Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

KEBUTUHAN ALAT DAN MATERIAL

4.1. Tinjauan Umum


Penyediaan bahan dan peralatan konstruksi bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran proyek. Pengadaan bahan dan peralatan
konstruksi bangunan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin perlu diperhatikan untuk dapat
mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Dengan penempatan material yang baik dan
tertata rapih akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Selain itu penempatan
material harus disesuaikan dengan sifat bahan, sehingga resiko kerusakan bahan bangunan
sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap
kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan yang sangat peka terhadap pengaruh air
dan udara.
Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek
konstruksi. Peralatan konstruksi membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sukar
dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan peralatan konstruksi dapat mempercepat
waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu
pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan peralatan konstruksi harus
diperhatikan agar kerusakan peralatan konstruksi dapat dihindari.
4.2.Sistem Penerimaan Bahan dan Peralatan Konstruksi
Setelah menerima order dari Manager Project, bagian pengadaan proyek bertugas
untuk memesan dan mendatangkan material konstruksi yang dibutuhkan, menerima,
mengontrol mutu barang dan menandatangani nota/kuitansi pembayaran pemesanan.
Selanjutnya nota/kuitansi tersebut diserahkan kepada bagian cost control and procurement
untuk diselesaikan pembayarannya sesuai kesepakatan dengan pihak supplier.
Untuk pemesanan bahan konstruksi, jika ada bahan konstruksi yang datang setelah
dilakukan pemesanan, bagian gudang melakukan cek bahan konstruksi yang meliputi jumlah
bahan harus sesuai permintaan dan bahan yang dipesan harus sesuai spesifikasi dan kualitas
yang telah dirancang. Setelah semua checking material selesai, material yang dipesan
langsung masuk gudang penyimpanan bahan.
Sedangkan untuk peralatan konstruksi, semua alat menyewa dari vendor. Peralatan yang
menyewa (extern), pihak gudang membuat daftar peralatan yang akan disewa. Kemudian

1
memesan ke vendor untuk menyewa peralatan yang akan digunakan di proyek, selanjutnya
peralatan yang telah dipesan akan dikirim ke proyek.
Setelah semua peralatan yang sesuai dengan permintaan, baik dari jumlah dan mutu
serta kualitas peralatan, peralatan tersebut langsung masuk storing untuk selanjutnya
digunakan di proyek. Apabila ada material, baik bahan maupun peralatan konstruksi yang
masuk dan keluar dari storing, koordinator peralatan akan memantau dengan mengeluarkan
surat bon masuk dan keluar material.
4.3. Bahan-Bahan Konstruksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan konstruksi
adalah:
1. Pemilihan kualitas material harus baik sehingga akan menghasilkan
konstruksi yang kuat dan stabil.
2. Penyimpanan material harus baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material
terhadap kondisi lingkungan sekitar agar tidak mengurangi mutu dan kualitas material
tersebut.
3. Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4. Penumpukan material (stocking material) harus baik sehingga urutan
pemakaian material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
Beberapa bahan konstruksi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Underpass
Simpang Mandai Makassar (MYC) adalah sebagai berikut :
4.3.1. Air Kerja.
Air kerja yang digunakan untuk semua pekerjaan konstruksi di Proyek Pembangunan
Underpass Simpang Mandai Makassar (MYC) menggunakan air dari sumur yang ada pada
lahan proyek, selain itu ada juga menggunakan air dari proses dewatering pada lahan proyek.
Air dari sumur dan dewatering ini bersih, tidak berwarna, tidak mengandung lemak dan bahan
kimia apapun, tidak mengandung organisme yang dapat merusak beton dan baja tulangan,
juga tidak mengandung garam.
4.3.2. Baja Tulangan
Baja tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi untuk menahan tegangan
tarik. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi lemah dalam menahan tegangan tarik.
Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Baja tulangan polos

2
Baja tulangan polos (BJTP) yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.
2. Baja tulangan ulir (deform)
Baja tulangan ulir (BJTD) adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang
permukaannya memiliki ulir melintang dan rusuk memajang untuk meningkatkan daya lekat
tulangan baja dengan beton.
Persediaan baja tulangan diletakkan di atas bantalan kayu yang terletak di atas lantai
semen, dimaksudkan untuk menghindari korosi pada baja tulangan akibat adanya reaksi
dengan air tanah. Baja tulangan yang dipakai pada proyek ini adalah BJTD D10, D13, D16,
D22, D25, BJTP Ø25, Ø8, dan Ø13 dengan mutu tulangan fy 400 MPa.

4.3.3. Semen Portland.


Semen digunakan sebagai bahan pengikat yang baik untuk agregat pada beton
bertulang. Pada proyek ini digunakan untuk plesteran, pekerjaan lantai kerja dan repair
kerusakan beton setelah pengecoran. Semen yang sudah terlanjur menggumpal tidak dapat
lagi digunakan, maka penggunaan semen diusahakan menurut urutan datangnya dan tidak
terlalu lama berada di gudang dan dijaga agar tidak lembab.

4.3.4. Beton Ready Mix


Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat sesuai dengan mutu
pesanan dilokasi batching plant sehingga pemesan dapat langsung menggunakannya untuk
keperluan pengecoran. Efisiensi waktu, biaya, tenaga kerja dan jaminan keseragaman mutu
beton adalah faktor utama pemilihan penggunaan ready mix dalam pekerjaan pengecoran
beton.
Supplier beton ready mix pada Proyek Pembangunan Underpass Simpang Mandai
Makassar (MYC) adalah PT. Kakanta dan PT. Prima Karya Manunggal. Pengangkutan beton
dari tempat pembuatan beton ready mix (batching plant) ke lokasi proyek menggunakan
mixer truck yang disediakan oleh pihak supplier. Mutu beton yang menggunakan beton ready
mix adalah fc’ 30 Mpa, fc’15 Mpa, fc’20 Mpa dan fc’ 10 Mpa dengan nilai slump sebesar
12±2 cm.

4.3.5. Pasir.
Material Pasir yang di gunakan di Proyek Underpass Simpang Mandai Makassar
(MYC) untuk membuat lantai kerja, plesteran dan pasangan batu adalah pasir sungai yang

3
dipesan dari CV. Putra Jaya yang berlokasi di jalan Bantimurung, Kabupaten Maros (Gambar
4.1).

Gambar. 4.1 Material Pasir (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.6. Agregat.
Material Agregat (Kelas A) dan sirtu dalam Underpass Simpang Mandai Makassar
(MYC) yang digunakan untuk lapis pondasi pada Rigid Pavement. Material Agregat dipesan
dari CV. Putra Jaya yang berlokasi di jalan Bantimurung, Kabupaten Maros. Kemudian
dicampur di Batching Plant PT. Kakanta yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan, Kota
Makassar (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Material Agregat (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.7. Additve Concrete Bond


Perbedaan waktu pengecoran mengakibatkan sambungan antara beton lama dengan
beton baru tidak melekat secara sempurna sehingga untuk merekatkan sambungan beton

4
dibutuhkan additve concrete bond ACB. Additve concrete bond (ACB) yang digunakan pada
proyek ini adalah Sikabond (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Bahan Aditif untuk Perekat (Sikabond) (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

Pada pengecoran Bore Pile dibutuhkan beton dengan nilai slump yang besar supaya
dalam pelaksanaan pengecoran beton mudah masuk dan turun ke lubang bore pile sehingga
beton harus diberi campuran aditif ACB. Additve concrete bond (ACB) berfungsi mencairkan
beton sehingga beton mudah masuk kelubang (Gambar 4.4)

Gambar 4.4 Bahan Aditif Sika (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.8. Waterstop
Bahan waterstop digunakan pada bagian sambungan antara beton yang lama dengan
beton yang baru, diharapkan dengan penggunaan bahan ini pada posisi sambungan tidak

5
terjadi kebocoran/ rembesan air. Waterstop digunakan pada pekerjaan Slub Tunnel, bahan
yang digunakan yaitu waterstopsupercast sw10 (Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Waterstop (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.9. Beton Decking


Material Beton Decking digunakan untuk mendapatkan tebal selimut beton dengan
ukuran 50 mm, terbuat dari campuran beton semen (Gambar 4.6).

