Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Bekerja di Atas Ketinggian

Tentang definisi “ketinggian”. Banyak pemberi kerja mendefinisikan “ketinggian” adalah


pekerjaan dengan minimum tinggi 1.5 meter, 1.8 meter atau 2 meter. Namun dalam
Permenaker Nomor 9 Tahun 2016, batas ketinggian itu tidak ada. Adanya perbedaan
ketinggian yaitu yang memiliki potensi jatuh, baik jatuh di atas permukaan tanah maupun
perairan, dan menyebabkan tenaga kerja atau orang lain meninggal atau cidera.
Bekerja di ketinggian juga merupakan suatu kegiatan /aktifitas yang dikategorikan sebagai
"Class 1 Risk Activities", Berdasarkan laporan Labour Force Survey (LFS2) UK, Salah satu
penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada cidera serius dan kematian
adalah terjatuh dari atas ketinggian (31%) dan sebagian besar terjadi pada pekerja bidang
konstruksi (11%).
Dasar Hukum serta Referensi terkait dengan bekerja di atas ketinggian
a) Permenakertrans No Per 01/Men/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan
b) Permenaker No Per 05/Men/1985 Tentang pesawat angkat dan angkut Pasal 35 s/d 48
c) DJPPK Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No KEP.
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman K3 Bekerja di Ketinggian dengan menggunakan
akses tali (Rope Access)
d) UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
e) EN Standard/CEN Standard/CE Standard : EN-12277 : Harnesses, EN-12492 : Helmets,
EN-12275 : Connectors, EN-12276 : Frictional Anchors.
f) OSHA PART 1910, BS 1139 Metal Scaffolding, AS/NZS 1576 Scaffolding
g) ANSI Z133.1: Arboriculture safety requirement for pruning,repairing, maintaining, and
removing trees
Syarat Dianggap Sebagai Pekerjaan di Atas Ketinggian
Suatu kegiatan dianggap sebagai pekerjaan di atas ketinggian harus memenuhi beberapa
persyaratan :
a) Harus terdapat seseorang yang melakukan pekerjaan dan memiliki potensi risiko terjatuh
dari atas Ketinggian
b) Terdapat Lantai dasar/ Base Elevation
c) Terdapat Jarak Jatuh. Syaratnya ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih ( Biasanya untuk
jarak jatuh refer kepada persyaratan dan ketetapan prosedur dari perusahaan)
Contoh Pekerjaan di Atas Ketinggian:
 Mendirikan Scaffolding ketinggian ≥ 1.8 m high
 Bekerja di atas atap bangunan
 Bekerja di atas container
 Erection Konstruksi Baja
 Bekerja di bibir galian – Ketinggian ≥ 1.8 m
 Bekerja di atas formwork - Ketinggian ≥ 1.8 m
 Pemasangan cladding dan roofing
 Pekerjaan pemasangan Mechanical dan Electrical dsb.

Peralatan Bekerja di Atas Ketinggian


1. Tangga
Tangga umumnya digunakan sebagai akses untuk mencapai area yang sulit dijangkau dan
hanya digunakan sebagai alat bantu kerja dan digunakan dibawah pengawasan yang ketat.
Metode dan tindakan pencegahan dalam penggunaan tangga :
1. Jangan menggunakan tangga yang rusak atau tangga berbahan metal untuk pekerjaan
listrik.
2. Tambahkan paling tidak 1 meter di atas tempat yang dituju.
3. Jangan menambahkan tangga tambahan sehingga tangga tumpang tindih.
4. Amankan puncak tangga, agar tidak bergeser dari tempatnya.
CATATAN – Jika tidak mungkin, tangga harus diamankan di bagian bawah. Ini harus
dilakukan untuk mencegah pergeseran.
5. Gunakan papan untuk melindungi bagian tangga yang rusak, jika diperlukan.
6. Sudut yang terbentuk paling tidak 75 dari posisi vertikal. Bagian dasar tangga di set
pada rasio 1:4 dari titik kontak vertikal. Contoh, tangga yang menghubungkan titik vertikal
pada ketinggian 4 meter akan di set 1 meter di dasarnya.
7. Jangan melebihi jangkauan tangga. Posisi kerja yang aman dari tangga adalah posisi kedua
paha dan pinggul berada di jalur tumpuan.
2. Perancah Jembatan
Perancah Jembatan adalah perancah yang terdiri dari tiang dan papan-papan jembatan.
1. Perancah jembatan hanya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan ringan.
2. Tempatkan pada tempat yang seharusnya dan harus selalu dalam kondisi terbuka penuh,
contoh kaki-kaki harus diposisikan sejauh tali penahan tersebut berfungsi.
3. Keempat kakinya harus menancap ke dasar. Jembatan yang tidak berada pada ketinggian
yang sama harus diatur agar berada pada permukaan dasar yang keras.
4. Tempat kerja harus pada posisi horisontal. Tempat kerja tidak boleh lebih dari 2 meter
diatas permukaan yang dituju. Perancah jembatan tidak boleh didirikan dimana orang atau
benda bisa terjatuh dari perancah pada jarak lebih dari 2 meter.
5. Ukuran maksimum untuk pijakan perancah harus terpenuhi dengan maksimal panjang 2
meter dan tebal 50 mm.

3.

