Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN

TUGAS DESAIN PONDASI

DOSEN PEMBIMBING :
EKSI WIDYANANTO, M.Eng

DISUSUN OLEH :

1. ABDUL AZIZIT TAQIYYUDDIN (182510059)


2. DICKI KHUKUH WIDHIYATMOKO (182510060)
3. ADIB ALFIKRI (182510062)
4. NEFIKA AYUNINGTIAS (182510063)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Alamat : Jl. K.H.A Dahlan 3 Telepon / Fax. (0275) 321494 Purworejo 54111

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS DESAIN PONDASI
Kelompok 11 :
1. Abdul Azizit Taqiyyuddin (182510059)
2. Dicky Khukuh W (182510060)
3. Adib Alfikri (182510062)
4. Nefika Ayuningtias (182510063)

Tugas Desain Pondasi ini telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :
Tempat :

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Eksi Widyananto, M.Eng


NIDN : 0611106701
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah serta inayah-Nya Laporan Tugas Desain Pondasi dapat terselesaikan
tanpa halangan apapun.
Tugas merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang kreatifitas mahasiswa
dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan. Selain itu, juga tugas
sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh bekal berupa pengalaman yang sangat
berguna dikemudian hari.
Tugas ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak, oleh karena
itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak H. Agung Setiawan, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
2. Bapak Eksi Widyananto , M.Eng., selaku dosen mata kuliah Tugas Desain Pondasi.
3. Seorang yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang kepada penyusun.
4. Kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara fisik maupun moral.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Desain Pondasi ini tentulah masih jauh dari
kesempurnaan dan adanya kekurangan maupun kesalahan, oleh karena itu penyusun
memohon kritik dan saran yang bersifat membangun.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga dapat diterima sebagaimana dengan
ketentuan yang telah disyaratkan.

Purworejo, Desember 2020

Penyusun
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Alamat : Jl. K.H.A Dahlan 3 Telepon / Fax. (0275) 321494 Purworejo 54111

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS DESAIN PONDASI
Kelompok 11 :
1. Abdul Azizit Taqiyyuddin (182510059)
2. Dicky Khukuh W (182510060)
3. Adib Alfikri (182510062)
4. Nefika Ayuningtias (182510063)

No Tanggal Keterangan Paraf

Kelompok 11B
Kelompok 11B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Alamat : Jl. K.H.A Dahlan 3 Telepon / Fax. (0275) 321494 Purworejo 54111

TUGAS DESAIN PONDASI

Kelompok :

182510059 - Abdul Azizit Taqiyyuddin


182510060 - Dicki Khukuh Widhiyatmoko
11 EDBDCDEDBCDCD
182510062 - Adib Alfikri
182510063 - Nefika Ayuningtias

Rancanglah fondasi tiang untuk gedung dgn ketentuan sbb:


B C D E
Tinggi kolom (m) 3,75 4 4,25 4,5
Jumlah Lantai di atas lantai dasar 4 4 4 4
Jarak kolom Timur Barat (m) 5,5 6 6,5 7
Jarak Kolom Utara Selatan (m) 5 6 7 8
Dimensi kolom perkiraan (cm) 50/50 50/50 55/55 55/55
Dimensi balok perkiraan (cm) 25/60 25/60 30/60 30/60
Tebal plat lantai (cm) 12 13 14 15
Jumlah Kolom arah Timur Barat 6 5 6 5
Jumlah Kolom arah Utara Selatan 4 5 4 6
Kuat tekan beton fc' (MPa) 20 22,5 25 27,5
Tegangan leleh baja fy (MPa) 320 320 400 400
Kota Pekalongan Purworejo Sukoharjo Semarang
Fungsi Gedung Sekolah Kantor Rumah Sakit G. Pertemuan

Note:
Beban Plesteran Keramik 20 kN/m3
Beban Mekanikal dan Elektrikal 0,2 kN/m2
SRPMM (Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah) diambil R = 5
Data Uji Sondir diambil dari buku Hanggoro TCA, UNNES 2006

Kelompok 11B
Uji Standart Penetration Test (SPT) sbb:

Purworejo
Kedalaman (m) Diskripsi Tanah N
0
lempung
1
2
3 17
4
5
pasir
6 19
7
8
9 30
10
11 lempung coklat
12 32

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

BAB 1
LANDASAN TEORI
A. Umum
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pembangunan apabila tanah yang
berada di bawah dasar bangunan tidak memiliki daya dukung (bearing capacity) yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan beban-beban yang bekerja padanya (Sardjono,
1998). Atau apabila tanah keras yang bekerja padanya berada sangat dalam, dengan
kedalaman > 8 m (Bowles, 1993)
Pondasi tiang pancang pada umumnya di pancang tegak lurus kedalam tanah
sampai pada kedalaman tertentu untuk mencapi kuat dukung yang diinginkan dan
dianggap telah mampu memikul beban yang bekerja diatasnya sehingga jika terjadi
penurunan masih dalam batas-batas yang diizinkan. Fungsi dari tiang pancang adalah
sebagai transfer beban dari struktur atas dan meneruskannya kelapisan tanah keras yang
letaknya sangat dalam.

B. Tanah
Tanah adalah sebagai dasar pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari
bangunan itu sendiri. Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiiri dari agregat
(butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersemenisasi (terikat secara kimia) satu sama
lainnya dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat
tersebut (Das, 1998)
Pada umumnya semua bangunan dibuat diatas dan dibawah permukaan tanah,
maka diperlukan suatu sistem pondasi yang akan menyalurkan beban dari bangunan ke
tanah. Untuk menentukan dan mengklasifikasikan tanah diperlukan suatu pengamatan
dilapangan. Tetapi jika hanya mengandalkan pengamatan dilapangan, maka akan terjadi
kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan pengamatan yang dilakukan oleh
perorangan.
Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu secara
sepintas dibagi dalam tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus berdasarkan suatu
hasil analisa mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus diadakan
berdasarkan percobaan konsistensi (Sosrodarsono dan Nakazawa, 1990).

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
C. Macam-macam Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari bangunan yang bertugas meletakkan bangunan
dan meneruskan beban bangunan atas kedalam tanah yang cukup kuat mendukungnya
(Hrdiyatmo, 2002).
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung, seperti :
a. Pondasi memanjang
Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung dinding
memanjang atau sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai
pondasi telapak sisinya akan berimpit satu sama lain (Gambar 1.1a)
b. Pondasi telapak
Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom
(Gambar 1.1b)
c. Pondasi rakit (raft foundation)
Pondasi rakit yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang
terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya
sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak, sisi-
sisinya berimpit satu sama lain (Gambar 1.1c)
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau
batuan yang terletak relatif jauh dari permukaan (Hardiyatmo, 2002). Macam-macam
tipe pondasi dalam, seperti :
a. Pondasi sumuran atau kaison (pier foundation/caisson)
Pondasi sumuran yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang (Gambar 1.1d), digunakan bila tanah keras relatif
dalam. Peck, dkk (1953) membedakan pondas sumuran dengan pondasi dangkal
dari nilai kedalamannya ( ) dibagi lebarnya (B). Untuk pondasi sumuran
4, sedangkan untuk pondasi dangkal 1.
b. Pondasi tiang (pile foundation)
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung beban yang bekerja dan tanah keras terletak sangat dalam.
Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibandingkan
dengan pondasi sumuran (Gambar 1.1e).

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

dinding kolom

Pondasi telapak
Pondasi memanjang

(a ) (b )
kolom

rakit
Pondasi rakit
(c )
Pilar
jembatan kolom

Pondasi tiang tiang

Pondasi sumuran (e )
(d )

Gambar 1.1. Macam-macam tipe pondasi (Hardiyatmo, 1985)

D. Pondasi Tiang Pancang


Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara
pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan
menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan
tiang pancang komposit (kayu – beton dan baja – beton) (Sardjono, 1991).
1. Kategori Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang dapat dikategorikan dalam tiga kategori (Hardiyatmo, 2010) sebagai
berikut:
a. Tiang perpindahan besar (large displacement pile), yakni tiang pejal atau
berlubang dengan ujung tertutup yang dipancang kedalam tanah.
b. Tiang perpindahan kecil (small displacement pile) adalah volume tanah yang
dipindahkan saat pemancangan relatif kecil.
c. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile) terdiri dari tiang yang dipasang
didalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang
tanpa perpindahan ini adalah tiang bor, yaitu tiang yang pengecorannya langsung
didalam lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan dalam lubang dan
dicor beton)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
2. Klasifikasi Tiang Berdasarkan Metode Pelaksanaan
Klasifikasi tiang yang didasarkan pada metode pelaksanaannya (Hardiyatmo, 2010) di
bagi tiga yaitu :
a. Tiang pancang (driven pile), tiang dipasang dengan cara membuat bahan
berbentuk bulat atau bujur sangkar memanjang yang dicetak lebih dulu dan
kemudian dipancang atau ditekan kedalam tanah.
b. Tiang bor (drilled shaft), tiang dipasang dengan cara mengebor tanah lebih dulu
sampai kedalaman tertentu, kemudian tulangan baja dimasukkan dalam lubang
bor dan kemudian diisi/ dicor dengan beton.
c. Kaison (caisson), suatu bentuk kotak atau silinder telah dicetak lebih dulu,
dimasukkan kedalam tanah, pada kedalaman tertentu kemudian diisi beton.
Kadang – kadang kaison juga disebut tiang bor yang berdiameter/ lebar besar,
sehingga kadang–kadang membingungkan dalam penyebutan.
3. Jenis Pondasi Tiang Menurut Cara Pemindahan Beban
Menurut cara pemindahan beban, tiang pancang (Hardiyatmo, 2002) dibagi dua yaitu :
a. Point bearing pile (and bearing pile) atau tiang pancang dengan tahanan ujung.
Tiang ini meneruskan beban melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras yang
mampu memikul beban yang diterima oleh tiang tersebut. Lapisan tanah keras itu
dapat berupa lempung keras sampai pada batu – batuan yang sangat keras.
b. Friction pile (tiang pancang yang bertahan dengan pelekatan antara tiang dengan
tanah) dibagi dua :
- Friction pile pada tanah dengan butiran – butiran tanah kasar dan sangat
mudah melewati air. Tiang ini meneruskan beban ketanah melalui geseran
kulit (skinfriction). Proses pemancangan tiang – tiang ini dilalukan dalam satu
group (kelompok), menyebabkan tanah diantara tiang menjadi padat karena itu
di kategorikan “compaction pile”.
- Friction pile pada tanah dengan butiran – butiran tanah halus dan sangat sulit
melewati air. Tiang ini juga meneruskan beban ke tanah melalui (skin
friction). Akan tetapi pada proses pemasangan tiang – tiang ini tidak
menyebabkan tanah diantara tiang menjadi padat, karena itu tiang – tiang ini
termasuk dalam kategori “floating pile foundation”.
4. Jenis Pondasi Tiang Menurut Bahan yang Digunakan
Menurut bahan yang digunakan tiang pancangdibagi enam (Hardiyatmo,2010) yaitu :

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
1. Tiang kayu
Tiang kayu adalah tiang yang dibuat dari kayu, umumnya berdiameter
antara 10 – 25 cm. Tiang kayu cerucukyang banyak dipakai di Indonesia untuk
perbaikan kapasitas dukung tanah lunak berdiameter antara 8 – 10 cm dan panjang
4 meter. Tiang pancang kayu lebih murah dan mudah penggunaanya dari pada
tiang jenis lainnya.
Permukaan tiang dapat dilindungi ataupun tidak, dapat tergantung dari
kondisi tanah. Tiang kayu ini mengalami pembusukan atau rusak akibat dimakan
serangga dan lama – kelamaan akanmengalami pelapukan.Untuk menghindari
terjadinya kerusakan pada tiang kayu terutama pada waktu pemancangan maka
ujung tiang dilindungi dengan sepatu dari besi.Beban maksimum yang dapat
dipikul oleh tiang kayu tunggal dapat mencapai 270 – 300 kN.
2. Tiang beton pracetak
Tiang beton pracetak yaitu tiang yang terbuat dari beton yang dicetak
disuatu tempat dan diangkut ke lokasi rencana bangunan. Tiang beton pada
umumnya berbentuk prisma atau bulat dan ukuran diameternya yang biasa dipakai
untuk tiang yang tidak berlubang diantara 20 – 60 cm. Sedangkan untuk tiang yang
berlubang diameternya dapat mencapai 140 cm dan panjang tiang beton pracetak
biasanya berkisar anta 20 – 40 meter untuk yang tidak berlubang. Untuk tiang yang
tidak berlubang bisa mencapai 60 meter. Beban maksimum yang dapat dipikul
untuk tiang ukuran kecil berkisar antar 300 – 800 kN.
Keuntungan pemakaian tiang pancang pracetak antara lain :
- Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.
- Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
- Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam.
- Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granular.
Kerugian pemakaian tiang pancang pracetak antara lain :
- Penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan
dapat menimbulkan masalah.
- Kepala tiang kadang – kadang pecah akibat pemancangan.
- Pemancangan akan sulit bila diameter tiang terlalu besar.
- Banyaknya tulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada waktu
pemancangan dan pengangkutan tiang.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
- Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran dan deformasi tanah yang
dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.
Nilai – nilai beban maksimum tiang beton pracetak pada umumnya ditinjau dari
segi kekuatan bahan tiangnya dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Nilai – nilai tipikal beban izin tiang beton pracetak (Hardiyatmo, 2010)

Diameter Tiang (cm) Beban Maksimum (kN)


300 – 700
30
350 – 850
35
450 – 1200
40
500 – 1400
45
700 – 1750
50
800 – 2500
60

3. Tiang beton cetak ditempat


Tiang beton cetak ditempat terdiri dari dua tipe yaitu :
1. Tiang yang berselubung pipa
Pada tiang yang berselubung pipa, pipa baja dipancang lebih dulu kedalam
tanah kemudian kedalam lubang dimasukkan adukan beton dan pipa tetap
tinggal didalam tanah.
2. Tiang yang tidak berselubung pipa
Pada tiang yang tidak berselubung pipa, pipa baja yang berlubang dipancang
terlebih dahulu kedalam tanah, kemudian kedalam lubangnya dimasukkan
beton dan pipa ditarik keluar sesudah atau ketika pengecoran.
Tiang bor dipasang kedalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu,
baru kemudian dimasukkan tulangan yang telah dirangkai dan cor beton. Tiang ini
bila dipakai pada tanah stabil dan kaku maka dimungkinkan untuk membentuk
lubang bor yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air pipa selubung
dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik pada waktu
pengecoran beton.Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat
dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang.
4. Tiang Baja Profil

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Tiang baja propil termasuk tiang pancang dengan bahan yang dibuat dari
baja profil.Tiang ini mudah penanganannya dan dapat mendukung beban pukulan
yang besar pada waktu dipancang pada lapisan yang keras. Tiang baja profil
berbentuk profil H, empat persegi panjang, segi enam dan lain – lainnya.
5. Tiang Komposit
Beberapa kombinasi bahan tiang pancang atau tiang bor dengan tiang
pancang dapat digunakan untuk mengatasi masalah – masalah pada kondisi tanah
tertentu.Problem pembusukan tiang kayu diatas muka air tanah misalnya, dapat
diatasi dengan memancang tiang komposit yang terdiri dari tiang beton dibagian
atas yang disambung dengan tiang kayu dibagian bawah zona muka air tanah.
5. Jenis Pondasi Tiang Menurut Bahan yang Digunakan
Tiang pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi tiga macam
(Sardjono, 1991) yaitu :
a. Precast reinforced concreate pile
Precast reinforced concreate pile adalah tiang pancang beton bertulang
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting) yang telah cukup keras lalu
diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton kecil dan praktis
dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri beton besar maka tiang
pancang beton ini harus di beri tulangan yang cukup kuat agar pada saat
pengangkatan dan pemancangan mampu memikul momen lentur.
Pada jenis tiang pancang beton ini dapat memikul beban lebih besar dari
pada 50 ton untuk masing – masing tiang, sedangkan penampangnya dapat berupa
lingkaran, segi empat, dan segi delapan.

