Anda di halaman 1dari 36

MEMASANG HIDROLIK

1. SIFAT-SIFAT FLUIDA

Sifat sifat dasar dari zat cair/fluida antara lain adalah :

a. Mudah menyesuaikan bentuk


Zat cair/fluida dapat dengan mudah menyesuaikan bentuk pada segala tempat
(container).

b. Zat cair/fluida tidak dapat dimampatkan

c. Zat cair/fluida meneruskan tekanan ke semua arah


1. GAYA DAN TEKANAN

Dari sifat- sifat zat cair diatas bahwa zat cair dapat meningkat gaya dan tekanan
seperti gambar dibawah :

P1 = P2

Dimana : P = F / A

P1 = F2 / A2 Sehinggga F2 = P1 x A2

Dasar bekerjanya gaya dan tekanan diatas adalah hidrostatik sehingga berlaku
HUKUM PASCAL yaitu Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak
mengalir) mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan kesegala
arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaan

Rumus Hukum Pascall adalah

F = PxA ( Kg)
Dimana :
F = Gaya (kg)
P = Tekanan (Kg/cm2)
A = Luas penampang cm2
F1 = P1 x A1
= 10 Kg/cm2 x 10 cm2 = 100 Kg

F1 = F2 ----------------> F2 = P2 x (A1 A2)

F1 = P2 x A1 x A2

100 Kg= P2 x ( 10 5 )

P2 = 100 / 5 Kg/cm2

= 20 Kg/cm2

3. Karakteristik Cairan hidrolik yang dikehendaki.

Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi


persyaratan dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang
diperlukan antara lain adalah :

Kekentalan (Viskositas ) yang cukup.


Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi
fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli
yang terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk
menahan gesekan.
Indeks Viskositas yang baik.
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil
digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.

Tahan api ( tidak mudah terbakar )


Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul
api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.

Tidak berbusa ( Foaming )


Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-
gelembung udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi
compressable dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan
adanya busa tadi kemungkinan terjilat
api akan lebih besar.

Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah
membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang
kehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 150 C di bawah suhu
permulaan mesin dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.

Tahan korosi dan tahan aus.


Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak
terjadi korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin
akan awet.

De mulsibility ( Water separable )


Yang dimaksud dengan de-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk
memisahkan air dari cairan hidrolik. Mengapa air harus dipisahkan dari cairan
hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan
dengan logam.

Minimal compressibility
Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk
setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik
agar relatif tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya
sangat kecil.
4 Macam-macam Cairan Hidrolik
Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya.
Tetapi dalam sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu
seperti telah dibahas sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja
sistem.
Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Oli hidrolik (Hydraulic oils)


Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas
pada mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri.
Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta
komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :
Hydraulic oil HL
Hydraulic oil HLP
Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut :
Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan
korosi dan / atau peningkatan umur oli
P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli ( lihat tabel pada HO 4 )
Adapun sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya dapat dilihat pada
tabel berikut :

Kode Sifat khusus Penggunaan


HL Meningkatkan kemampuan Digunakan pada sistem hidrolik
mencegah korosi dan yang bekerja pada suhu tinggi
kestabilan oli hidrolik. dan untuk tempat yang
mungkin tercelup air
HLP Meningkatan ketahanan Seperti pada pemakaian HL,
terhadap aus. juga digunakan untuk sistem
yang gesekannya tinggi
HV Meningkatkan indeks Seperti pemakaian HLP, juga
viskositas ( VI ) digunakan secara luas untuk
sistem yang fluktuasi perubahan
temperaturnya cukup tinggi.

b. Cairan Hidrolik tahan Api (Low flammabilty)

Yang dimaksud dengan cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak
mudah atau tidak dapat terbakar.
Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat
atau mesin-mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :
Die casting machines
Forging presses
Hard coal mining
Control units untuk power station turbines
Steel works dan rolling mills.
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air
atau dari oli sintetis. Tabel berikut ini menunjukkan jenis-jenis cairan hidrolik
tahan api tersebut :

Kode No: pada lembar Komposisi Persentase ( % )


stadar VDMA kandungan air
HFA 24 320 Oil-water emulsions 80 - 98
HFB 24 317 Water-oil emulsions 40
HFC 24 317 Hydrous solutions, 35 - 55
e.g : Water glycol
HFD 24 317 Anhydrous liquid, 0 - 0,1
e.g : Phosphate
ether

Perbandingan antara macam-macam cairan hidrolik tersebut di atas dapat kita


lihat pada tabel berikut :

Pemeliharaan Cairan Hidrolik.


Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak
baik terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya harga sistem
hidrolik. Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang
perlakuan/pemeliharaan cairan hidrolik maka kerusakan cairan maupun
kerusakan komponen sistem akan terhindar dan cairan hidrolik maupun sistem
akan lebih awet.
Panduan pemeliharaan cairan hidrolik

Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan
terlindung (dari hujan, panas dan angin).
Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk
menambah atau mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga
peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan
(pre-filter).
Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan
kondisi cairan hidrolik.
Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang
digunakan untuk pengisian cairan hidrolik.
Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga
oksidasi dan kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok
cairan hidrolik )
Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli
yang baik.
Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang
pendingin (cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya
gangguan, atau pasang un-loading pump atau excessive resistance.
Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang
maitenance man yang terlatih.
Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang
berbeda), pasti-kan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan
yang baru. Demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik
dan benar-benar bersih.

Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan


tersebut di atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun
lingkungan penyimpanan cairan hidrolik.

5. Pemakaian Sistem Hidrolik

5.1. Clamp/ ragum

Clamp/ragum hidrolik dipergunakan untuk menjepit suatu benda yang kekuatan


pegang yang kuat tanpa harus memeras tenaga user
5.2. Hydraulic Workshop crane

HidrolikWorkshop crane didalam pengoperasiannya dapat memudahkan user


didalam bekerja untuk mengangkat benda yang berat dan memindahkannya
dengan mudah dan ringan, pergerakan sistem hidroliknya naik turun sesuai
dengan operasional dan besar kecilnya benda yang akan akan di pindahkan.

5.1. Power Steering

Sistem power steering memiliki sebuah booster hidrolik dibagian tengah


mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan, dalam keadaan normal
beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg. Sistem power steering
direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila kendaraan bergerak
pada putaran rendah, dan menyesuaikannya pada tingkat tertentu bila
kendaraan bergerak mulai kecepatan medium sampai kecepatan tinggi.
5.2. Rem Hidrolik

Rem Hidrolik adalah suatu penerapan dari prinsip Hukum Pascal yang mana
ada cairan diberi tekanan, maka tekanan yang sama akan diteruskan ke
semua arah, Sistem rem terdiri dari master silinder, pipa rem dan silinder
roda. Dalam sistem rem hidrolik gaya pengereman yang sama besarnya
diteruskan ke semua arah

Sistem rem hidrolik terdapat bagian-bagian yang sedikit sekali keausannya,


gaya pengereman yang diperlukan tergantung dari besarnya diameter
silinder, dengan cara merubah-rubah diameter silinder sehingga tekanan
pedal yang dibutuhkan dapat diperkecil, disebabkan adanya keuntungan ini
banyak digunakan pada kendaraan sebagai rem utama.
Keburukan sistem ini adalah apabila terlalu lama penekanan rem,
menyebabkan minyak rem menjadi panas yang mana bila hal ini berlebihan,
minyak rem akan mulai mendidih dan mengakibatkan rem tidak bekerja.

5.3. Hidraulic Press

Hidrolik press adalah suatu peralatan yang dipergunakan untuk menekan


atau memasang komponen dengan ukuran tekanan tertentu, sehingga
mendapatkan hasil yang diharapkan berdasarkan spesifikasinya

5.4. Hydraulic Garage Jack


Hidraulic garage jack dipergunakan untuk mendongkrak kendaraan melalui
rumah deferensial bila ada perbaikan pada bagian bawah kendaraan.
Keterangan :

1. Handle
2. Roda
3. Lifting Arm
4. Dudukan dan
batang
pendukung
5. baut/pin engsel
6. pompa

5.5. Hydraulic Bottle Jack

Hidrolik jenis ini banyak dipersiapkan pada kendaraan untuk mengangkat


atau mendongkrak bagian tertentu dari bagian botom kendaraan, jenis ini
sederhana dan kecil konstruksinya namun mampu
mengangkat/mendongkrak kendaraan ringan.
5.6. Electro Hydraulik Two Post Lift

Hydraulic ini dipergunakan untuk mengangkat kendaraan didalam memeriksa


bagian bawah kendaraan secara menyeluruh yang memungkinkan bagian
bawah kendaraan dapat terlihat seluruhnya.
Memelihara/Servis Sistem Hidrolik

1. Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik

Komponen-komponen yang harus ada dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar
dapat bekerja dengan sempurna adalah

1. Tangki Hidrolik adalah sebagai tempat penampung oli dari sistem,


selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali.
2. Pompa Hidrolik sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem, dan
bersama komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik.
3. Control valve gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang
diinginkan.
4. Actuator (hidraulic cylinder) adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik
menjadi tenaga mekanik.
5. Main Relief Valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang
diijinkan dalam hidrolik sistem, agar sistem sendiri tidak rusak akibat
over pressure.

Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-
gram agar tidak ikut bersikulasi kembali disitem hidrolik.

a. Open Center System

Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai oleh
pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik lagi.pada saat itu flownya
maximum sedangkan pressurenya nol.
b. Close Center System

Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari pompa tertutup dengan
demikian maka tekanan antara pompa control valve akan naik samapai batas
tertentu kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem, jadi bila control valve
neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral (tidak mensuplai oli).
Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli samapai
tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut
dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja
sistem constan
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston
bergerak sampai akhir langkah piston hidrolik. Dengan demikian maka tekanan
sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan maka
suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam
sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem
Filter Oli Hidrolik

Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut
bersikulasi kembali dalam sistem, dalam oil filter dipasang by pass valve yang
gunanya untuk memberikan jalan lain (safety) bila filter buntu/kotor.
Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filter, bila by pass valve bekerja
indikator akan memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau
diganti dengan yang baru.

Pompa Hidrolik

Semua pompa menimbulkan aliran (flow), prinsip operasinya disebut


Displacement dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ketempatlain.
Secara umum pompa mengubah tenaga mechanical menjadi tenaga fluida hidrolik,
sedangkan yang dimaksud Displacement adalah volume zat cair yang dipindahkan
tiap cycle (putaran) dari pompa.

Pada dasarnya pompa hidrolik diklasifikasikan menjadi

1. Non Positive Displacement

Yang dimaksud dengan pompa non positive displacement ialah bila pompa
mempunyai karakteristik :
- Internal leakage besar
- Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kapasitasnya.
2. Positive Displacement
Adalah bila pompa tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat
Seal atau Presisi)
- -Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap
kapasitasnya (dengan dibuatnya presisi/seal, akan
melawan kebocoran pada saat tekanan naik)

Jenis-jenis pompa positive displacement.

Secara umum pompa hidrolik dibagi menjadi dua tipe :


1. Fixed Displacement Pumps.
Artinya setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan tidak dapat
dirubah-rubah
2. Variable Displacement Pumps
Artinya volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle) divariasikan.

Gear Pumps

Pompa roda gigi (gear pump) banyak sekali dipergunakan pada sistem karena
pompa ini sangat sederhana dan ekonomis, pompa ini tergolong pompa fixed
displacement.

Gear pump digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

- Internal Gear Pump.

Konstruksi internl gear pump atau trochoid pump.


- External gear pumps
Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis :

- Fixed side plate type gear pumps.


Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser, konstruksinya ada yang jadi satu
dengan housing, dan ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housingnya.
Pompa ini mempunyai discharge pressure antara 30 Kg/cm2 sampai dengan 125
kg/cm2

- Movable side plate type (pressure balancing type gear pump)


Side plate pompa tipe ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik,
dengan demikian maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil,
specitic discharge pressurenya lebih besar dari 140 kg/cm2.

Piston Pumps

Piston pump sering sekali dipakai pada system hydrolik yang modern, dimana
digunakan kecepatan tinggi (high speeds) dan tekanan tinggi (high pressure), pada
dasarnya piston Pump dibagi dalam dua type yaitu axial piston pumps dan radial
piston pump.

Axial Piston Pumps

Axial piston pump artinya piston dipasang berbaris paralel ( in lines parallel )
dengan shaft pompa (pumps axis).
Berdasarkan konstruksinya axial piston pump dibagi menjadi tiga yaitu :
1. in line axial piston pump variable displacement pump. Pada pompa tipe ini
langkah piston dapat berubah-ubah, karena swahplate dimana piston
ditumpu, dapat bergerak sehingga menentukan langkah piston, dengan
demikian pompa ini dapat dikatagorikan pompa positive variable
displacement.

2. In line axial piston pump Fixed displacement


Pompa axial tipe ini kemiringan swash plate dibuat tetap (fixed) sehingga
langkah piston selalu tetap, dengan demikian konstruksi pompa lebih
sederhana, karena tidak dilengkapi servo divice (alat yang mengatur sudut
swash plate).
3. Bent axis axial piston pump, konstruksinya dibuat sedemikian rupa dan
sudutnya tetap, maka digolongkan ke dalam pompa fixed displacement.

Radial Piston Pump

Radial piston pump ini mudah dibuat dibandingkan dari semua pompa-pompa
lainnya, pompa ini bisa direncanakan tekanan tinggi, volume yang besar, kecepatan
tinggi dan variable displacement.

Radial piston pump dibuat dalam dua cara yaitu :

1. Radial piston pump rotating cam


Pompa tyipe ini untuk mendapatkan langkah piston cam yang diputar

2. Radial piston pump rotating piston type


Radial piston pumps rotating piston type adalah pompa piston yang
pistonnya diputar oleh drive shaft, sedangkan camnya tetap (tidak berputar)
Vane Pump

Vane pump digolongkan menjadi 2 yaitu :

1 Balanced Vane Pump

2. Unbalanced Vane Pump

HIDROLIK VALVE

Hydraulic pump menghisap oli dari tangki kemudian mensupply sistem, aliran yang
dihasilkan oleh displacement pump tersebut dinaikan tekanannya, diatur jumlah
dan arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit, pengaturan ini
semua yang melaksanakan adalah control valve (katup pengontrol)

Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok


yaitu :

1. Pressure Control Valve (katup pengontrol tekanan)

Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan
mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit
mencapai setting pressure

Konstruksi dari pressure control valve ada 3 jenis yaitu ;

a. Tipe Poppet

Konstruksinya terdiri dari valve, spring dan adjusting screw beserta sim/nut

Prinsip kerjanya :
Pada gambar (a), katup posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena
tekanan tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring.
Pada gambar (b), saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya spring dan
katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat keluar.
Pada gambar (c), naiknya tekanan akan membuka katup sedemikian rupa
sehingga oli dapat keluar lebih banyak sampai kenaikan tekanan berhenti, tipe
poppet ini biasanya digunakan untuk safety valve
b. Tipe Piston

Cara kerjanya :
Pada Gambar (a) tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan
mendorong katup piston, apabila tekanannya rendah, katup tidak terbuka
karena tekanan tidak cukup melawan gaya spring.

Pada Gambar (b), bila tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring
piston akan mendorong katup piston yang selanjutnya akan membuka lubang
dan membuang oli ke tangki sampai kenaikan tekanan berhenti.

c. Tipe Pilot

Prinsip kerjanya :
Tipe katup ini sama dengan tipe popet dalam membebaskan tekanan oli tetapi
berbeda saat akhir pembebasan olinya dan mudah dalam mengatur tekanan
seperti mudahnya saat pembebasan oli.
Naiknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada
balance chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya
membuka saluran buang yang lebih besar
Ketiga tipe katup pengontrolan tekanan diatas (pressure control valve)
umumnya dipakai untuk relief dan safety valve.

