1. SIFAT-SIFAT FLUIDA
Dari sifat- sifat zat cair diatas bahwa zat cair dapat meningkat gaya dan tekanan
seperti gambar dibawah :
P1 = P2
Dimana : P = F / A
P1 = F2 / A2 Sehinggga F2 = P1 x A2
Dasar bekerjanya gaya dan tekanan diatas adalah hidrostatik sehingga berlaku
HUKUM PASCAL yaitu Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak
mengalir) mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan kesegala
arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaan
F = PxA ( Kg)
Dimana :
F = Gaya (kg)
P = Tekanan (Kg/cm2)
A = Luas penampang cm2
F1 = P1 x A1
= 10 Kg/cm2 x 10 cm2 = 100 Kg
F1 = P2 x A1 x A2
100 Kg= P2 x ( 10 5 )
P2 = 100 / 5 Kg/cm2
= 20 Kg/cm2
Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah
membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang
kehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 150 C di bawah suhu
permulaan mesin dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.
Minimal compressibility
Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk
setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik
agar relatif tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya
sangat kecil.
4 Macam-macam Cairan Hidrolik
Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya.
Tetapi dalam sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu
seperti telah dibahas sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja
sistem.
Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Yang dimaksud dengan cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak
mudah atau tidak dapat terbakar.
Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat
atau mesin-mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :
Die casting machines
Forging presses
Hard coal mining
Control units untuk power station turbines
Steel works dan rolling mills.
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air
atau dari oli sintetis. Tabel berikut ini menunjukkan jenis-jenis cairan hidrolik
tahan api tersebut :
Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan
terlindung (dari hujan, panas dan angin).
Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk
menambah atau mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga
peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan
(pre-filter).
Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan
kondisi cairan hidrolik.
Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang
digunakan untuk pengisian cairan hidrolik.
Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga
oksidasi dan kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok
cairan hidrolik )
Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli
yang baik.
Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang
pendingin (cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya
gangguan, atau pasang un-loading pump atau excessive resistance.
Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang
maitenance man yang terlatih.
Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang
berbeda), pasti-kan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan
yang baru. Demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik
dan benar-benar bersih.
Rem Hidrolik adalah suatu penerapan dari prinsip Hukum Pascal yang mana
ada cairan diberi tekanan, maka tekanan yang sama akan diteruskan ke
semua arah, Sistem rem terdiri dari master silinder, pipa rem dan silinder
roda. Dalam sistem rem hidrolik gaya pengereman yang sama besarnya
diteruskan ke semua arah
1. Handle
2. Roda
3. Lifting Arm
4. Dudukan dan
batang
pendukung
5. baut/pin engsel
6. pompa
Komponen-komponen yang harus ada dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar
dapat bekerja dengan sempurna adalah
Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-
gram agar tidak ikut bersikulasi kembali disitem hidrolik.
Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai oleh
pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik lagi.pada saat itu flownya
maximum sedangkan pressurenya nol.
b. Close Center System
Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari pompa tertutup dengan
demikian maka tekanan antara pompa control valve akan naik samapai batas
tertentu kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem, jadi bila control valve
neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral (tidak mensuplai oli).
Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli samapai
tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut
dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja
sistem constan
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston
bergerak sampai akhir langkah piston hidrolik. Dengan demikian maka tekanan
sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan maka
suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam
sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem
Filter Oli Hidrolik
Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut
bersikulasi kembali dalam sistem, dalam oil filter dipasang by pass valve yang
gunanya untuk memberikan jalan lain (safety) bila filter buntu/kotor.
Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filter, bila by pass valve bekerja
indikator akan memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau
diganti dengan yang baru.
Pompa Hidrolik
Yang dimaksud dengan pompa non positive displacement ialah bila pompa
mempunyai karakteristik :
- Internal leakage besar
- Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kapasitasnya.
2. Positive Displacement
Adalah bila pompa tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat
Seal atau Presisi)
- -Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap
kapasitasnya (dengan dibuatnya presisi/seal, akan
melawan kebocoran pada saat tekanan naik)
Gear Pumps
Pompa roda gigi (gear pump) banyak sekali dipergunakan pada sistem karena
pompa ini sangat sederhana dan ekonomis, pompa ini tergolong pompa fixed
displacement.
Piston Pumps
Piston pump sering sekali dipakai pada system hydrolik yang modern, dimana
digunakan kecepatan tinggi (high speeds) dan tekanan tinggi (high pressure), pada
dasarnya piston Pump dibagi dalam dua type yaitu axial piston pumps dan radial
piston pump.
Axial piston pump artinya piston dipasang berbaris paralel ( in lines parallel )
dengan shaft pompa (pumps axis).
Berdasarkan konstruksinya axial piston pump dibagi menjadi tiga yaitu :
1. in line axial piston pump variable displacement pump. Pada pompa tipe ini
langkah piston dapat berubah-ubah, karena swahplate dimana piston
ditumpu, dapat bergerak sehingga menentukan langkah piston, dengan
demikian pompa ini dapat dikatagorikan pompa positive variable
displacement.
Radial piston pump ini mudah dibuat dibandingkan dari semua pompa-pompa
lainnya, pompa ini bisa direncanakan tekanan tinggi, volume yang besar, kecepatan
tinggi dan variable displacement.
HIDROLIK VALVE
Hydraulic pump menghisap oli dari tangki kemudian mensupply sistem, aliran yang
dihasilkan oleh displacement pump tersebut dinaikan tekanannya, diatur jumlah
dan arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit, pengaturan ini
semua yang melaksanakan adalah control valve (katup pengontrol)
Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan
mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit
mencapai setting pressure
a. Tipe Poppet
Konstruksinya terdiri dari valve, spring dan adjusting screw beserta sim/nut
Prinsip kerjanya :
Pada gambar (a), katup posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena
tekanan tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring.
Pada gambar (b), saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya spring dan
katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat keluar.
Pada gambar (c), naiknya tekanan akan membuka katup sedemikian rupa
sehingga oli dapat keluar lebih banyak sampai kenaikan tekanan berhenti, tipe
poppet ini biasanya digunakan untuk safety valve
b. Tipe Piston
Cara kerjanya :
Pada Gambar (a) tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan
mendorong katup piston, apabila tekanannya rendah, katup tidak terbuka
karena tekanan tidak cukup melawan gaya spring.
Pada Gambar (b), bila tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring
piston akan mendorong katup piston yang selanjutnya akan membuka lubang
dan membuang oli ke tangki sampai kenaikan tekanan berhenti.
c. Tipe Pilot
Prinsip kerjanya :
Tipe katup ini sama dengan tipe popet dalam membebaskan tekanan oli tetapi
berbeda saat akhir pembebasan olinya dan mudah dalam mengatur tekanan
seperti mudahnya saat pembebasan oli.
Naiknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada
balance chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya
membuka saluran buang yang lebih besar
Ketiga tipe katup pengontrolan tekanan diatas (pressure control valve)
umumnya dipakai untuk relief dan safety valve.
Katup pengontrolan aliran adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran
oli yang akan masuk ke actuator
a. Throttle Valve
Fungsi throttle valve adalah mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran
kembali dipersempit sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil
b. Maker Up Valve
Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return
valve, vacum dan antivoid valve.
Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik, biasanya
terpasang antara control valve dan actuator
d. Flow Divider
Flow divider berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua
aliran dimana salah satu alirannya konstan.
e. Demand Valve
Fungsinya adalah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering
selalu konstan
f. Quick Drop Valve
1. Valve body
2. Spring
3. Spool
4. Check valve
5. Collar
Paralel valve circuit pada umunya dipakai untuk fork lift, two post lift
ACTUATOR
1. Hydraulic cylinder
b. Double Acting
Hydraulic cylinder dengan jenis ini umunya dipergunakan pada unit-unit alat
berat dan two post lift car.
HYDRAULIC MOTOR
Hydraulic motor adalah bentuk lain actuator, kalau cylinder menghasilkan gerakan
bolak-balik, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (rpm), bekerjanya
hydraulik motor adalah berlawanan dengan pompa.
Pompa adalah menghisap zat cair dan mendorong keluar, jadi merubah tenaga
mekanis (putaran) menjadi tenaga hidrolis.
Motor adalah dimasuki zat cair yang bertekanan dan keluar pada posisi outlet,
merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanik atau putaran.
Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan tanpa
perubahan semua faktor yang berhubungan dengan motor, kalau hal ini dilakukan
maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan bearing.
Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada dispacement
motor, yaitu volume output setiap putaranya, semakin besar volume output
perputarannya torque outputnya semakin besar pula.
Seperti halnya pompa, motor dirancang dalam dua jenis displacement (pemindahan
oli) yaitu :
1. Field displacement yaitu motor constan sedangkan kecepatan dapat
dirubah-rubah dengan variasi aliran masuknya (input flow). Pompa ini
dipakai terutama untuk menghasilkan putaran.
POWER STEERING
Sistem power steering memiliki sebuah boster hidrolik dibagian tengah mekanisme
kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan, dalam keadaan normal beratnya putaran
roda kemudi adalah 2 4 kg.
Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila
kendaraan bergerak pada putaran rendah, dan menyesuaikannya pada tingkat
tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium samapai kecepatan
tinggi.
1. Tipe Integral
Bagian utama dari mekanisme sistem power steering tipe integral terdiri dari
tangki reservoir ( terisi dengan fluida), vane pump yang membangkitkan
tenaga hidrolik, gear box yang berisi control valve, power piston dan steering
gear, pipa-pipa yang mengalirkan fluida, dan selang-selang flexible
3. Vane Pump
Vane pump membangkitkan tekanan hidrolik yang pada bagian atas pompa
terdapat reservoir yang selalu terisi dengan fluida khusus dan permukaan
fluida harus selalu diperiksa secara teratur. Untuk tujuan tersebut, bila
seseorang memeriksa tinggi permukaan fluida, pengecekan kondisi fluida
perlu dilakukan termasuk temperatur fluida, adanya gelembung atau fluida
menjadi keruh.
Volume fluida power steering tidak berubah, kecuali jika terdapat kebocoran.
REM HIDROLIK
Rem hidrolik lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe konvensional/
mekanik dan juga konstruksinya lebih sederhana.
Prinsip kerja sistem rem hidrolik adalah sebagai berikut :
Rem hidrolik menekan rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme rem
akan menimbulkan daya pengereman
Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik, master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder, yang membangkitkan tekanan hidrolik
b. Tipe konvensional
c. Tipe portless
2. Tipe Ganda
Pada master silinder tandem, sistem hidroliknya dipisahkan menjadi dua ,
masing-masing untuk roda depan dan belakang, dengan demikian salah satu
sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik.