METALURGI FISIK
(Pengujian Takik, FatiQue dan Soal)
1
III. PENGUJIAN TAKIK (IMPACT TEST)
Bahan Uji
(Standarisasi)
ISO-V
ISO-U
DVM-U
2
3.2. Metode Uji Takik (Lihat Gambar 2.)
Para peneliti kepatahan getas logam telah menggunakan bebagai bentuk benda
uji untuk pengujian impak bertakik, secara umum benda uji dikelompokkan ke dalam
dua golongan standar. Dikenal ada dua metoda percobaan impact, yaitu;
1. Metode Charpy (USA)
Batang impak biasa, banyak di gunakan di Amerika Serikat. Benda uji Charpy
mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan
mengandung takik V-45o, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm.
Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak
bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 16
ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi,
kia-kira 103 detik.
2. Metode Izod (Inggris)
Dengan batang impak kontiveler. Benda uji Izod lazim digunakan di Inggris,
namun saat ini jarang digunakan. Benda uji Izod mempunyai penampang lintang
bujursangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung yang dijepit.
3
3.3. Alat Uji Takik ( Lihat Gambar 3a dan b)
Proses
kedudukan awal Prosedur
1. kedudukan awal dihitung
2. pemukul dilepas dari
kedudukan awal
kedudukan
H 3. pemukul membentur
akhir bahan uji
4
3.5. Harga Takik (Impact Value)
5
Apabila ingin mengetahui kekuatan impact strength (Is) maka energi impact tersebut
harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ( cos β – cos α )/A……… (7)
6
Gambar 7. Macam-macam Bentuk Takikan Pada Spesimen Uji Impact
Uji impak juga digunakan untuk mempelajari pola patahan spesimen uji, apakah
getas (brittle fracture) atau patah ulet (ductile fracture) atau kombinasi
keduanya. Granular fracture atau cleavage fracture adalah Permukaan patah
getas berkilat dan berbutir sedangkan patah ulet tampak lebih buram dan
berserabut disebut juga fibrous fracture atau shear fracture. Perbedaan
permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar
dibawah ini :
7
Gambar 8. Pola Patahan Pada Penampang Specimen Uji Impact
8
Gambar 9 Grafik Temperatur Transisi
9
pada sembarang suhu dan laju regangan, apabila terdapat cacat (retakan). Baja
berkekuatan tinggi, paduan-paduan titanium dan aluminium termasuk dalam kategori
ini. Pada suhu rendah, terkadi patah pembelahan getas, sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi terjadi perpatahan energi rendah. Pada kondisi seperti inilah, analisis
mekanika patahan merupakan hal yang berguna dan wajar. Ketangguhan takik logam
kubik pusat ruang (BCC) berkekuatan menengah dan rendah, Be, Zn dan benda
keramik sangat tergantung pada suhu. Pada suhu rendah, patah terjadi secara
pembelahan, sedangkan pada suhu tinggi terjadi perpatahan ulet. Jadi, terdapat
peralihan dari takik getas ke takik tangguh, apabila suhu naik.
Kriteria suhu peralihan demikian dinamakan plastik peralihan patah (fracture
transition plastic, FTP). FTP adalah suhu di mana perpatahan akan mengalami
perubenda dari ulet sempurna menjadi patah getas. Kemungkinan terjadinya patah
getas di atas FTP, dapat diabaikan. Penggunaan FTP dianggap tua dan pada berbagai
penerapan, kriteria FTP kurang praktis. Kriteria lain yang kurang konservatif adalah
berdasarkan suhu peralihan di mana terjadi perpatahan 50% pembelahan dan 50%
geseran, dan disebut T2. Kriteria ini dinamakan suhu peralihan penampilan patah
(fracture-appearance transition temperature, FATT). Hubungan antara hasil uji impak
Charpy dan kegagalan dalam pemakaian menunjukkan bahwa bila terjadi patah belah
pada batang Charpy kurang dari 70%, maka besar kemungkinan bahwa tidak terjadi
patah pada suhu peralihan atau diatasnya, jika tegangan tidak melebihi setengah
tegangan luluhnya. Secara garis besarnya, akan diperoleh serupa bila digunakan
definisi suhu peralihan T3. T3 adalah nilai rata-rata bagian atas dan bagian bawah.
Kriteria umum lainnya adalah definisi, suhu peralihan T4 berdasarkan sembarang
nilai energi serap yang rendah, CV. T4 ini sering disebut suhu peralihan keuletan
(ductility transition temperature). Sesuai dengan hasil pengujian pada pelat baja kapal
Perang Dunia II, terbukti pada pada pelat tidak akan mengalami patah getas apabila CV
sama dengan 15 ft-lb pada suhu uji. Suhu peralihan dimana CV = 15 ft-lb menjadi
kriteria umum yang diterima untuk baja kapal kekuatan rendah. Akan tetapi, perlu
ditegasakan di sini bahwa untuk benda lain, CV 15 tidak berlaku.
Kriteria yang didefinisikan dengan cermat adalah penentuan suhu transisi
berdasarkan suhu T5 dimana terjadi patah belah sempurna atau 100%. Titik ini dikenal
10
sebagai suhu tanpa keuletan atau NDT. NDT adalah suhu dimana patah mulai terjadi
tanpa didahului oleh deformasi plastik. Di bawah NDT, kemungkinan terjadinya patah
ulet dapat diabaikan.
11
3.7. Bentuk Perpatahan
Patahan Getas :
Patahan Liat :
12
Patahan Campuran :
• gabungan patahan
getas dan patahan liat
• permukaan agak kusam
dan sedikit berserat
• potongan masih dapat
dipasangkan
• ada deformasi pada
retakan
• paling banyak terjadi
3. Apa yang dimaksud dengan temperatur transisi uji impak? Serta gambarkan dan
jelaskan diagram FATT?
Jawab :
13
Temperatur transisi adalah temperatur dimana terjadi perubahan sifat keuletan
dan ketangguhan pada material. Pada suatu material terjadi perubahan sifat
dari ulet menjadi getas akibat penurunan temperature. Terdapat pula material
yang tidak memiliki temperature transisi, material ini disebut chriogenic.
4. Dari grafik diatas pada diagram FATT dimana semakin besar temperatur maka
energi yang diserap semakin tinggi sehingga dihasilkan harga impak yang besar..
5. Gambarkan bentuk dan dimensi spesimen uji impak untuk metode charpy dan izod
berdasarkan standar ASTM?
Jawab :
a. Metode Charpy
b. Metode izot
6. Jelaskan perbedaan perpatahan ulet dan getas? Serta jelaskan hubungan antara
harga impak dengan jenis perpatahannya?
Jawab :
Getas:
Bentuk perpatahan dari meterial getas adalah berbentuk granular. Face
permukaan patahan belah datar memiliki daya pantul yang tinggi serta
penampilan yang berkilat.
Ulet:
Bentuk perpatahan dari meterial lunak adalah berserat yang berbentuk sampel
menyerap cahaya serta penampilannya buram. Harga impak paling kecil
mengalami patah getas, harga impak yang tinggi mengalmi patah ulet.
14
Karena patah getas disebabkan oleh tempertur rendah (dibawah temperature
transisi), sedangkan patah ulet disebabkan oleh temperature tinggi (diatas
temperature transisi). Temperature transisi adalah rentang temperature yang
menjadi batasan dari sifat ulet dan gelas suatu material,
3. Laju regangan atau laju pembebanan
Semakin tinggi laju pembebanan maka energy yang diserap akan semakin
kecil sehingga mengakibatkan terjadinya patah getas.
4. Kadar karbon
Semakin kecil kadar karbon yang terdapat pada suatu bahan, maka energi
impak yang dibutuhkan untuk mematahkan semakin besar, karena ikatan
molekul bahan tinggi
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perpatahan ulet dan getas?
Jawab :
1. Keadaan tegangan 3 sumbu/ takikan.
2. Temperatur, temperature rendah akan terjadi patah ulet sedangkan
temperature tinggi akan patah getas.
3. Laju regangan yang tinggi/ laju pembebanan yang cepat.
15
IV. PENGUJIAN KELELAHAN ( FATIQUE TEST
PENYEBAB KELELAHAN:
1. Tegangan tarik maksimum yang cukup tinggi
2. Variasi atau fluktuasi tegangan yang cukup besar
3. Siklus penerapan tegangan yang cukup besar
Faktor-faktor lain: Kosentrasi tegangan, suhu, kelelahan bahan, struktur mikro,
metalurgi, tegangan sisa dan tegangan kombinasi
PENGUJIAN Fatique ada tiga pengujian, salah satu seperti gambar 2.6 hal 23. dan
gambar permukaan patah lelah akibat fatiq seperti pada gambar 2.4. dan akibat
pengujian lelah ada 3 jenis siklus tegangan yaitu:
1. Siklus tegangan terhadap waktu yang berflutuasi (Gbr 25.a)
2. Siklus tegangan sempurna (Gbr 25.b)
3. Siklus tegangan Acak (Gbr 25.c)
+
� σr σ a
σ maks
σ min σ m
σ r=teggangan daerah
16
σ a = tegangan bolak-balik atau tegangan beragam
σ r= σ maks - σ min
σr σ −σ
q = = maks min
2 2
σ maks +σ min
σ m=
2
σ min
Perbandingan tegangan: R =
σ maks
σa 1−R
Perbandingan Amplitudo: A = σ = 1+ R
m
Contoh soal:
Suatu proses dengan lubang minyak melintang dibebani momen lentur yang
berfluktuasi sebesar ± 20 in lb ditambah beban aksial tetap sebesar 5000 lb.
Diameter poros adalah 0,5 in dan diameter lubang 0,05in, lihat gambar a/d = 0,10
dan Kt = 2,2. Poros dibuat dari baja dengan Su = 190 Ksi, maka dari tabel 12-1.
Jawab:
17
ρ' = kostanta bahan berkaitan dengan kekuatan logam (tabel 12.1)
K t −1
K f =1 +
1+ √ ρ' /r
2,2−1
K f =1 + = 1,98
1+ √ 0,0004 /0,025
0,5
σm =K
[ ]
f
M( )
I
D
2 = 1,98
[ ]
π
200(
2
( 0,50)$
64
)
= 65,561 psi
Pendekatan yang cukup memedai untu batas fatik poros tak bertakik
adalah Su/2 = 95.000 psi. Kurva S – N adalah sebagai berikut:
18
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1,40
0,02 0,04 0,06 0,08 1,00 1,200 0 1,600 2,00
Nilai untuk σ a ini akan menghasilkan umur tak terbatas pada poros
dengan lubang, bila beban rata-rata adalah 25,471 psi. Karena tegangan
berubah-ubah yang sebenarnya besar dari nilai ini, poros akan patah
sesudah ± 105 siklus, sesuai dengan perkiraan berdasarkan diagram
diatas.
19
20
21
22