2. FLOW CONTROL VALVE (Katup Pengontrol Aliran)

Katup pengontrolan aliran adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran
oli yang akan masuk ke actuator

Katup-katup yang dikatagorikan kedalam katup pengontrol aliran antara lain :

a. Throttle Valve

Fungsi throttle valve adalah mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran
kembali dipersempit sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil
b. Maker Up Valve

Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return
valve, vacum dan antivoid valve.
Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik, biasanya
terpasang antara control valve dan actuator

c. Flow reducing Valve


Flow reducing valve atau flow check valve berfungsi untuk mengurangi jumlah
oli yang akan menuju aktuator, agar gerakan aktuator lambat, sesuai dengan
load/bebannya.
Dengan lambatnya gerak aktuator tersebut maka operator akan mudah
memposisikan attachment sesuai dengan yang dikehendaki.

d. Flow Divider

Flow divider berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua
aliran dimana salah satu alirannya konstan.

e. Demand Valve
Fungsinya adalah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering
selalu konstan
f. Quick Drop Valve

1. Valve body
2. Spring
3. Spool
4. Check valve
5. Collar

Fungsi quick drop valve adalah untuk mempercepat penurunan load/beban


sewaktu control valve posisi lower drop dimana oli dari gigi cylinder head
disalurkan kesisi cylinder bottom.

3. DIRECTIONAL CONTROL VALVE (Katup pengontrolan arah aliran)


Fungsi katup pengontrol arah aliran adalah untuk mengontrol arah dari
gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli
atau memutuskan aliran oli.

Aplikasi katup pengontrol arah aliran (Directional Control Valve)

Katup pengontrol arah aliran diklasifikasikan dalam 3 (tiga) macam pada


sirkuit yaitu :

1. Series Valve circuit


Series valve circuit pada umumnya dipakai two post life car, bulldozer
dan power shovel.

2. Tandem valve circuit

Tandem valve circuit pada umumnya dipakai untuk dozer shovel,


playloader dan fork lift truck

3. Paralel Valve Circuit

Paralel valve circuit pada umunya dipakai untuk fork lift, two post lift
ACTUATOR

Fungsi aktuator ialah untuk menggerakan perlengkapan kerja (attachhment),


prinsip kerjanya adalah merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik baik
dalam bentuk reciprocating maupun rotary

Pada sistem hidrolik, aktuator ada 2 (dua) tipe yaitu :

1. Hydraulic cylinder

Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu


a. Single acting
Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini umumnya dipergunakan pada
dongkrak, pengungkit, dan posh lift car

b. Double Acting

Hydraulic cylinder dengan jenis ini umunya dipergunakan pada unit-unit alat
berat dan two post lift car.
HYDRAULIC MOTOR

Hydraulic motor adalah bentuk lain actuator, kalau cylinder menghasilkan gerakan
bolak-balik, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (rpm), bekerjanya
hydraulik motor adalah berlawanan dengan pompa.

Pompa adalah menghisap zat cair dan mendorong keluar, jadi merubah tenaga
mekanis (putaran) menjadi tenaga hidrolis.
Motor adalah dimasuki zat cair yang bertekanan dan keluar pada posisi outlet,
merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanik atau putaran.

Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan tanpa
perubahan semua faktor yang berhubungan dengan motor, kalau hal ini dilakukan
maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan bearing.

Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada dispacement
motor, yaitu volume output setiap putaranya, semakin besar volume output
perputarannya torque outputnya semakin besar pula.
Seperti halnya pompa, motor dirancang dalam dua jenis displacement (pemindahan
oli) yaitu :
1. Field displacement yaitu motor constan sedangkan kecepatan dapat
dirubah-rubah dengan variasi aliran masuknya (input flow). Pompa ini
dipakai terutama untuk menghasilkan putaran.

2. Variable displacement motor yaitu motor yang baik putaran maupun


torquenya dapat drubah-rubah (bervariasi), aliran input (input flow) dan
tekanannya bisa constan saja, sedangkan kecepatan dan torquenya dapat
dirubah-rubah dengan menggerakan mekanisme yang akan merubah
displacement motornya

Berdasarkan Strukturnya, hydrolik motor dibedakan dalam 4 (empat) jenis yaitu :


1. Gear motors (menggunakan roda gigi)
2. Vane motors (menggunakan sirip-sirip)
3. Piston motors (menggunakan piston)
4. Orbit motors (circle ratation motor).

POWER STEERING

Sistem power steering memiliki sebuah boster hidrolik dibagian tengah mekanisme
kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan, dalam keadaan normal beratnya putaran
roda kemudi adalah 2 4 kg.
Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila
kendaraan bergerak pada putaran rendah, dan menyesuaikannya pada tingkat
tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium samapai kecepatan
tinggi.