Alat Angkat Mekanik


Platform portabel ini dapat bersifat statik atau portabel dan umumnya terdiri dari beberapa
tipe :
1. Scissor lifts.
2. Telescopic booms
3. Articulated telescopic booms
4. Work cages on forklifts
Ketika bekerja dengan menggunakan platform statik atau portabel, sangatlah penting untuk
mengecek kesesuaian dan kestabilan dari peralatan yang akan digunakan.
• Operator telah mengikuti pelatihan.
• Pengawasan yang kompeten.
 Scissor Lifts
Peringatan utama pada alat ini adalah :
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya. Terutama pada kabel listrik.
2. Jika ada bagian dari peralatan yang dapat mencapai ketinggian 8 meter/ mengenai kabel
tegangan tinggi, harus memperoleh izin dari petugas kelistrikan.
3. Jika tegangan listrik lebih besar dari 415v, jarak aman akan ditentukan oleh petugas
kelistrikan yang berwenang.
4. Jika kabel tersebut adalah kabel transmisi tegangan tinggi, normalnya ini membutuhkan
isolasi dan grounding.
5. Pastikan muatan kerja aman/ safe work load (SWL) dan jumlah orang tidak ditambah.
6. Pastikan tanah pijakan tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan, khususnya
jika dilengkapi dengan outriggers.
7. Pastikan tidak ada penghalang di atas sebelum mengangkat platform.
8. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke platform oleh orang yang bekerja
dengan alat tersebut.
9. Jika alat tersebut merupakan platform statik tetapi kemungkinan dapat tertabrak oleh
kendaraan lain, maka sabuk harus digunakan.

 Telescopic Booms (termasuk articulated booms)


Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, harus termasuk tambahan peringatan
berikut. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil
untuk mendukung pemuatan, khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.

 Kerangka Kerja untuk Truk Forklift


1. Truk forklift hanya digunakan untuk pekerjaan perawatan/ perbaikan yang tidak terencana .
2. Kerangka harus disetujui untuk pekerjaan jenis ini .
3. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke kerangka .
4. Operator tidak boleh meninggalkan kerangka kecuali jika berada di dasar .
5. Pengemudi forklift dan orang bagian pemeliharaan menyadari semua bahaya yang ada.
6. Forklift tidak boleh melintas saat kerangka diangkat.
7. Pengemudi harus memposisikan diri dimana dia dapat mengontrol segala sesuatu yang
berhubungan dengan bekerja di ketinggian.
8. Ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan rutin.

 Bolt & Clamp Scaffolding


Platform kerja tipe ini normalnya digunakan untuk pekerjaan skala besar dan dimana
pekerjaan ini tersebar pada tingkat yang berbeda. Kondisi, metode kerja dan tindakan
pencegahan yang harus disadaridan dilakukan adalah :
1. Scaffolding hanya boleh didirikan, dibongkar atau dimodifikasi oleh orang yang
berkompeten.
2. Scaffold harus stabil.
3. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari ketinggian 1.8 meter
atau lebih.
4. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.
5. Jarak antara papan dan pegangan tidak boleh lebih dari 765mm.
6. Scaffolding harus dicek oleh orang yang kompeten setiap 7 (tujuh) hari atau setelah
terekspos cuaca buruk.
7. Terpal tidak boleh dipasang di struktur scaffold kecuali scaffold khusus didesain untuk itu.
8. Modifikasi atau perubahan yang tidak sesuai tidak boleh dilakukan.
9. Jika pegangan dihilangkan untuk mempermudah akses material, pegangan tersebut harus
dipasang kembali segera.
10.Material tidak boleh disimpan di scaffolds kecuali jika sedang digunakan dalam waktu
yang wajar.

5. Peralatan Akses yang Menggantung


Platform kerja tipe ini menggantung dari struktur atap dengan pulley blocks. Sebagai contoh
yaitu peralatan yang digunakan oleh petugas pembersih jendela di gedung-gedung tinggi.
Kelengkapan dan tindakan pencegahan dari peralatan ini antara lain :
1. Platform harus digunakan dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman dan
terlatih.Scaffold harus stabil.
2. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari ketinggian 1.8 meter
atau lebih.
3. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.
4. Cradle harus memiliki papan pada ketinggian minimum 250mm.
5. Pegangan di pasang pada ketinggian 910—1150mm dari platform
6. Struktur Atap & Ketinggian
Bekerja di atap atau di ketinggian yang berpotensi bahaya seperti rak pipa, merupakan
aktivitas yang berbahaya. Hanya boleh dilakukan oleh kontraktor yang berpengalaman
dengan sumber daya dan peralatan yang sesuai. Ketika pekerja dapat terjatuh pada ketinggian
lebih dari 1.8 meter dari atap, perlindungan dari kemungkinan terjatuh harus tersedia. Ada
beberapa alat perlindungan yang dapat digunakan untuk mencegah pekerja dari bahaya
terjatuh. Perlindungan ini bisa berupa suatu alat atau kombinasi dari pengukuran keselamatan
untuk menyiapkan perlindungan keselamatan yang dibutuhkan. Perlindungan yang paling
sesuai lah yang akan dipilih.
Platform Kerja, Scaffolding, Papan pijakan dan pegangan, Crawling boards digunakan jika :
• Jika bekerja di atap yang rata (<10 kemiringan) dan pekerjaan tersebut tidak berada 2
meter dari tepi maka pagar pembatas sederhana 2 meter dari tepi pada semua sisi yang
terbuka sudah cukup.
• Jika bekerja di atap yang rata (<10 kemiringan) dan pekerjaan tersebut berada 2 meter
dari tepi, maka perlindungan seperti platform perancah atau pegangan atap dan papan pijakan
sangat dibutuhkan, pegangan harus berada pada ketinggian antara 0.91m dan 1.15m, papan
pijakan tingginya paling tidak harus 150mm, jarak antara pegangan dan papan pijakan tidak
boleh lebih dari 765mm
• Jika kemiringan atap >30 atau 10 - 30 dan licin, disamping scaffold platform atau
pegangan atap, tangga atau papan harus digunakan untuk mencegah licin
• Jika atap yang rata atau miring tersebut rapuh, sebaiknya menggunakan papan
Platform perancah atau pegangan tidak dapat digunakan, jaring, dan atau sabuk dan tali
keselamatan harus digunakan. Yang harus diperhatikan :
• Diameter jaring
• Area yang harus dipasang jaring
• Sabuk keselamatan tidak boleh dilepas

Persyaratan Ketika akan bekerja di Atas Ketinggian


1) Pekerja harus dalam kondisi fit sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas ketinggian dan
tidak mempunyai riwayat penyakit kronis
2) Semua pekerja sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas ketinggian harus sudah
mendapat pelatihan “Bekerja di Ketinggian”
3) Prosedure kerja aman (JSEA) harus dibuat oleh semua pekerja yang terlibat dalam bekerja
di ketinggian & semua pekerja yang harus berpartisipasi dalam rumusan JSEA.
4) Semua peralatan Penahan dan Pencegah Jatuh serta Peralatan Pendukung harus dalam
kondisi baik dan sudah diinspeksi sebelum digunakan
5) Semua peralatan pendukung (EWP, Scaffold, Ladders, dll) sesuai dengan persyaratan
standard, dan dididirikan atau dioperasikan oleh orang yang berkompeten
Gangguan Kesehatan ketika bekerja di atas ketinggian :
 Hipoksia (Hypokxia)
 Dekompresi
 Bends
 Chokes
 Sinusitis Kronik
 Gangguan Penglihatan
 Barodontalgia
 Gangguan proses mental dan pisikologi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Terjatuh


Berikut adalah faktor – faktor umum yang berkontribusi pada risiko seseorang terjatuh dari
atas ketinggian :
a) Manusia
Kurang Pengetahuan, Keahlian dan kemampuan terbatas, Kondisi tidak fit untuk bekerja,
lelah, mengambil jalan pintas, berperilaku tidak aman.
b) Environment (Lingkungan)
Kondisi cuaca, permukaan licin dan berserakan dan tidak bersih, jenis pekerjaan berpindah-
pindah, kondisi peralatan dan perlengkapan mekanik dsb.
c) Equipment (Peralatan) + Procedure (Prosedur) + Organization (Organisasi)
Peralatan Pencegah , penahan jatuh serta pendukung Tidak Standart dan kondisi tidak aman
untuk digunakan, Kesalahan Penggunaan alat/ Ketidaksesuaian pengunaan Alat, Tidak
adanya prosedur baik SOP atau PI, JSEA dan penilaian risiko, Tidak disosialisasikannya SOP
atau PI, JSEA dan penilaian risiko, Tidak tersedianya / tidak memiliki kecukupan pengawas
yang handal, Tidak tersedianya pelatihan untuk para pekerja dan tidak memiliki departemen
pelatihan, Kurangnya finansial dalam mendukung program pelatihan / proses pembelian
barang dan peralatan
Risiko dan impact dari bekerja diatas ketinggian
Risiko yang paling umum pada saat bekerja di atas ketinggian adalah jatuh dari atas
ketinggian atau tertimpa material dari atas ketinggian.
Bagaimana Proses Jatuh
Jatuh adalah terlepas dan terhempas dari ketinggian ke bawah dengan cepat, baik masih
dalam pergerakan turun maupun sudah sampai ke tanah. Misalnya, 100 Kg pekerja jatuh dari
Atas Ketinggian menghasilkan 12kN / 1212 Kg ( 1kN=101.31Kg) atau 12 Kali dari berat
badan pekerja tersebut, tetapi perlu diIngat Kecepatan Tubuh Jatuh, pada dasarnya berbeda-
beda hal ini dipengaruhi oleh berat pekerja, Jarak Jatuh, Gaya gravitasi (9,813m/s2), Faktor
Kecepatan angin dll. artinya kalo dalam 1 detik saja jarak jatuh bisa sepanjang 5 meter maka
apabila dipengaruhi faktor-faktor diatas maka kecepatan jatuhnya akan bertambah bisa 2kali
atau bahkan lebih.
Impact yang dihasilkan berdasarkan percobaan pada mayat :

Pendekatan Sistem Ketika


Seseorang Jatuh dari Ketinggian
a) Seseorang ketika bekerja diatas ketinggian boleh jatuh asalkan tidak terhempas pada
permukaan/ Lantai kerja ini yang saya sebut dengan Fall Arrest System/ Sistem Penahan
Jatuh sistem kendali yang biasa digunakan ( Full Body Harness, Safety Nets, Catch
Platform). dan perlu diperhatikan potential risk lainnya dari sistem ini seperti Pudullum
effect/ Efek ayun apabila pemilihan spot different pada anchorage pointnya tidak tepat
b) Seseorang sama sekali tidak boleh jatuh artinya sebelum pekerja tersebut mencapai ke titik
jatuh (Edge Fall Point) maka pekerja tersebut sudah dicegah ini yang saya sebut dengan Fall
Restraint System/ Sistem Pencegah Jatuh, sistem kendali yang digunakan biasanya
( Handrail, Warning Line System, Safety watcher, Full Body Harness dengan One Single
Lanyard, Penggunaan sistem Rigid Track / Wire Rope Traditional system, Roof Brackets and
Slide Guards). Pencegahan jatuh tidak hanya mencegah kematian tetapi juga cidera serius
dari risiko jatuh dari atas ketinggian.
c) Positioning System Devices merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung tubuh
anda dan biasanya terlihat perbedaaan posisi dari D-ring atau Dorsal D yaitu kalo untuk Fall
Arrest System/ Sistem Penahan Jatuh/ Restraint System/ Sistem Pencegah Jatuh posisi D-
ring berada di Back on the Neck / Bagian Belakang leher sedangkan di Positioning System
Devices berada di in front your body dibagian depan tubuh biasanya sistem ini digunakan
untuk di pekerjaan di bagian vertical kolom. Alat yang biasa digunakan adalah Ascender dan
descender IDP 20, Rope Grab & Life Line)
Sistem Penahan Jatuh Pribadi
Sistem ini terdiri dari 3 Komponen utama diantaranya adalah :
1. Anchorage Connector (Konektor)
Anchorage: Sering disebut sebagai titik tie-off (Ex: I-beam, rebar, perancah, Lifeline, dll).
Dibagi menjadi 2 yaitu Anchorage point & Anchorage Connector
 Anchorage point/ titik tie off
Merupakan posisi yang terletak pada struktur independen
dimana pengikat jatuh atau talinya diikatkan dengan aman.
a) Anchor points harus mampu menahan gaya sekitar dari
5000 Pounds / 2267 Kilogram per pekerja yang terkait.
b) Anchorages untuk personal fall arrest systems harus
memiliki kekuatan yang mampu mendukung beban statis
sekurang-kurangnya: (a) 3.600 lbf (16 kN) ketika ada
sertifikasi, atau (b) 5.000 lbf (22,2 kN) tanpa adanya
sertifikasi
c) Anchorpoints tersebut harus ditentukan agar membatasi
sehingga jatuh tidak lebih dari 6 meter
Supervisor harus dapat memastikan posisi penempatan anchorage point sehingga potensi
risiko terjadinya Swing Down dan Swing Back dapat dihindari
 Anchorage Connector
Digunakan menjadi satu bagian dengan perangkat yang menghubungkan
ke anchorage (Ex: cross-arm strap,beam anchor , D-bolt , hook anchor,
dll)

2. Body Wear (Alat yang dipakai di Tubuh)

Body wear merupakan alat yang dipakai atau digunakan untuk penangkapan jatuh
misalnya Full Body Harness, terdapat Dorsal-D atau D-ring :
Minimum berbahan zinc plated, forged alloy steel & Telah di uji
3.600 lbf (16 kN) dengan Kekuatan putus minimum adalah 5.000
lbf (22,2 kN). Harness rated for 1,800 pounds of arresting forces,
buckles and adjusters yang terbuat dari bahan baja yang telah
ditempa, Kekuatan putus minimum adalah 4.000 lbf (17,8 kN).

3. Connecting Device (Peralatan Penghubung)


Sebuah peralatan /perangkat yang digunakan untuk menghubungkan Anchorage Connector
dengan body wear contohnya (shock-absorbing lanyard, fall limiter, self-retracting lifeline,
rope grab, etc.)
I. Lanyard (Tali Pengikat)
Lanyard adalah komponen yang fleksibel yang memmungkinkan koneksi
antara harness dan anchorage dan shock absorber ( penyerap energi) (AS/NZS
1891.1 Clause 1.4.8). Polyester webbing is 1.75 in (44 mm) lebar nominal
dengan kekuatan putus 6000 lbf (24.5 kN) ketika baru

II. Shock Absorber

Absorber Energi Sebuah perangkat ditempatkan secara


tunggal dengan horisontal lifeline untuk menyerap
energi dan mengurangi kekuatan di garis memanjang
ketika anda terjatuh. (AS / NZS 1891,2 Ayat 1.3.83)
lanyards (yang hanya dapat digunakan untuk menahan
diri) Panjang : 1 m/1,1 m.

III. Snaphook
Sebuah konektor menempel pada line atau lanyard terdiri dari hook
berbentuk kait dengan self closing atau self locking gate yang
dirancang untuk menerima titik lampiran yang kompatibel. (AS /
NZS 1891,1 Klausal1.4.17), Auto Locking & Self Locking Snap
Hook

IV. Carabiner

Sebuah konektor memiliki spring loaded gate dimuat dengan


mekanisme penguncian sekunder dirancang untuk
menghubungkan ke konektor lain atau titik sambungan. (AS /
NZS1891,1 Klausul 1.4.71). Secara umum, bagian-bagian
carabiner bisa dibedakan menjadi Gate, Frame Ujung Atas,
Frame Ujung Bawah, Spine Frame.

Tipe Carabiner berdasarkan bentuknnya dapat dibedakan menjadi:


 Carabiner Oval
 Carabiner “D”
 Carabiner Asymmetrical “D”
 Carabiner Pear
Tipe Carabiner berdasarkan pilihan bentuk gerbang (gate) dapat dibedakan menjadi:
 Carabiner Dengan Gerbang (Gate) Lurus
 Carabiner Bent Gate
 Locking Carabiner
 Wire Gate Carabiner
Perhitungan Jarak Jatuh aman
Catatan
A :Jatuh Bebas (PL)
B : Jarak Perlambatan
AB :Total Jarak Jatuh
C :Tinggi Pekerja
D : Jarak Minimum yang
disyaratkan
E : Jarak Sisa
Panjang lanyard:
Yang terpendek = 4 feet.
Yang terpanjang = 6 feet
1 Feet = 30 Cm
Cara menghitung jarak jatuh aman : A + B (if any) + C + D + E
Contoh tinggi titik jatuh ke lantai dasar 4 m maka jarak jatuh yang aman dengan
menggunakan full body harness adalah?
a) Tinggi Pekerja : rata2 saya ambil 160 cm = 1.6 m
b) Panjang Lanyard : 8 feet = 180 cm = 1.8 m
c) Panjang absorber : 1.0 m
d) Jarak Sisa atau Safety Factor : 1.0 m
Total : 1.6+1.8+1.0+1.0 = 5.4 m
Artinya jika seharusnya jarak jatuh aman 5.4 m tetapi kondisi jarak jatuhnya 4 m maka yang
ada pastinya anda terhempas pada permukaan jadi bagaimana solusinya :
a) Tinggi Pekerja : rata2 saya ambil 160 cm = 1.6 m
b) Panjang Lanyard : 4 feet = 120 cm = 1.2 m ( Ganti dengan yang 4 feet)
c) Panjang absorber : 1.0 m
d) Jarak Sisa atau Safety Factor : 1.0 m (Minimum : 0.5 m)
Total : 1.6+1.2+1.0+0.5 = 4.3 m
Masih belum aman ada overlap 30 cm, Jadi tidak usah pakai absorber
a) Tinggi Pekerja : rata2 saya ambil 160 cm = 1.6 m
b) Panjang Lanyard : 4 feet = 120 cm = 1.2 m ( Ganti dengan yang 4 feet)
c) Jarak Sisa atau Safety Factor : 0.5 m (Minimum : 0.5 m)
Total : 1.6+1.2+0.5 = 3.3 m ------Aman
tapi bagaimana kalo jaraknya jatuhnya 3 m?
Artinya Full body harness bukan satu-satunya alat perlindungan yang digunakan untuk
bekerja di atas ketinggian.
kenapa shock absorbernya dihilangkan?
Jarak Potensi jatuh harus dihitung untuk menentukan jenis menghubungkan perangkat yang
akan digunakan, biasanya, di bawah 18-1/2 ft (5.6m) selalu menggunakan self-retracting
lifeline dan lebih dari 18-1/2 ft. (5.6m), menggunakan shock-absorbing lanyard atau self-
retracting lifeline/fall limiter. artinya kalo kondisinya dibawah 5.6 mtr shock absorber tidak
menjadi kewajiban untuk digunakan.

Tindakan Pencegahan Jatuh Saat Bekerja di Ketinggian


Peraturan OSHA (29 CFR 1926.500-503) mengharuskan Anda melakukan tindakan
pencegahan khusus untuk melindungi karyawan yang bekerja di tempat yang tinggi. Berikut
adalah garis besar dari apa OSHA (dan praktik sederhana yang baik) yang dibutuhkan untuk
menghindari jatuh dari ketinggian.
Ketika suatu pekerjaan berpontesi menghasilkan risiko seperti terjatuh dari ketinggian  lebih
dari sama dengan 6 feet/ 1.8 meter atau dari tepi yang tidak terlindungi, Maka salah satu
standard yang menjadi acuan saya adalah OSHA yang memberikan persyaratan untuk
menggunakan satu atau lebih dari tiga sistem pencegahan jatuh/ primary fall prevention
systems yaitu dengan menggunakan sistem guardrail, safety net system, atau sistem personal
fall arrest system untuk melindungi pekerja.
Sistem Pencegahan Jatuh Primer
 Sistem Guardrail
Pagar pembatas umumnya mempunyai tinggi 42 inches/ 1.04 meter dan harus mampu
menahan kekuatan minimal 200 pounds/ 90.72 kg/0.88kN dan jika tidak ada dinding atau
tembok pembatas minimal setinggi 21 inches/0.53 meter yang melindung bagian tepi, maka
anda harus memasang midrails atau screen antara top rails dan working platform untuk
mencegah jatuh. Midrails,screens, mesh, intermediate vertical members, solid panels, dan
struktural setara harus mampu menahan kekuatan minimal 150 pounds/68 Kg/0,66kN yang
diterapkan dalam arah ke bawah atau ke luar pada titik manapun sepanjang midrail 29 CFR
1926.502 (b) (5).

 Safety Net System

Jaring pengaman biasanya terbuat dari rope mesh/ tali mesh dirancang untuk menangkap
pekerja jika jatuh. Bukan mesh tidak lebih dari 36 inci persegi. Jaring pengaman harus
ditempatkan 30 feet (9.1 meter) atau kurang dibawah working platform dan cukup kuat untuk
menangkap pekerja yang jatuh. akan tetapi jika jaring tersebut belum disertifikasi, maka uji
dengan menjatuhkan sekantong pasir dengan berat sekitar 400 pounds (181,44 kg/1.7kN) dari
30 inches/0.76 meter dari working platform. OSHA mengharuskan Anda untuk memeriksa
jaring setidaknya setiap minggu sekali.
Jaring pengaman dirancang untuk meregangkan secara progresif dan menyerap energi
jatuhnya, sehingga orang yang terjatuh cenderung tidak terluka. Semakin tinggi jatuhnya,
semakin besar dampaknya; Jadi defleksi jaring pengaman juga harus lebih besar dimana
jaring pengaman harus bisa menyerap seluruh energi dari dampak jatuh hingga tinggi jatuh
maksimum. Untuk pemilihan safety net saya merekomendasikan mengacu kepada BS EN
1263-2:2014 dimana klasifikasi jaring pengaman dibagi menjadi 4 kelas :
Kelas A1 (Kapasitas penyerapan energi 2.3 kJ dgn ukuran mesh 60 mm),
Kelas A2 (Kapasitas penyerapan energi 2.3 kJ dgn ukuran mesh 100 mm)
Kelas B1 (Kapasitas penyerapan energi 4.4 kJ dgn ukuran mesh 60 mm),
Kelas B1 (Kapasitas penyerapan energi 4.4 kJ dgn ukuran mesh 100 mm)
Kedua kelas jaring A1 dan A2 cocok untuk jaring pengaman sistem. Jaring Kelas A2 paling
umum digunakan karena ukuran mesh lebih besar dan lebih ringan
Tali Mesh harus dibuat dari setidaknya tiga helai yang terpisah, dikepang sehingga tidak bisa
terurai. Tali tepi adalah tali kontinyu yang melewati setiap jala di sekeliling tepi pengaman.
Ini harus memiliki kekuatan tarik minimum 30kN, Tali pengikat mengikatkan jaring
pengaman ke elemen struktur dan / atau titik jangkar pada struktur yang terjaring. Mereka
harus memiliki kekuatan tarik minimum 30kN, Tali kopling  harus memiliki kekuatan tarik
minimum 7.5kN dan semua diuji menurut BS EN 1263-1
Semua jaring pengaman harus memiliki label yang menunjukkan: Nama produsen dan kode
artikel, tanggal pembuatan, kelas dan ukuran, ukuran mesh dan konfigurasi, nomor seri (ID),
kapasitas penyerapan energi minimum dan Label harus melekat secara permanen ke jaring
dan terbaca.
BS EN 1263-2 hanya berlaku untuk jaring pengaman di atas 35 meter persegi dan di mana
sisi terpendeknya setidaknya 5,0 metres. Jika ketinggian jatuh lebih dari 2,0 meter, jaring
pengaman harus: lebih besar dari 35 meter persegi, memiliki sisi terpendek paling sedikit 5.0
Meter, dan memiliki jarak tempuh maksimum 2,5 meter.
Jaga agar ketinggian jatuh serendah mungkin dengan memasang jaring pengaman sedekat
mungkin di bawah platform kerja. Bila memungkinkan, memasang jaring tidak lebih dari 2,0
meter di bawah platform kerja. Perhatikan bahwa BS EN 1263-2 memungkinkan ketinggian
jatuh maksimum 6.0 meter namun hal ini hanya berlaku untuk jaring yang lebih dari 35 meter
persegi
 Personal Fall Arrest System 
Personal fall arrest systems memberikan perlindungan jatuh. Pekerja memakai body harness
yang terhubung dengan  lifeline/tali pengikat ke fixed anchor. anchor harus mampu menahan
kekuatan 5000 pounds (2268 kg/ 22.2 kN) dan lifeline harus terbuat dari webbing atau
memiliki inti kawat jika bisa bersentuhan dengan ujung yang tajam. Sistem penangkapan
jatuh ini dirancang untuk beraksi pada saat seorang pekerja jatuh 6 feet/ 1.8 meter dan
sebelum kontak dengan tingkat yang lebih rendah.
Ketika anda memilih untuk menggunakan Personal fall arrest systems  sebagai alat
perlindungan pekerja, maka :
a) Batas maksimal kekuatan penangkapan pada seorang pekerja menjadi 1,800
pounds/816,47 Kg/8,00 kN  29 CFR1926.502(d)(16)(ii)
b) Terikat kuat agar pekerja tidak jatuh bebas lebih dari 6 kaki / 1,8 meter atau tidak
menyentuh tingkat yang lebih rendah. 29 CFR 926.502 (d) (16) (iii).
Sistem Pencegahan Jatuh Sekunder
Sistem pencegahan jatuh sekunder harus digunakan saat sistem primer tidak praktis. OSHA
mengizinkan sistem yang dipantau berikut, yang lebih bergantung pada keterlibatan pekerja
dan kurangnya engineering control, ketika pagar pembatas, jaring, atau personal fall arrest
systems tidak praktis.
 Zona akses terkontrol
Zona akses terkontrol adalah area dimana pekerjaan tertentu dapat dilakukan tanpa pagar
pembatas, jaring pengaman, atau sistem penangkapan jatuhnya pribadi. Seperti namanya, area
ini harus terlarang bagi semua kecuali pekerja yang diberi wewenang khusus. Garis tali,
kawat, atau pita meluncur dari zona ini. Garis harus paling tidak 6 feet/ 1.8 meter dari tepi
dan terhubung ke sistem pagar pembatas atau dinding pada setiap ujungnya.
 Safety monitoring 
Safety monitoring adalah bentuk lain dari perlindungan jatuh yang diizinkan oleh OSHA
ketika tiga metode perlindungan primer tidak praktis atau akan menciptakan bahaya yang
lebih besar daripada yang akan dicegahnya. Pemantauan keselamatan menempatkan orang
yang terlatih dengan pekerja di permukaan yang tinggi. Tugas orang ini adalah mencari
bahaya  dan memperingatkan pekerja saat mereka mendekati bahaya.

 Warning line systems 

Warning line systems melibatkan penggunaan tali, kawat, atau penghalang rantai yang
mengingatkan pekerja pada sisi atau tepi atap yang tidak terlindungi. Garis peringatan harus
paling tidak 6 feet/ 1.8 meter dari tepi atap dan mengelilingi semua sisi area kerja atap.
OSHA mengatakan, bagaimanapun, bahwa garis peringatan saja tidak cukup. Mereka harus
selalu digunakan dengan pemantauan keselamatan atau satu atau lebih dari tiga alat utama
perlindungan jatuh.
 Hole covers 

Lubang penutup harus digunakan untuk mencegah pekerja jatuh melalui lubang seperti di
lantai atau atap. Penutup harus diberi kode warna dan / atau diberi label ("lubang" atau
"penutup") sehingga pekerja tahu ada bahaya. Lubang penutup harus diamankan agar tidak
bergerak tanpa sengaja, dan mereka harus dapat mendukung 2 x berat pekerja, peralatan, dan
bahan yang dapat ditempatkan pada mereka pada satu waktu.
Kriteria Pemilihan Sistem Akses
System keselamatan bekerja pada ketinggian dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu system
keselamatan aktif dan system keselamatan pasif. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang harus disesuaikan dengan sifat pekerjaan. Suatu pekerja mungkin saja
memakai kombinasi kedua system ataupun salah satu saja. Keputusan untuk menggunakan
system tesebut ada pada pengurus setalah dilakukan penilaian resiko.
1. Sistem Pasif
Sistem pasif adalah sistem dimana pada saat bekerja melalui suatu struktur permanen maupun
struktur yang tidak permanen, tidak mensyaratkan perlunya penggunaan peralatan pelindung
diri (Fall Protection Device) karena telah terdapat system pengaman kolektif (Collective
Protection System). Pada system ini perlu ada supervisi dan peralatan dasar.
Metode pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Bekerja pada permukaan seperti lantai kamar, balkon dan jalan.
 Struktrur/area kerja (platform) yang dipasang secara permanen dan pelengkapannya.
 Bekerja di dalam ruang yang terdapat jendela yang terbuka dengan ukuran dan
konfigurasinya dapat melindungi orang dari terjatuh.

2. Sistem Aktif
Sistem aktif adalah suatu sistem dimana ada pekerja yang naik dan turun (lifting/lowering),
maupun berpindah tempat (traverse) dengan menggunakan peralatan untuk mengakses atau
mencapai suatu titik kerja karena tidak terdapat system pengaman kolektif. System ini
mensyaratkan adanya pengawasanm pelatihan dan pelayanan operasional yang baik.
Metode pekerjaannya adalah sebagai berikut :
 Unit perawatan gedung yang dipasang permanen, contohnya gondola.
 Perancah (scaffolding).
 Struktur/area kerja untuk pemanjatan sepeti tangga pada menara.
 Struktur/area kerja mengangkat (elevating work platform) seperti hoistcrane, lift
crane, mobil pernacah.
 Struktur sementara seperti panggung pertunjukan.
 Tangga berpindah (poertable ladder).
 Sistem akses tali (rope access).

Persyaratan Penggunaan Sistem Akses Tali


 Terdapat tali kerja (working line) dan tali pengaman (safety line).
 Terdapar dua penambat (anchorage).
 Perlengkapan alat bantu (tools) dan alat pelindung diri.
 Terdapat personil yang kompeten.
 Pengawasan yang ketat.

Contoh – contoh Aplikasi Akses Tali (rope access) seperti :

 Pekerjaan naik turun di sisi-sisi gedung (facade), atria gedung, menara (tower), jembatan
dan banyak struktur lainnya.
 Pekerjaan pada ketinggian secara horizontal seperti di jembatan, atap bangunan dan lain-
lain.
 Pekerjaan di ruang terbatas (confines spaces) seperti bejana, silo dan lain-lain.
 Pekerjaan pemanjatan pohon, tebing, gua, out bound dan lain lain.

Pemasangan dan Peralatan Sistem Akses Tali

Persyaratan Pemasangan

Saat working rope dan safety rope ditambatkan pada struktur yang merupakan bagian dari gedung
atau struktur sementara yang didirikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Titik Angkor dan struktur bangunan harus mempu menahan beban maksimum dari beban
working rope dan safety rope setidak tidaknya 1200kg dalam arah jatuhan beban.
 Bangunan atau struktur dan patok tambat harus dinilai dan diuji oleh pengawas.
 Salinan dokumentasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dengan system
alsel tali harus disimpan ditempat kerja saat system ini digunakan. Document tersebut
antara lain : Standar Prosedur Kerja, Penilaian Resiko, Rigging Plan, Site CheckingList,
Asuransi, Lembar Data Keselamatan Kimia (SDS), Nomor Telepon Darurat, Laporan Hasil
Perawatan Dan Perbaikan Instalasi Patok Tambat.
 Telah dilakukan pemeriksaan pertama dan berkala terhadap struktur dan titik patok tambat
oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli K3 yang memiliki akses di bidang akses
tali dan dikeluarkan ijin pengesahan pemakaian. Pemeriksaan dilakukan khususnya terhadap
kemungkinan factor korosi terhadap struktur maupun patok tambat dan factor lainnya yang
mungkin menyebabkan tidak aman saat pemakaian system dan perlatannya.
 Bila patok tambat terletak diluar gedung dan terpapar oleh cuaca dalam waktu lama, maka
harus dipastikan bahwa patok tambat tersebut aman dipasang untuk segala keadaan/cuaca.
Lubang patok tambat harus dilindungi dengan baik untuk menghindari kelembapan.
 Bila patok tambat diletakkan permanen di luar gesung, maka penempatannya harus
diletakkan setidak-tidaknya 2 meter dari tepi bangunan.
 Setiap system patok tambat permanen diikuti dengan instalassinya dan harus dilengkapi
dengan dokumentasi yang harus tersedia ditempatkerja (building management) dan harus
selalu tersedia bila dibutuhkan oleh teknisi akses tali sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Document tersebut harus memuat setidak-tidaknya informasi mengenai :
 Perusahaan/orang yang memasang, tanggal pemasangan dan petunjuk lengkap pemakaian
system Angkor.
 Penilaian resiko awal (initial risk assessment).

Persyaratan peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)

 Peralatan yang digunakan harus dipilih yang telah memenuhi standar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan yang sesuai dengan tujuan penggunaan.
 Apabila meragukan standart yang dipakai dalam pembuatan peralatan dan penggunaannya,
maka dangat disarankan untuk menghubungi pabrikan pembuat.
 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kecicikan dengan peralatan lain dan fungi
keamanan peralatan tidak terganggu atau mengganggu system lain.
 Pabrikan peralatan harus menyediakan informasi mengenai produk.
 Informasi ini harus dibaca dan dimengerti oleh pekerja sebelum menggunakan peralatan.
 Peralatan harus diperiksa secara visual sebelum penggunaan untuk memastikan bahwa
peralatan tersebut dalam kondisi aman dan dapat bekerja dengan benar.
 Prosedur harus diterapkan pada pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan.
 Daftar pencatatan pemeliharaan keseluruhan harus disimpan dengan baik.
 Dilarang melakukan modifikasi atau perubahan atas spesifikasi peralatan tanpa
mendapatkan izin dari pengawas atau pabrikan pembuat karena dapat mengakibatkan
perubahan kinerja peralatan. Setiap perubahan atau modifikasi harus dicatat dan peralatan
diberi label khusus.

Perlengkapan dan APD yang harus dipakai dalam bekerja yang disesuaikan dengan lingkungan kerja
adalah :
 Pakaian kerja yang menyatu dari bagian tangan, pundak, bahu, badan sampai kebagian
pinggul dan kaki. Pakaian jenis ini biasanya disebut “wearpack” atau “overall”. Pakaian ini
pada bagian kantongnya harus diberi penutup berupa ritselting (zip) dan tidak berupa
pengancing biasa (button).
 Full body harness harus nyaman dipakai dan tidak mengganggu gerak pada saat bekerja,
mudah di setel untuk menyesuaikan ukuran.
 Pelindung kepala wajib dikenakan dengan benar oleh setiap pekerja yang terlibat dalam
pekerjaan di ketinggian. Pekerja wajib menggunakan pelindung kepala sesuai standar.
Pelindung kepala yang digunakan oleh teknisi akses tali memiliki sedikitnya tiga tempat
berbeda yang berhubungan dengan cangkang helm dan termasuk tali penahan dibagian
dagu.
 Sepatu (safety shoes/protective footwear) dengan kontruksi yang kuat dan terdapat
pelindung jari kaki dari logam (steel toe cap) dan juga nyaman dipakai serta mampu
melindungi dari air/basah.
 Sarung tangan (gloves), untuk melindungi jari tangan dan kulit dari cuaca ekstrim, bahan
berbahaya dan alat bantu yang digunakan.
 Kacamata (eye protection google) untuk melindungi mata dari debu, partikel berbahaya,
sinar matahari/ultraviolet, bahan kimia, material hasil peledakan dan potensi bahaya lain
yang dapat mengakibatkan iritasi serta kerusakan pada mata.
 Alat pelindung pernapasan (respiratory protective equipment) perlatan ini harus dikenakan
pada lingkungan kerja yang mempunyai resiko kesulitan bernafas disebabkan oleh bahan
kimia, debu, atau partikel berbahaya.
 Alat pelindung pendengaran (hearing protection) alat ini digunakan ketika tingkat bunyi
(sound level) sudah diatas nilai ambang batas (NAB).
 Jaket penyelamat (life jacket) atau pengapung (buoyancy) digunakan pekerja yang dilakukan
di atas pemukaan air misalnya pada struktur pengeboran minyak lepas pantai (offshore
platform). Peralatan ini harus mempunyai design yang tidakmengganggu peralatan akses tali
terutama pada saat turun atau naik.
 Alat penjepit tali (rope clamp) harus diperhatikan bahwa alat penjepit tali yang digunakan
pada system akses tali sesuai dengan standar.
Perlengkapan dan APD harus dipastikan telah sesuai dengan standar di bawah ini, yaitu :

 Standar Nasional Indonesia (SNI)


 Standar Uji Labolatorium
 Standar Uji Internasional yang independen seperti British Standar, American National
Standar atau badan standar uni internasional lainnya.

Masa Aktif/Usia Peralatan dan APD

Usia masa pakai peralatan dan APD yang terbuat dari kain/textile sintetik adalah sebagai berikut :

 Tidak pernah digunakan selama masa aktifnya 1o tahun.


 Digunakan 2 kali setahun masa aktifnya 7 tahun.
 Digunakan sekali dalam 1 bulan masa aktifnya 5 tahun.
 Digunakan dalam 2 minggu sekali masa aktifnya 3 tahun.
 Digunakan setiap seminggi sekali masa aktifnya 1 tahun.
 Digunakan hamper setiap hari masa ahtifnya kurang dari 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai