Anda di halaman 1dari 62

Mekanika Fluida

(Fluid Mechanics)
TSI – 251 SKS 3 /P

DASAR-DASAR ALIRAN FLUIDA

Dr. Ir. Nurhamidah, MT, MEngSc


Ir. Ahmad Junaidi, MT, MEngSc

Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil


UNIVERSITAS ANDALAS
HUKUM DASAR :
• PERSAMAAN KONTINUITAS
• PERSAMAAN BERNOULLI
• PERSAMAAN MOMENTUM

2
2
Aliran Tetap Seragam
Steady Uniform Flow
 L  
 = 0 ; L = 0
Aliran Tetap (Langgeng),  t x 
 L 
Steady Flow  = 0
 t 
Aliran Tetap Berubah Aliran Tetap Berubah Lambat Laun,
Steady Varied Flow Steady Gradually Varied Flow (GVF)
 L  
 = 0 ; L  0
 t x 
Aliran Tetap Berubah Tiba-Tiba
Steady Rapidly Varied Flow(RVF)

Aliran Tak Tetap Seragam


Unsteady Uniform Flow
 L  
  0 ; L = 0
 t x 
Aliran Tak Tetap (Tak
Langgeng), Unsteady Flow Aliran Tak Tetap Berubah Lambat Laun,
 L  Gradually Varied Unsteady Flow
  0 Aliran Tak Tetap Berubah, (GVUF)
 t  Unsteady Varied Flow
 L  
  0 ; L  0
 t x  Aliran Tak Tetap Berubah Tiba-Tiba,
Rapidly Varied Unsteady Flow (RVUF)
3 3
HUKUM DASAR HIDRAULIKA
• Hukum Kontinuitas

V1 V2

A1
A2
Q1 = Q2
v1A1 = v2A2
karena A1<A2 maka v1>v2

4
Soal

6
HUKUM DASAR
• Hukum Impuls
Hukum Impuls-Momentum yang berlaku pada benda
padat juga berlaku pada cairan dengan perbedaan:
– pada benda padat prosesnya akan selesai pada
waktu tertentu (misalnya gaya yang bekerja untuk
menghentikan mobil)
– sedangkan pada benda cair yang mengalir pada
aliran tetap maka prosesnya akan berjalan kontinu.

7
HUKUM DASAR
• Hukum Impuls
Sesuai dengan hukum ke 2 Newton, resultan gaya pada
arah x: dFx =  dQ dt dvx /dt
dFx =  dQ [(vx)2 – (vx)1]
Untuk seluruh arus dengan asumsi distribusi kecepatan
adalah seragam pada dua penampang yang ditinjau,
maka komponen gaya pada arah x:
Fx =  Q [(vx)2 – (vx)1]
dimana Q adalah debit total dan (vx)1 dan (vx)2 adalah
komponen kecepatan di kedua titik ditinjau pada arah x.

8
HUKUM DASAR
• Hukum Impuls
Dengan cara yang sama, komponen gaya pada
arah y: Fy =  Q [(vy)2 – (vy)1]
arah z: Fz =  Q [(vz)2 – (vz)1]
Persamaan di atas adalah persamaan Impuls – Momentum.
Komponen gaya yang bekerja pada cairan sama dengan
selisih antara momentum pada penampang masuk dan
penampang ke luar.
Dalam Mekanika Fluida persamaan Impuls – Momentum ini
banyak digunakan untuk penyelesaian masalah hidraulik.
Umumnya persamaan ini digunakan bersama dengan
persamaan Kontinuitas dan Bernoulli

9
HUKUM DASAR HIDRAULIKA
• Hukum Impuls
Arah X
Vy3
momentum awal ± impuls = momentum akhir
M3
Mvx1 ± ΣFxdt = M2vx2
Fy Kondisi di samping:
F
Mvx1 - ΣFxdt = M2vx2
Fx
M
M2 Arah Y
Vy1
Vx1 Mvy1 ± ΣFydt = -M2vy2 + M3vy3
Vx2
Kondisi di samping:
Vy2
Mvy1 - ΣFydt = -M2vy2 + M3vy3

10
HUKUM DASAR HIDRAULIKA
Contoh
Suatu pancaran air diameter 5 cm dengan kecepatan V =
20 m/s mengenai plat dengan posisi tegak lurus seperti
gambar di bawah. Hitung gaya pada pelat bila (1) pelat
diam, (2) pelat bergerak searah pancaran air dengan
kecepatan 7 m/s

V 5 cm

V1
HUKUM DASAR
Penyelesaian:
1. Momentum awal  Impuls = Momentum Akhir
M  V – F  dt = M  0
  A  V2 dt = F  dt
F = 1.000  ¼    (0,05)2  202 N = 785,4 N ()
Gaya pada pelat = gaya pada air tapi arah berlawanan F = 785,4 N ()

2. Pelat bergerak dengan kecepatan 7 m/s. Dalam penyelesaian ini pelat


dianggap diam, pancaran air akan bergerak dengan kecepatan relatif
terhadap pelat sebesar (20 – 7) = 13 m/s

Sehingga : Momentum awal  Impuls = Momentum Akhir


F = 1.000  ¼   (0,05)2  132 N = 331,83 N ()
Gaya pada pelat = gaya pada air tetapi arahnya berlawanan :
F = 331,83 N ()
13
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli
1. Dikemukakan thn 1738 oleh Daniel Bernoulli (1700–1782)
2. Diturunkan kembali dengan menggunakan hukum
kekekalan energi
“Tenaga yang dikerjakan oleh gaya-gaya (termasuk gaya
berat) pada benda (energi potensial = mgh) sama dengan
tenaga gerak (energi kinetik = 0,5mv2)”.

14
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli

p v2
z  = kons tan
 2g

Energi kinetik persatuan berat zat cair


Energi tekanan per satuan berat zat cair
Energi potensial per satuan berat zat cair

15
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli
1. Energi Kinetik, kemampuan air untuk melakukan kerja
karena kecepatan v yaitu Ekinetik = 0.5 mv2
Energi kinetik per satuan berat air

Ekinetik 0,5mv2 v 2
= =
W mg 2g

16
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli
2. Energi tekanan, merupakan kerja yang dilakukan oleh
gaya tekan pada massa air
Besar gaya tekan pada penampang adalah p·A
Massa air bergerak dengan kecepatan v  kerja dalam
satu unit waktu adalah p· A·L
Energi tekanan per unit berat adalah

PE pAv p
= =
W gAv  Koreksi PXAXL/.rho.g.A.L= P/rho.g

17
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli
3. Energi potensial, kerja yang diperlukan untuk
menaikan suatu massa air sampai pada elevasi
tertentu di atas bidang referensi
Energi yang diperlukan untuk menaikan air seberat
m•g setinggi z adalah m•g•z
Energi potensial per satuan berat adalah
E potensial m  g  z
=z
W m g

18
HUKUM DASAR HIDRAULIKA
• Hukum Bernoulli

V12 H H
V12
2g V22 V22
2g
2g 2g
p1
 1 p2 p1
p2
 
2 

Sumbu Pipa
z1
z2
z1 z2

Bidang Persamaan Bidang Persamaan

Aliran Pada Aliran Dalam Pipa


19
Saluran Terbuka
HUKUM DASAR
• Hukum Bernoulli
Untuk zat cair tidak ideal dimana akibat adanya gesekan
terjadi kehilangan energi sebesar ΔH
p1 v12 p2 v2 2
z1   = z2    H
 2g 2g 2g

Akibat adanya kehilangan energi maka garis energi aliran


kini tidak horisontal lagi tetapi menurun kearah aliran.

20
HUKUM DASAR HIDRAULIKA
• Kehilangan Energi
1. Kehilangan energi utama yang diakibatkan gesekan
atau tahanan yang terjadi sedikit demi sedikit dan
melalui jarak yang jauh;
2. Kehilangan energi sekunder yang diakibatkan oleh
perlambatan seperti pusaran dan perubahan bentuk
penampang baik pelebaran maupun penyempitan.

