Anda di halaman 1dari 10

D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
BAB II
 
DASAR TEORI
 

2.1. Metode  Shotcrete


Metode  shotcrete adalah aplikasi mesin penyemprot beton yang ditemukan pada tahun
1910  oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926). Kemudian berkembang dengan berbagai metode dan
aplikasi
 
baru seperti saat ini. Shotcrete memiliki banyak spesifikasi dan metode penggunaan,
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, lokasi pekerjaan, waktu dan durasi pekerjaan, dan faktor
 
lainya. (Jeffry Franky Tumatar , 2009)
 
Shotcrete secara umum adalah campuran antara semen, agregat, air ,fibre plastic atau
baja,  dan additive ataupun admixture yang disemprotkan dengan mengunakan udara bertekanan
tinggi. Kata shot/tembak disini berarti disemprotkan dengan udara bertekanan tinggi sekitar 6000
Psi. Tekanan tinggi diperlukan untuk dapat menyemprotkan beton dengan berbagai macam
campurannya yang sangat liat menggumpal dan keras. Campuran shotcrete dirancang untuk
segera bereaksi sesaat setelah semua bahan dicampur dalam mesin pengaduk.
Hasil dari metode shotcrete ini sangat tergantung pada nozzleman (orang yang melakukan
penyemprotan beton) karena nozzleman harus benar-benar bisa memberikan kadar air yang pas
ketika penyemprotan. Oleh karena itu, tidak sembarangan orang bisa melakukan shotcrete.
Metode shotcrete ini pula biasa dilakukan pada pembangunan gedung ataupun rumah
tinggal, khususnya pada dinding. Yaitu digunakan pada pekerjaan plesteran dengan cara
menyemprotkan beton pada dinding panel ataupun pasangan batu bata.
Studi metode shotcrete ini telah dilakukan oleh Irwan Azhar pada tugas akhirnya yang
berjudul “Studi Analisa Perbandingan Plesteran Dinding Bata menggunakan Konvensional dan
Metode Shotcrete terhadap waktu dan biaya” tahun 2011. Studi tersebut menerangkan
perbandingan metode konvensional dengan metode shotcrete pada pekerjaan plesteran dengan
dinding pasangan batu bata. Hasil yang diperoleh dari studi tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaan diketahui bahwa pekerjaan dengan menggunakan metode
shotcrete lebih cepat selama 2 minggu 5 hari, atau (19 hari) dari pelaksanaan
dengan menggunakan metode konvensional.
2. Dari analisa perhitungan dapat diketahui bahwa pekerjaan dengan
menggunakan metode shotcrete membutuhkan biaya lebih mahal dari

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..4


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
pelaksanaan dengan menggunakan metode konvensional. Dengan selisih biaya
  pekerjaan sebesar Rp 8,277,512,32.

  3. Kualitas dari pelaksanaan dengan metodea shotcrete lebih baik dari kualitas
  konvensional.
4.  
Aspek – aspek yang menyebabkan perbedaan antara lain : metode pelaksanaan
pekerjaan yang berbeda, alat yang digunakan, teknologi yang berbeda dan
 
pekerja atau tenaga ahli. (dikutip dari abstrak tugas akhir Irwan Azhar “Studi
 
analisa perbandingan ….. “ Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah
  Surakarta)

 
2.1.1 Jenis-jenis Metode Shotcrete
 
Menurut SNI 03-6811-2002 tingkatan campuran tambahan untuk shotcrete dibuat
berdasarkan salah satu dari 2 metode berikut ini:
a. Metode Dry-Mix
Pada sistem dry-mix atau sering disebut juga gunite. Campuran yang dimasukkan
dalam mesin berupa campuran kering dan akan tercampur dengan air di ujung selang,
sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang
memegang selang yang mengatur jumlah air. Pada sistem ini sangat mudah dalam
perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi ‘blocking’.

b. Metode Wet-Mix
Pada sistem wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran
basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistem ini
memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat
pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi
terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