Gambar 1.2. Tiang Pancang Beton Precast Pile (Bowles, 1991)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
b. Frecast presstressed concreate pile
Frecast presstressed concreate pile adalah tiang pancang yang dalam
pelaksanaannya percetakannya sama seperti pembuatan beton presstres, yaitu
menarik besi tulangannya ketika dicor dan dilepaskan setelah mengeras. Untuk
jenis tiang pancang ini biasanya dibuat di pabrik khusus, mengenai ukuran tiang
pancang dapat dipesan langsung sesuai dengan yang diperlukan.

Gambar 1.3. Tiang pancang frecast presstressed concreate pile (Bowles, 1991)
c. Cast In Place
Cast in Place adalah tiang pancang yang dicor ditempat dengan jalan
membuat lubang ditanah terlebih dengan cara pengeboran. Pada Cast in place
dapat dibedakan dengan dua cara yaitu :
1. Dengan pipa baja yang dipancang kedalam tanah kemudian diisi dengan
beton dan di tumbuk sambil pipa baja ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang dipancang kedalam tanah kemudian diisi dengan
beton sedangkan pipa baja tersebut tetap tinggal didalam tanah.

Gambar 1.4. Tiang pancang cast in place (Bowles, 1991)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
6. Metode Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang
1) Pekerjaan Persiapan
a. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat
tiang tersebut dicor. Titik – titik angkat yang tercantum pada gambar harus
dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah
perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
b. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan
hati – hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak
diinginkan.
c. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana
pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah
pukulan terakhir (final set).
d. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver
alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.
e. Tentukan titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan patok.
f. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang
berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan
level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
Proses penyambungan tiang :
- Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.
- Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi – sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit
dan menempel menjadi satu.
- Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat.
- Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
g. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan
pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai
kedalaman tanah keras yang ditentukan.
h. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
i. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
2) Proses Pengangkutan
a. Pengangkatan tiang untuk disusun dengan dua tumpuan
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat
penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik
angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus
diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan
momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang
sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton
adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa
kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Gambar 1.5.

Kabel baja pengangkat

Titik angkat (Garis Rantal )


Bantalan
Kepala Tiang

1 3 1
5 L 5 L 5 L

Gambar 1.5. Pengangkatan tiang dengan dua tumpuan


b. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah
siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik
pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama
dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang
dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah
diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang
sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Kepala tiang
Kabel baja pengangkat

Ujung tiang
1
3 L

2
3 L

(+ )

Gambar lintang
D=0 (- )

(+ )

(- )

Gambar Momen

(+ )

Momen Max

Gambar 1.6. Pengangkatan tiang dengan satu tumpuan


3. Proses Pemancangan
a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada
patok titik pancang yang telah ditentukan.
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
c. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan.
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul
vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan
center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama
pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
f. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara
kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
7. Prinsip dan Aplikasi Pondasi Tiang
Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur atas untuk kondisi-kondisi
sebagai berikut :

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

a. Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung


struktur atas.Dalam hal ini pondasi tiang diperlukan untukmeneruskan beban
kedalam lapisan tanah keras (bedrock). Jika pondasi tiangtidak mencapai tanah
keras, maka beban struktur atas akan ditahan oleh friksi antara tiang dan tanah.

b. Jika pondasi harus menahan beban horizontal. Pondasi dalam dapat menahan
momen dan vertikal secara bersamaan. Contohnya adalah pondasi untuk gedung
tinggi, jembatan,dermaga dsb.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
c. Pada tanah yang ekspansif. Tanah yang ekspansif dapat mengalami pengembangan
(swelling) dan penyusutan (shrinkage) tergantung kepada kondisi kadar airnya.
d. Pondasi harus menahan uplift forces. Hal ini misalnya terjadi pada basement
dengan muka air tanah yang tinggi.
e. Adanya erosi tanah pada abutment dan pier jembatan.

f. Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. Pondasi tiang dapat digunakan
sebagai perkuatan lereng atau sekaligus sebagai pondasi bangunan yang berdiri di
atas tanah berlereng.

E. Kuat Dukung Pondasi Tiang


Kuat dukung pondasi tiang adalah kemampuan tiang pancang untuk meneruskan
beban yang bekerja terhadap lapisan tanah (Hardiyatmo, 1985). Dalam menentukan kuat

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
dukung tiang diperlukan klasifikasi tiang dalam mendukung beban yang bekerja. Menurut
Terzaghi, klasifikasi tiang didasarkan pada pondasi tiang yaitu :
1. Tiang gesek (friction pile), bila tiang pancang pada tanah berbutir. Akibat
pemancangan tiang, tanah disekitar tiang menjadi padat. Porositas dan
kompresibilitas tanah akibat getaran pada waktu tiang dipancang menjadi berkurang
dan angka gesekan antara butir–butir tanah dan permukaan tiang pada arah lateral
menjadi bertambah.
2. Tiang lekat (cohesion pile), bila tiang dipancang pada tanah lunak (permeabilitas
rendah) atau tanah mempunyai kohesi yang tinggi.
3. Tiang mendukung dibagian ujung tiang (point/end bearing pile), bila tiang dipancang
dengan ujung tiang mencapai tanah keras sehingga seluruh beban yang dipikul oleh
tiang diteruskan ke tanah keras melalui ujung tiang.
4. Tiang tekan, bila tiang telah menumpu pada tanah keras dan mendapatkan tekanan
vertikal dari beban mati maupun beban hidup.
5. Tiang tarik, bila tiang pancang pada tanah berbutir mendapat gaya yang bekerja dari
lendutan momen yang mengakibatkan tiang mengalami gayatarik.
Pada kenyataannya di lapangan, tanah sangat heterogen dan pada umumnya
merupakan kombinasi dari ke-lima hal tersebut di atas. Berbagai metode dalam usaha
menentukan kapasitas dukung tiang ini, tapi umumnya dibedakan dalam dua kategori
yaitu untuk tiang tunggal (single pile) dan kelompok tiang (pile group).
a. Kuat Dukung Tiang Tunggal (Single Pile)
Daya dukung single pile adalah daya dukung persatu tiang pancang.
Berdasarkan faktor pendukungnya pondasi tiang pancang dibedakan menjadi tiga
macam (Hardiyatmo, 2002) yaitu :
- End bearing
Tiang dimasukkan kedalam tanah keras teoritisnya dianggap bahwa tiang di
pindahkan ke tanah keras melalui ujung tiang. Tanah keras disini adalah sifat nya
relatif, tergantung dari beberapa faktor diantanya adalah beban yang harus dipikul
oleh tiang. Untuk melihat suatu tanah dikatakan baik, dapat dilihat ketentuan
sebagai berikut :
a. Lapisan non kohesif (pasir kerikil) mempunyai harga Standar Penetrasi Test
(SPT) N > 35
b. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined
Compression Strength) Qu atau kira – kira nilai SPT – nya N > 15 – 20

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Untuk menaksir gaya perlawanan lapisan tanah keras terhadap ujung tiang
pancang dengan menggunakan peralatan Dutch Cone Penetration Test (sondir).
Dari hasil sondir dapat diketahui harga perlawanan konus (qc) > 150 kg/cm2 untuk
lapisan tanah non kohesif dan (qc) > 70 kg/cm2 untuk lapisan tanah yang kohesif.
- Friction bearing
Dalam tumpuan geser letak tanah kerasnya sangat dalam sekaligus sebagai
pemancangan tiang sampai lapisan tanah keras sangat sukar dilaksanakan. Maka
dalam hal ini dipergunakan tiang pancang yang daya dukung nya yang dihitung
berdasarkan perlekatan tiang dengan tanah lempung. Perlawanan pada ujung tiang
sangat kecil dibanding dengan perlawanan akibat perlekatan akibat perletakan
antara tiang dengan tanah jadi dalam hitungannya, perlawanan ujung tiang sering
diabaikan.
Untuk menentukan besarnya perlawanan lekatan tiang dengan tanah dapat
digunakan peralatan sondir dengan menggunakan alat “Bikonus”. Bikonus dapat
mengukur perlawanan ujung, juga dapat mengukur perlawanan perlekatan antara
konus dengan tanah. Gaya ini disebut dengan hambatan pelekat, yang didalam
penggambaran grafik hasil sondir sudah merupakan jumlah hambatan peletak dari
permukaan tanah sampai pada kedalaman yang bersangkutan.
- End Bearing and Friction Pile
Jika memancang tiang pancang sampai kedalaman tanah keras melalui
tanah lempung. Maka untuk menghitung kapasitas tiang diperlukan
memperhatikan berdasarkan tahanan ujung (and bearing) maupun gaya pelekat
antara tiang dengan tanah (Friction pile).
b. Kuat Dukung Tiang Kelompok (Pile Group)
Pada keadaan sebenarnya dilapangan jarang sekali dipancang yang berdiri
sendiri (single pile) akan tetapi kita sering mendapati pondasi tiang pancang dalam
bentuk kelompok (pile group). Untuk mempersatukan tiang – tiang tersebut dalam
suatu kelompok tiang biasanya diatas tiang tersebut diberi poer (Floating)
(Hardiyatmo, 2002). Dalam perhitungan poer dianggap atau dibuat kaku sempurna,
sehingga :
1. Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok tiang tersebut menimbulkan
penurunan, maka setelah penurunan bidang poer tetap merupakan bidang datar.
2. Gaya – gaya yang bekerja pada tiang berbaris lurus dengan penurunan tiang –
tiang tersebut.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.7 Susunan kelompok tiang (Hardiyatmo, 2010)

Dalam perencanaan pondasi tiang pancang yang perlu diperhatikan diantaranya :


Jarak antar tiang dalam kelompok
S ≥ 2,5D
S≥3D
Keterangan :
S = Jarak masing-masing tiang
D = Diameter tiang
Biasanya jarak antara dua tiang dalam kelompok diisaratkan minimum 0,6 m dan
maksimum 2 meter. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan – pertimbangan
sebagai berikut :
1) Bila S < 2,5 D
Pada pemancangan tiang no. 3 (Gambar 1.8) akan menyebabkan :
- Kemungkinan tanah disekitar tiang kelompok akan naik terlalu
berlebihankarena terdesak oleh tiang – tiang yang dipancang terlalu
berdekatan.
- Terangkatnya tiang – tiang sekitarnya yang dipancang lebih dahulu.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

1 2 3
s s

Gambar 1.8 Pengaruh tiang akibat pemancangan (Sardjono, 1988)


2) Bila S > 3D
Apabila S > 3D, maka tidak ekonomis karena akan memperbesar ukuran atau
dimensi dari poer (floating). Pada perencanaan pondasi tiang pancang
biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara tiang – tiang pancang
yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan luas poer yang
diperlukan untuk tiap – tiap kolom portal. Bila ternyata luas poer total yang
diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas bangunan, maka digunakan
pondasi setempat dengan poer diatas tiang pancang. Akan tetapi jika luas
poer total diperlukan lebih besar dari pada setengah luas bangunan, maka
biasanya dipilih pondasi penuh (raft foundation) diatas tiang – tiang
pancang.

F. Gaya Terhadap Tiang


Gaya terhadap tiang dihitung dengan beberapa metode diantaranya sebagai berikut :
1. Perhitungan Penurunan Gaya Pondasi Pada Kelompok Tiang Pancang
Perhitungan Penurunan Gaya Pondasi Pada Kelompok Tiang Pancang di bagi
menjadi dua sebagai berikut :
a. Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal sentris
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang dinamakan bekerja secara
sentris apabila titik tangkap resultan beban – beban yang bekerja berhimpit
dengan titik berat kelompok tiang tersebut. Dalam hal ini beban yang diterima
oleh tiap – tiap tiang adalah :
V
N  ….…………………………………………….. (1.1)
n

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Keterangan :
N = Beban yang diterima tiap – tiap tiang pancang (ton)
ΣV = Resultan gaya – gaya normal sentris (ton)
n = Banyaknya tiang pancang Σ
V

Poer

Gambar 1.9. Beban normal sentris pada kelompok tiang pancang (Sardjono,1988)

b. Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal eksentris


Reaksi total atau beban aksial pada masing – masing tiang adalah jumlah dari
reaksi akibat beban – beban dari Vdan Myyaitu :

V My.xi
Pi   ........................................................................... (1.2)
n  x2

Keterangan :
Pi = Beban yang diterima oleh tiang pancang ke-1 (ton)
ΣV = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang (ton)
xi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang lainnya (m)
My = Momen terhadap sumbu y (tm)
 x2 = Jumlah kuadrat jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang (m2)

c. Kelompok tiang yang menerima beban normal sentris dan momen yang bekerja
pada dua arah.
Kelompok tiang yang bekerja dua arah (x dan y) yang akan mempengaruhi
terhadap kapasitas kuat dukung tiang tiang pancang.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
V

Poer

V/n V/n V/n V/n

P1 P2
P3
P4
x2 x3

x1 x4

Gambar 1.10 Beban normal eksentris pada kelompok


tiang pancang (Sardjono,1988)

Untuk menghitung tekanan aksial pada masing – masing tiang adalah sebagai
berikut :
V My.xi Mx. yi
Pi    ............................................................. (1.3)
n  x2  y2
Pi = Beban yang diterima oleh tiang ke-I (ton)
ΣV = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang (ton)
xi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang lainnya (m)
yi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang lainnya (m)
Mx = Momen terhadap sumbu x (tm)
My = Momen terhadap sumbu y (tm)
 x 2 = Jumlah kuadrat absis – absis tiang pancang (m2)

 y 2 = Jumlah kuadrat ordinat – ordinat tiang pancang (m2)

N = Jumlah tiang dalam satu kelompok

2. Efisiensi Kelompok Tiang (Pile Group Efficiency)

Apabila pengaturan tiang pada satu poer telah mengikuti persyaratan maka
kuat dukung grup tiang tidak sama dengan kapasitas kuat dukung satu tiang pancang

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
dikalikan dengan banyaknya tiang tetapi dikalikan lagi dengan efisiensi grup tiang
pancang atau di tulis dengan rumus sebagai berikut :

Qg = Qa.n . Eg …………………………………………..…………… (3.4)

Dimana :
Qg = Kuat dukung maksimum grup tiang pancang (ton)
Eg = Efisiensi grup tiang pancang
n = Banyaknya tiang
Qa = Kuat dukung maksimum satu tiang (ton)
Ada beberapa persamaan untuk mencari efisiensi grup tiang pancang diantaranya
sebagai berikut :

a. Methode feld

C B B C

B A A B

B A A B

C B B C

Gambar 1.11. Susunan tiang methode feld (Sadjono, 1991)

Disini kelompok tiang pancang terdiri dari 16 buah tiang pancang dimana total
efisiensinya adalah 10,75. Jadi efisiensi satu tiang adalah 0,672 tiang.

b. Rumus dari “Uniform Building Code” dari AASTHO


Rumus dari Uniform Building Code tergantung dari jumlah tiang dan
posisi tiang pada sebuah grup tiang seperti pada Gambar 1.12.Uniform building
code (Sardjono, 1991).
Efisiensi satu tiang dalam kelompok :
 (n  1)m  (m  1)n 
Eg  1    ......................................................(1.5)
 90.m.n 
1,57 D.m.n
Syarat : S ≤ Eg 
m  (m  n)

S = Jarak antara tiang as – as (cm)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
D = Diameter tiang (cm)
m = Jumlah baris
n = Jumlah tiang dalam satu baris
Ɵ = Arc tgD/s
3. Pondasi Menahan Beban Aksial Kolom
= +
= q. + f.
= Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)
= Tahanan ujung tiang (kN)
= Tahanan gesek tiang (kN)

4. Perbedaan Tiang Friction dan Endbearing

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
5. Mekanisme Transfer Beban
Mekanisme transfer beban dari tiang ke dalam tanah adalah sangat kompleks.
Beban pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang ( ) dan tahanan
ujung tiang ( ). Pada saat pembebanan tiang, perpindahan tiang ke arah
bawah diperlukan untuk memobilisasi tahanan gesek tiang ( ). Tanpa
memperhatikan jenis tanah, jenis tiang dan dimensinya, besarnya perpindahan
relatif ini biasanya tidak melebihi 0,5 cm meskipun ada yang sampai mendekati 1,0
cm. Perpindahan ujung tiang yang dibutuhkan agar tahanan ujung tiang ( )
termobilisasi seluruhnya lebih besar daripada gerakan yang dibutuhkan untuk
termobilisasinya tahanan gesek tiang ( ) secara penuh. Secara umum tahanan
gesek tiang ultimit ( ) termobilisasi lebih awal daripada tahan ujungnya
( ).

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang,
panjang tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya, saat
awal pembebanan, sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek tiang
( ) pada tiang bagian atas. Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani
kembali dengan beban yang lebih besar, jika tahanan gesek tiang ( ) telah
mencapai maksimum, sebagian beban akan didukung oleh tahanan ujung tiang
( ). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana pergerakan vertikal tiang terus
bertambah hanya dengan penambahan beban yang sedikit, maka tidak ada lagi
kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang ( ) dan tahanan ujung tiang
( ) telah mencapai nilai maksimumnya.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

6. Perbedaan
Faktor aman (SF) diperlukan untuk memprediksi besarnya kapasitas ijin
pondasi tiang tunggal ( ) berdasarkan prediksi nilai . Alasan
diperlukannya faktor aman dalam mendesain pondasi tiang antara lain adalah :
- Untuk memberikan keamanan terhadap tidak kepastian metode hitungan yang
digunakan.
- Untuk memberikan keamanan terhadap penyerderhanaan profil tanah serta
parameternya yang digunakan dalam desain.
- Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau
kelompok tiang masih dalam batas toleransi.
- Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di atara tiang-tiang masih
dalam batas toleransi.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

7. Kondisi tanah yang perlu menggunakan pondasi tiang


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur pondasi
adalah :
1. Economical
2. Edequate safety / F3 (Bearing capacity, sliding, overturning etc)
3. Small settlements (Total and differential settlements)
4. Small seasonal changes (drying, frost, heave)
5. Construction problems (stability of excavation, bottom heave, ground water
problem vibrations, noise, etc)
6. Environmental effects (E.g. permanent lowering of the ground water level)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Berdasarkan pengalaman di lapangan, grafik sondir dapat di kelompokan
menjadi 5 tipe grafik seperti Gambar 1.25. sampai Gambar 1.29. Untuk memenuhi
persyaratan kapasitas dukung tanah dan penurunan tanah, maka perlu dilihat
terlebih dahulu seberapa besar beban yang akan didukung oleh tanah. Jika tanah
pendukung sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung struktur atas, maka
penggunaan pondasi tiang sangat disarankan.
Selain itu, faktor (1) ekonomis, (5) kemudahan pelaksanaan dan (6) dampak
lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa sistem
pondasi yang masih memenuhi persyaratan (2) kapasitas dukung tanah dan (3)
penurunan tanah.

G. Metode Statis Formula


Metode statis dilakukan dengan menggunakan teori dari mekanika tanah.yaitu
dengan menggunakan sifat –sifat teknis (Hardiyatmo,2002). Parameter tanah yang
digunakan untuk menganalisis kapasitas tiang pancang tunggal dan kelompok terdiri dari
sudut gesekan dalam φ dan kohesi c. Parameter tanah dapat dapat ditentukan dengan
percobaan triaksial dilaboratorium pada contoh tanah yang terganggu. Karena alasan
inilah banyak peralihan menggunakancone penetration test (CPT) dan standar penetration
test (SPT).
CPT atau sondir ini merupakan test yang sangat cepat, sederhana dan ekonomis.
Dan test ini dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus – menerus dari
permukaan tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklarifikasi lapisan tanah dan
dapat memperkirakan kekuatan dan karekteristik dari tanah. Didalam perencanaan
pondasi tiang pancang (driven pile), data – data tanah sangat diperlukan dalam
merencanakan kapasitas kuat dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum
pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas kuat dukung ultimit dari tiang
pancang (Hardiyatmo, 2002).
Ujung alat ini terdiri dari kerucut baja yang mempunyai sudut kemiringan 600 dan
berdiameter 35,7 mm atau mempunyai luas penampang 1000 mm2. Bentuk skematis dan
cara kerja alat ini dapat dilihat pada Gambar 1.13. Alat sondir dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat mengukur tahanan ujung dan tahapan terhadap gesekan dari selimut
silinder mata sondirnya.
Cara penggunaan alat ini adalah dengan menekan pipa penekan dan mata sondir
secara terpisah, melalui alat penekan mekarlis atau dengan tangan yang memberikan

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
gerakan kebawah kecepatan penekanan kira – kira 10 mm/detik.Pembacaan tahanan
krucut statis dilakukan dengan melihat arloji pengukur, dilakukan pada tiap – tiap
penembusan dalam 20 cm. tahanan ujung serta tahanan gesekan selimut alat sondir
dicatat. Dari sini diperoleh grafik tahanan kerucut statis atau grafik sondir yang
menyajikan nilai keduanya.

Gambar 1.13. Pengujian kerucut statis, (a) Gambar skema alat pengujian
(b) Contoh hasil pengujian (Hardiyatmo, 2002)

Untuk perhitungan dengan metode statis dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara dan formula, dan metode ini berdasarkan tiang pancang tunggal dan kelompok pada
pondasi tiang pancang. Kapasitas tiang tunggal dimana kapasitas ultmit netto tiang
tunggal (Qu) tahanan ujung bawah ultimit (Qb) dan tahanan gesek ultimit (Qs).

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

H. Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang


1. Spesifikasi Piles
Tabel 1.2 Spesifikasi Prestressed Spun Concrete Piles Ex-WIKA

Panjang tiang interval per m’ dengan mutu beton K-600


*) untuk tipe diesel hammer, angka dibelakang K menunjukkan berat ram dalam
satuan kN.
Tabel 1.3. Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-TONGGAK AMPUH

2. Spesifikasi Minipiles
Tabel 1.4. Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-FRANKI MINIPILE

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Tabel 1.5. Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-TONGGAK AMPUH

Tabel 1.6. Spesifikasi Prestressed Piles Ex-Mini Pile Ex-PATON BUANA SEMESTA

Tabel 1.7. Spesifikasi Prestressed Piles Ex-Mini Pile Ex-PASIFIC PRESTRESSED

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
I. Kapasitas Tiang Tunggal Berdasarkan Data Uji Lapangan
1. Berdasarkan Data SPT
Gambar 1.14 Rumus Kapasitas dukung tiang berdasarkan data N-SPT Mayerhof
(1967) dapat digunakan pada data hasil pemboran ini.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Rumus kapasitas dukung tiang berdasarkan data N-SPT Mayerhof (1967)


dalam Cernica (1995) untuk tanah non-kohesif :
Ftotal = Σ (fi × Li)
Fi = 2 × Ni
q = 40 × N (L/D) < 400.N
Ftotal = Total gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut
tiang untuk setiap lapisan yang dijumpai (kN/m’)
Li = Tebal lapisan tanah ke-i (m)
Fi = Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang
untuk lapisan tanah ke-i (kN/m2)
D = Diameter tiang (m)
L = Total panjang tiang (m)
Q = Kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (kN/m2)

Qultimit = Aujung . q + O . ftotal


Qijin = Qultimit / SF
Qultimit = Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)
Qijin = Kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (kN)
SF = Faktor aman yang nilainya dapat diambil 2,5 s/d 3.
Aujung = Luas permukaan ujung tiang (m2)
O = Keliling tiang (m)

Tabel 1.8. Kapasitas dukung ijin (kN) berdasarkan nilai tahanan ujung bawah
Tiang pancang pada tanah non-kohesif (Wika PC Piles, 2001)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
2. Berdasarkan Data Sondir
Dalam Wesley (1977) disebutkan kapasitas dukung tiang ijin untuk tiang yang
dipancang sampai lapisan pasir :

Q ijin = ( ) +( . O)/5

Qujung Qfriksi

Untuk pemancangan tiang pada tanah lempung Wesley (1977) menyarankan


penggunaan faktor aman yang lebih besar dari tiang dalam pasir. Dalam Suryolelono
(1994) untuk pemancangan tiang pada tanah lempung dapat digunakan rumus :

Qijin =( ) +( . O)/10

Berdasarkan pengalaman desain, biasanya pemancangan tiang pada tanah


lempung jika ujung tiang telah mencapai tanah keras dapat digunakan rumus :

Qijin =( ) +( . O)/10

Dimana :
Qijin = Kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (kg)
Qc = Perlawanan Ujung sondir (kg/cm2)
Tf = Total friction sondir (kg/cm’)
Aujung = Luas permukaan ujung tiang (cm2)
O = Keliling tiang (cm)

3. Kuat dukung berdasarkan data Standart Penetration Test (SPT) dengan Metode Broms
Tahanan ujung ultimit tiang yang terletak pada tanah kohesif atau lempung dan
lanau (φ = 0) bertambah dengan kedalamannya, yaitu 2 di permukaan tanah sampai
8 – 12 pada kedalaman kira – kira 3 kali diameter tiang.
Persamaan Broms kapasitas dukungnya sama dengan Terzaghi, hanya didalam
persamaannya mempengaruhi bentuk pondasi. Untuk persamaan kapasitas dukung,
untuk perhitungan dengan menggunakan cara Broms rumus – rumus yang dipakai
adalah sebagai berikut :
Qs = Σ As .Kd .tg δ . Po’.……………………………………………... (1.6)

Qb = Ab . (1,3 . Cu. Nc + Po’ . Nq + 0,3 . D .γ .Nγ ) ……… …....….... (1.7)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Qu = Qb + Qs ……………………………………………… ……...... (1.8)

Keterangan :
Qb = Kapasitas daya dukung ujung bawah tanah (kN)
Po’ = Tekanan overburden (kN/m2)
Nc = Faktor daya dukung dibawah ujung tiang pancang
Nq = Faktor daya dukung dibawah ujung tiang pancang
Nγ = Faktor daya dukung dibawah ujung tiang pancang
Ab = Luas penampang tiang pancang (m2)
Qs = Daya dukung gesek tiang (kN)
D = Diameter tiang (m)
Cu = Kohesi
As = Luas selimut tiang (m2)

Peck, dkk (1974) menyarankan hubungan antara N-SPT dengan φ dapat dilihat pada
Gambar 1.15.

Gambar 1.15. Hubungan N-SPT dengan φ (Peck,dkk., 1974 )

Terzaghi dan Peck menyarankan hubungan antara N-SPT dengan Undrained Shear
Strength (cu) pada tanah kohesif dapat dilihat pada Gambar 1.16.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.16. Hubungan N-SPT dengan Undrained Shear Strength (cu)


(SI-3211 Rekayasa Pondasi, Mahsyur Irsyam)

Dengan memakai kurva Mc Clleland (1974) didapatkan faktor adhesi (α) dengan
mengkorelasikannya dengan nilai cu seperti pada Gambar 1.17.

Gambar 1.17. Faktor adhesi (α) untuk tiang pancang dalam tanah lempung
(Mc Clelland, 1974).

William. T, dkk, (1962) menyarankan hubungan antara berat jenis tanah kohesif (γ)
dengan N-SPT seperti pada Tabel 1.9.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Tabel 1.9. Korelasi berat jenis tanah kohesif (γ) dengan N-SPT
(William. T, dkk, 1962)
N <4 4-6 6-12 16-25 >25

Unit Weigh γ (KN/m) 14-18 16-18 16-18 16-20 >20

qu (kPa) <25 20-25 16-25 40-200 >100

Consistency Very Soft Soft Medium Stiff Hard

Untuk nilai Kd Broms (1956) menyarankan dengan tipe bahan tiang pancang, seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.10.

Tabel 1.10. Nilai Kd untuk berbagai jenis tiang (Broms, 1965)

Kd
Bahan Tiang
Pasir Tak Padat Pasir Padat

Baja 0,50 1,00

Beton 1,00 2,00

Kayu 1,50 4,00

Untuk kapasitas ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dengan nilai N hasil uji
standart penetration test (SPT). Dalam menghitung tahanan gesek digunakan nilai –
nilai δ, nilai δ ditentukan dari hubungan sudut gesek dalam efektif tanah (φ). Untuk
sudut gesek tiang Aas (1966) menyarankan seperti terlihat pada Tabel 1.11.

