Anda di halaman 1dari 27

“OM SWASTYASTU”

STATIKA

DOSEN PEMBIMBING :
Putu Aryastana, ST.,M.ENG.,M.SI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
.
KELOMPOK 16
 I PUTU MIYASA (1761121034 / C1)
 Ni LUH ANI DIAN PARAMITA SARI (1761121035 / C1)
 I WAYAN AGUS ROBET ADITAMA (1761121075 / C2)
 A. DANI MARTIN (1761121076 / C2)
 I GEDE ANGGA PURNAMA PUTRA (1761121130 / C3)
 MARIA NAOMI CITRA RESMI MOLAN (1761121128 / C3)
PETA KONSEP

METODE
KONSEP RANGKA CONTOH SOAL
PERHITUNGAN GAYA
BATANG RANGKA BATANG
BATANG

Metode
Kesetimbangan Metode Metode
Titik Simpul Cremona Potongan
(Method of ( Cara Grafis) (Method Of
joint) Section)
 KONSEP RANGKA BATANG
 Pengertian Rangka Batang
 suatu rangkaian struktur terdiri dari beberapa batang yang menyatu dengan titik simpul dan berbentuk
segitiga, rangkaian segitiga itu digabung sehingga menghasilkan suatu sistem kontruksi yang kokoh dan stabil.
 Keseimbangan Kontruksi Rangka
 sebuah kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atauBATANG
CONTOH :RANGKA statis
TERSUSUN tidak tentu, yang dapat ditentukan

dengan rumus empiris : J M J J

m = 2j-3 Keterangan : M
M M M M

m = jumlah batang
J J
M J M J M
j = jumlah titik simpul
Catatan :
Gambar : Rangka batang tersusun
Jika, m > 2j-3 , maka rangka batang tersebut merupakan statis tidak tentu
m < atau = 2j-3 maka rangka batang tersebut merupakan statis tertentu
 METODE PERHITUNGAN GAYA BATANG

I. Metode Kesetimbangan Titik Simpul (Method of joint)


II. Metode Cremona
III. Metode Potongan (Method of section)
 Dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu :
 Cara RITTER
 Cara CULMANN
 METODE KESETIMBANGAN TITIK SIMPUL

Konsep terpenting dalam metode ini ialah : Prinsip dari metode ini adalah :
 Perjanjian tanda :  Kesetimbangan gaya-gaya batang di setiap titik simpul
 Tanda negatif (-) Gaya batang tekan batang dapat dilakukan dengan cara analitis yaitu :
 Tanda positif (+) Gaya batang tarik
∑V=0 ∑H=0
Apabila gaya dalam (normal) batang adalah tekan,
maka arah gaya tersebut akan menuju titik pertemuan
- (tekan)

 Apabila gaya dalam (normal) batang adalah tarik, maka arah


gaya tersebut akan menjauhi titik simpul
+ ( tarik)
 CONTOH SOAL METODE TITIK SIMPUL

P1= 3 ton P2= 3 ton P3= 3 ton


C 1 D 2 E

3 4 5 6 7 8 9 4

A 11 B
RAH 10 F G 12 H 13

RAv RBv

3 3 3 3
12

Tentukan Gaya-gaya batang dengan metode kesetimbangan titik simpul (analitis)!


Penyelesaian: P1= 3 ton P2= 3 ton P3= 3 ton
C 1 D 2 E

 Cek apakah statis tertentu atau tak tentu


3 4 5 6 7 8 9 4

m = 13 , j = 8 m = 2j-3
13 = 2(8)-3 RAH
A
10 F 11 G 12 H 13 B

13 = 13 (OK) RAv RBv

3 3 3 3
12

 Cari reaksi perletakan, dengan 3 syarat kesetimbangan :


∑MA = 0 ∑v = 0
(-RBV . 12) + (3 . 9) + (3 . 6) + (3 . 3) =0
RAV + RBV – P1 – P2 – P3 =0 ∑H = 0
- 12 RBV + 27 + 18 + 9 =0
RAV + 4,5 – 3 – 3 - 3 =0 RAH = 0
- 12 RBV + 54 =0
− 54 RAV – 4,5 = 0
RBV = RAV = 4,5 Ton
− 12
RBV = 4,5 Ton

KONTROL : ∑V = 0
RAV + RBV = P1 + P2 + P3
4,5 + 4,5 = 3 + 3 + 3
9 = 9 ( OK )
 Hitung gaya batang
Catatan : maksimum hanya 2 batang yang belum diketahui pada satu titik simpul
 SIMPUL A
Diketahui:
Sin ∝= 0,8
Cos ∝ = 0,6

