Perancah (Scaffolding)
PERANCAH (SCAFFOLDING)
2. Suspended Scaffolding
Yaitu platform kerja yang didukung oleh tali/sling.
3. Aerial Lifts
Platform kerja yang didukung oleh alat tertentu, tipe ini berbentuk seperti man
basket atau keranjang manusia.
6. Rapat
diatas 3 m. Kaki perancah ini antara satu dengan lainnya berjarak hingga
1,8 m dengan ketebalan papannya 3 cm.
2. Perancah Tiang
Perancah jenis ini digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m,
ketinggian perancah ini bisa dibuat sampai 10 m atau lebih, tergantung dari
kebutuhan. Adapun perancah jenis ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a.
Perancah Tiang dari Bambu
Perancah jenis ini biasa dipakai pada bangunan bertingkat maupun tidak
(lihat gambar 7). Adapun alasan penggunaan perancah ini adalah sebagai
berikut:
1) Bahan mudah didapatkan
2) Pemasangan perancah bambu ini mudah dibongkar dan dapat dipasang
kembali tanpa merusak bambu.
3) Bahan pengikatnya memakai ijuk yang mudah juga untuk didapatkan.
4) Lebih ekonomis dalam segi biaya.
3. Mobile Scaffolding
Scaffolding jenis ini pada bagian tiangnya dipasang roda, hal ini yang
membuat mobile scaffolding mudah untuk dipindahkan. Namun scaffolding
jenis ini mempunyai keterbatasan kekuatan dan ketinggian. Selain itu hanya
bisa digunakan pada permukaan yang rata dan datar.
4. Scaffolding Kayu/Bambu
Scaffolding jenis ini terbuat dari bahan kayu atau bambu. Jenis ini terbilang
tidak cukup kuat dan mudah patah. Meskipun terbilang sudah kuno, namun
jenis ini masih bisa ditemui dalam pemakaiannya. Untuk scaffolding dari kayu
dolken/ bulat (lihat gambar 11), biasanya digunakan kayu dengan diameter
610 cm.
Scaffolding jenis inilah yang dapat sering kita jumpai pemakaiannya dalam
pembangunan sebuah proyek.
b. Ladder Frame ini adalah bagian yang berada pada atas main frame, biasanya
digunakan untuk menyambung bagian main frame agar lebih tinggi. Bisa
dilihat pada gambar 14 dan 15 beserta ukurannya.
c. Cross Brace
Ini adalah bagian yang digubakan untuk menyambung antar main frame,
dengan dipasang secara menyilang.
d. U-Head
Ini digunakan sebagai ujung paling atas rangkaian, tepatnya diatas ladder
frame. Sesuai dengan namanya, U-head berbentuk U yang biasanya bagian
ini digunakan untuk menopang balok kayu.
f. Joint Pin
Bagian ini merupakan bagian penghubung antara rangka bagian bawah dan
g. Cat-Walk
Bagian ini digunakan sebagai pijakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
yang berada pada ketinggian.
h. Step/ Tangga
Seperti namanya, bagian ini difungsikan sebagai tangga untuk
mempermudah pekerja dalam menjangkai pekerjaan yang berada
diketinggian.
D. Platform
1. Platform Kerja
Platform atau lebih sering disebut sebagai lantai kerja harus dibangun dan
didirikan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Mempunyai permukaan
yang tahan slip
b. Tidak dapat diangkat dalam kondisi kerja
c. Rata, datar, dan bebas dari sambungan
d. Plank scaffold harus memenuhi AS1577 tentang “Scaffold Planks”.
e. Dimensi platform kerja harus:
1) Tugas ringan, lebar lantai kerja sedikitnya 450 mm.
2. Platform Akses
Dimensi harus memenuhi peraturan sebagai berikut:
a. Tidak kurang dari 675 mm untuk orang dan bahan.
b. Tidak kurang dari 450 mm untuk orang dan peralatan tangan saja.
Dalam pelaksanaannya jika pekerjaan acuan dan perancah ini tidak baik, maka
akan mendatangkan kerugian-kerugian seperti :
a) Perubahan dimensi.
Terjadinya perubahan ukurannya dari dimensi yang kita rencanakan
akibatnya jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan
memperkecil volumenya. Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan
membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal ini akan menghambat pekerjaan yang
lainnya. Oleh karena itu, dimensi suatu acuan dan perancah harus lah kuat
dan kokoh, tidak bocor.
b) Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana ,misalnya : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku,
akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau menambahkan pekerjaan
finishing lagi. Selain itu, jumlah bahan yang direncanakan tidak sesuai.
c) Penurunan mutu beton.
