Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

STRUKTUR BETON 2

NAMA : YULI DWI PANGESTU

NIM : 121130027

PRODI : TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

(ITI)

Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 15320 Telp/Fax (62)0217561102


A. Sambungan Kolom Pada Bangunan

Kolom didefinisikan sebagai batang vertikal yang berfungsi menahan beban dari balok
dan diteruskan hingga menuju pondasi. Kolom adalah komponen yang sangat penting bagi
bangunan karena menompang seluruh komponen diatasnya. Untuk merencanakan
kekuatannya diperlukan pemahaman terhadap batas dari kemampuan kolom, karena
kegagalan kolom akan mempengaruhi seluruh struktur bangunan. Kolom yang biasa
digunakan dalam konstruksi dewasa ini merupakan kolom dengan konstruksi beton bertulang.
Beton bertulang merupakan beton yang dipadu dengan baja tulangan longitudinal dan
menggunakan ikatan baja sengkang. Dalam pelaksanaanya panjang baja tulangan terbatas
karena merupakan produksi pabrik. Untuk itu penulangan kolom harus dilakukan proses
penyambungan, dalam penyambungan tersebut panjang tulangan diberikan lewatan sepanjang
rencana.
Salah satu cara agar bangunan dapat tetap kokoh atau tidak runtuh ketika terjadi gempa
besar yaitu dengan melalui pembentukan sendi plastis yang sebanyaknya sebelum bangunan
mengalami keruntuhan. Hal ini merupakan salah satu filosofi dalam mendesain bangunan
terhadap beban gempa dimana bangunan diizinkan untuk mengalami kerusakan berat melalui
terbentuknya sendi plastis yang tersebar cukup banyak di sepanjang bangunan tetapi tidak
diharapkan untuk runtuh pada batas beban gempa yang ditentukan. Salah satu penyebab
kerusakan gempa yang parah dengan kondisi detail yang buruk pada bangunan struktur beton
bertulang yang sering ditemukan pasca gempa adalah terjadinya kegagalan pada daerah
dilakukannya sambungan lewatan (lap splice) khususnya yang dilakukan pada daerah sendi
plastis seperti pada daerah ujung kolom tepat di atas pelat lantai yang merupakan tempat yang
paling berpotensi terjadinya sendi plastis pada saat beban gempa bekerja karena memiliki
tingkat momen yang cukup besar seperti gambar dibawah ini.

Hal ini mengakibatkan bagian pada ujung kolom menjadi daerah yang paling
berpotensi untuk terjadi deformasi plastis. Oleh sebab itu, pada daerah ini harus direncanakan
sebaik-baiknya sehingga memungkinkan kolom untuk dapat mengalami deformasi plastis
yang cukup besar sebelum kolom tersebut mengalami kegagalan, atau di usahakan sebisa
mungkin agar tidak melakukan penyambungan di daerah ujung kolom tepat di atas plat lantai,
karena Bangunan yang menggunakan sambungan lewatan pada daerah sendi plastis kolom
memiliki daktilitas yang lebih rendah sehingga menyebabkan perpindahan lateral yang lebih
kecil hingga terjadi penurunan kekuatan struktur bangunan yang siknifikan. Penyambungan
pada bagian tengah kolom akan memberikan kinerja yang lebih baik, karena posisi
penyambungan (Lap splices) berada pada daerah titik balik momen seperti gambar dibawah
ini:

B. Sambungan Balok Pada Bangunan

Panjang baja tulangan yang ada di pasaran biasanya 12m ditekuk menjadi 2. Struktur
beton bertulang yang akan kita cor tentunya memiliki ukuran yang bervariasi sehingga
panjang tulangan pun tidak bisa sama, dan penyambungan tulangan pasti diperlukan. Tetapi
penyambungan tulangan harus memperhatikan dimana kita sebaiknya menyambung dan
berapa panjang penyambungannya agar struktur sesuai dengan yang kita harapkan. Pada
intinya penyambungan tulangan diupayakan diletakkan di daerah yang memiliki tegangan
tarik yang lebih rendah, contoh seperti gambar dibawah ini.
Gambar perletakan sambungan tulangan balok

Untuk penyambungan tulangan balok, penyambungan tulangan longitudinal bawah


dilakukan didekat daerah kolom penyangga atau biasa disebut daerah tumpuan, sedangkan
untuk tulangan longitudinal atas dilakukan di tengah bentang balok atau biasa disebut daerah
lapangan. Seperti gambar di atas kita ketahui bahwa untuk daerah longitudinal sambungan
tulangan bawah berada di posisi daerah yang mengalami kuat tarik yang lebih rendah, begitu
juga dengan sambungan longitudinal tulangan atas.
Khusus untuk detail tahan gempa, penyambungan tulangan atas dan bawah dilakukan
di daerah sejarak 2 x tinggi balok dari muka kolom, karena gaya gempa bersifat bolak-balik.
Guna menjamin keberhasilan struktur beton bertulang maka lekatan batang tulangan baja
dengan beton yang mengelilinginya harus berlangsung sempurna tanpa terjadi penggelinciran
atau pergeseran. Pada waktu struktur beton bertulang bekerja menahan beban akan timbul
tegangan lekat yang berupa shear interlock pada permukaan singgung antara batang tulangan
baja dengan beton.

Tegangan lekat yang timbul akan setara dengan variasi perubahan nilai beban yang
ditahan sepanjang struktur.

Ragam bentuk tegangan lekat dipengaruhi oleh terjadinya retak diagonal dan retak
lentur

Hasil pengukuran menunjukkan nilai tegangan lekat cukup tinggi di tempat tepat
bersebelahan dengan retak-retak tersebut.

Diperlukan persyaratan tertentu untuk mengantisipasi tegangan lekat lentur tinggi


pada tempat rawan dimana terjadi perubahan gaya tarik mendadak sepanjang bentang.
Tegangan lekat tinggi pada batas tertentu mengakibatkan penggelinciran lokal dan bila
terus meningkat maka akan mengakibatkan bukaan retak lebih lebar shingga akan
mengakibatkan terjadinya defleksi (lendutan). Penggelinciran tulangan baja terhadap beton
tidak akan mengakibatkan keruntuhan strukur apabila ujung-ujung struktur tetap kokoh
terjangkar.
Guna menjamin tercapainya lekatan kuat adalah dengan memperhitungkan efek penambatan
atau penjangkaran ujung-ujung batang tulangan baja di dalam beton.

Penambatan atau penjangkaran ujung batang tulangan baja akan berlangsung dengan
baik apabila batang tulangan baja tertanam kokoh di dalam beton pada jarak
kedalaman tertentu yang disebut panjang penyaluran tulangan baja (d )

Apabila karena terbatasnya tempat atau penempatan baja tulangan untuk memasang
panjang penyaluran, maka dapat dibuat penambatan khusus seperti kait atau
bengkokkan.

Anda mungkin juga menyukai