∑V=0
S3 Sin

(S3 sin ∝ ) + RAV = 0


(S3 . 0,8) +4,5 = 0
S3 0,8 S3 = -4,5
−4,5
S3 =
0.8
S3 = -5,6 ton (Tekan)

A 53 S10
RAH S3 Cos ∑H=0
RAH + S10 + (S3 Cos ∝ ) = 0
0+S10+(-5,6 . 0,6) =0
S10 – 3,4 =0
RAv S10 = 3,4 ton (Tarik)
 Simpul F
Simpul F

∑V=0
S4 =0

S4
∑H =0
-S10 + S11 = 0
-3,4 + S11 = 0
S11 = 3,4 ton (Tarik)

S10 F S11
Simpul C ∑V=0
-P1-(S5 Sin ∝ ) − 𝑆4 − (𝑆3 𝑆𝑖𝑛 ∝) = 0
P1= 3 ton -3 – (S5 . 0,8) – 0 – (-5,6 . 0,8) =0
-3 – 0,8 S5 -0 + 4,48 =0
-0,8 S5 + 1,48 =0
−𝟏,𝟒𝟖
S5 =
C S1 −𝟎,𝟖
S3 Cos 53 53 S5 Cos S5 = 1,85 ton (Tarik)

∑H=0
S3 S4 S5 -(S3 Cos ∝ ) + S1 + (S5 Cos ∝) = 0
S5 Sin -(-5,6 . 0,6 ) + S1 + ( 1,85 . 0,6) = 0
3,36 + S1 + 1,11 =0
S3 Sin

S1 + 4,47 =0
S1 = -4,47 ton (tekan)
 Simpul D

Simpul D

P2= 3 ton ∑V =0
-P2 –S6 =0
S1 D S2 -3 –S6 =0
S6 = -3ton(Tekan)

S6
∑H =0
-S1 + S2 =0
-(-4,47) + S2 = 0
S2 = -4,47 ton (Tekan)

3 3
 Simpul GG
Simpul
∑V=0
S6 + (S5 Sin ∝) + 𝑆7 𝑆𝑖𝑛 ∝ =0
-3+ (1,85 . 0,8) + (S7 . 0,8) =0
S6 -3+ 1,48 + 0,8 S7 =0
-1,52 + 0,8 S7 =0
S5 S7 0,8 S7 = 1,52

S5 Sin
S7 Sin
𝟏,𝟓𝟐
S7 =
𝟎,𝟖
S7 = 1,85 ton (Tarik)

S11 53 53 S12 ∑H=0


-(S5 Cos ∝) – S11 + S12 + (S7 Cos ∝) = 0
S5 Cos G S7 Cos -(1,85 . 0,6) – 3,4 + S12 + (1,85 . 0,6) = 0
-1,11 – 3,4 + S12 + 1,11 =0
S12 -3,4 =0
S12 = 3,4 ton (Tarik)
 Simpul E
∑V = 0
P1= 3 ton -P3 –S8 –(S7 Sin ∝) − (𝑆9 𝑆𝑖𝑛 ∝) = 0
-3 -0-(1,85 . 0,8) – (S9 . 0,8) = 0
-3-1,48 – 0,8 S9 =0
S2 E -0,8 S9 -4,48 =0
-0,8 S9 = 4,48
S7 Cos 53 53 S9 Cos 𝟒,𝟒𝟖
S9 =
−𝟎,𝟖
S9 = -5,6ton (Tekan)

S7 S8 S9
∑H = 0
S9 Sin
S7 Sin

-S2 –(S7 Cos ∝)+ (S9 Cos ∝) = 0


-S2 - (1,85 . 0,6) + (-5,6 . 0,6) = 0
-S2- 1,11-3,36 = 0
-S2 = 4,47
S2 = -4,47 (Tekan)
 Simpul H
Simpul H

∑V=0
S8 =0

S8

∑H =0
-S12 + S13 =0
-3,4 + S13 =0
S13 = 3,4 ton (Tarik)
S12 H S13

3 3
 Untuk mengontrol perhitungan di atas dilakukan pada simpul B

Simpul B
∑V =0
RBV + S9 Sin ∝ = 0
4,5 + (-5,6 . 0,8) = 0
4,5-4,5 =0
0 = 0 (OK)

S9 Sin
S8 S9

∑H =0
S9 Cos -S13 – S9 Cos ∝ = 0
53 -3,4 – (-5,6 . 0,6) = 0
B
S13 - 3,4 + 3,4 =0
0 = 0 (OK)

RBv
 Dapat disimpulkan menggunakan Tabel Rangka Batang sebagai berikut :
NO NO BATANG TEKAN ( - ) TARIK ( + )
1 S1 - 4,47
2 S2 - 4,47
3 S3 - 5,6
4 S4 0 0
5 S5 1,85
6 S6 -3
7 S7 1,85
8 S8 0 0
9 S9 - 5,6
10 S10 3,4
11 S11 3,4
12 S12 3.4
13 S13 3,4
 METODE CREMONA
 Hal – hal yang harus diperhatikan saat melukis gaya batang yaitu :
1. Lukislah gaya batang dengan skala yang teliti
2. Pada setiap titik buhul maksimum hanya ada 2 gaya yang belum diketahui
3. Gaya yang meninggalkan titik buhul adalah batang tarik, sedangkan gaya yang
menuju titik buhul adalah batang tekan
4. Setiap lukisan pada titik buhul merupakan lukisan menutup
5. Arah putaran lukisan dapat searah atau berlawanan jarum jam, yang
terpenting harus konsisten
 MENCARI GAYA – GAYA BATANG DENGAN METODE
CREMONA

P1= 3 ton P2= 3 ton P3= 3 ton


C 1 D 2 E

3 4 5 6 7 8 9 4

A 11 B
RAH 10 F G 12 H 13

RAv RBv

3 3 3 3
12
PENYELESAIAN :
 Reaksi perletakan :
P1= 3 ton P2= 3 ton P3= 3 ton
RAV = 4,5 Ton RBV = 4,5 Ton RAH C = 01 D 2 E

 Daftar konstruksi gaya batang

Titik Buhul Segi Banyak 3 4 5 6 7 8 9 4

A RAV – 3 – 10
F 10 – 4 – 11 A 11 H B
RAH 10 F G 12 13
C 3 – P1 – 1 – 5 – 4
D 1 – P2 – 2 – 6 RAv RBv
G 11 – 5 – 6 – 7 – 12
H 12 – 8 – 13 3 3 3 3
12
E 2 – P3 – 9 – 8 – 7
B 13 – 9 - RBV  Warna merah batang tekan ( mendekati titik simpul)
 Warna biru batang tarik ( menjauhi titik simpul)
 Warna hitam batang nol ( tidak terdapat gaya luar )
 Lukis gaya batang pada masing-masing titik buhul

RAv

-3
-1 P1
+5
+10, +11,+12,+13
8,4
RBv
-6
+7

-2
P2

-9

SKALA 1 : 1 P3
 Dari hasil pengukuran gaya batang dapat simpulkan berupa tabel sebagai berikut :
 METODE RITTER ( POTONGAN)
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode Ritter adalah sebagai berikut :

 Gaya batang yang akan dipotong hendaknya jangan lebih dari tiga batang yang belum diketahui besar gaya
batangnya
 Untuk memudahkan menentukan gaya tarik dan gaya tekan pada batang yang sebelum maupun sesudah
diketahui arahnya di misalkan meninggalkan titik buhul/simpul
 Pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya ada sebuah gaya yang belum diketahui bessarnya tidak
melewati pusat momen tersebut
 Gaya batang tarik meninggalkan titik buhul
gaya batang tekan mendekati titik buhul
 CONTOH METODE RITTER
Soal : Tentukan gaya batang dari batang 1 dan 4 di bawah !

II B
I

1 5 2

RAH A B
4 D 3

II
RAv I RBv
PENYELESAIAN : Penyelesaian :
 menghitung gaya batang dengan cara Ritter dengan perhitungan yang
ditentukan berdsarkan analisis keseimbangan momen (∑M = 0)
C JAWAB :
 Potongan I – I
I  ∑MD=0
RAV . 3 + S1 Sin ∝.3 = 0
S1 Sin 4,5 . 3 + S1 . 0,8 . 3 = 0
1 5 4
13,5 + 2,4 S1 = 0
− 13,5
S1 =
2,4
S1 = - 5,6 Ton ( Tekan)
RAH A ∝  ∑MC = 0
4 D
RAV . 3 – S4 . 4 =0
3 4,5 . 3 – S4 . 4 =0
RAv I - 4 S4 = - 13,5
S4 = 3,4 ( Tarik)
Sin ∝ = 0,8
Cos ∝ = 0,6 RAV= 4,5 Ton
“OM SHANTI SHANTI SHANTI OM”

Anda mungkin juga menyukai