Tabel 1.11. Sudut gesek dinding tiang (Aas, 1966)

Bahan Tiang δ = ϕd '

Baja 200

Beton 0,75 φ

Kayu 0,66 φ

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Faktor kapasita dukung Terzaghi dapat dilihat pada Gambar 1.18 dengan
mengkorelasikan sudut geser tanah (φ).

Gambar 1.18. Hubungan antara sudut geser tanah (φ) dengan Nc, Nγ, Nq
(Terzaghi, 1943).

4. Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas izin tiang yang kokoh terhadap struktur, maka
perlu membagi kapasitas ultimit tiang dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini
diberikan dengan maksud :
a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang di
gunakan.
b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geseran kompresibilitas tanah.
c. Untuk meyakinkan bahwa tiang cukup aman untuk mendukung beban yang
bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau
kelompok masih dalam batas toleransi.
e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih
dalam batas toleransi.

Pemilihan faktor aman (SF) untuk perencanaan pondasi tiang (Recse & O’Neill, 1989)
menyarankan seperti Tabel 1.12.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Tabel 1.12. Penggunaan faktor aman pada klasifikasi struktur


(Recse & O’Neil, 1989)
Faktor Aman (SF)
Klasifikasi
Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Struktur
Baik Normal Jelek Sangat Jelek

Monumental 2,3 3,0 3,5 4,0

Permanen 2,0 2,5 2,8 3,4

Sementara 1,4 2,0 2,3 2,8

Faktor aman dapat dicari dengan persamaan sebagi berikut :


a. Tiang Tunggal
Qu
SF  ..........................................................................................(1.9)
V
Dimana :
SF = Faktor aman
Qu = Kapasitas dukung ultimit (kN)
V = Gaya yang bekerja pada tiang tunggal (kN)
b. Kelompok Tiang
Qg
SF  ..........................................................................................(1.10)
V
Dimana :
SF = Faktor aman
Qg = Kapasitas dukung ultimit kelompok tiang (kN)
V = Gaya yang bekerja pada kelompok tiang (kN)

J. Penurunan Tiang
Pada tiang dibebani tiang akan mengalami pemendekan dan tanah disekitarnya akan
mengalami penurunan (Hardiyatmo, 2010). Selain dari kegagalan kuat dukung tanah,
pada setiap proses penggalian selalu dihubungkan dengan perubahan keadaan tegangan
didalam tanah. Perubahan tegangan paeti akan disertai dengan perubahan bentuk. Pada
umumnya hal ini menyebabkan penurunan pada pondasi tiang pancang (Hardiyatmo,
1996).

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Penurunan tiang pancang kelompok sama dengan perpindahan sebuah tiang
pancang sama dengan perpindahan sebuah tiang pancang ditambah pemendekan elastisn
diantara lingkup titik. Untuk tiang pancang dukung titik maka perpindahan titik relatif
kecil sedangkan perpindahan utama adalah pemindahan elastis dari tiang pancang.Untuk
tiang pancang gesekan perpindahan titik merupakan kuantitas penting yang menyebabkan
penurunan. Tapi perhatikan bahwa perpindahan titik disebabkan oleh bahan titik dan
penurunan dari tanah yang mendasari tegangan – tegangan pada gesekan poros atau
urugan luas ataupun penurunan (Subsidence) tambang tanah.
1. Penurunan Tiang Tunggal
Menurut Paulos dan Davis (1980) penurunan jangka panjang untuk pondasi
tiang tunggal tidak perlu dilakukan peninjauan karena penurunan tiang akibat
terkonsolidasi dari relatip kecil.Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan
terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari
keduanya (Hardiyatmo, 2003).
Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan :
a. Untuk tiang apung atau tiang friksi
P.I
S .................................................................................... . (1.11)
E S .D
I = I0. Rk. Rh. Rµ

b. Untuk tiang dukung ujung


P.I
S .................................................................................... . (1.12)
ES .D
I = I0. Rk. Rb. Rµ

Keterangan :
S = Penurunan untuk tiang tunggal (cm)
P = Beban yang bekerja (kg)
I0 = Faktor pengaruh penurunan untuk tiang yang tidak mudah mampat
Rk = Faktor koreksi kemudahmampatan tiang
Rh = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras
Rµ = Faktor koreksi angka poisson µ
Rb = Faktor koreksi kekakuan lapisan pendukung
h = Kedalaman total lapisan tanah dari ujung tiang kemuka tanah (m)
D = Lebar atau diameter tiang pancang (cm)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
E p .R A
K  ................................................................................(1.13)
Es
Keterangan :
K = Faktor kekakuan tiang
Ep = Modulus elastisitas dari bahan tiang (kg/cm2)
Es = Modulus elastisitas tanah disekitar tiang (kg/cm2)
Ardiansyah menyarankan korelasi nilai N-SPT dengan qc dapat dilihat pada
Gambar 1.19.

Gambar 1.19. Korelasi N-SPT dengan qc hasil Sondir (Ardiansyah)

Dapat dilihat pada Gambar 1.20 bahwa penurunan tiang berkurang jika panjang
tiang bertambah.

Gambar 1.20. Faktor penurunan I0 (Poulos dan Davis, dalam Hardiyatmo, 2010)
Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Untuk menentukan faktor kekakuan tiang dapat dilihat pada Gambar 1.21.

Gambar 1.21. Koreksi kompresi, Rk (Poulos dan Davis dalam Hardiyatmo, 2010)

Dalam perkiraan penggunaan koreksi angka poisson (Rµ), dapat dilihat pada
Gambar 1.23.

Gambar 1.23. Koreksi angka poisson, Rµ


(Poulos dan Davis dalam Hardiyatmo, 2010)

Pengaruh kekerasan tanah sebagai lapisan pendukung didasar tiang adalah


mengurangi penurunan. Pengaruh ini menjadi lebih jelas bila tiang relatif pendek
(tiang kaku) terletak pada lapisan pendukung yang keras. Koreksi kekakuan
lapisan pendukung (Rb) terhadap modulus elastisitas tanah disekitar tiang (Es) dan
modulus elastisitas tanah pada dasar tiang (Eb) dapat dilihat pada Gambar 1.24.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.24. Koreksi kekakuan lapisan pendukung, Rb


(Poulos dan Davis dalam Hardiyatmo, 2010)

Perkiraan angka poisson (µ) dapat dilihat pada Tabel 1.13. Terzaghi
menyarankan nilai µ = 0,3 untuk tanah pasir, µ = 0,4 sampai 0,43 untuk tanah
lempung. Umumnya, banyak digunakan µ = 0,3 sampai 0,35 untuk tanah pasir
dan µ = 0,4 sampai 0,5 untuk tanah lempung.

Tabel 1.12. Perkiraan angka poisson (µ) (Hardiyatmo, 1996)


Macam Tanah µ

Lempung jenuh 0,40 – 0,50

Lempung tak jenuh 0,10 – 0,30

Lempung berpasir 0,20 – 0,30

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Lanau 0,30 – 0,35

Pasir padat 0,20 – 0,40

Pasir kasar 0,15

Pasir halus 0,25

Berbagai metode tersedia untuk menentukan nilai modulus elastisitas tanah


(ES), antara lain dengan percobaan langsung ditempat yaitu dengan menggunakan
data hasil pengujian krucut statis (sondir). Karena nilai laboratorium dari Es tidak
sangat baik dan mahal untuk mendapatkannya (Bowles, 1977). Bowles
memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data pengujian kerucut
statis (sondir) sebagai berikut :
ES = 3 qc (untuk pasir) ......................................................... . (1.14)

ES = 2 sampai 8 qc (untuk lempung) .......................................... . (1.15)

Dari analisa yang dilakukan secara mendetail oleh Mayerhoff, untuk nilai
modulus elastisitas tanah dibawah ujung tiang (Eb) kira – kira 5 –10 kali harga
modulus elastisitas tanah disepanjang tiang (ES).

2. Penurunan Kelompok Tiang


Pada perhitungan pondasi tiang, kapasitas izin tiang sering lebih didasarkan
pada persyaratan penurunan. Penurunan tiang terutama bergantung pada nilai banding
tahanan ujung dengan beban tiang. Jika beban yang didukung per tiang lebih kecil
atau sama dengan tahanan ujung tiang, penurunan yang terjadi mungkin sangat kecil.
Hubungan penurunan antara tiang tunggal dan kelompok tiang (Hardiyatmo, 2010)
sebagai berikut :
(4 B  3) 2
S g  S. .......................................................................... . (1.16)
( B  4) 2
Keterangan :

Sg = Penurunan kelompok tiang (mm)


B = Lebar kelompok tiang (mm)
S = Penurunan tiang tunggal (mm)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

3. Penurunan yang diizinkan


Besarnya penurunan yang diizinkan dari suatu bangunan bergantung dari
beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut meliputi jenis, tinggi, kekakuan dan fungsi
bangunan, serta besar dan kecepatan penurunan serta distribusinya. Rancangan
dibutuhkan untuk dapat memperkirakan besarnya penurunan maksimum dan beda
penurunan yang masih dalam batas toleransi.

Jika penurunan yang terjadi pada suatu bangunan berjalan lambat dalam

frekuensi waktu yang lama, semakin besar kemungkinan struktur untuk

menyesuaikan diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa adanya kerusakan struktur

oleh pengaruh rangkak (creep). Karena penurunan maksimum dapat diprediksi

dengan ketetapan yang memadai, umunya dapat diadakan hubungan antara penurunan

maksimum. Dimana syarat perbandingan penurunan yang aman yaitu STotal ≤ SIzin.
Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

SIzin = 10 %. D .......................................................................................(1.17)

D = Lebar atau diameter tiang pancang (cm)

Penurunan izin pada kelompok tiang dapat digunakan rumus :


L
S Izin  .....................................................................................................(1.18)
250
L = Kedalaman tiang (cm)

Penurunan yang dapat ditolerir untuk bangunan (Bowles, 1992)

Smaks = 2 inchi ......................................................................................... (1.19)

4. Distribusi beban struktur atas ke kelompok tiang


Beban yang didukung oleh tiang ke-i (Qi) akibat beban P, Mx dan My dalam
sebuah pile cap adalah :

Keterangan :
n = jumlah tiang dalam satu pile cap.
Σ (x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Σ (y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu x.
yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu y.

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi
Tabel 1.13. Spesifikasi Drop Hammer untuk Minipiles – Paton B.S

Tabel 1.13. Spesifikasi Diesel Hammer Kobelco 1971 untuk Piles

5. Final Set Untuk Pemancangan Minipiles Dengan Drop Hammer

Keterangan :
Qijin = Kapasitas dukung tiang (kg)
Wp = Berat tiang pancang (kg)
Wr = Berat Hammer (kg)
H = Tinggi Jatuh (cm)
eh = Faktor Efisiensi = 0,90
N = Koefisiensi Restitusi = 0,50
SF = Faktor Keamanan =6
S = Final set untuk satu kali pukulan (cm)

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.25. Besarnya beban struktur atas berpengaruh pada pemilihan


Sistem pondasi footing atau tiang

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.26. Pemilihan sistem pondasi tiang pancang ditunjukan untuk mempercepat
proses konstruksi karena meminimalkan pekerjaan penggalian atau pengurugan

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.27. Pondasi tiang diperlukan untuk meminimalkan resiko penurunan


dan beda penurunan pada dtruktur atas

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.28. Adanya lapisan lensa yang tipis masih memungkinkan


Digunakannya pondasi footing untuk beban kolom yang relatif

Kelompok 11B
Tugas Desain Pondasi

Gambar 1.29. Adanya lapisan lensa yang tebal memungkinkan digunakannya


Pondasi footing untuk beban kolom yang sesuai

Kelompok 11B
Hasil Perhitungan Tanah di Kota Purworejo

Batuan (B) Tanah Keras (C) Tanah Sedang (D) Tanah Lunak (E)
T (detik) SA (g) T (detik) SA (g) T (detik) SA (g) T (detik) SA (g)
0 0.207 0 0.225 0 0.246 0 0.242
T0 0.517 T0 0.563 T0 0.615 T0 0.605
TS 0.517 TS 0.563 TS 0.615 TS 0.605
TS+0 0.418 TS+0 0.479 TS+0 0.53 TS+0 0.548
TS+0.1 0.351 TS+0.1 0.417 TS+0.1 0.465 TS+0.1 0.501
TS+0.2 0.302 TS+0.2 0.369 TS+0.2 0.414 TS+0.2 0.462
TS+0.3 0.265 TS+0.3 0.331 TS+0.3 0.374 TS+0.3 0.428
TS+0.4 0.237 TS+0.4 0.3 TS+0.4 0.34 TS+0.4 0.399
TS+0.5 0.213 TS+0.5 0.275 TS+0.5 0.312 TS+0.5 0.374
TS+0.6 0.194 TS+0.6 0.253 TS+0.6 0.289 TS+0.6 0.351
TS+0.7 0.179 TS+0.7 0.234 TS+0.7 0.268 TS+0.7 0.331
TS+0.8 0.165 TS+0.8 0.219 TS+0.8 0.251 TS+0.8 0.314
TS+0.9 0.153 TS+0.9 0.205 TS+0.9 0.235 TS+0.9 0.298
TS+1 0.143 TS+1 0.192 TS+1 0.222 TS+1 0.283
TS+1.1 0.134 TS+1.1 0.181 TS+1.1 0.209 TS+1.1 0.27
TS+1.2 0.127 TS+1.2 0.172 TS+1.2 0.198 TS+1.2 0.258
TS+1.3 0.12 TS+1.3 0.163 TS+1.3 0.189 TS+1.3 0.248
TS+1.4 0.113 TS+1.4 0.155 TS+1.4 0.18 TS+1.4 0.238
TS+1.5 0.108 TS+1.5 0.148 TS+1.5 0.172 TS+1.5 0.228
TS+1.6 0.103 TS+1.6 0.142 TS+1.6 0.164 TS+1.6 0.22
TS+1.7 0.098 TS+1.7 0.136 TS+1.7 0.157 TS+1.7 0.212
TS+1.8 0.094 TS+1.8 0.13 TS+1.8 0.151 TS+1.8 0.204
TS+1.9 0.09 TS+1.9 0.125 TS+1.9 0.145 TS+1.9 0.198
TS+2 0.086 TS+2 0.12 TS+2 0.14 TS+2 0.191
TS+2.1 0.083 TS+2.1 0.116 TS+2.1 0.135 TS+2.1 0.185
TS+2.2 0.08 TS+2.2 0.112 TS+2.2 0.13 TS+2.2 0.179
TS+2.3 0.077 TS+2.3 0.108 TS+2.3 0.126 TS+2.3 0.174
TS+2.4 0.075 TS+2.4 0.105 TS+2.4 0.122 TS+2.4 0.169
TS+2.5 0.072 TS+2.5 0.101 TS+2.5 0.118 TS+2.5 0.164
TS+2.6 0.07 TS+2.6 0.098 TS+2.6 0.115 TS+2.6 0.16
TS+2.7 0.068 TS+2.7 0.095 TS+2.7 0.111 TS+2.7 0.156
TS+2.8 0.066 TS+2.8 0.093 TS+2.8 0.108 TS+2.8 0.152
TS+2.9 0.064 TS+2.9 0.09 TS+2.9 0.105 TS+2.9 0.148
TS+3 0.062 TS+3 0.088 TS+3 0.102 4 0.147
TS+3.1 0.06 TS+3.1 0.085 TS+3.1 0.1 - -
TS+3.2 0.059 TS+3.2 0.083 TS+3.2 0.097 - -
TS+3.3 0.057 TS+3.3 0.081 4 0.095 - -
TS+3.4 0.056 4 0.08 - - - -
4 0.055 - - - - - -
Batuan (B) Tanah Keras (C) Tanah Sedang (D) Tanah Lunak (E)
Variabel Nilai Variabel Nilai Variabel Nilai Variabel Nilai
PGA (g) 0.365 PGA (g) 0.365 PGA (g) 0.365 PGA (g) 0.365
SS (g) 0.776 SS (g) 0.776 SS (g) 0.776 SS (g) 0.776
S1 (g) 0.327 S1 (g) 0.327 S1 (g) 0.327 S1 (g) 0.327
CRS 1.02 CRS 1.02 CRS 1.02 CRS 1.02
CR1 0 CR1 0 CR1 0 CR1 0
FPGA 1 FPGA 1.035 FPGA 1.135 FPGA 1.005
FA 1 FA 1.09 FA 1.19 FA 1.169
FV 1 FV 1.473 FV 1.746 FV 2.691
PSA (g) 0.365 PSA (g) 0.378 PSA (g) 0.414 PSA (g) 0.367
SMS (g) 0.776 SMS (g) 0.845 SMS (g) 0.923 SMS (g) 0.907
SM1 (g) 0.327 SM1 (g) 0.482 SM1 (g) 0.571 SM1 (g) 0.881
SDS (g) 0.517 SDS (g) 0.563 SDS (g) 0.615 SDS (g) 0.605
SD1 (g) 0.218 SD1 (g) 0.321 SD1 (g) 0.381 SD1 (g) 0.587
T0 T0 T0 T0
0.084 0.114 0.124 0.194
(detik) (detik) (detik) (detik)
TS TS TS TS
0.422 0.57 0.619 0.971
(detik) (detik) (detik) (detik)
Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

OK BALO
BA L K
OK BAL
BAL

KOLOM
OK OK BAL
BAL OK
OK BAL

KOLOM
BAL

KOLOM
OK OK BAL
BA L OK LO
K B A LO
BA
KOLOM
BA K
OK

KOLOM
OK
BAL LO
L OK BAL
BAL

KOLOM
K BAL OK
BA OK OK BAL
AL

KOLOM
KOLOM

OK B OK K
BAL LO

KOLOM
OK BA BAL OK OK BAL BA
BAL L

KOLOM
LO BA OK
L OK BA

KOLOM
K

OM
BA LO
OK

KOLOM
OK BA
KOL O

BAL LO K OK BA
L BAL
K
BA OK K

KOL
KO

K K L
LOBA L OK LO
KOL

BA BAL
LO BBAALOK

KOLOM
BA OK
BA
LOOM

KOLOM
L
M

OK

KOLOM
K

M
K B A BA
AL O

KOLOM
ALO
M

B LO LO

K O LO
K OL

B K K
K K LOLOLOK BA
LO BAL
KOLOM

AA
BB A BA OK K BA
KOLOM

B K O K LL LO
KOLOM

B A OK L BAL
K
KOLOM
OK
OM

BA LO OK K

KOLOM
KOLOM LO

KOLOM
OK BA K BA
BAL ALO
BA K BA

M
L BA

OM
LO O
OK BOK AL
OK
LO
BA
KOL O

K B BA
KOL

KOLO
BA L KOLOM
AL
K
BA LO B K LO K

KOL
BA BALO
KOLOM
L K BA
KO

OK K K LO LO
KOL

OM

LO BA

KOLOM
K BA LO K K

KOLOM
K BA B LO BA
K
LO

LO BA LO
M

AL LO LO
OK
KOLOM

BA BA K K BA
BA
KO

O OK K AL

M
KOLOM

LO
OM

K BA LO
M LOM

KOLOM
L B K
LO BA LO BA LOK

K O LO
K OL

KOLOM

K BA
LO K

M
K BA K LO
BA BA
BA K

KOLOM
L OBKALO
KOLOM

KOLO
LO K K O
KOLOMKOLOM
OM

K BA LKO LO
K BA B L

OM
LO BA LO ALOK BA
KOLOM

BA
KOLOM

BA LO OK
KO L O

K K K BA
LO BA L
LO

KOL
KOLOM
K BA LO

M
BA
K
LO
K BA B LO
K K
LO

KOLO
BA AL BA
KOLOM
KOLOM

BA
KOLO
M

BA L OK
OK
L OK BA B A LO
K O
K
KOLOM

BA K LO

M
KOL

OK L
BA LO LO K BA BA

K O LO
KOLOMKOLOM
K OL

L
KOLOM

LO K LO
K BBA BA LO K
M

KOLOM

K K LO
OM

BA B A

OM
LO BA AL
KOLOM

K K
LO BA BA
OM

KOLO

LO OK K
BA LO K

K OL
K LO
KOLOM

LOK BALO BA
KOLOM

K
BA BA LO K LO BA
OK
M

KOLOM

LO
M
K Z K BA
BA LO AL KOLO K

M
Y X K B LO

KOLO
KO L

BA
KOL

BA
BA

KOLO

K
KOLOM

L O ALO BA OBKAL
OM

LO

KOLOM
OM

KOLOM

K
B
K

KOLOM

LL O BK
BAOK LOALO K
KOLOM

K BA
M

KOLOM

BA LO K
M

L K K
BA K LO LO
KOLO

BA BA
KOL

KOLOM KOLOM
BA
OM

KOLO

K
LO

LO BA
BBAA
KOLOM
K

LO
KOLOM

LO K K
M

LO
K
L OK BA
BA
KOLO

KOLOM
M

BA

K
LO

LO
KOLOM
K

BA
KOLOM

SAP2000 20.0.0 3-D View KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

A B C D E F
4
3

28,57

28,57
X
2
1

SAP2000 20.0.0 Joint Masses KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

A B C D E F
4
3

42,44

42,44
X
2
1

SAP2000 20.0.0 Joint Masses KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

28, 57
57 2 8,

2850,84
42
,44 ,44
4234,34 42

42 4
,4 4 ,4
42
4234,34

42
,4 4 ,44
42

Z
4234,34

Y X

SAP2000 20.0.0 Joint Masses KN, m, C


11,48 11,48 11,48 5,74

SAP2000 20.0.0
23,03 23,03 23,03 16,19
Tugas Desain Pondasi.sdb

11,48 11,48 11,48 5,74

23,03 23,03 23,03 16,19

11,48 11,48 11,48 5,74

23,03 23,03 23,03 16,19

X
11,48 11,48 11,48 5,74

23,03 23,03 23,03 16,19

Frame Span Loads (DEAD) (GLOBAL CSys)


11,48 11,48 11,48 5,74

23,03 23,03 23,03 16,19

11,48 11,48 11,48 5,74


11/06/2020

KN, m, C
11,48 11,48 11,48 5,74

SAP2000 20.0.0
34,58 34,58 34,58 26,64
Tugas Desain Pondasi.sdb

11,48 11,48 11,48 5,74

34,58 34,58 34,58 26,64

11,48 11,48 11,48 5,74

34,58 34,58 34,58 26,64

X
11,48 11,48 11,48 5,74

34,58 34,58 34,58 26,64

Frame Span Loads (DEAD) (GLOBAL CSys)


11,48 11,48 11,48 5,74

34,58 34,58 34,58 26,64

11,48 11,48 11,48 5,74


11/06/2020

KN, m, C
SAP2000 20.0.0
11,48 11,48 11,48 5,74
Tugas Desain Pondasi.sdb

23,03 23,03 23,03 16,19

11,48 11,48 11,48 5,74

23,03 23,03 23,03 16,19

Y
11,48 11,48 11,48 5,74

Frame Span Loads (DEAD) (GLOBAL CSys)


23,03 23,03 23,03 16,19

11,48 11,48 11,48 5,74

KN, m, C
11/06/2020
SAP2000 20.0.0
11,48 11,48 11,48 5,74
Tugas Desain Pondasi.sdb

34,58 34,58 34,58 26,64

11,48 11,48 11,48 5,74

34,58 34,58 34,58 26,64

Y
11,48 11,48 11,48 5,74

Frame Span Loads (DEAD) (GLOBAL CSys)


34,58 34,58 34,58 26,64

11,48 11,48 11,48 5,74

KN, m, C
11/06/2020
Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

2,64

2,64

2,64

2,64

2,64
7,89

7,89

7,89

7,89

7,89
7,89

7,89

7,89

7,89

7,89
7,89

7,89

7,89

7,89

7,89

SAP2000 20.0.0 Frame Span Loads (LIVE) (GLOBAL CSys) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

5,28

5,28

5,28

5,28

5,28
15,79

15,79

15,79

15,79

15,79
15,79

15,79

15,79

15,79

15,79
15,79

15,79

15,79

15,79

15,79

SAP2000 20.0.0 Frame Span Loads (LIVE) (GLOBAL CSys) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

2,64

2,64

2,64
7,89

7,89

7,89
7,89

7,89

7,89
7,89

7,89

7,89

SAP2000 20.0.0 Frame Span Loads (LIVE) (GLOBAL CSys) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

5,28

5,28

5,28
15,79

15,79

15,79
15,79

15,79

15,79
15,79

15,79

15,79

SAP2000 20.0.0 Frame Span Loads (LIVE) (GLOBAL CSys) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (DEAD) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (DEAD) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

Z
Y X

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (DEAD) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (LIVE) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (LIVE) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

Z
Y X

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (LIVE) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE X) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE X) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

Z
Y X

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE X) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE Y) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE Y) KN, m, C


Tugas Desain Pondasi.sdb 11/06/2020

Z
Y X

SAP2000 20.0.0 Deformed Shape (QUAKE Y) KN, m, C


TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCase CaseType StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
1 COMB1 Combination 9,046 15,499 843,766 -22,8355 13,3279 3,103E-17
1 COMB2 Combination 10,059 17,531 863,172 -25,8283 14,82 3,343E-17
1 COMB3 Combination Max 52,415 28,403 934,68 15,1437 141,3431 0,0093
1 COMB3 Combination Min -34,027 3,473 686,706 -62,1091 -114,2502 -0,0093
1 COMB4 Combination Max 52,415 28,403 934,68 15,1437 141,3431 0,0093
1 COMB4 Combination Min -34,027 3,473 686,706 -62,1091 -114,2502 -0,0093
1 COMB5 Combination Max 22,161 57,488 911,662 105,271 51,8855 0,0035
1 COMB5 Combination Min -3,772 -25,611 709,723 -152,2364 -24,7925 -0,0035
1 COMB6 Combination Max 22,161 57,488 911,662 105,271 51,8855 0,0035
1 COMB6 Combination Min -3,772 -25,611 709,723 -152,2364 -24,7925 -0,0035
1 COMB7 Combination Max 49,036 22,429 666,408 23,9465 136,3646 0,0093
1 COMB7 Combination Min -37,406 -2,501 418,434 -53,3064 -119,2288 -0,0093
1 COMB8 Combination Max 49,036 22,429 666,408 23,9465 136,3646 0,0093
1 COMB8 Combination Min -37,406 -2,501 418,434 -53,3064 -119,2288 -0,0093
1 COMB9 Combination Max 18,782 51,513 643,391 114,0738 46,9069 0,0035
1 COMB9 Combination Min -7,151 -31,586 441,452 -143,4337 -29,7711 -0,0035
1 COMB10 Combination Max 18,782 51,513 643,391 114,0738 46,9069 0,0035
1 COMB10 Combination Min -7,151 -31,586 441,452 -143,4337 -29,7711 -0,0035
6 COMB1 Combination 11,908 -1,017 1363,699 1,4982 17,5447 3,103E-17
6 COMB2 Combination 14,723 -1,155 1456,712 1,702 21,6913 3,343E-17
6 COMB3 Combination Max 56,239 15,092 1469,664 45,5931 146,961 0,0093
6 COMB3 Combination Min -30,181 -17,19 1227,89 -42,5025 -108,5682 -0,0093
6 COMB4 Combination Max 56,239 15,092 1469,664 45,5931 146,961 0,0093
6 COMB4 Combination Min -30,181 -17,19 1227,89 -42,5025 -108,5682 -0,0093
6 COMB5 Combination Max 25,992 52,754 1386,779 148,3702 57,5258 0,0035
6 COMB5 Combination Min 0,066 -54,852 1310,775 -145,2795 -19,133 -0,0035
6 COMB6 Combination Max 25,992 52,754 1386,779 148,3702 57,5258 0,0035
6 COMB6 Combination Min 0,066 -54,852 1310,775 -145,2795 -19,133 -0,0035
6 COMB7 Combination Max 50,865 15,487 997,551 45,011 139,0434 0,0093
6 COMB7 Combination Min -35,555 -16,795 755,776 -43,0847 -116,4858 -0,0093
6 COMB8 Combination Max 50,865 15,487 997,551 45,011 139,0434 0,0093
6 COMB8 Combination Min -35,555 -16,795 755,776 -43,0847 -116,4858 -0,0093
6 COMB9 Combination Max 20,618 53,149 914,666 147,788 49,6081 0,0035
6 COMB9 Combination Min -5,308 -54,456 838,662 -145,8617 -27,0506 -0,0035
6 COMB10 Combination Max 20,618 53,149 914,666 147,788 49,6081 0,0035
6 COMB10 Combination Min -5,308 -54,456 838,662 -145,8617 -27,0506 -0,0035
11 COMB1 Combination 11,908 1,017 1363,699 -1,4982 17,5447 3,103E-17
11 COMB2 Combination 14,723 1,155 1456,712 -1,702 21,6913 3,343E-17
11 COMB3 Combination Max 56,229 17,19 1469,626 42,5025 146,9294 0,0093
11 COMB3 Combination Min -30,17 -15,092 1227,928 -45,5931 -108,5366 -0,0093
11 COMB4 Combination Max 56,229 17,19 1469,626 42,5025 146,9294 0,0093
11 COMB4 Combination Min -30,17 -15,092 1227,928 -45,5931 -108,5366 -0,0093
11 COMB5 Combination Max 25,989 54,852 1386,768 145,2795 57,5163 0,0035
11 COMB5 Combination Min 0,069 -52,754 1310,786 -148,3702 -19,1235 -0,0035
11 COMB6 Combination Max 25,989 54,852 1386,768 145,2795 57,5163 0,0035
11 COMB6 Combination Min 0,069 -52,754 1310,786 -148,3702 -19,1235 -0,0035
11 COMB7 Combination Max 50,855 16,795 997,513 43,0847 139,0118 0,0093
11 COMB7 Combination Min -35,544 -15,487 755,814 -45,011 -116,4543 -0,0093
11 COMB8 Combination Max 50,855 16,795 997,513 43,0847 139,0118 0,0093
11 COMB8 Combination Min -35,544 -15,487 755,814 -45,011 -116,4543 -0,0093
11 COMB9 Combination Max 20,615 54,456 914,655 145,8617 49,5987 0,0035
11 COMB9 Combination Min -5,305 -53,149 838,673 -147,788 -27,0412 -0,0035
11 COMB10 Combination Max 20,615 54,456 914,655 145,8617 49,5987 0,0035
11 COMB10 Combination Min -5,305 -53,149 838,673 -147,788 -27,0412 -0,0035
16 COMB1 Combination 9,046 -15,499 843,766 22,8355 13,3279 3,103E-17
16 COMB2 Combination 10,059 -17,531 863,172 25,8283 14,82 3,343E-17
16 COMB3 Combination Max 52,383 -3,473 934,672 62,1091 141,2479 0,0093
16 COMB3 Combination Min -33,995 -28,403 686,714 -15,1437 -114,155 -0,0093
16 COMB4 Combination Max 52,383 -3,473 934,672 62,1091 141,2479 0,0093
16 COMB4 Combination Min -33,995 -28,403 686,714 -15,1437 -114,155 -0,0093
16 COMB5 Combination Max 22,151 25,611 911,662 152,2364 51,8569 0,0035
16 COMB5 Combination Min -3,762 -57,488 709,724 -105,271 -24,764 -0,0035
16 COMB6 Combination Max 22,151 25,611 911,662 152,2364 51,8569 0,0035
16 COMB6 Combination Min -3,762 -57,488 709,724 -105,271 -24,764 -0,0035
16 COMB7 Combination Max 49,004 2,501 666,4 53,3064 136,2694 0,0093
16 COMB7 Combination Min -37,374 -22,429 418,442 -23,9465 -119,1335 -0,0093
16 COMB8 Combination Max 49,004 2,501 666,4 53,3064 136,2694 0,0093
16 COMB8 Combination Min -37,374 -22,429 418,442 -23,9465 -119,1335 -0,0093
16 COMB9 Combination Max 18,772 31,586 643,39 143,4337 46,8784 0,0035
16 COMB9 Combination Min -7,141 -51,513 441,453 -114,0738 -29,7425 -0,0035
16 COMB10 Combination Max 18,772 31,586 643,39 143,4337 46,8784 0,0035
16 COMB10 Combination Min -7,141 -51,513 441,453 -114,0738 -29,7425 -0,0035
21 COMB1 Combination -0,335 20,6 1281,752 -30,3513 -0,4935 3,103E-17
21 COMB2 Combination -0,335 25,89 1377,361 -38,1447 -0,4932 3,343E-17
21 COMB3 Combination Max 55,25 35,267 1304,546 5,0281 145,5331 0,0093
21 COMB3 Combination Min -55,884 10,339 1241,138 -72,2205 -146,4669 -0,0093
21 COMB4 Combination Max 55,25 35,267 1304,546 5,0281 145,5331 0,0093
21 COMB4 Combination Min -55,884 10,339 1241,138 -72,2205 -146,4669 -0,0093
21 COMB5 Combination Max 16,353 64,35 1367,257 95,1511 43,3331 0,0035
21 COMB5 Combination Min -16,987 -18,745 1178,427 -162,3436 -44,2669 -0,0035
21 COMB6 Combination Max 16,353 64,35 1367,257 95,1511 43,3331 0,0035
21 COMB6 Combination Min -16,987 -18,745 1178,427 -162,3436 -44,2669 -0,0035
21 COMB7 Combination Max 55,352 25,707 855,687 19,1127 145,6827 0,0093
21 COMB7 Combination Min -55,783 0,779 792,28 -58,1359 -146,3173 -0,0093
21 COMB8 Combination Max 55,352 25,707 855,687 19,1127 145,6827 0,0093
21 COMB8 Combination Min -55,783 0,779 792,28 -58,1359 -146,3173 -0,0093
21 COMB9 Combination Max 16,455 54,791 918,398 109,2358 43,4827 0,0035
21 COMB9 Combination Min -16,886 -28,304 729,568 -148,2589 -44,1173 -0,0035
21 COMB10 Combination Max 16,455 54,791 918,398 109,2358 43,4827 0,0035
21 COMB10 Combination Min -16,886 -28,304 729,568 -148,2589 -44,1173 -0,0035
26 COMB1 Combination -0,325 -1,288 2019,648 1,8978 -0,4783 3,103E-17
26 COMB2 Combination -0,352 -1,631 2302,583 2,4035 -0,5184 3,343E-17
26 COMB3 Combination Max 55,229 14,706 2102,968 46,1576 145,4856 0,0093
26 COMB3 Combination Min -55,878 -17,574 2073,606 -41,9333 -146,4412 -0,0093
26 COMB4 Combination Max 55,229 14,706 2102,968 46,1576 145,4856 0,0093
26 COMB4 Combination Min -55,878 -17,574 2073,606 -41,9333 -146,4412 -0,0093
26 COMB5 Combination Max 16,342 52,366 2100,463 148,9299 43,3113 0,0035
26 COMB5 Combination Min -16,99 -55,234 2076,111 -144,7055 -44,2668 -0,0035
26 COMB6 Combination Max 16,342 52,366 2100,463 148,9299 43,3113 0,0035
26 COMB6 Combination Min -16,99 -55,234 2076,111 -144,7055 -44,2668 -0,0035
26 COMB7 Combination Max 55,345 15,312 1313,027 45,2654 145,6559 0,0093
26 COMB7 Combination Min -55,762 -16,968 1283,664 -42,8254 -146,2709 -0,0093
26 COMB8 Combination Max 55,345 15,312 1313,027 45,2654 145,6559 0,0093
26 COMB8 Combination Min -55,762 -16,968 1283,664 -42,8254 -146,2709 -0,0093
26 COMB9 Combination Max 16,457 52,972 1310,521 148,0377 43,4815 0,0035
26 COMB9 Combination Min -16,875 -54,628 1286,169 -145,5977 -44,0965 -0,0035
26 COMB10 Combination Max 16,457 52,972 1310,521 148,0377 43,4815 0,0035
26 COMB10 Combination Min -16,875 -54,628 1286,169 -145,5977 -44,0965 -0,0035
31 COMB1 Combination -0,325 1,288 2019,648 -1,8978 -0,4783 3,103E-17
31 COMB2 Combination -0,352 1,631 2302,583 -2,4035 -0,5184 3,343E-17
31 COMB3 Combination Max 55,215 17,574 2102,97 41,9333 145,4494 0,0093
31 COMB3 Combination Min -55,864 -14,706 2073,604 -46,1576 -146,4049 -0,0093
31 COMB4 Combination Max 55,215 17,574 2102,97 41,9333 145,4494 0,0093
31 COMB4 Combination Min -55,864 -14,706 2073,604 -46,1576 -146,4049 -0,0093
31 COMB5 Combination Max 16,338 55,234 2100,463 144,7055 43,3004 0,0035
31 COMB5 Combination Min -16,986 -52,366 2076,111 -148,9299 -44,2559 -0,0035
31 COMB6 Combination Max 16,338 55,234 2100,463 144,7055 43,3004 0,0035
31 COMB6 Combination Min -16,986 -52,366 2076,111 -148,9299 -44,2559 -0,0035
31 COMB7 Combination Max 55,331 16,968 1313,029 42,8254 145,6197 0,0093
31 COMB7 Combination Min -55,748 -15,312 1283,662 -45,2654 -146,2347 -0,0093
31 COMB8 Combination Max 55,331 16,968 1313,029 42,8254 145,6197 0,0093
31 COMB8 Combination Min -55,748 -15,312 1283,662 -45,2654 -146,2347 -0,0093
31 COMB9 Combination Max 16,453 54,628 1310,522 145,5977 43,4707 0,0035
31 COMB9 Combination Min -16,871 -52,972 1286,169 -148,0377 -44,0856 -0,0035
31 COMB10 Combination Max 16,453 54,628 1310,522 145,5977 43,4707 0,0035
31 COMB10 Combination Min -16,871 -52,972 1286,169 -148,0377 -44,0856 -0,0035
36 COMB1 Combination -0,335 -20,6 1281,752 30,3513 -0,4935 3,103E-17
36 COMB2 Combination -0,335 -25,89 1377,361 38,1447 -0,4932 3,343E-17
36 COMB3 Combination Max 55,209 -10,339 1304,52 72,2205 145,4241 0,0093
36 COMB3 Combination Min -55,843 -35,267 1241,164 -5,0281 -146,3579 -0,0093
36 COMB4 Combination Max 55,209 -10,339 1304,52 72,2205 145,4241 0,0093
36 COMB4 Combination Min -55,843 -35,267 1241,164 -5,0281 -146,3579 -0,0093
36 COMB5 Combination Max 16,341 18,745 1367,256 162,3436 43,3004 0,0035
36 COMB5 Combination Min -16,975 -64,35 1178,428 -95,1511 -44,2342 -0,0035
36 COMB6 Combination Max 16,341 18,745 1367,256 162,3436 43,3004 0,0035
36 COMB6 Combination Min -16,975 -64,35 1178,428 -95,1511 -44,2342 -0,0035
36 COMB7 Combination Max 55,311 -0,779 855,661 58,1359 145,5737 0,0093
36 COMB7 Combination Min -55,741 -25,707 792,305 -19,1127 -146,2083 -0,0093
36 COMB8 Combination Max 55,311 -0,779 855,661 58,1359 145,5737 0,0093
36 COMB8 Combination Min -55,741 -25,707 792,305 -19,1127 -146,2083 -0,0093
36 COMB9 Combination Max 16,442 28,304 918,398 148,2589 43,45 0,0035
36 COMB9 Combination Min -16,873 -54,791 729,569 -109,2358 -44,0846 -0,0035
36 COMB10 Combination Max 16,442 28,304 918,398 148,2589 43,45 0,0035
36 COMB10 Combination Min -16,873 -54,791 729,569 -109,2358 -44,0846 -0,0035
41 COMB1 Combination 0,042 20,704 1278,337 -30,5044 0,0624 3,103E-17
41 COMB2 Combination 0,047 26,063 1375,437 -38,399 0,0691 3,343E-17
41 COMB3 Combination Max 54,517 35,408 1298,842 4,818 144,4527 0,0093
41 COMB3 Combination Min -54,431 10,48 1242,242 -72,4267 -144,3262 -0,0093
41 COMB4 Combination Max 54,517 35,408 1298,842 4,818 144,4527 0,0093
41 COMB4 Combination Min -54,431 10,48 1242,242 -72,4267 -144,3262 -0,0093
41 COMB5 Combination Max 16,385 64,49 1364,854 94,9368 43,3801 0,0035
41 COMB5 Combination Min -16,299 -18,601 1176,23 -162,5455 -43,2536 -0,0035
41 COMB6 Combination Max 16,385 64,49 1364,854 94,9368 43,3801 0,0035
41 COMB6 Combination Min -16,299 -18,601 1176,23 -162,5455 -43,2536 -0,0035
41 COMB7 Combination Max 54,502 25,774 850,088 19,0124 144,4296 0,0093
41 COMB7 Combination Min -54,447 0,846 793,488 -58,2323 -144,3493 -0,0093
41 COMB8 Combination Max 54,502 25,774 850,088 19,0124 144,4296 0,0093
41 COMB8 Combination Min -54,447 0,846 793,488 -58,2323 -144,3493 -0,0093
41 COMB9 Combination Max 16,37 54,856 916,1 109,1311 43,357 0,0035
41 COMB9 Combination Min -16,315 -28,236 727,476 -148,3511 -43,2767 -0,0035
41 COMB10 Combination Max 16,37 54,856 916,1 109,1311 43,357 0,0035
41 COMB10 Combination Min -16,315 -28,236 727,476 -148,3511 -43,2767 -0,0035
46 COMB1 Combination 0,048 -1,301 2018,715 1,9167 0,0714 3,103E-17
46 COMB2 Combination 0,06 -1,654 2304,382 2,4374 0,089 3,343E-17
46 COMB3 Combination Max 54,514 14,687 2092,583 46,1827 144,432 0,0093
46 COMB3 Combination Min -54,407 -17,591 2085,639 -41,9038 -144,2748 -0,0093
46 COMB4 Combination Max 54,514 14,687 2092,583 46,1827 144,432 0,0093
46 COMB4 Combination Min -54,407 -17,591 2085,639 -41,9038 -144,2748 -0,0093
46 COMB5 Combination Max 16,392 52,345 2100,511 148,9501 43,3846 0,0035
46 COMB5 Combination Min -16,285 -55,25 2077,712 -144,6712 -43,2274 -0,0035
46 COMB6 Combination Max 16,392 52,345 2100,511 148,9501 43,3846 0,0035
46 COMB6 Combination Min -16,285 -55,25 2077,712 -144,6712 -43,2274 -0,0035
46 COMB7 Combination Max 54,492 15,303 1301,217 45,2754 144,3993 0,0093
46 COMB7 Combination Min -54,43 -16,976 1294,273 -42,8111 -144,3075 -0,0093
46 COMB8 Combination Max 54,492 15,303 1301,217 45,2754 144,3993 0,0093
46 COMB8 Combination Min -54,43 -16,976 1294,273 -42,8111 -144,3075 -0,0093
46 COMB9 Combination Max 16,369 52,961 1309,145 148,0428 43,3519 0,0035
46 COMB9 Combination Min -16,307 -54,634 1286,346 -145,5785 -43,2601 -0,0035
46 COMB10 Combination Max 16,369 52,961 1309,145 148,0428 43,3519 0,0035
46 COMB10 Combination Min -16,307 -54,634 1286,346 -145,5785 -43,2601 -0,0035
51 COMB1 Combination 0,048 1,301 2018,715 -1,9167 0,0714 3,103E-17
51 COMB2 Combination 0,06 1,654 2304,382 -2,4374 0,089 3,343E-17
51 COMB3 Combination Max 54,501 17,591 2092,583 41,9038 144,3962 0,0093
51 COMB3 Combination Min -54,394 -14,687 2085,64 -46,1827 -144,239 -0,0093
51 COMB4 Combination Max 54,501 17,591 2092,583 41,9038 144,3962 0,0093
51 COMB4 Combination Min -54,394 -14,687 2085,64 -46,1827 -144,239 -0,0093
51 COMB5 Combination Max 16,388 55,25 2100,511 144,6712 43,3739 0,0035
51 COMB5 Combination Min -16,281 -52,345 2077,712 -148,9501 -43,2167 -0,0035
51 COMB6 Combination Max 16,388 55,25 2100,511 144,6712 43,3739 0,0035
51 COMB6 Combination Min -16,281 -52,345 2077,712 -148,9501 -43,2167 -0,0035
51 COMB7 Combination Max 54,478 16,976 1301,217 42,8111 144,3635 0,0093
51 COMB7 Combination Min -54,416 -15,303 1294,274 -45,2754 -144,2717 -0,0093
51 COMB8 Combination Max 54,478 16,976 1301,217 42,8111 144,3635 0,0093
51 COMB8 Combination Min -54,416 -15,303 1294,274 -45,2754 -144,2717 -0,0093
51 COMB9 Combination Max 16,365 54,634 1309,144 145,5785 43,3412 0,0035
51 COMB9 Combination Min -16,303 -52,961 1286,346 -148,0428 -43,2494 -0,0035
51 COMB10 Combination Max 16,365 54,634 1309,144 145,5785 43,3412 0,0035
51 COMB10 Combination Min -16,303 -52,961 1286,346 -148,0428 -43,2494 -0,0035
56 COMB1 Combination 0,042 -20,704 1278,337 30,5044 0,0624 3,103E-17
56 COMB2 Combination 0,047 -26,063 1375,437 38,399 0,0691 3,343E-17
56 COMB3 Combination Max 54,477 -10,48 1298,842 72,4267 144,3449 0,0093
56 COMB3 Combination Min -54,391 -35,408 1242,242 -4,818 -144,2184 -0,0093
56 COMB4 Combination Max 54,477 -10,48 1298,842 72,4267 144,3449 0,0093
56 COMB4 Combination Min -54,391 -35,408 1242,242 -4,818 -144,2184 -0,0093
56 COMB5 Combination Max 16,373 18,601 1364,854 162,5455 43,3477 0,0035
56 COMB5 Combination Min -16,287 -64,49 1176,23 -94,9368 -43,2213 -0,0035
56 COMB6 Combination Max 16,373 18,601 1364,854 162,5455 43,3477 0,0035
56 COMB6 Combination Min -16,287 -64,49 1176,23 -94,9368 -43,2213 -0,0035
56 COMB7 Combination Max 54,461 -0,846 850,088 58,2323 144,3218 0,0093
56 COMB7 Combination Min -54,407 -25,774 793,488 -19,0124 -144,2415 -0,0093
56 COMB8 Combination Max 54,461 -0,846 850,088 58,2323 144,3218 0,0093
56 COMB8 Combination Min -54,407 -25,774 793,488 -19,0124 -144,2415 -0,0093
56 COMB9 Combination Max 16,357 28,236 916,1 148,3511 43,3246 0,0035
56 COMB9 Combination Min -16,303 -54,856 727,476 -109,1311 -43,2444 -0,0035
56 COMB10 Combination Max 16,357 28,236 916,1 148,3511 43,3246 0,0035
56 COMB10 Combination Min -16,303 -54,856 727,476 -109,1311 -43,2444 -0,0035
61 COMB1 Combination -0,042 20,704 1278,337 -30,5044 -0,0624 3,103E-17
61 COMB2 Combination -0,047 26,063 1375,437 -38,399 -0,0691 3,343E-17
61 COMB3 Combination Max 54,431 35,407 1298,84 4,8161 144,3262 0,0093
61 COMB3 Combination Min -54,517 10,481 1242,244 -72,4249 -144,4527 -0,0093
61 COMB4 Combination Max 54,431 35,407 1298,84 4,8161 144,3262 0,0093
61 COMB4 Combination Min -54,517 10,481 1242,244 -72,4249 -144,4527 -0,0093
61 COMB5 Combination Max 16,299 64,488 1364,848 94,9305 43,2536 0,0035
61 COMB5 Combination Min -16,385 -18,599 1176,236 -162,5393 -43,3801 -0,0035
61 COMB6 Combination Max 16,299 64,488 1364,848 94,9305 43,2536 0,0035
61 COMB6 Combination Min -16,385 -18,599 1176,236 -162,5393 -43,3801 -0,0035
61 COMB7 Combination Max 54,447 25,773 850,086 19,0105 144,3493 0,0093
61 COMB7 Combination Min -54,502 0,847 793,49 -58,2305 -144,4296 -0,0093
61 COMB8 Combination Max 54,447 25,773 850,086 19,0105 144,3493 0,0093
61 COMB8 Combination Min -54,502 0,847 793,49 -58,2305 -144,4296 -0,0093
61 COMB9 Combination Max 16,315 54,854 916,094 109,1249 43,2767 0,0035
61 COMB9 Combination Min -16,37 -28,234 727,482 -148,3449 -43,357 -0,0035
61 COMB10 Combination Max 16,315 54,854 916,094 109,1249 43,2767 0,0035
61 COMB10 Combination Min -16,37 -28,234 727,482 -148,3449 -43,357 -0,0035
66 COMB1 Combination -0,048 -1,301 2018,715 1,9167 -0,0714 3,103E-17
66 COMB2 Combination -0,06 -1,654 2304,382 2,4374 -0,089 3,343E-17
66 COMB3 Combination Max 54,407 14,686 2092,583 46,1805 144,2748 0,0093
66 COMB3 Combination Min -54,514 -17,591 2085,64 -41,9016 -144,432 -0,0093
66 COMB4 Combination Max 54,407 14,686 2092,583 46,1805 144,2748 0,0093
66 COMB4 Combination Min -54,514 -17,591 2085,64 -41,9016 -144,432 -0,0093
66 COMB5 Combination Max 16,285 52,343 2100,51 148,9431 43,2274 0,0035
66 COMB5 Combination Min -16,392 -55,247 2077,713 -144,6642 -43,3846 -0,0035
66 COMB6 Combination Max 16,285 52,343 2100,51 148,9431 43,2274 0,0035
66 COMB6 Combination Min -16,392 -55,247 2077,713 -144,6642 -43,3846 -0,0035
66 COMB7 Combination Max 54,43 15,302 1301,217 45,2733 144,3075 0,0093
66 COMB7 Combination Min -54,492 -16,975 1294,273 -42,8089 -144,3993 -0,0093
66 COMB8 Combination Max 54,43 15,302 1301,217 45,2733 144,3075 0,0093
66 COMB8 Combination Min -54,492 -16,975 1294,273 -42,8089 -144,3993 -0,0093
66 COMB9 Combination Max 16,307 52,959 1309,144 148,0358 43,2601 0,0035
66 COMB9 Combination Min -16,369 -54,631 1286,346 -145,5715 -43,3519 -0,0035
66 COMB10 Combination Max 16,307 52,959 1309,144 148,0358 43,2601 0,0035
66 COMB10 Combination Min -16,369 -54,631 1286,346 -145,5715 -43,3519 -0,0035
71 COMB1 Combination -0,048 1,301 2018,715 -1,9167 -0,0714 3,103E-17
71 COMB2 Combination -0,06 1,654 2304,382 -2,4374 -0,089 3,343E-17
71 COMB3 Combination Max 54,394 17,591 2092,582 41,9016 144,239 0,0093
71 COMB3 Combination Min -54,501 -14,686 2085,64 -46,1805 -144,3962 -0,0093
71 COMB4 Combination Max 54,394 17,591 2092,582 41,9016 144,239 0,0093
71 COMB4 Combination Min -54,501 -14,686 2085,64 -46,1805 -144,3962 -0,0093
71 COMB5 Combination Max 16,281 55,247 2100,51 144,6642 43,2167 0,0035
71 COMB5 Combination Min -16,388 -52,343 2077,713 -148,9431 -43,3739 -0,0035
71 COMB6 Combination Max 16,281 55,247 2100,51 144,6642 43,2167 0,0035
71 COMB6 Combination Min -16,388 -52,343 2077,713 -148,9431 -43,3739 -0,0035
71 COMB7 Combination Max 54,416 16,975 1301,216 42,8089 144,2717 0,0093
71 COMB7 Combination Min -54,478 -15,302 1294,274 -45,2733 -144,3635 -0,0093
71 COMB8 Combination Max 54,416 16,975 1301,216 42,8089 144,2717 0,0093
71 COMB8 Combination Min -54,478 -15,302 1294,274 -45,2733 -144,3635 -0,0093
71 COMB9 Combination Max 16,303 54,631 1309,144 145,5715 43,2494 0,0035
71 COMB9 Combination Min -16,365 -52,959 1286,346 -148,0358 -43,3412 -0,0035
71 COMB10 Combination Max 16,303 54,631 1309,144 145,5715 43,2494 0,0035
71 COMB10 Combination Min -16,365 -52,959 1286,346 -148,0358 -43,3412 -0,0035
76 COMB1 Combination -0,042 -20,704 1278,337 30,5044 -0,0624 3,103E-17
76 COMB2 Combination -0,047 -26,063 1375,437 38,399 -0,0691 3,343E-17
76 COMB3 Combination Max 54,391 -10,481 1298,84 72,4248 144,2184 0,0093
76 COMB3 Combination Min -54,477 -35,407 1242,244 -4,8161 -144,3449 -0,0093
76 COMB4 Combination Max 54,391 -10,481 1298,84 72,4248 144,2184 0,0093
76 COMB4 Combination Min -54,477 -35,407 1242,244 -4,8161 -144,3449 -0,0093
76 COMB5 Combination Max 16,287 18,599 1364,848 162,5393 43,2213 0,0035
76 COMB5 Combination Min -16,373 -64,488 1176,236 -94,9305 -43,3477 -0,0035
76 COMB6 Combination Max 16,287 18,599 1364,848 162,5393 43,2213 0,0035
76 COMB6 Combination Min -16,373 -64,488 1176,236 -94,9305 -43,3477 -0,0035
76 COMB7 Combination Max 54,407 -0,847 850,086 58,2305 144,2415 0,0093
76 COMB7 Combination Min -54,461 -25,773 793,49 -19,0105 -144,3218 -0,0093
76 COMB8 Combination Max 54,407 -0,847 850,086 58,2305 144,2415 0,0093
76 COMB8 Combination Min -54,461 -25,773 793,49 -19,0105 -144,3218 -0,0093
76 COMB9 Combination Max 16,303 28,234 916,094 148,3449 43,2444 0,0035
76 COMB9 Combination Min -16,357 -54,854 727,482 -109,1249 -43,3246 -0,0035
76 COMB10 Combination Max 16,303 28,234 916,094 148,3449 43,2444 0,0035
76 COMB10 Combination Min -16,357 -54,854 727,482 -109,1249 -43,3246 -0,0035
81 COMB1 Combination 0,335 20,6 1281,752 -30,3513 0,4935 3,103E-17
81 COMB2 Combination 0,335 25,89 1377,361 -38,1447 0,4932 3,343E-17
81 COMB3 Combination Max 55,884 35,265 1304,54 5,0225 146,4669 0,0093
81 COMB3 Combination Min -55,25 10,34 1241,144 -72,2149 -145,5331 -0,0093
81 COMB4 Combination Max 55,884 35,265 1304,54 5,0225 146,4669 0,0093
81 COMB4 Combination Min -55,25 10,34 1241,144 -72,2149 -145,5331 -0,0093
81 COMB5 Combination Max 16,987 64,344 1367,235 95,1325 44,2669 0,0035
81 COMB5 Combination Min -16,353 -18,739 1178,449 -162,3249 -43,3331 -0,0035
81 COMB6 Combination Max 16,987 64,344 1367,235 95,1325 44,2669 0,0035
81 COMB6 Combination Min -16,353 -18,739 1178,449 -162,3249 -43,3331 -0,0035
81 COMB7 Combination Max 55,783 25,706 855,681 19,1071 146,3173 0,0093
81 COMB7 Combination Min -55,352 0,781 792,286 -58,1303 -145,6827 -0,0093
81 COMB8 Combination Max 55,783 25,706 855,681 19,1071 146,3173 0,0093
81 COMB8 Combination Min -55,352 0,781 792,286 -58,1303 -145,6827 -0,0093
81 COMB9 Combination Max 16,886 54,785 918,376 109,2171 44,1173 0,0035
81 COMB9 Combination Min -16,455 -28,298 729,59 -148,2403 -43,4827 -0,0035
81 COMB10 Combination Max 16,886 54,785 918,376 109,2171 44,1173 0,0035
81 COMB10 Combination Min -16,455 -28,298 729,59 -148,2403 -43,4827 -0,0035
86 COMB1 Combination 0,325 -1,288 2019,648 1,8978 0,4783 3,103E-17
86 COMB2 Combination 0,352 -1,631 2302,583 2,4035 0,5184 3,343E-17
86 COMB3 Combination Max 55,878 14,704 2102,968 46,1513 146,4412 0,0093
86 COMB3 Combination Min -55,229 -17,571 2073,606 -41,9269 -145,4856 -0,0093
86 COMB4 Combination Max 55,878 14,704 2102,968 46,1513 146,4412 0,0093
86 COMB4 Combination Min -55,229 -17,571 2073,606 -41,9269 -145,4856 -0,0093
86 COMB5 Combination Max 16,99 52,359 2100,462 148,9087 44,2668 0,0035
86 COMB5 Combination Min -16,342 -55,226 2076,112 -144,6844 -43,3113 -0,0035
86 COMB6 Combination Max 16,99 52,359 2100,462 148,9087 44,2668 0,0035
86 COMB6 Combination Min -16,342 -55,226 2076,112 -144,6844 -43,3113 -0,0035
86 COMB7 Combination Max 55,762 15,31 1313,026 45,2591 146,2709 0,0093
86 COMB7 Combination Min -55,345 -16,966 1283,664 -42,8191 -145,6559 -0,0093
86 COMB8 Combination Max 55,762 15,31 1313,026 45,2591 146,2709 0,0093
86 COMB8 Combination Min -55,345 -16,966 1283,664 -42,8191 -145,6559 -0,0093
86 COMB9 Combination Max 16,875 52,964 1310,521 148,0166 44,0965 0,0035
86 COMB9 Combination Min -16,457 -54,62 1286,17 -145,5766 -43,4815 -0,0035
86 COMB10 Combination Max 16,875 52,964 1310,521 148,0166 44,0965 0,0035
86 COMB10 Combination Min -16,457 -54,62 1286,17 -145,5766 -43,4815 -0,0035
91 COMB1 Combination 0,325 1,288 2019,648 -1,8978 0,4783 3,103E-17
91 COMB2 Combination 0,352 1,631 2302,583 -2,4035 0,5184 3,343E-17
91 COMB3 Combination Max 55,864 17,571 2102,97 41,9269 146,4049 0,0093
91 COMB3 Combination Min -55,215 -14,704 2073,604 -46,1513 -145,4494 -0,0093
91 COMB4 Combination Max 55,864 17,571 2102,97 41,9269 146,4049 0,0093
91 COMB4 Combination Min -55,215 -14,704 2073,604 -46,1513 -145,4494 -0,0093
91 COMB5 Combination Max 16,986 55,226 2100,463 144,6844 44,2559 0,0035
91 COMB5 Combination Min -16,338 -52,359 2076,112 -148,9087 -43,3004 -0,0035
91 COMB6 Combination Max 16,986 55,226 2100,463 144,6844 44,2559 0,0035
91 COMB6 Combination Min -16,338 -52,359 2076,112 -148,9087 -43,3004 -0,0035
91 COMB7 Combination Max 55,748 16,966 1313,029 42,8191 146,2347 0,0093
91 COMB7 Combination Min -55,331 -15,31 1283,662 -45,2591 -145,6197 -0,0093
91 COMB8 Combination Max 55,748 16,966 1313,029 42,8191 146,2347 0,0093
91 COMB8 Combination Min -55,331 -15,31 1283,662 -45,2591 -145,6197 -0,0093
91 COMB9 Combination Max 16,871 54,62 1310,521 145,5766 44,0856 0,0035
91 COMB9 Combination Min -16,453 -52,964 1286,17 -148,0166 -43,4707 -0,0035
91 COMB10 Combination Max 16,871 54,62 1310,521 145,5766 44,0856 0,0035
91 COMB10 Combination Min -16,453 -52,964 1286,17 -148,0166 -43,4707 -0,0035
96 COMB1 Combination 0,335 -20,6 1281,752 30,3513 0,4935 3,103E-17
96 COMB2 Combination 0,335 -25,89 1377,361 38,1447 0,4932 3,343E-17
96 COMB3 Combination Max 55,843 -10,34 1304,514 72,2149 146,3579 0,0093
96 COMB3 Combination Min -55,209 -35,265 1241,17 -5,0225 -145,4241 -0,0093
96 COMB4 Combination Max 55,843 -10,34 1304,514 72,2149 146,3579 0,0093
96 COMB4 Combination Min -55,209 -35,265 1241,17 -5,0225 -145,4241 -0,0093
96 COMB5 Combination Max 16,975 18,739 1367,234 162,3249 44,2342 0,0035
96 COMB5 Combination Min -16,341 -64,344 1178,45 -95,1325 -43,3004 -0,0035
96 COMB6 Combination Max 16,975 18,739 1367,234 162,3249 44,2342 0,0035
96 COMB6 Combination Min -16,341 -64,344 1178,45 -95,1325 -43,3004 -0,0035
96 COMB7 Combination Max 55,741 -0,781 855,655 58,1303 146,2083 0,0093
96 COMB7 Combination Min -55,311 -25,706 792,311 -19,1071 -145,5737 -0,0093
96 COMB8 Combination Max 55,741 -0,781 855,655 58,1303 146,2083 0,0093
96 COMB8 Combination Min -55,311 -25,706 792,311 -19,1071 -145,5737 -0,0093
96 COMB9 Combination Max 16,873 28,298 918,375 148,2403 44,0846 0,0035
96 COMB9 Combination Min -16,442 -54,785 729,591 -109,2171 -43,45 -0,0035
96 COMB10 Combination Max 16,873 28,298 918,375 148,2403 44,0846 0,0035
96 COMB10 Combination Min -16,442 -54,785 729,591 -109,2171 -43,45 -0,0035
101 COMB1 Combination -9,046 15,499 843,766 -22,8355 -13,3279 3,103E-17
101 COMB2 Combination -10,059 17,531 863,172 -25,8283 -14,82 3,343E-17
101 COMB3 Combination Max 34,027 28,4 934,68 15,1344 114,2502 0,0093
101 COMB3 Combination Min -52,415 3,476 686,706 -62,0997 -141,3431 -0,0093
101 COMB4 Combination Max 34,027 28,4 934,68 15,1344 114,2502 0,0093
101 COMB4 Combination Min -52,415 3,476 686,706 -62,0997 -141,3431 -0,0093
101 COMB5 Combination Max 3,772 57,478 911,665 105,2398 24,7925 0,0035
101 COMB5 Combination Min -22,161 -25,601 709,72 -152,2052 -51,8855 -0,0035
101 COMB6 Combination Max 3,772 57,478 911,665 105,2398 24,7925 0,0035
101 COMB6 Combination Min -22,161 -25,601 709,72 -152,2052 -51,8855 -0,0035
101 COMB7 Combination Max 37,406 22,426 666,409 23,9371 119,2288 0,0093
101 COMB7 Combination Min -49,036 -2,498 418,434 -53,297 -136,3646 -0,0093
101 COMB8 Combination Max 37,406 22,426 666,409 23,9371 119,2288 0,0093
101 COMB8 Combination Min -49,036 -2,498 418,434 -53,297 -136,3646 -0,0093
101 COMB9 Combination Max 7,151 51,503 643,394 114,0425 29,7711 0,0035
101 COMB9 Combination Min -18,782 -31,576 441,449 -143,4024 -46,9069 -0,0035
101 COMB10 Combination Max 7,151 51,503 643,394 114,0425 29,7711 0,0035
101 COMB10 Combination Min -18,782 -31,576 441,449 -143,4024 -46,9069 -0,0035
106 COMB1 Combination -11,908 -1,017 1363,699 1,4982 -17,5447 3,103E-17
106 COMB2 Combination -14,723 -1,155 1456,712 1,702 -21,6913 3,343E-17
106 COMB3 Combination Max 30,181 15,088 1469,664 45,5825 108,5682 0,0093
106 COMB3 Combination Min -56,239 -17,186 1227,89 -42,4919 -146,961 -0,0093
106 COMB4 Combination Max 30,181 15,088 1469,664 45,5825 108,5682 0,0093
106 COMB4 Combination Min -56,239 -17,186 1227,89 -42,4919 -146,961 -0,0093
106 COMB5 Combination Max -0,066 52,741 1386,775 148,3349 19,133 0,0035
106 COMB5 Combination Min -25,992 -54,839 1310,78 -145,2442 -57,5258 -0,0035
106 COMB6 Combination Max -0,066 52,741 1386,775 148,3349 19,133 0,0035
106 COMB6 Combination Min -25,992 -54,839 1310,78 -145,2442 -57,5258 -0,0035
106 COMB7 Combination Max 35,555 15,483 997,551 45,0004 116,4858 0,0093
106 COMB7 Combination Min -50,865 -16,791 755,777 -43,074 -139,0434 -0,0093
106 COMB8 Combination Max 35,555 15,483 997,551 45,0004 116,4858 0,0093
106 COMB8 Combination Min -50,865 -16,791 755,777 -43,074 -139,0434 -0,0093
106 COMB9 Combination Max 5,308 53,136 914,661 147,7527 27,0506 0,0035
106 COMB9 Combination Min -20,618 -54,444 838,666 -145,8264 -49,6081 -0,0035
106 COMB10 Combination Max 5,308 53,136 914,661 147,7527 27,0506 0,0035
106 COMB10 Combination Min -20,618 -54,444 838,666 -145,8264 -49,6081 -0,0035
111 COMB1 Combination -11,908 1,017 1363,699 -1,4982 -17,5447 3,103E-17
111 COMB2 Combination -14,723 1,155 1456,712 -1,702 -21,6913 3,343E-17
111 COMB3 Combination Max 30,17 17,186 1469,626 42,4919 108,5366 0,0093
111 COMB3 Combination Min -56,229 -15,088 1227,928 -45,5825 -146,9294 -0,0093
111 COMB4 Combination Max 30,17 17,186 1469,626 42,4919 108,5366 0,0093
111 COMB4 Combination Min -56,229 -15,088 1227,928 -45,5825 -146,9294 -0,0093
111 COMB5 Combination Max -0,069 54,839 1386,764 145,2442 19,1235 0,0035
111 COMB5 Combination Min -25,989 -52,741 1310,79 -148,3349 -57,5163 -0,0035
111 COMB6 Combination Max -0,069 54,839 1386,764 145,2442 19,1235 0,0035
111 COMB6 Combination Min -25,989 -52,741 1310,79 -148,3349 -57,5163 -0,0035
111 COMB7 Combination Max 35,544 16,791 997,513 43,074 116,4543 0,0093
111 COMB7 Combination Min -50,855 -15,483 755,815 -45,0004 -139,0118 -0,0093
111 COMB8 Combination Max 35,544 16,791 997,513 43,074 116,4543 0,0093
111 COMB8 Combination Min -50,855 -15,483 755,815 -45,0004 -139,0118 -0,0093
111 COMB9 Combination Max 5,305 54,444 914,65 145,8264 27,0412 0,0035
111 COMB9 Combination Min -20,615 -53,136 838,677 -147,7527 -49,5987 -0,0035
111 COMB10 Combination Max 5,305 54,444 914,65 145,8264 27,0412 0,0035
111 COMB10 Combination Min -20,615 -53,136 838,677 -147,7527 -49,5987 -0,0035
116 COMB1 Combination -9,046 -15,499 843,766 22,8355 -13,3279 3,103E-17
116 COMB2 Combination -10,059 -17,531 863,172 25,8283 -14,82 3,343E-17
116 COMB3 Combination Max 33,995 -3,476 934,672 62,0997 114,155 0,0093
116 COMB3 Combination Min -52,383 -28,4 686,713 -15,1344 -141,2479 -0,0093
116 COMB4 Combination Max 33,995 -3,476 934,672 62,0997 114,155 0,0093
116 COMB4 Combination Min -52,383 -28,4 686,713 -15,1344 -141,2479 -0,0093
116 COMB5 Combination Max 3,762 25,601 911,665 152,2052 24,764 0,0035
116 COMB5 Combination Min -22,151 -57,478 709,721 -105,2398 -51,8569 -0,0035
116 COMB6 Combination Max 3,762 25,601 911,665 152,2052 24,764 0,0035
116 COMB6 Combination Min -22,151 -57,478 709,721 -105,2398 -51,8569 -0,0035
116 COMB7 Combination Max 37,374 2,498 666,401 53,297 119,1335 0,0093
116 COMB7 Combination Min -49,004 -22,426 418,442 -23,9371 -136,2694 -0,0093
116 COMB8 Combination Max 37,374 2,498 666,401 53,297 119,1335 0,0093
116 COMB8 Combination Min -49,004 -22,426 418,442 -23,9371 -136,2694 -0,0093
116 COMB9 Combination Max 7,141 31,576 643,393 143,4024 29,7425 0,0035
116 COMB9 Combination Min -18,772 -51,503 441,45 -114,0425 -46,8784 -0,0035
116 COMB10 Combination Max 7,141 31,576 643,393 143,4024 29,7425 0,0035
116 COMB10 Combination Min -18,772 -51,503 441,45 -114,0425 -46,8784 -0,0035
F1 F2 F3 M1 M2 M3
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
MAX 56,239 64,49 2304,382 162,5455 146,961 0,0093
MIN -56,239 -64,49 418,434 -162,5455 -146,961 -0,0093
9.657.341,875

f'c 22,5
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

4,5 m

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOREJO
4,5 m
TUGAS
18 m DESAIN PONDASI

4,5 m JUDUL GAMBAR

PORTAL TAMPAK
TIMUR - BARAT

4,5 m SKALA GAMBAR

1 : 200
0,81 m
DIGAMBAR

ABDUL AZIZIT T
NIM : 182510059
DICKI KHUKUH W
11 m NIM : 182510060
ADIB ALFIKRI
NIM : 182510062
NEFIKA AYUNINGTIAS
NIM : 182510063

DIPERIKSA DAN DISETUJUI

5,5 m 5,5 m 5,5 m 5,5 m 5,5 m DOSEN PEMBIMBING

27,5 m

TAMPAK SAMPING ARAH SUMBU X


SKALA 1 : 200 EKSI WIDYANANTO, M.Eng
NIDN. 0611106701

NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR

1 4
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

4,5 m

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOREJO
4,5 m
TUGAS
18 m
DESAIN PONDASI

4,5 m JUDUL GAMBAR

PORTAL TAMPAK
UTARA - SELATAN
4,5 m SKALA GAMBAR

1 : 200
0,81 m
DIGAMBAR

ABDUL AZIZIT T
NIM : 182510059
DICKI KHUKUH W
11 m NIM : 182510060
ADIB ALFIKRI
NIM : 182510062
NEFIKA AYUNINGTIAS
NIM : 182510063

DIPERIKSA DAN DISETUJUI


7m 7m 7m DOSEN PEMBIMBING

21 m

TAMPAK SAMPING ARAH SUMBU Y


SKALA 1 : 200 EKSI WIDYANANTO, M.Eng
NIDN. 0611106701

NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR

2 4
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOREJO

TUGAS
7m
DESAIN PONDASI

JUDUL GAMBAR

DENAH TITIK
TIANG PANCANG
7m
SKALA GAMBAR

1 : 200

DIGAMBAR

ABDUL AZIZIT T
7m NIM : 182510059
DICKI KHUKUH W
NIM : 182510060
ADIB ALFIKRI
NIM : 182510062
NEFIKA AYUNINGTIAS
5,5 m 5,5 m 5,5 m 5,5 m 5,5 m NIM : 182510063

DIPERIKSA DAN DISETUJUI

DENAH TITIK TIANG PANCANG DOSEN PEMBIMBING

SKALA 1 : 200

EKSI WIDYANANTO, M.Eng


NIDN. 0611106701

NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR

3 4
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KOLOM
50 x 50 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
D 19 - 31 PURWOREJO

D 25 - 23
40
D19 - 31 TUGAS
1 2 DESAIN PONDASI

JUDUL GAMBAR

PENULANGAN PILE CAP


60 PILE CAP
POTONGAN A-A
120 200 81
Tulangan As SKALA GAMBAR
D 19 - 31 1,25
5 D25 - 23 1 : 20
D 25 - 23 15
A A DIGAMBAR

4 3 ABDUL AZIZIT T
NIM : 182510059
40
DICKI KHUKUH W
NIM : 182510060
ADIB ALFIKRI
40 120 40 NIM : 182510062
200 NEFIKA AYUNINGTIAS
NIM : 182510063

D40 D40 DIPERIKSA DAN DISETUJUI

PENULANGAN PILE CAP DOSEN PEMBIMBING


SKALA 1 : 20
40 120 40

200

POTONGAN A-A
EKSI WIDYANANTO, M.Eng
SKALA 1 : 20 NIDN. 0611106701

NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR

4 4

Anda mungkin juga menyukai