Anda di halaman 1dari 9

METODE PERKUATAN KOLOM DI GEDUNG FMIPA

FKM DAN PWK

Disusun Oleh :
TAUFIK HIDAYAT
F111 20 274

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2023
1. Definisi Terkait Metode Perkuatan Kolom
Metode perkuatan kolom adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperkuat atau
meningkatkan kekuatan dan keandalan kolom bangunan yang mengalami kerusakan atau
penurunan kapasitas struktural. Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan material
atau struktur tambahan pada kolom yang sudah ada.

Perkuatan Kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang
memikul beban dari balok. Karena kolom merupakan komponen tekan, maka keruntuhan
pada satu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan collapse (runtuh) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh batas total (ultimite total collapse) seluruh strukturnya.
Oleh karena itu, dalam merencanakan kolom perlu memberikan kekuatan cadangan yang
lebih tinggi dari pada yang dilakukan pada balok dan elemen struktural horizontal lainnya,
terlebih lagi karena keruntuhan tekan tidak memberikan peringatan awal yang cukup jelas.
Kolom bersengkang merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena murahnya harga
pembuatannya.
Triwiyono (2000) menyatakan bahwa perbaikan atau perkuatan struktur atau elemen-
elemen struktur diperlukan apabila terjadi degradasi bahan yang berakibat tidak terpenuhi
lagi persyaratan-persyaratan yang bersifat teknik yaitu: kekuatan (strength), kekakuan
(stiffness), stabilitas (stability) dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan (durability). Ada
dua jenis perbaikan yang dapat dilakukan dalam pekerjaan retrofitting yaitu repairing dan
strengthening. Istilah repairing diterapkan pada bangunan yang sudah rusak, dimana telah
terjadi penurunan kekuatan, untuk dikembalikan seperti semula. Sedangkan strengthening
adalah suatu tindakan modifikasi struktur, mungkin belum terjadi kerusakan, dengan tujuan
untuk menaikkan kekuatan atau kemampuan bangunan untuk memikul beban-beban yang
lebih besar akibat perubahan fungsi bangunan dan stabilitas.
Concrete Jacketing Concrete jacketing adalah suatu sistem perkuatan atau perbaikan beton
dengan cara menyelimuti beton yang telah ada dengan beton tambahan. Dalam melakukan
perkuatan dengan concrete jacketing biasanya digunakan bahan micro concrete yang sifatnya
dapat memadat sendiri tanpa bantuan vibrator (self compaction) dimana micro concrete
adalah suatu campuran beton dengan ukuran butiran agregat yang kecil (< 0,25 mm), agregat
yang digunakan sebagai campuran dalam micro concrete ini biasanya adalah pasir silika yang
mempunyai gradasi yang heterogen. Teknik perkuatan struktur ini digunakan pada kolom
bangunan yang bertujuan untuk memperbesar penampang kolom, maka penampang kolom
menjadi besar dari pada sebelumnya sehingga kekuatan geser beton menjadi meningkat. Agar
perkuatan concrete jacketing ini dapat bekerja secara maksimal, maka ada beberapa
spesifikasi minimum yang harus dipenuhi. Menurut dokumen CED 39 (7428), spesifikasi
minimum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Mutu beton pembungkus yang harus lebih besar atau sama dari mutu beton existing
2. Untuk kolom yang tulangan longitudinal tambahan tidak dibutuhkan, minimum harus
diberikan tulangan 12 mm di keempat ujungnya dengan sengkang d8 mm.
3. Minimum tebal jacketing 100 mm
4. Diameter tulangan sengkang minimum d8 mm tidak boleh kurang 1/3 diameter tulangan
longitudinal.
5. Jarak maksimal tulangan sengkang pada daerah ¼ bentang adalah 100 mm, dan jarak
vertikal antar tulangan sengkang tidak boleh melebihi 100 mm.
GEDUNG FMIPA

Metode yang digunakan pada gedung fmipa adalah metode strengthening adalah suatu
tindakan modifikasi struktur, mungkin belum terjadi kerusakan, dengan tujuan untuk
menaikkan kekuatan atau kemampuan bangunan untuk memikul beban-beban yang lebih
besar akibat perubahan fungsi bangunan dan stabilitas.

Gambar 1. Prkuatan kolom di Fmipa

Gambar Kerja
GEDUNG PWK
SHEARWALL AND BRACING
Metode perkuatan konvensional terdiri dari penambahan elemen struktur baru dan
memperbesar dimensi elemen struktur. Penambahan dinding geser dan bracing merupakan
metode perkuatan yang paling banyak digunakan, karena kedua metode tersebut lebih efektif
dan biayanya lebih ringan dibandingkan pembesaran dimensi kolom dan balok (IST Group,
2004).
Penambahan bracing efektif menghalau geser lateral, sementara lateral force murni diatasi
dengan dinding kaku, sering ditemui pada bagian core dari bangunan. Penambahan bracing
baja diagonal pada struktur rangka kaku eksisting merupakan salah satu metode untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan sistem struktur. Bracing baja dapat ditambahkan tanpa
meningkatkan berat struktur secara signifikan. bracing yang umum digunakan adalah tipe
bracing konsentrik, karena bracing eksentrik mahal dan sulit dalam pelaksanaannya karena
menggunakan mekanisme.
Perancangan shear wall dengan penempatannya yang tepat akan memberikan suatu sistim
penahan gaya lateral yang efisien. Penerapan shear wall menjadi suatu alternatif untuk
gedung bertingkat yang kurang dari 20 lantai. Sementara itu untuk gedung yang terdiri dari
20 lantai atau lebih struktur dinding geser ini sudah menjadi suatu keharusan dilihat dari segi
keefektifannya sebagai pengendali defleksi (lendutan) akibat adanya beban yang
bekerja. Karakteristik perancangan dinding geser yang efektif harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:

1. Pembangunan dinding geser sebaiknya menerus ke atas (tidak berseling)


2. Balok keliling dan balok pondasi sebaiknya diperkuat sehingga mampu mendukung
kekuatan dinding geser
3. Jika perencanaan dinding geser atas dan bawah tidak menerus (berseling), maka beban
atau gaya horizontal yang ditahan oleh dinding harus disalurkan melalui lantai.
 Jenis-jenis Shear Wall

1. Berbagai sistem shear wall dewasa ini memiliki banyak variasi, dari yang terdahulu
yang menggunakan material beton hingga kini yang sedang berkembang dan banyak
diminati yaitu dinding geser yang terbuat dari pelat baja.
2. Bentuk profil struktur pelat baja yang tipis dan lebih ramping dibandingkan material
beton merupakan salah satu keunggulan yang menjadi alasan mengapa memilih
struktur baja sebagai material dinding geser. Namun, perkembangan shear wall
dengan menggunakan pelat baja itu hanya di luar negeri saja, di Indonesia masih
sangat sedikit yang mengaplikasikan struktur pelat baja unttuk sistem shear wall
seperti ini.
 Pada prakteknya dinding geser dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis yang
banyak digunakan, yaitu: Pada gedung PWK di UNIVERSITAS TADULAKO
menggunakan tipe dinding geser kantilever.
1. Dinding geser kantilever (free standing shear wall).

Free standing shear wall merupakan jenis dinding geser tanpa dilengkapi
lubang-lubang sehingga membawa pengaruh penting terhadap kekakuan dan
kekuatan dari struktur gedung yang bersangkutan. Terdapat dua jenis dinding geser
kantilever, yaitu:
 Dinding geser kantilever daktail;
 Dinding geser katilever dengan daktilitas terbatas.
Gambar 2. Sheear wall di gedung PWK Untad

Gambar Kerja
GEDUNG FKM

Pada Gedung FKM Universitas Tadulako untuk perkuatan kolom yang digunakan
menggunakan baja di tiap sisi kolom. Profil baja yang digunakan tipe H beam, jenis
baja ini kerap dipakai sebagai balok, tiang pancang, top bottom, katilever kanopi dan
composite beam. Profil ini bisa digunakan sebagai struktur kolom.
Untuk kelebihannya sendiri:
1. Penggunaan material baja memungkinkan proses pengerjaan menjadi cepat
2. Masuk dalam kategori fleksibilitas yang baik

Gambar 3 Kolom Gedung FKM dengan perkuatan baja

Gambar kerja

Anda mungkin juga menyukai