Tipe Power Steering

1. Tipe Integral

Sesuai dengan namanya(integral), control valve dan power piston terletak di


dalam gear box, sedangkan tipe gear yang dipakai ialah recirculating ball.

Bagian utama dari mekanisme sistem power steering tipe integral terdiri dari
tangki reservoir ( terisi dengan fluida), vane pump yang membangkitkan
tenaga hidrolik, gear box yang berisi control valve, power piston dan steering
gear, pipa-pipa yang mengalirkan fluida, dan selang-selang flexible

2. Tipe Rack and Pinion


Power steering tipe ini control valvenya termasuk didalam gear housing dan
power piston terpisah didalam power cylinder. Tipe rack and pinion hampir
sama dengan mekanisme tipe integral.

3. Vane Pump

Vane pump membangkitkan tekanan hidrolik yang pada bagian atas pompa
terdapat reservoir yang selalu terisi dengan fluida khusus dan permukaan
fluida harus selalu diperiksa secara teratur. Untuk tujuan tersebut, bila
seseorang memeriksa tinggi permukaan fluida, pengecekan kondisi fluida
perlu dilakukan termasuk temperatur fluida, adanya gelembung atau fluida
menjadi keruh.
Volume fluida power steering tidak berubah, kecuali jika terdapat kebocoran.
REM HIDROLIK

Rem hidrolik lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe konvensional/
mekanik dan juga konstruksinya lebih sederhana.
Prinsip kerja sistem rem hidrolik adalah sebagai berikut :
Rem hidrolik menekan rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme rem
akan menimbulkan daya pengereman

Master Silinder

Master silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik, master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder, yang membangkitkan tekanan hidrolik

Ada dua tipe master silinder yaitu :


1. Tipe tunggal
a. Tipe plunger

b. Tipe konvensional
c. Tipe portless

2. Tipe Ganda
Pada master silinder tandem, sistem hidroliknya dipisahkan menjadi dua ,
masing-masing untuk roda depan dan belakang, dengan demikian salah satu
sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik.

Menginstalasikan Sirkuit Hidrolik


Seperti halnya dalam menggambar diagram sirkuit hidrolik, menginstalasikan atau
merakit sirkuit hidrolik juga berurutan seperti merancang diagram.
Urutan menginstalasikan sirkuit hidrolik sebagai berikut :

1) Membaca dan memahami diagram sirkit hidrolik. Komponen-komponen dipilih


dan disiapkan sesuai dengan grafik simbol
2) Memasang penggerak hidrolik (aktuator) ditempat yang telah ditetapkan dan
disesuaikan dengan keperluan. Posisi aktuator juga ditetapkan misalnya
mendatar atau tegak atau miring dsb. Pengikatan aktuator harus diperiksa
apakah sudah cukup kuat.
3) Memasang unit-unit pengatur yang telah dipilih sesuai dengan keperluan, baik
jenisnya maupun jumlahnya. Posisi setiap unit pengatur pun harus diatur,
disesuaikan dengan posisi aktuator dan posisi unit tenaga, pengikatan unit-
unit pengatur pada tempatnya perlu diperiksa, apakah sudah cukup kuat.
4) Memasang unit tenaga.
Unit tenaga dan kelengkapannya dipasang dan ditempatkan seefisien
mungkin. Jarak antara unit tenaga dan penggerak
yang terlalu jauh akan mempengaruhi transfer daya dan juga akan banyak
kerugian gaya karena gesekan.
5) Menginstalasikan konduktor
Konduktor dan konektor yang telah dipilih dipasang sesuai dengan ketentuan.
6) Memeriksa kembali semua instalasi dengan tangan, apakah pemasangan dan
pengikatan sudah pas dan cukup kuat.
7) Uji coba (uji jalan) dengan menghidupkan dan menjalankan sirkuit dan
amatilah apakah jalannya sistem sudah sesuai dengan ketentuan.
8) Bila semua sudah berjalan dengan baik berarti sirkuit hidrolik telah siap untuk
difungsikan.

Anda mungkin juga menyukai