Segala informasi tidak tersaring untuk informasi baik maupun informasi buruk
Pemborosan dan perilaku yang menyimpang dari adat ketimuran
Lebih condong pada budaya barat sehingga budaya pribadi sering ditinggalkan
Sikap individualis dan menutup diri sering terjadi pada individu yang mengikuti arus globalisasi secara
terus-meneruS
Contoh Globalisasi dalam Berbagai Bidang
Globalisasi di Bidang Ekonomi:
Banyaknya Supermarket
Adanya jual beli online yang memungkinkan melakukan transaksi dengan orang yang jauh
Terciptanya mesin-mesin canggih untuk menunjang proses produksi
Adanya Ekspor dan Impor
Masuknya produk luar negeri dengan mudah
Terbukanya pasar bursa Internasional

Globalisasi di Bidang Sosial:


Bahasa Asing masuk dengan mudahnya
Perempuan bekerja sudah tidak asing lagi
Masyarakat semakin heterogen
Hilangnya rasa gotong royong
Timbulnya rasa egoisme diantara masyarakat

Globalisasi di Bidang Budaya:


Masuk dan menyebarnya budaya asing
Masuknya mode-mode pakaian luar negeri
Banyaknya imigrasi
Terjadinya pertukaran budaya Internasional
Hilangnya budaya-budaya tradisional secara perlahan
Globalisasi di Bidang Politik:
Dibentuknya PBB
Timbulnya kerjasama antar negara
Timbulnya politik negara
Hubungan bilateral maupun multirateral antar negara dapat dengan mudah dilakukan
Munculnya ideologi-ideologi asing
Globalisasi di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:
Munculnya berbagai macam handphone untuk memudahkan berhubungan dengan orang yang jauh
Adanya internet untuk memudahkan berkomunikasi dan mendapatkan informasi
Munculnya video call yaitu kita dapat bertatap muka dengan orang yang jauh
Informasi-informasi dan menyebar dengan cepat dan luas
Kita dapat melihat suatu kejadian dimanapun secara langsung dengan menggunakan televisi, internet,
dan hp
Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan; f. etos kerja;
b. patuh hukum; g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian; h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan; i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi; j. manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat
menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan
masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi
seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang
belum siap baik fisik maupun mental.
Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.

c. Pendidikan formal di sekolah.


Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan
budaya suatu masyarakat
Jadi adanya kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Dampakdampak pengaruh globalisasi tersebut kita kembalikan kepada diri kita sendiri sebagai generasi muda
Indonesia agar tetap menjaga etika dan budaya, agar kita tidak terkena dampak negatif dari globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai