BIDANG KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
MATA PELAJARAN
TEKNIK MEKATRONIKA
NAMA MODUL
KB 2.1
(ELEKTRO HIDROLIK)
DASAR SISTEM HIDROLIK
JUDUL
Skema gambar 1.2 ini menunjukkan bagaimana energi mekanik dikonversikan menjadi
energi Hidrolik, ditransmisikan dan direkonversi lagi menjadi energi mekanik.
1|Hal
Bahan Rujukan
Pompa digerakkan oleh mesin pembakaran atau motor listrik. Pompa menerima minyak
dan merubah energi mekanis yang diberikan menjadi energi hidrolik. Pompa membagikan
minyak bertekanan melalui saluran-saluran dari elemen-elemen pengontrol menuju aktuator
(silinder, motor hidrolik) yang mengkonversi energi hidrolik menjadi energi mekanik, misalnya
silinder mengangkat beban atau motor menggerakkan katrol.
Dengan melihat kemampuan sistem tenaga hidrolik tentunya ada kelebihan dan
kelemahannya dibandingkan dengan elemen kerja yang lain. Kelebihan-kelebihan sistem hidrolik
antara lain:
1. Transmisi daya dan gaya yang besar dilakukan hanya dengan menggunakan komponenkomponen yang relative sederhana dan bebas perawatan.
2. Mengoperasikan sangat mudah.
3. Pengontrolan kecepatan variable yang sensitive dan tak terbatas bahkan secara otomatis
menyesuaikan dengan urutan atau program kerja.
4. Sistimatis pengaturan komponen-komponen lebih mudah karena input daya dan out put
daya (motor, pompa dan silinder) dapat diletakkan secara independent satu sama lain.
5. Tekanan tinggi dapat dihasilkan dari komponen-komponen yang relative ringan dan
dengan instalasi yang sederhana.
6. Kecepatan penyaklaran/ switching relative singkat.
7. Konversi yang sederhana dari gerakan putaran penggerak (pompa) menjadi gerak linier
out put daya (silinder).
8. Perlindungan kelebihan beban yang sederhana dengan menggunakan
(pressure relief valve).
2|Hal
Bahan Rujukan
9. Pemonitoran dan pemeriksaan yang sederhana pada sistem hidrolik dengan penggunaan
pressure gauge (instrument pengukuran tekanan).
10. Minyak hidrolik tidak hanya diperlukan untuk media transmisi gaya , tetapi sekaligus juga
sebagai pelumas komponen.
11. Struktur yang relative sederhana serta kemungkinan dilakukannya otomasi sangat
dimungkinkan dengan menggunakan elemen-elemen yang tersedia di pasaran komersial
(prinsip modular), bahkan untuk sistem kerja permesinan alat berat yang ada.
Adapun kelemahan-kelemahan sistem hidrolik yang sering terjadi antara lain:
1. Peka terhadap kebocoran
2. Peka terhadap perubahan temperatur
3. Kerja sistem saluran tidak sederhana
4. Kadang-kadang kecepatan kerja berubah
5. Membutuhkan lingkungan yang betul-betul bersih
Sirkulasi Sistem Hidrolik
Di dalam sistem hidrolik, sirkulasi fluida akan mengalir keseluruh saluran-saluran sesuai dengan
bentuk yang ditempati. Fluida hidrolik pada tangki dihisap oleh pompa kemudian disalurkan
kekatup pengarah yang bertugas mengatur fluida cairan dengan melalui pipa-pipa atau saluran
dan dialirkan ke silinder atau motor hidrolik sebagai user dan setelah itu fluida di kembalikan lagi
ke tangki.
Fluida Hidrolik
Fluida hidrolik pada suatu sistem hidrolik merupakan bagian yang sangat penting. Fluida ini
berbentuk cair dan digunakan sebagai media pemindah daya atau tenaga. Fluida yang dipakai
dalam sistem hidrolik merupakan minyak oli campuran atau fluida khusus tahan api berupa
3|Hal
Bahan Rujukan
senyawa dari bahan-bahan sintetis.
Fluida hidrolik dalam aplikasinya mempunyai 4 tujuan utama, yaitu:
1. Penerus daya
Fluida harus bisa sebagai media penerus daya dan dapat dengan mudah melalui
komponen-komponen saluran. Terlalu banyak hambatan waktu mengalir, akan sangat
besar energi yang hilang. Fluida sedapat mungkin tidak mempunyai sifat kompresibel atau
tidak dapat dimampatkan, sehingga gerakan yang terjadi waktu pompa di hidupkan atau
katup dibuka dapat dengan segera dipindahkan.
2. Pelumasan
Secara otomatis, fluida hidrolik harus bisa sebagai media pelumasan untuk komponenkomponen yang bergesekan sehingga tidak terjadi kontak langsung. Hal ini di harapkan
supaya umur komponen bisa tahan lama dan pemakaiannya panjang. Untuk itu sifat oli
hidrolik salah satunya mempunyai sifat anti keausan.
3. Pengisi celah (seal)
Dalam hal ini fluida hidrolik sebagai pengisi celah jarak dua bidang yang bergesekan
terhadap tekanan dalam komponen hidrolik, sehingga menekan kebocoran dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Misalnya jarak antara batang katup dan rumah katup. Kerapatan
mekanik dan viskositas oeli menentukan kebocoran rata-ratanya.
4.
Di samping fungsi-fungsi utama yang harus dimiliki fluida hidrolik, ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi juga oleh oli hidrolik, yaitu
4|Hal
Bahan Rujukan
Tidak beracun
Bahan dan jenis oli hidrolik sampai saat ini menggunakan 2 jenis oli;
1. Oli mineral
Oli mineral merupakan bahan dasar oli hidrolik yang terbaik saat ini. Oli ini adalah hasil
pertambangan dan penyulingan. Ada 3 karakteristik pada oli mineral, yaitu:
2. Oli sintetis
Fluida jenis ini merupakan jenis paduan secara laboratorium kimia dan fluida itu sendiri tidak
dapat terbakar jika dibandingkan dengan oli mineral. Bahan-bahan campuran yang sejenis
dengan oli sintetis antara lain:
Ester phosphat
Fluida sintetis hasil campuran ester phosphat dengan chlorinat hidro carbon.
Nilai viskositas oli terlalu rendah dalam suatu sistem hidrolik akan mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut:
Kerugian-kerugian kebocoran
Aus berlebihan karena pelumasan kurang mencukupi Menurunkan efesiensi motor dan
5|Hal
Bahan Rujukan
pompa
Temperatur oli akan cepat naik atau bertambah karena kerugian
kebocoran dan gesekan
Sedangkan apabila nilai viskositas oli hidrolik terlalu tinggi dalam sistem hidrolik akan mengakibat
hal-hal sebagai berikut:
Hambatan oli yang mengalir terlalu besar, menyebabkan seret atau susahnya gerakan
elemen penggerak
Penurunan tekanan bertambah, karena banyak gesekan yang melalui pipa saluran dan
katup-katup
Tabel 1.1 ini merupakan perbedaan perbandingan tingkat kekentalan oli (viskositas) biasa
dipakai dalam sistem hidrolik menurut standart SAE (Society of Automotive Engineers), ISO
(International Organisation for Standardisation) dan DIN (Deuctches Institut fr Normung).
Tabel 1.1. Perbandingan tingkat kekentalan oli hidrolik
Adapun macam-macam jenis oli hidrolik yang dipakai dalam sistem hidrolik antara lain:
HL, Oli hidrolik campuran zat aktif (additive) untuk meningkatkan anti korosif dan tahan
lama.
6|Hal
Bahan Rujukan
HLP, Oli hidrolik, campuran, tambahan unsur tekanan tinggi mengandung semua zat aktif
pada HL dengan ditambah lagi zat aktif anti aus untuk mengurangi berbagai gesekan.
HLP-D , Oli hidrolik campuran,tahan tekanan (tekanan tetap tinggi),zat pengurai, zat
pencuci mengandung semua zat aktif seperti pada HLP ditambah dengan zat aktif
mengandung pelindung kotoran cairan dan kotoran padat serta menjaga oli tetap
dipermukaan juga menghindari terbentuknya lumpur.
HVLP, Oli hidrolik campuran, tambahan unsur tekanan tinggi, peningkatan sifat tahan
lama terhadap suhu-kekentalan.
MEDITRAN S, Oli hidrolik ini diformulasi dari bahan dasar yang mempunyai Viskositas
index tinggi, mengandung additives detergent dispersant tinggi, anti oksidasi, anti karat,
anti aus, dan anti busa
TURALIK , Oksidasi ini mempunyai kandungan anti wear yang efektif dengan tambahan
additive lain, sehingga mampu mengurangi keausan, mencegah pembentukan busa,
mencegah pembentukan deposit, serta mempunyai daya proteksi yang baik terhadap
pengkaratan.
3.2. Kerusakan Fluida Hidrolik
Dalam pemakaiannya, oli hidrolik sering mengalami kerusakan-kerusakan sehingga oli tersebut
tidak berfungsi sebagaimana persyaratan dan fungsi yang ada dalam oli hidrolik. Ada dua
macam penyebab kerusakan oli hidrolik:
1. Kontaminasi (contamination):
Yaitu kerusakan oli yang disebabkan pengaruh atau kesalahan dari luar oli tersebut. Seperti;
bercampurnya dengan bahan kimia, debu dan kotoran, air serta perbedaan oli.
2. Deteriorasi (deterioration)
Yaitu kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri. Seperti; adanya gaya tarik
menarik melekul oli, produksi oli yang jelek atau rusak, oksidasi serta viskositas yang terlalu
tinggi.
Akibat jika Kerusakan-kerusakan pada oli hidrolik pada waktu sistem hidrolik bekerja dibiarkan,
akan mengakibatkan berbagai gangguan diantaranya:
Overheating
Gesekan besar
Korosi
Cavitation
Malfunction
7|Hal
Bahan Rujukan
Untuk mengurangi hal-hal tersebut, maka oli hidrolik bisa ditambah zat aditif (zat penambah
kualitas oli) atau apa bila sudah tidak bisa berfungsi sama sekali maka oli hidrolik harus diganti
dengan yang baru supaya umur dari komponen hidrolik bertambah panjang.
4.
Apabila seseorang mengoperasikan, memperbaiki atau merencanakan suatu sistem energi fluida
dalam hal ini adalah sistem hidrolik, maka seharusnya orang tersebut memahami secara
keseluruhan tentang fisika fluida, sifat-sifat dan kelakuan fluida dalam lingkungan dan bentuk
yang berbeda-beda. Fluida di definisikan sebagai suatu zat yang berubah-ubah bentuknya
dengan mudah dan selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya.
a. Tekanan Atmosper
Setiap benda yang berbentuk gas mempunyai massa dan berat daripada udara disebut
tekanan atmospher. Tekanan atmospher dapat diukur dengan sebuah barometer. Tekanan
atmospher pada batas permukaan air laut adalah 101,3 kPa.
b. Tekanan Vakum
Setiap tekanan atmosper normal di sebut dengan tekanan vakum. Tekanan vakum dapat
diukur dengan baromater yang sama dengan penunjukan tekanan absolut 0 (nol) atau lebih
rendah dari 0 (nol) pembacaan minus.
c. Tekanan terukur dan tekanan absolut
Dalam sistem hidrolik mempunyai kalibrasi tekanan berdasarkan pada tekanan atmospher.
Hal ini berarti bahwa tekanan atmospher dianggap sebagai tekanan nol dan setiap tekanan
atmospher adalah tekanan pembacaan positif.
d. Tekanan dalam cairan
Di bawah kondisi statik dan tanpa gaya-gaya luar, tekanan pada setiap titik dalam suatu sistem
hidrolik adalah sebanding dengan ketinggian kolom fluida tersebut. Sebagai dasarnya adalah
hukum pascal.
8|Hal
Bahan Rujukan
dapat diabaikan, yang semestinya ditambahkan dalam perhitungan sesuai dengan tinggi zat cair.
Tetapi hal ini tidak akan terjadi, karena sistem hidrolik bekerja pada tekanan tertentu.
Gambar 1.14. Tekanan akibat gaya luar
Di mana:
p = Tekanan (kg/cm2)
F = Gaya (kg)
A = Luas penampang (cm2)
Apabila bentuk konstruksi berbeda dan bukan merupakan faktor yang penting, maka kita bisa
memakai sistem pada gambar 1.15 ini.
Jika kita menekan dengan gaya F1 atas permukaan A1, maka kita dapat mendapatkan tekanan:
9|Hal
Bahan Rujukan
Tekanan p akan beraksi di seluruh tempat dari sistem tersebut juga akan mengenai atas
permukaan A2, maka gaya yang dapat dicapai sama dengan beban yang diangkat.
F2 = p. A2
Sehingga :
Tekanan seperti sistem diatas selalu tergantung pada ukuran luas permukaan dan gaya yang
melawannya. Dan tentunya gaya-gaya yang bekerja berhubungan dengan masing-masing yang
bersambungan.
Contoh soal:
Perhatikan gambar 1.15, diketahui sebuah silinder mempunyai luas penampang dan gaya
berat sebagai berikut, luas penampang A1 = 120 cm2, luas penampang A2 = 250 cm2 dan
gaya berat F1 = 2000 kg. Berapa gaya berat F2 dan tekanan kerjanya p?
Jawaban :
Gaya :
Tekanan :
Ini berarti bahwa silinder 1 memiliki gaya 2000 Kg massa, dan silinder 2 dapat menahan beban
4.166,67 Kg atau 4,16 ton massa. Sedangkan tekanan yang bekerja adalah 16,67 kg/cm2 atau
16,67 bar.
4.2. Debit Fluida
Dalam sistem hidrolik, aliran akan bersirkulasi ke semua saluran, sehingga terjadi hubungan
10 | H a l
Bahan Rujukan
antara debit, luas penampang serta kecepatan aliran fluida dalam suatu luas penampang
tertentu, hal ini disebut dengan mekanika fluida bergerak atau hidrodinamik. Apabila fluida
mengalir melalui pipa dengan ukuran diameter yang berbeda-beda, volume fluida yang sama
mengalir dalam waktu sama pula, maka yang akan berubah adalah kecepatan volume alirannya.
Di mana:
Q = Debit atau volume aliran (liter/min) V = Volume
(liter)
t
= waktu (menit)
Volume :
= Kecepatan (m/detik)
V = A. s
Sehingga :
Karena :
Maka dengan demikian apabila suatu sistem hidrolik diketahui aliran mengalir pada luas
penampang A dan kecepatan alirannya v didapatkan hasil:
Q = A. v Satuan-satuan
tekanan dalam sistem hidrolik yaitu:
11 | H a l
Bahan Rujukan
1 bar = 10 m tinggi air
= 1 kg/cm2
= 105 Pa
= 14,5 Psi (pound force per squere inch)
Jika besarnya gaya tekanan melebihi gaya pegas maka elemen dudukan akan mendesak pegas
dan membuka hubungan. Fluida yang banyak kemudian akan mengalir kembali menuju tangki.
Karena fluida mengalir menjauh melalui pressure relief valve maka energi hidrolik diubah menjadi
energi panas (W).
