Anda di halaman 1dari 11

UJI KUAT TARIK BAJA

Maksud

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan


pengujian kuat tarik baja

Tujuan

Berdasarkan SNI 07-2529-1991 tujuan metode ini adalah untuk


mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan parameter lainnya. Pengujian ini
selanjutnya digunakan dalam pengendalian mutu baja.

Sedangkan tujuan diadakannya pengujian kuat tarik baja beton bagi


mahasiswa sendiri adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa dapat menjelaskan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam uji


kuat tarik baja.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan instruksi kerja penyiapan sampel tulangan,
meliputi pemotongan, panjang, diameter, dan lain-lain.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menempel Strain Gauge baja.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah set-up benda uji.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengujian.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan interpretasi hasil pengujian.

Pengertian:

1. Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam konstruksi
beton bertulang.
2. Nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat benda
uji mengalami leleh pertama.
3. Nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja
pada saat benda uji putus.
4. Contoh baja beton adalah batang-batang beton yang panjangnya tertentu, yang
diambil dari tempat penyimpanan secara acak serta dianggap mewakili
sejumlah baja beton yang akan digunakan sebagai bahan struktur.
5. Benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan dimensi
tertentu, yang dibuat/diambil dari contoh-contoh baja beton.

Alat dan bahan:

1. Tulangan baja dengan syarat sesuai standar SNI:


a. Panjang 30 cm
b. Bagian tak terjepit adalah 10 cm
c. Permukaan halus, rata, bersih, dan tidak berkarat
2. Aplikasi TDS 7130
3. Data logger
4. Switching box
5. UTM
6. Kabel merah-hitam
7. Strength gauges
8. Perekat CN
9. Penggaris

Prosedur Pengujian:

1. Siapkan dan ukur dimensi benda uji (panjang dan diameter). Pastikan benda
uji memiliki permukaan halus, rata, bersih, dan tidak berkarat. (Jika
permukaannya tidak rata maka harus digosok terlebih dahulu dengan
menggunakan kertas gosok ataupun alat lainnya yang bisa membuat
permukaannya halus)
2. Tempelkan strenghth gauge pada benda uji dengan posisi sejajar tepat pada
lembar merah (pembaca) direkatkan dengan perekat CN. Posisi
pemasangannya harus sejajar terhadap beban atau gaya
3. Pasang benda uji pada mesin uji tarik dengan jarak antara jepit atas dan bawah
sejaun 10 cm
4. Hubungkan setiap kabel pada posisi yang benar.
5. Buka aplikasi TDS 7130 dan isi setap cell : Mane (load) – channel
(=ch(0)*koefisien skala Newton – Unit (kN) – format (perhitungan angka
setelah tanda koma)- Measure – Sensor. Nolkan initial measurement dan
gunakan optimal channel
6. Tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/s sampai benda uji
putus.
7. Ukur panjang akhir baja setelah putus.

Hasil dan Pembahasan

Tegangan yang digunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata


dari pengujian tarik. Tegangan tersebut diperoleh dengan:

P
s=
Ao

Keterangan:

s = Besarnya tegangan (kg/m2)

P = Beban yang diberikan (kg)

Ao= Luas penampang awal benda uji (mm2)

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan-regangan adalah regangan


linear rata-rata seperti pada:
L−Lo
e=
Lo

Keterangan:

e = besar regangan

L = Panjang benda uji setelah pengujian (cm)

Lo= Panjang benda uji (cm)

Pada tegangan dan regangan yang dihasilkan, dapat diketahui nilai modulus
elastisitas. Persamaannya dituliskan dalam:

σ
E=
e

Keterangan:

E = Besar modulus elastisitas

e = Regangan

σ = Tegangan

Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik adalah
kuat leleh dan kuat tarik. Kuat tarik adalah:

Pmax
Su=
Ao

Keterangan:

Su = Kuat tarik

Pmax= Beban maksimum

Ao= Luas penampang awal


Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik
adalah kuat leleh yang menunjukkan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi
plastis. Besarnya tegangan leleh dapat dirumuskan:


γs=
Ao

Keterangan:

γs = Besarnya tegangan leleh

Ao= Luas penampang awal benda uji

Pγ = besarnya beban di titik yield

P D Ao s Lo L1 E E Pmax Su Pγ γs
0.32 30.2
22.8
2.12 1.3 1.33 1.598 10 13.27 7 4.882 31.5 23.744 5
3
Titik putus

Titik Leleh
1 2

Mulai Strain
Hardening

0
Fase elastis

Fase dari grafik yang didapatkan berdasarkan hasil uji kuat tarik baja
tersebu diperoleh diagram tegangan baja struktur. Tampak bahwa hubungan
tegangan-regangan pada 0-A linear dan masih berada pada fase elastis yang dimana
pada keadaaan ini, apabila baja diberi tegangan maka baja dapat kembali ke
bentuknya semula dengan baik, sedangkan dari titik A terjadi titik batas elastis, dan
merupakan mulainya tegangan leleh. Pada saat leleh ini, baja masih memiliki
kekuatan. Hal ini berarti bahwa pada saat leleh, baja masih mampu menghasilkan
gaya perlawanan. Bentuk kurva yang datar menunjukkan tidak ada regangan sama
sekali sekalipun terjadi pertambahan regangan. Hal ini berakhir di titik B pada saat
terjadinya strain hardening. Kurva akan terus naik sampai tercapainya kuat tarik
maksimum kemudian akan mengalami fracture atau putus.
Lampiran
TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Pengujian Kuat Tarik Baja

KELOMPOK II
NABIL HAMDINI SANI D011171003
MASNIA D011171015
MUH. TAQWIR ALQADRI D011171023
GERALDY PERON RANTE SILOLO D011171305
M. NUR WAHYU YUSUF D011171309
ANDI SAFIRAH ANNISA D011171323
FADLI ASNUR FEBRIANTO D011171507
RICHARD KURNIA BUNGA D011171525

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDI

Anda mungkin juga menyukai