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan
air yang diikuti semen tadi keluar sehingga kekuatan beton tadi berkurang
F. Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu
berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari perencanaan pemakaian
bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan
untuk menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau berukuran 4
x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan.
Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan kemudian gelagar
bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga terhadap gelagar
bagian tengah
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;
G. Skur
Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk memperkokoh
atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada. Agar didapat suatu sistem
acuan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan, maka skur dipasang pada
dua posisi :
a) Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsi untuk
mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut akan
bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya
b) Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal, yang
mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal ( goyangan )
yang timbul pada tiang penyangga.
Skur horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya. Skur diagonal saja tidak mampu
menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang bisa
terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara skur horizontal dan diagonal akan
mempunyai kemampuan menopang gaya, karena terjadi kekompakan tiang dan
skur.
H. Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak. Landasan
yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton.
Landasan berfungsi sebagai:
1) Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung -ujung
tiang penyangga
2) Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang
akibat adanya gaya-gaya horizontal
3) Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang -tiang apabila
tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempa- tempat bergelombang.
I. Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan
diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang–tiang tersebut dapat
berdiri dengan tegak dan kokoh.
Perancah (scaffolding) dapat menjadi potensi bahaya besar di tempat kerja kita jika
kita tidak memeriksanya dengan benar. Pekerja di atas perancah dapat jatuh dari
ketinggian serta pekerja di bawah perancah pun dapat tertimpa perancah atau
material di perancah. Oleh karena itu, setiap perancah harus diperiksa sebelum
digunakan untuk pertama kali.
Secara legal, petugas yang berhak menyatakan suatu perancah aman atau tidak
adalah Petugas Perancah (scaffolder) yang telah memegang sertifikat Supervisor
Perancah dari Kemanekertrans. Hal itu seperti telah diatur dalam Surat Keputusan
Dirjen PPK No.20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan Ketetapan Keempat:
“Setiap tenaga kerja yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan pembongkaran perancah harus
memenuhi syarat kompetensi K3 Perancah.”
Banyak aspek yang harus diperiksa untuk memastikan perancah aman. Meskipun
demikian, ada 10 langkah memeriksa perancah secara visual:
Izin kerja yang lengkap. Izin kerja biasanya meliputi Job Safety Analysis,
Sertifikat Scaffolder, dan izin pembuatan perancah. Izin tersebut harus
dilengkapi sebelum pembuatan perancah
Lihat perbandingan bay dan lift (baca: Mengenali Nama Bagian dari Perancah).
Perbandingan yang aman adalah 1 bay:3 lift. Perancah dapat dipasang
outrigger/support untuk memperkuat ikatan antara lift dengan bay di bawah.
Periksa landasan pijak perancah dan bagian baseplate serta soleplate dari
perancah. Pastikan bagian tersebut tidak retak ataupun karatan. Jika
menggunakan scaffolding beroda, pastikan roda sudah terkunci
Periksa bagian standard dari perancah, pastikan sudah lurus, tidak berkarat dan
kuat. Anda dapat menggunakan waterpass untuk mengukur lurus atau tidaknya
bagian standard. Untuk mengukur kekuatan, biasanya bisa dengan dipukul
dengan kunci/tang/raset. Apabila berbunyi nyaring, tandanya sudah kuat
karena tidak ada celah udara yang menghalangi suara.
Tangga harus dipasang untuk dapat mengakses tingkatan yang lebih tinggi.
Tidak diperkenankan untuk naik melalui pipa perancah.
Periksa semua bagian dari perancah, pastikan tidak karatan atau rusak.
Periksa semua ikatan perancah (clamp),pastikan sudah terhubung dengan kuat.
Pastikan tempat angkur body harness minimum setinggi pinggang, tidak
diperkenankan untuk mengangkur body harness setinggi kaki. Oleh karena itu,
penting untuk memasang mid rail dan top rail di tingkat paling atas dari
perancah
Pastikan semua resiko jatuh telah dikendalikan dengan memasang railing-railing
yang diperlukan
Setelah yakin aman, beri scafftag hijau yang dipasang di dekat akses tangga
perancah.
3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak maka
frame lapis pertama tidak dibongkar.