Gambar 4.6 Beton Decking (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.10. Kawat Bendrat


Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk
struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm dan
6
dalam penggunaanya digunakan tiga sampai lima lapis kawat agar lebih kuat dalam
mengikatkan baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat bendrat
yang digunakan harus dengan kualitas yang baik dan tidak mudah putus (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Kawat Bendrat (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.3.12. Pipa Sparing.


Pipe Sparing disediakan sebagai tempat untuk kabel elektrikal dan kebutuhan lainnya
yang ditanam di bawah lapis perkerasan atau di bawah tanah dan juga digunakan untuk
lintasan kabel perlampuan penerangan jalan nantinya.

4.3.13. Membran Kedap Air.


Membran Kedap Air berupa Plastik yang di gunakan untuk perkerasan rigid, sebelum
pengecoran rigid dipasang dulu plastik sesuai dengan dimesi lebar dan tebal rigid itu sendiri.
Berfungsi untuk menjaga air yang merembes dari bawah masuk ke perkerasan rigid juga bisa
berfungsi sebagai penghalang rigid dengan lapisan di bawahnya (Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Plastik Cor (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

7
4.3.14. Kayu
Kayu yang digunakan pada Proyek Pembangunan Underpass Simpang Mandai
Makassar (MYC) berfungsi untuk balok kayu gelagar dan suri-suri dengan ukuran 6/16 cm
dan sebagai penopang dalam pemasangan bekisting pada pekerjaan drainase beton, pekerjaan
Capping Beam dan pekerjaan yang lainnya seperti pemasangan patok atau bouwplank dengan
ukuran 10/12 cm.

4.3.15. Paku
Paku yang digunakan pada Proyek Pembangunan Underpass Simpang Mandai
Makassar (MYC) mempunyai beragam ukuran dan kegunaannya, karena paku digunakan
untuk dimensi kayu yang berbeda-beda.

4.4. Peralatan Konstruksi


Dalam suatu proyek, tidak semua pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan oleh tenaga
manusia saja. Pada kondisi tertentu kebutuhan akan peralatan juga dapat membantu dalam
mengatasi permasalahan dilapangan agar proyek dapat berjalan sesuai schedule yang telah
dirancang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam
suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya proyek.
2. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan.
3. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada.
4. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5. Kondisi dan keadaan di lapangan.
6. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia.
7. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan pemilik
proyek.
Berikut adalah peralatan konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek
Pembangunan Underpass Simpang Mandai Makassar (MYC), yaitu :

4.4.1.Crawler Crane / Service Crane


Crawler crane merupakan alat pengangkat material yang biasa digunakan pada lokasi
proyek pembangunan dengan jangkauan yang tidak terlalu panjang. Crane ini memiliki roda-
roda rantai (crawler) yang dapat bergerak ketika digunakan dan digunakan pada berbagai
medan. Untuk bisa sampai kelokasi crawler crane diangkut menggunakan truck trailer ke
tempat lokasi dengan membongkar bagian 'Boom' menjadi beberapa bagian kemudian
8
dipasang kembali pada lokasi proyek. Pada proyek ini crawler crane yang digunakan adalah
merk Hyundai dengan kapasitas 50 ton untuk memindahkan peralatan pekerjaan bore pile,
mengangkat bekisting dan tulangan besi (Gambar 4.9).

Gambar 4.9 Service Crane (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.2. Excavator
Excavator merupakan alat untuk menggali, memindahkan tanah maupun material
bobokan kepala borepile ke dumptruck menuju tempat pembuangan. Excavator bisa juga
meratakan permukaan tanah jika terjadi hujan dan kondisi tanah becek (Gambar 4.10).

Gambar 4.10 Excavator (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.3. Truck Mixer Concrete


Truck mixer concrete adalah truck khusus yang dilengkapi dengan pengaduk beton
(concrete mixer) dan dapat mengangkut beton dengan kapasitas 6 m 3 dan 7 m3. Truck mixer
9
concrete berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pencampuran beton
(batching plant) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, mixer pada truk terus
berputar dengan kecepatan 8 - 12 putaran per menit agar adukan beton tetap homogen dan
beton tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, agar beton
yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik (Gambar 4.11).