W= p Q t
Di mana:
W = energy panas
p = perbedaan tekanan input dan output
Q = debit yang mengalir
t = waktu
4.3. Silinder Hidrolik
Ketika sistem hidrolik telah bekerja sesuai dengan pengaturan yang sudah atur, maka secara
bertahap perlu adanya pemeriksaan terhadap aktuator sebagai energi output. Dalam hal ini
aktuator biasanya silinder hidrolik untuk gerakan linier dan motor hidrolik untuk gerakan rotasi.
Ada 3 syarat kriteria dasar yang harus dilakukan untuk memeriksa silinder hidrolik:
a. Kecepatan
b. Langkah kerja
c. Tenaga
Hal utama yang harus diperhatikan untuk menentukan besarnya tenaga piston
(F) pada waktu silinder bergerak adalah:
a. Gesekan yang terjadi antara piston, dinding silinder dan seal.(FFr)
b. Percepatan gerakan (Fa)
c. Tenaga desakan oli yang masuk ke silinder (Eoil)
d. Bobot tenaga (Fw)
Maka akan didapatkan:
Fpiston= FFr+ Fa + Foil + Fw
12 | H a l
Bahan Rujukan
Gaya dan kecepatan pada saat silinder bekerja
Kecepatan (v1) :
Kecepatan (v2):
Di mana :
= rasio perbandingan gerakan silinder
hm1 = factor gesekan silinder extending (0,95)
hm2 = factor gesekan silinder retracting (0,8 0,9)
13 | H a l
Bahan Rujukan
Motor Hidrolik
Ketika memilih motor hidrolik, yang harus di ingat dan diperhatikan adalah factor kehilangan
yang terjadi akibat dari tipe konstruksi dan ukuran motor. Penyebab hilangnya fluida juga terjadi
pada semua konstruksi mekanik hidrolik, motor dan pompa. Kehilangan kebocoran ini
menambah efektifitas penggantian mengingat terjadinya kehilangan efisiensi hidrolik mekanik
yang berakibat berkurangnya nilai daya putaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memilih dan memeriksa motor hidrolik antara lain:
a. Kecepatan
b. Daya putaran
c. Tipe beban (konstan atau berubah-ubah)
d. Jenis dan fungsi
e. Variable penggantian
f.
Kecepatan sudut
j.
Hubungan putaran motor hidrolik yang terjadi dikalikan dengan pengaturan geometric dan
efisiensi volumetrik pada motor hidrolik akan menghasilkan debit fluida yang menggerakkan
motor.
Di mana:
Q = Debit fluida (L/min)
vg = Pengaturan geometrik motor (cm3/putaran) v = Efisiensi
volumetrik (0,8 0,95)
n = Putaran motor (rpm)
Kehilangan Volume
Kehilangan volume muncul dari debit yang melewati ruangan dimana terjadi perbedaan
tekanan dan beberapa kebocoran.
Qe = Qth + Qcl
Dan efisiensi volumetriknya menjadi:
14 | H a l
Bahan Rujukan
Di mana :
Qe = debit volumetric efektif Qth = Debit
teoritis
Qcl = Debit ruangan VM = Efisiensi
volume
Gesekan pada ruangan sempit diantara komponen yang bergerak relative menyebabkan
terjadinya kerugian mekanik hidrolik. Akibatnya daya output motor Mout hidrolik berkurang secara
teoritis Mth. Dasarnya adalah tekanan pompa dan penggantian debit volume pada motor secara
teoritis.
Mth
= p . Qth
Mout
= Mth - Mhm
pe. .totMQ
Di mana:
= 2 . . n
Kehilangan Debit
Kehilangan debit timbul dari perubahan arah aliran, pengaturan pada throttle valve dan variasi
beberapa bagian saluran. Kehilangan debit pada fluida diantaranya adalah kelebihan energi
(panas) akibat dari hambatan tersebut.
15 | H a l
Bahan Rujukan
Untuk kehilangan tekanan pada pipa saluran:
Di mana:
= index kehilangan debit
= koefisien gesekan pi
l = panjang pipa
d = diameter pipa
16 | H a l