2.1.2 Bahan-Bahan Admixture Shotcrete


a. Modifikasi Polimer
Jenis-jenis campuran polimer untuk shotcrete baik metode basah atau kering yang
digunakan antara lain akrilik dan butadiene lateks. Pencampuran lateks berfungsi

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..5


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
meningkatkan kekuatan tarik dan lentur serta menurunkan permeabilitas. Modifikasi
polimer  biasanya akan mengurangi penyusutan dan mempercepat pengeringan.
 

b. Pozzolanic
  Admixture
Pengembangan
 
yang paling signifikan dalam pencampuran admixture shotcrete
adalah silica fume admixture. Bahan ini merupakan partikel yang sangat halus sekitar
 
seratus sekali lebih kecil dari semen. Silika ini akan bereaksi dengan pozzolanic yang
 
dihasilkan oleh hidrasi semen. Hal ini akan menyebabkan kuat tekan meningkat, cukup
 
menurunkan permeabilitas dan ketahanannya meningkat. Campuran admixture ini juga
berfungsi  mengurangi rebound.
 
2.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Metode Shotcrete
Keuntungan dari metoda shotrete adalah :
 Rongga – rongga pada permukaan akan terisi bahkan pada permukaan yang tidak
beraturan.
 Pengikatan yang baik antara bahan yang dipakai dan permukaan yang dikerjakan.
 Variasi ketebalan beton dapat diatur dengan mudah.
 Hanya membutuhkan 2-5 orang operator
 Memiliki kekuatan yang lebih tinggi di banding metode konvensional

Kelemahan dari metode shotcrete antara lain :


 Memerlukan peralatan yang relatif mahal
 Memerlukan tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman

2.2 Pasangan dinding Batu Bata

Pasangan dinding bata/ ikatan bata adalah suatu susunan bata yang dibuat zig-zag agar
tidak terjadi siar tegak yang berada dalam suatu garis lurus dengan bahan perekatnya (adukan).
Yang dimaksud siar disini adalah adukan yang sudah terpasang pada pasangan bata, biasanya
mempunyai ukuran ketebalan 1 cm-1,5 cm. Pada pasangan bata ini, siarnya dibuat zig-zag agar
konstruksi bangunannya menjadi lebih kuat, karena dengan susunan zig-zag itu sendiri setiap
komponen (batu-bata & adukan) akan lebih mengikat dengan sempurna dibanding dengan yang

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..6


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
dibuat lurus. Akan tetapi lain halnya dengan pemasangan super bata, karena pada super bata
terdapat lubang-lubang
  yang berukuran agak besar dan cukup banyak yang nantinya lubang-
lubang
  tersebut akan dimasuki oleh adukan, maka pada pemasangannya diperbolehkan terdapat

siar tegak yang berada


  dalam satu garis lurus.
Fungsi dari
 
pasangan bata itu sendiri adalah untuk membentuk dinding yang digunakan
untuk memisahkan antara ruangan satu dengan ruangan yang lainnya. Oleh karena itu, pasangan
 
bata ini haruslah dibuat sekokoh dan sekuat mungkin. Untuk mendapatkan hubungan/ ikatan bata
 
yang kuat maka harus memenuhi persyaratan berikut :
 
 Hubungan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah untuk dikerjakan.
 Hindari
  pemotongan bata yang kurang dari setengah bata untuk mengefisiensikan
  waktu dan tenaga.
 Siar tegak tidak boleh ada yang sejajar pada tiap lapis. Tebal siar yang digunakan
antara 1-1,5 cm untuk setiap ikatan bata.
 Pada sudut- sudut pertemuan silang dari dua tembok harus mempunyai ikatan yang
rapi dan kuat, lapis bata disusun sedemikian rupa sehingga di dalamnya seperti di
anyam.
 Tembok dengan tebal satu bata atau lebih, lapisannya disusun dari bata utuh yang
diletakkan memanjang atau melintang.

2.3 Dinding B – Panel


B-Panel adalah sistem bangunan panel beton bertulang berinsulasi lapisan b-foam
Expanded Polystyrene (EPS). Sistem ini memiliki karakteristik insulasi termal dan akustik
istimewa, dan ketahanan gempa yang unggul disamping kelebihan lainnya. (dikutip dari www.b-
panel.com)

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..7


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
Gambar 2.1 Bahan Penyusun B-Panel

B-panel mempunyai kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan beratnya


(Excellent strength to weight ratio), karena lapisan betonnya terdiri dari ratusan micro columns
yang bersambung secara kesatuan (monocoque), sedangkan lapisan insulai EPS mempunyai
berat jenis < 1/100 nya beton. Berikut adalah keunggulan dari B-panel :
1. Insulasi termal dan kelembaban yang sangat baik (sampai dengan 93% lebih baik)
2. Acoustic barrier / penghalang suara (minimum STC 42)
3. Ringan (±100-130 kg/m2; untuk ketebalan dinding apapun)
4. Sistem bangunan monolit (satu kesatuan), sangat tahan terhadap pembobolan dan
gempa
5. Aman ketika kebakaran; lulus uji api SNI di PUSLITBANGKIM, Cileunyi
(120menit@1000oC)
6. Penghematan biaya bangunan :
- Modular cutting list, mengurangi waste di proyek
- Pengurangan biaya listrik A/C hingga 40%
7. Pemasangan cepat dengan sistem modular cutting list
8. Ramah lingkungan :
- Pengurangan emisi CO2 dari konsumsi listrik A/C
- Proses produksi yang bertanggung jawab

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..8


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
2.4 Rencana Anggaran Biaya
Rencana  anggaran biaya yaitu perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan
dan upah
  serta biaya – biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek
(H. Bachtiar Ibrahim,
  1994). Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat
 
dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan
berbeda – beda di masing – masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah
 
tenaga kerja.
 
Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :
  Biaya Kasar (taksiran)
1. Anggaran
Sebagai  pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap
2
 meter persegi (m ) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap
anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

2. Anggaran Biaya Teliti


Anggaran Biaya Teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan
teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat – syarat penyusunan anggaran biaya.
Pada penyusunan anggaran biaya teliti harus didasarkan pada :
1. Spesifikasi bahan dan syarat – syarat teknis
2. Gambar kerja untuk menghitung besarnya masing – masing volume pekerjaan
3. Harga satuan pekerjaan

2.5 Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan yaitu jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis (H. Bachtiar Ibrahim, 1994). Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan
dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Sedangkan upah tenaga kerja
dedapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga
Satuan Upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam
menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek, harus berpedoman
pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan. Ada 3 istilah

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..9


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
yang harus dibedakan dalam menyusun Anggaran Biaya Bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan,
Harga Satuan Upah,
  Harga Satuan Pekerjaan.
 

2.5.1 Pasangan
  dinding bata merah
Di
 
bawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah sesuai dengan contoh
cara menghitung Harga Satuan Pekerjaan untuk 1 m2 pasangan dinding bata merah dan
 
plesteran dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir.
 

 
 Daftar Harga Satuan Bahan
1. Bata  merah Rp. 612 / buah
  2. Semen Rp. 55,000 / zak
3. Pasir Rp. 225,000 / m3

 Daftar Harga Satuan Upah


1. Tukang Batu Rp. 83,145 / hari
2. Kepala Tukang Batu Rp. 95,726 / hari
3. Pekerja Rp. 70,587 / hari
4. Mandor Rp 108,296 / hari

Dari komposisi campuran di atas, kita dapat analisa harga satuan pekerjaan untuk
1 m2 pasangan dinding bata merah dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir
Tabel 2.1 Analisa Harga Satuan Bahan untuk 1 m2 pasangan dinding bata merah
(sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 )

Harga satuan Jumlah harga


Bahan Koef
(Rp) (Rp)
Bata merah 140 612 85,680

semen 0.444 55,000 24,420


Pasir 0.102 225,000 22,950
Total Jumlah Harga 133,050

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..10


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Tabel 2.2 Analisa Harga Satuan Upah untuk 1 m2 pasangan dinding bata merah
(sumber
  ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 )

  Harga satuan Jumlah harga


Upah Koef
  (Rp) (Rp)
Tukang Batu
  0.2 83,145 16,629
Kepala   Tukang
0.02 95,726 1,914
Batu
 
Pekerja 0.6 70,587 42,352
 
Mandor 0.03 108,296 3,248
 
Total Jumlah Harga (Rp) 64,144
 
Harga Satuan Pekerjaan = Bahan + Upah
  = 133,050 + 64,144 = Rp. 197,194
Sedangkan analisa harga satuan untuk 1m2 plesteran dengan campuran 1 semen : 5
pasir adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Analisa Harga Satuan Bahan untuk 1 m2 plesteran dinding t=1,5cm
(sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 )

Harga satuan Jumlah harga


Bahan Koef
(Rp) (Rp)
Semen 0.104 55,000 5,702
Pasir 0.026 255,000 5,850
Total Jumlah Harga 11,552

Tabel 2.4 Analisa Harga Satuan Upah untuk 1 m2 plesteran dinding t=1,5cm
(sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 )

Harga satuan Jumlah harga


Upah Koef
(Rp) (Rp)
Tukang Batu 0.15 83,145 12,471
Kepala Tukang
0.015 95,726 1,435
Batu
Pekerja 0.3 70,587 21,176
Mandor 0.03 108,296 1,624
Total Jumlah Harga (Rp) 36,708

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..11


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
Harga Satuan Pekerjaan = Bahan + Upah
  = 11,552 + 36,708 = Rp. 48,260
  Maka untuk pekerjaan dinding pada tipe rumah 45 dengan volume 99.89 m2 dapat
dihitung sebagai
  berikut :
Tabel 2.5
  Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran
dinding rumah tipe 45
  (sumber ; Rencana Anggaran Biaya Perumahan Dylan Residence 2012 )

 
Jenis Harga Satuan Jumlah harga
  Volume Satuan
Pekerjaan (Rp) (Rp)
Pasangan 
99.89 m2 197,194 19,697,708
  Batu Bata
Plesteran
199.77 m2 48,260 9,640,900
t=1,5cm
Total Jumlah Harga (Rp) 29,338,608

2.5.2 Dinding B-panel


Di bawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah untuk 1 m2 dinding b-
panel dan plesteran dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir.
 Daftar Harga Satuan Bahan
1 B-Panel Rp. 171,600 / m2
2 Semen Rp. 55,000 / zak
3 Pasir Rp. 255,000 / m3
 Daftar Harga Satuan Upah
1. Tukang Batu Rp. 83,145 / hari
2. Kepala Tukang Batu Rp. 95,726 / hari
3. Pekerja Rp. 70,587 / hari
4. Mandor Rp 108,296 / hari
 Daftar Harga Satuan Alat
1 Sewa Turbosol (alat shotcrete) Rp 25,000,000/bulan

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..12


D3  TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
Dibawah ini adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pekerjaan dinding
B-Panel  pada tipe rumah 45 dengan volume 99.89 m2. Harga satuan didapat setelah hasil
  wawancara dengan pihak B-Panel, maka didapat total harga sebagai berikut :
  Rencana Anggaran Biaya pekerjaan dinding B-Panel rumah tipe 45
Tabel 2.6
(sumber ; Handry Febriansen – Manager Project Division B-Panel )
 
Jenis Harga Satuan Jumlah harga
  Volume Satuan
Pekerjaan (Rp) (Rp)
 
Pemasangan
  99.89 m2 215,494 21,525,695
B-Panel
Plesteran 
199.77 m2 60,225 12,031,148
  t=3cm
Total Jumlah Harga (Rp) 33,556,843

  Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode …..13

Anda mungkin juga menyukai