Gambar 4.11 Truck Mixer Concrete (Sumber Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.4. Concrete Pump Truck


Concrete pump truck merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari truck mixer
concrete ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi pengecoran.
Selain itu penggunaan concrete pump truck sangat membantu dalam proses pengecoran
pada lokasi yang sulit dijangkau seperti area slub tunnel yang cukup besar dan luas sehingga
dapat dengan mudah dijangkau.
Alat ini dioperasikan oleh seorang operator dan terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat
utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa besi berdiameter 5 inchi (10 cm) serta beberapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut (Gambar 4.12).

10
Gambar 4.12 Concrete Pump Truck (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.5. Pipa Tremie


Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton pada saat
pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah cor bucket sehingga beton yang
keluar dari cor bucket tidak langsung jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran atau dasar area
pengecoran. Pipa tremie yang digunakan pada proyek ini berdiameter 8” (Gambar 4.13)

Gambar 4.13 Pipa Tremie (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.6. Concrete Vibrator


Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan adukan beton yang
belum mengeras pada saat pengecoran, agar adukan beton dapat mengisi seluruh ruangan dan
tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos,
sehingga dapat dihasilkan beton yang padat dan bermutu tinggi. Adanya rongga udara dalam
suatu adukan beton akan mengurangi mutu dan kekuatan beton setelah pengecoran.
Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang
beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh seperti pada
11
pengecoran perkerasan Rigid dan pada pekerjaan Caping Beam . Penggunaan vibrator
dihentikan ketika adukan dinilai sudah memadat dengan melihat apakah sudah tidak ada lagi
penurunan pada adukan beton (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Concrete Vibrator (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.7. Theodolite
Theodolite merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan titik as elemen-
elemen struktur Bore Pile, elevasi LPA, LC, Rigid dan pekerjaan lainnya yang membutuhkan
elevasi sehingga posisi struktrur yang dikerjakan sama seperti gambar rencana, serta
membuat sudut-sudut konstruksi.
Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian
timbunan (Gambar 4.15).

Gambar 4.15 Theodolite (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

12
4.4.8. Waterpass
Waterpass (Gambar 4.16) adalah alat yang digunakan untuk menentukan elevasi
vertikal dari muka tanah atau dari konstruksi terhadap bidang horizontal. Alat ini sangat
berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan
dapat datar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengecekan pemasangan bekisting pada
kolom. Syarat –syarat yang harus dipenuhi saat menggunakan waterpass adalah :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I
3. Benang arah horizontal tegak lurus sumbu I.

Gambar 4.16 Waterpass (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.9. Auto level


Auto level adalah alat yang digunakan untuk menentukan elevasi vertikal dari muka
tanah atau dari bangunan terhadap bidang horizontal. Alat ini sangat berguna untuk mengecek
ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Auto level lebih
sering digunakan pada malam hari karena memiliki laser yang dapat dilihat pada tingkat ukur
pada pelaksanaan pengecoran. Secara garis besar auto level memiliki kegunaan yang hampir
sama dengan waterpass (Gambar 4.17).

13
Gambar 4.17 Auto Level (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.10. Bar Bender


Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan seperti
pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan kolom,
pembengkokan tulangan balok dan plat. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan
tulangan dengan mudah dan rapi (Gambar 4.18).

Gambar 4.18 Bar Bender (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.12. Bar Cutter


Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja tulangan
yang dipesan dari supplier telah memiliki ukuran panjang standar sehingga untuk keperluan
baja tulangan yang lebih pendek diperlukan pemotongan tulangan sesuai panjang yang
diinginkan (Gambar 4.19).

14
Gambar 4.19 Bar Cutter (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.13. Air Compressor


Air compressor adalah alat yang dapat mengeluarkan udara bertekanan tinggi,
berfungsi untuk membersihkan tempat-tempat yang akan dicor dari debu, potongan kayu,
kawat dan kotoran lain yang dapat menghambat proses pengecoran (Gambar 4.20).

Gambar 4.20 Air Compressor (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.14. Las Karbit


Las Karbit berfungsi untuk mengikat/menyambung besi atau baja. Las Karbit juga
digunakan untuk memasang tulangan, pembuatan profil penyiku dan pembuatan stopcor
(batas pengecoran), dan pengelasan besi pada pekerjaan bore pile. Pada bagian bawah mesin
las ini terdapat roda untuk mempermudah dalam mobilisasi di lapangan (Gambar 4.21).

Gambar 4.21 Las Karbit (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

15
4.4.15. Generator Listrik.
Generator listrik (genset) berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik yang akan
digunakan untuk penerangan proyek serta untuk menjalankan mesin-mesin yang
menggunakan tenaga listrik dan juga sebagai suplai cadangan listrik bila PLN melakukan
pemadaman (Gambar 4.22).

Gambar 4.22 Generator Listrik (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.16 Crane Bore


Crane Bore adalah alat yang digunakan untuk proses pembuatan bore pile. Alat ini
menggunakan bobotnya sendiri yang mencapai 100 ton untuk pengeboran ke dalam tanah
dengan mata bore Auger. Diameter mata bor di sesuaikan dengan rencana Secant Pile yaitu
800 mm dan kedalaman maksimum adalah 19.5 m (Gambar 4.23).

Gambar 4.23 Crane Bore (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.17 Auger
16
Auger adalah mata bor dari Crane Bore yang berfungsi untuk pengeboran jenis tanah
merah bukan lempung. Bentuk dari auger memiliki plat spiral yang mengelilingi as besi pejal
dengan mata gigi bor pada tepianya. Jarak antara gigi mata bor antara 15-20 cm dan di pasang
mengarah keluar (Gambar 4.24).

Gambar 4.24 Auger (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.17 Cor Bucket


Cor bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete yang diangkat
menggunakan Crawler Crane. Cor bucket yang digunakan pada proyek ini mempunyai
kapasitas sebesar 0,8 m3 dan 1,2 m3 (Gambar 4.25).

Gambar 4.25 Cor Bucket (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.18 Casing

17
Casing adalah penahan tanah dalam lubang Bore Pile. Berfungsi untuk menghindari
longsornya permukaan tanah ke dalam lubang. Diameter casing yang di pakai di proyek ini
800 mm (Gambar 4.26).

Gambar 4.26 Casing (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.19 Plat Matras


Plat Matras adalah plat besi dengan tebal 2 cm, panjang 5 m dan lebar 2 m. berfungsi
untuk alas casing ketika di bersihkan. Setelah casing diangkat dari lubang bore pile dengan
bantuan Crawler Crane, lalu operator menjatuhkannya ke plat matras berulang-ulang agar
supaya beton yang menempel jatuh dan casing bersih (Gambar 4.27).

Gambar 4.27 Plat Matras (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

18
4.4.20 Meteran 50 (meter)
Meteran 50 m berfungsi untuk pengukaran jarak serta untuk menetukan jarak as ke as
konstruksi. Meteran 50m ini sering digunakan oleh tim Surveyor (Gambar 4.28).

Gambar 4.28 Meteran 50 meter. (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.21 Vibrator Roller


Vibrator Roller digunakan untuk pemadatan timbunan tanah di area proyek
Underpass Simpang Mandai Makassar (MYC). Dengan Vibrator Roller material berupa
pasir, kerikil dan tanah serta batu pecah dapat dipadatkan dengan baik karena alat ini
memberikan tekanan dan getaran terhadap material di bawahnya. Bagian dari Vibrator Roller
salah satunya adalah roda karet belakang yang terdapat kembang agar tidak terjadi slip
(Gambar 4.29).

19
Gambar 4.29 Vibrator Roller (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.22 Motor Grader


Motor Grader digunakan untuk penyiapan badan jalan di area proyek Underpass
Simpang Mandai Makassar (MYC). Tanah galian atau timbunan tanah akan disamakan
elevasinya dengan yang sudah di ukur oleh Tim Surveyor. Begitu juga dengan pekerjaan lapis
bawah agregat (LPA) dengan menggunakan alat ini. Dengan menggunakan Motor Grader
penyiapan badan jalan dan lapis pondasi bawah perkerasan kaku akan sangat cepat, bisa juga
digunakan untuk memindahkan kelebihan timbunan tanah ke sisi lain. Motor Grader juga
mampu meratakan timbunan tanah sesuai dengan elevasi yang direncanakan (Gambar 4.30).

Gambar 4.30 Motor Grader (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.23 Baby Roller


Baby Roller digunakan untuk pemadatan timbunan tanah di area proyek Underpass
Simpang Mandai Makassar (MYC). Dengan Baby Roller material berupa pasir, kerikil dan
tanah serta batu pecah dapat dipadatkan dengan baik karena alat ini memberikan tekanan dan
getaran terhadap material di bawahnya. Alat ini hanya dipakai untuk area pekerjaan yang
sempit (Gambar 4.31).

20
Gambar 4.31 Baby Roller (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.24 Cutting Torch


Cutting Torch digunakan untuk memotong atau membagi persegmen perkerasan kaku
(Rigid pavement). Pemotongan tepat berada di atas sambungan tulangan dowel yang
berfungsi mengarahkan retakan ke sambungan dowel (Gambar 4.32).

Gambar 4.32 Cutting Torch (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.25 Dump Truck


Dump Truck adalah kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut tanah maupun
bahan-bahan lain seperti pasir, kerikil dan lain sebagainya dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam proyek pembangunan Underpass ini menggunakan banyak unit dump truck dengan
kapasitas 6 m3 dan 12 m³. Penuangan material ke tempat penimbunan dengan sistem hidrolik
yang ada pada dump truck dimana bak truk akan terangkat keatas sehingga material yang
tertampung dapat jatuh ke tempat penimbunan (Gambar 4.33).

21
Gambar 4.33 Dump Truck (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)
4.4.26. Stamper
Stamper adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan beton pada plat
lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya. Beton yang telah
ditaburi dengan floor hardener kemudian permukaannya diratakan dengan ruskam lalu
gunakan stamper. Stamper bisa juga di gunakan untuk pemadatan LPA di bagian yang tidak
terjangkau vibrator roller atau bagian yang sempit (Gambar 4.34).

Gambar 4.34 Stamper (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.27. Breaker
Breaker adalah alat yang digunakan untuk membobok atau pembobokan kepala bore
pile. Dengan getaran dan mempunyai mata bor runcing Breaker mampu membongkar beton
yang sudah jadi (Gambar 4.35).

22
Gambar 4.35 Breaker (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.28. Scaffolding
Scaffolding adalah perancah yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga
bekisting. Di proyek ini dipakai pada pekerjaan pembangunan relokasi kantor polisi,
dikarenakan kantor polisi semula berada di dalam area proyek. Sehingga harus dipindah
keluar area proyek dan dibangun kembali dengan konstruksi beton bertulang (Gambar 4.36).

Gambar 4.36 Scaffolding (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.29 Bekisting
Bekisting merupakan peralatan yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian pada
struktur Rigid Pavement, box culvert, plat lantai dan kolom. Bekisting yang digunakan terbuat
dari bahan multipleks dan dari bahan besi, sebelum digunakan harus dilumuri terlebih dahulu
dengan minyak. Penggunaan bekisting harus disesuaikan dengan bentuk perencanaan karena
hal ini berkaitan dengan hasil jadinya (Gambar 4.37).

23
Gambar 4.37 Bekisting (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.30 Total Station


Total Station adalah alat ukur sudut, jarak, dan beda tinggi yang terintegrasi dalam
satu unit alat. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung
jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi. Total
station menggantikan fungsi theodolite sebagai alat ukut sudut dan jarak (pengukuran
horizontal) dan waterpass sebagai alat ukur beda tinggi dan jarak (pengukuran vertikal)
(Gambar 4.38).

Gambar. 4.38 Total Station (Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016)

4.4.17. Peralatan Tambahan


Disamping peralatan-peralatan utama seperti yang telah disebutkan di atas, tentunya
masih terdapat banyak peralatan kecil lainnya yang digunakan sebagai alat penunjang dalam
pelaksanaan proyek. Peralatan penunjang itu antara lain adalah lampu halogen (digunakan
untuk memberikan penerangan pada pekerjaan yang dilaksanakan pada malam hari), gergaji
tangan, gerobak sorong, ember, gerinda, sekop, meteran dan peralatan kecil lainnya.

24

Anda mungkin juga menyukai