21
PENERAPAN HUKUM DASAR
MEKANIKA FLUIDA PADA ALIRAN
MELALUI LUBANG

22
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Aliran melalui lubang dapat dibagi menjadi
beberapa tipe, ditinjau dari:
 Ukuran lubang: lubang kecil & lubang besar

 Bentuk lubang: bulat, segi empat, segi tiga

 Bentuk bibir lubang: tajam & dibulatkan

 Debit: lubang tergenang seluruhnya &


lubang tergenang sebagian

23
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Lubang pada dasar bejana
d

0,5 d

Penyempitan maksimum
(vena contracta)

Air setelah melewati lubang akan mengalami penyempitan

24
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Penyempitan maksimum akan terjadi 0,5 d dari
bibir lubang.
 Penampang pada penyempitan maksimum
disebut vena contracta.
 Sebelum melewati vena contracta tekanan dalam
air adalah tekanan hidrostatis, setelah melewati
vena contracta tekanannya sama dengan tekanan
udara (tekanan atmosfer = 0)
 Menurut Eyetelwein : dc = 0,8 d; Ac = 0,64 d

25
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang di Dalam Suatu Reservoir
Terbuka
Bidang persamaan 1
2 2
vA p v p
A1
 A  z A = B  B  zB
2 g g 2 g g
pA = pB = po
A2 2 2
vA p v p
B  o  h' = B  o  h'h
2 g g 2 g g

n 2 vB 2 vB 2 2 gh
vA A1 = vB A2 atau vA = n vB = h vB =
2g 2g (1  n 2 )

26
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang di Dalam Suatu Reservoir
Terbuka
2 gh
A1 vB =
(1  n 2 )
n adalah kecil sekali
vA<<vB atau A1>>A2
A2
B
vB = 2 gh
Q = A2 2 gh
Koefisien koreksi dari rumus Torricelli:
• Koefisien kontraksi Cc Q = cd  A2 2 gh
• Koefisien kecepatan Cv
• Koefisien debit Cd

27
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang di Dalam Suatu Reservoir
Terbuka

A1

Bidang persamaan 2
A2 2 2
vA p v p
B  o 0 = B  o h
2 g g 2 g g

sama dengan pers yang menggunakan bid. pers 1


 bidang persamaan boleh diambil sembarang asalkan horisontal

28
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Luas V ena C ontracta
 Koefisien kontraksi: Cc =
Luas Lubang

 Besarnya Cc tergantung kepada ukuran lubang,


bentuk lubang, dan tinggi tekan
 Untuk lubang kecil, tajam Cc = 0,64
 Cc diperoleh dengan mengukur Ac dan Alubang

Alat pengukur Ac

29
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Koefisien debit (Cd):
D ebit sesungguhn ya pada V .C
Cd =
D ebit T eoritis

Cd = Cv  Cc
Q = Cv  Cc  A 2 g H
Q = Cd  A 2 g H

30
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Penentuan koefisien koreksi
Diusahakan muka air di bejana tetap
Ditinjau partikel air di titik P: koord (X,Y) dari
CC

C X Persamaan gerak jatuh bebas


dengan kecepatan awal:
C Y = 12 g t 2 ….. (1)
Y
X =V t
P X
Substitusi (2) ke (1) t= ….. (2)
2
V
X g X2
Y = 12 g 2  V =  Persamaan Parabola
V 2Y

31
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 V teoritis :

V = 2gH

 Koefisien koreksi kecepatan (Cv):


Vsesungguhnya
Cv =
Vteoritis
2
gX
2Y X2
Cv = =
2g H 4Y H

32
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Koefisien debit diperoleh dengan mengukur
volume air yang keluar lubang selama waktu
tertentu t:
Q sesungguhn ya Q sesungguhn ya
Cd = =
Q teoritis Alub ang  2 g H
 Koefisien kontraksi (Cc) diperoleh dengan
mengukur Ac dan Alubang sehingga :
Ac Cd
Cc = atau Cc =
Alub ang Cv

33
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
 Koefisien kecepatan (Cv):

K ecep atan sesu n g g u h n y a p ad a V .C


Cv =
K ecep atan T eo ritis

 Perbedaan antara kedua kecepatan karena


kekasaran lubang
 Nilai Cv biasa diambil = 0,97

34
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Contoh Soal
Diketahui:
X = 4,50 m
Y = 0,54 m
H H = 10,00 m
C X
Q = 98,20 l/s
Diameter lubang = 12 cm
C
Y Hitung Cv, Cc, Cd

35
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Perhitungan: 
A= (0,12) 2 = 0,0113 m 2
Diketahui: 4
X = 4,50 m X2 4,52
Y = 0,54 m Cv = = = 0,9682
4Y H 4  0,54  10
H = 10,00 m
Q = 98,20 l/s
Diameter lubang = 12 cm Qteoritis = A 2 g H
Hitung Cv, Cc, Cd
Qteoritis = 0,0113 2  9,8  10 = 0,1582 m3 / s
0,0982
Cd = = 0,6207
0,1582

Cd 0,6207
Cc = = = 0,6411
Cv 0,9682
36
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Sebuah menara dengan tangki air berbentuk silinder
terbuka ditempatkan pada suatu rumah yang
berpenghuni 5 orang. Pada dasar reservoir tersebut
terdapat lubang berbentuk lingkaran dengan diameter
2,5 cm. Sumber air yang digunakan untuk mengisi tangki
air berasal dari sumur dangkal yang dilengkapi pompa
dengan debit 2,15 liter/s. Jika dikehendaki kebutuhan air
sehari-hari diambil dari tampungan air (penuh) dalam
tangki dan waktu yang diperlukan untuk mengosongkan
reservoir adalah 12 menit, hitunglah diameter dan tinggi
tangki air. Berapa kali dalam sehari pompa harus bekerja
untuk mengisi tangki air. Asumsikan kebutuhan air 120
liter/hari/orang dan koef debit cd diabaikan.

37
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Hukum kontinuitas
Qinf low = Qoutflow
Qinf low = vlub ang  Alub ang
1
2,15  103 = 2  9,8  h     0,025 2 h = 0,978m
4
2  Aresevoir  h
t=
Alub ang  2 g
1
2     d 2  0,978
12  60 = 4 d = 1,00m
1
   0,025 2  2  9,8
4

38
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Dengan demikian volume tangki adalah
1
vol tangki =   1,00 2  0,978 = 0,768m3
4
Total kebutuhan anggota rumah perhari adalah
120
=  5 = 0,6m3
1000

Dalam sehari pompa minimum bekerja sebanyak


total kebutuhan 0,6
= = = 0,78  cukup 1 x
volume tangki 0,768

39
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Botol Mariotte
Untuk garis arus yang melalui titik 1, 2 dan 3
2 2 2
v1 p v p v p
 1  z1 = 2  2  z2 = 3  3  z3
2 g g 2 g g 2 g g
2
p1 po v3 p
 h' = 0  h=  o 0
g g 2 g g
v1 ~ 0 karena dianggap A1>>A3

suku (2) = suku (3) diperoleh v3 = 2 gh


suku (1) = suku (2) diperoleh
p1 p p1 p
= o  h  h' = o  (h'h) p1 = p o  g (h'h)
g g g g

40
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang Dalam Reservoir Tertutup
U/ garis arus yang melalui titik 1 dan titik 2
2 2
p1 v1 p2 v2
A1
  z1 =   z2
g 2 g g 2 g
2 2
p1 n 2v2 po v2
 h =  0
g 2g g 2 g
v2 (1  n) ( p1  po )
2
A2 = h
2g g
  p  po 
2 g h   1 
   g 
v2 =
(1  n 2 )

41
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang di Bawah Reservoir
v = 2 gh
Dengan mengacu pada perubahan ketinggian
muka air di dalam reservoir sebesar dh selama
waktu dt, dapat disimpulkan bahwa besarnya
pengurangan volume air di dalam reservoir
adalah sama dengan besarnya volume yang
keluar dari lubang.
 A  h = cd  a  2 gh  t
dengan a adalah luas lubang dan dh (-)
A h
t =   1/ 2
cd  a  2 g h

42
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Aliran Melalui Lubang di Bawah Reservoir
A h
t =   1/ 2
cd  a  2 g h
Waktu yang diperlukan untuk menurunkan
muka air dari H1 ke H2

T =  t = 

2 A H1  H 2
1/ 2 1/ 2

cd  a  2 g

43
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Lubang dikatakan besar bila tinggi air di atas lubang <
5 kali tinggi lubang [H1 < 5 (H2 – H1)]
• Lubang segi empat:

H1 z
b
H2
dz
H2- H1

44
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Untuk lubang besar segi empat maka H untuk setiap titik
tidak sama besar dan makin ke bawah kecepatan makin
besar (diagram kec. parabola)
• Tinjau pias setebal dz, z m di bawah muka air:
dQ = A  v = b  dz  2 gz
Untuk seluruh lubang:
H2 H2 1
Q =  b 2 gz dz = b 2 g  z dz 2
H1 H1

2  32 3

Q = b 2g H 2  H1 2 
3  
2  32 3

Setelah dikoreksi: Q = Cd b 2g H 2  H1 2 
3  

45
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Untuk lubang besar segi tiga
Tinjau pias dA: dA = b1 dz
H
1
z b1 : b = ( z  H 1 ) : ( H 2  H 1 )
H
dz z  H1
2
b1 = b
b1 H 2  H1
b Vz = 2 g z
z  H1
dQ = dA  2 gz = b  dz  2 gz
H 2  H1
H2
z  H1 H2 1
2 g   z  H1 z 2 dz
b
Q=  b 2 gz dz =
H1 H 2  H 1 H 2  H1 H1

b  2 5 2 2 3  2 5 2 5 2 
Q = Cd 2 g  H 2  H1 H 2    H1  H1 
2 2
H 2  H1  5 3  5 3 
46
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Contoh Soal
Bila diketahui Cd = 0,6 hitunglah Q!
Penyelesaian:
10 m

2m Q=
2
3
 
C d b 2 g H 23 / 2  H 13 / 2
14 m

4m
2

Q =  0,6  2  2  9,8 14 3 / 2  10 3 / 2
3

Q = 73,53 m 3 / s

47
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Lubang kecil:
1 Persamaan Bernoulli titik (1) dan (2):
p1V12 p2 V22
H z1   = z2  
 2g  2g
V22
z1
z1  0  0 = z2  a2 
2g
a2
V22
= z1  z2  a2 = H
2 2g
z2 V2 = 2 g H

Q = Cd A 2 g H

48
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Lubang besar segi empat:
Tinjau pias setebal dz:

H
Vz = 2gH
Karena H tetap, V pada setiap pias
sama besar. Maka untuk lubang besar
yang tergenang (baik berbentuk segi
dz tiga, segi empat, lingkaran dll) berlaku
a
rumus :
b
Q = Cd A 2 g H

49
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
Lubang besar segi empat:
Penyelesaian dengan pendekatan
sebagai berikut:
Bagian atas merupakan pengaliran
H3 H2 H1
lubang bebas:

C d 1 b 2 g  H 23 / 2  H 13 / 2 
2
Q1 =
Q1 3
Q2
Bagian bawah merupakan pengaliran
b lubang tergenang:
Debit total Q = Q1 + Q2. Q 2 = C d 2 b H 3  H 2  2gH 2
Biasanya Cd1  Cd2 = 0,62

50
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Pipa Pitot
Secara logis dapat dikatakan bahwa
kenaikan air yang terjadi disebabkan
adanya kecepatan yang mendorong.

Bidang persamaan adalah garis arus


yang melalui mulut pipa
2
p1 v1 p
 = 2
g 2 g g
stagnation pressure di titik 2 sehingga v2 = 0

h menunjukan besarnya perbedaan tekanan antara titik 1 dan 2


p 2  p1
=h
g
51
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Pipa Pitot

p2  p1
2
v1
= =h
2g g

v = 2 gh

Karena kecepatan sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil daripada kecepatan


yang diberikan oleh persamaan di atas, maka dalam aplikasi selanjutnya digunakan
koefisien k sebagai faktor koreksi.

v = k 2 gh

52
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Venturi Meter

Bidang persamaan adalah sumbu pipa atau garis arus yang melalui titik d1
dan d2
2 2
p1 v1 p v
 = 2  2
g 2 g g 2 g

53
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Venturi Meter

dengan mengabaikan adanya kehilangan energi


v1  v2 p  p1
2 2 2 2
p1 v1 p v
 = 2  2 = 2 =h
g 2 g g 2 g 2g g

54
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Venturi Meter
v1  v2 p  p1
2 2
= 2 =h
2g g
v2 A2
v1 A1 = v2 A2 v1 = = nv2
A1
2 gh
v2 = Persamaan ideal dimana kehilangan energi diabaikan
n2  1
Kondisi sesungguhnya kehilangan energi yang terjadi memberikan pengaruh
terhadap besarnya debit yang dialirkan

2 gh
Q = cd  v2
n2  1

55
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Venturi Meter

Dengan penyesuaian bentuk yang baik sebenarnya besarnya cd ini dapat


mencapai nilai 0,995 atau praktis dianggap sama dengan 1
Gambar a  cd pun praktis berkisar antara 0,96-0,99
Gambar b  cd berkisar antara 0,60-0,63

56
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• Venturi Meter
Untuk memudahkan pembacaan, pipa-pipa pengukur kenaikan h praktis
dijadikan satu dan diisi dengan zat cair yang lebih berat daripada zat cair yang
akan diukur.

57
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Seperti terlihat pada gambar berikut ini, hitunglah kecepatan vB, beda tekan
antara titik A dan B, serta tinggi h apabila air mengalir dengan Q = 0,6 m 3/s
dan selisih tinggi antara titik A dan B adalah 0,5 m. Manometer antara titik C
dan D berisi udara.
1
Luas penampang A =    0,50 2 = 0,196 m2
4
1
Luas penampang B =    0,252 = 0,049 m2
4
Q 0,6
vA = = = 3,06 m / s
Luas A 0,196
Q 0,6
vB = = = 12.24 m / s
Luas B 0,049

58
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Hukum Bernoulli di titik A dan B dengan
bid. persamaan horisontal B
2 2
pAv p v
zA   A = zB  B  B
 2g  2g
pA 3,06 2 p B 12.24 2
0,5   = 0 
 2  9,8  2  9,8
pA pB 12.24 2 3,06 2
 =   0,5 = 6,67
  2  9,8 2  9,8

p A  p B = 6,67  1000  9,8 = 65366 N / m 2

59
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Pada manometer C-D berisi udara sehingga
diketahui pC = pD

pC = p A   air  (h  x  0,5)
p D = p B   air  x
p A   air  (h  x  0,5) = p B   air  x

p A  p B   air  0,5 =  air  h

65366  1000  9,8  0,5 = 1000  9,8  h


h = 7,17 m

60
APLIKASI HUKUM HIDRAULIKA
• SOAL LATIHAN
Sebuah pipa siphon berdiameter 50 mm digunakan untuk mengalirkan minyak
(minyak = 820 kg/m3) dari suatu reservoir minyak. Jika kehilangan energi antara
titik 1 dan 2 adalah sebesar 1,5 m dan antara titik 2 dan 3 sebesar 2,4 m,
tentukanlah debit aliran minyak yang keluar dari pipa siphon serta hitung besar
tekanan pada titik 2.
bidang persamaan terletak pada ujung pipa siphon (titik 3)
2 2
p1
v p v
z1   1 = z 3  3  3  hL
 2g  2g
p1 = p3 = tekanan udara luar
v1 = 0 permukaan reservoir sangat luas
2
v
5  0  0 = 0  0  3  (1.5  2.4)
2  9,8
v3 = 4,645m / s
1
Q = 4,645     0,052 = 0,00912 m3 / s
4

61
• SOAL LATIHAN
Karena diameter pipa siphon adalah konstan 50 mm maka v2 = v3 = 4,645 m/s

bidang persamaan terletak pada ujung pipa siphon (titik 3)


2 2
p1 v p v
z1   1 = z 2  2  2  hL
 2g  2g
p 2 4,645 2
5  0  0 = (2  5)    1,5
 2  9,8
p2
= 4,6m

p 2 = 4,6  820  9,8 = 36,9kN / m 2

62

Anda mungkin juga menyukai