Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa PT.
Unza Vitalis Salatiga telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dengan tepat dan
benar sesuai peraturan yang berlaku seperi PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 dan OHSAS 18001:2007 yang tahun ini sedang diperbarui
untuk sertifikasi ISO 45001:2018. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
kebijakan K3 yang bertujuan untuk membudayakan K3 di lingkungan kerja,
terdapat juga pengendalian untuk potensi bahaya industri seperti kegiatan safety
patrol yang rutin dilakukan rutin setiap bulan oleh Ahli K3 dan HSE kemudian
dilaporkan temuannya ke PIC area, dilakukannya safety briefing atau safety
induction oleh pihak security untuk siapa saja yang mengunjungi PT. Unza Vitalis
Salatiga, dan lainnya.
Selain SMK3 yang sudah baik, PT. Unza Vitalis Salatiga juga telah
menerapkan Sistem Tanggap Darurat yang sesuai dengan jenis potensi bahaya
yang terdapat di perusahaan. Beberapa potensi bahaya yang mungkin terjadi di
PT. Unza Vitalis Salatiga antara lain tumpahan bahan kimia berbahaya, ledakan,
gempa bumi, dan kebakaran.
Pada kesempatan kali ini kunjungan ditujukan untuk mengkaji lebih dalam
tentang penerapan Sistem Tanggap Darurat di PT. Unza Vitalis Salatiga:
1. Emergency Preparedness
Dalam sistem manajemen tanggap darurat PT. Unza Vitalis Salatiga
terdapat prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau potensi bahaya. PT.
Unza Vitalis Salatiga merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pembuatan kosmetik dan parfum dimana bahan bakunya menggunakan
alkohol maka dapat menimbulkan bahaya berupa kebakaran. Pemadaman
kebakaran ringan dilakukan dengan menggunakan APAR oleh karyawan atau
penghuni area kebakaran, jika kebakaran besar maka pemadaman dilakukan
menggunakan hidran oleh petugas yang sudah ditunjuk, dan jika api terlalu
besar maka pemadaman harus dilakukan dengan memanggil tim pemadam
dari Dinas Pemadam Kebakaran kota setempat.
Prosedur penanggulangan kebakaran meliputi tahapan pra-bencana dan
saat bencana terjadi (dijabarkan dalam Bab III). Hal penting yang perlu
diperhatikan ketika evakuasi kebakaran adalah jika asap terlalu tebal, maka
evakuasi harus dilakukan dengan cara merangkak dengan muka mendekati
lantai. Bila harus berjalan melawan asap maka usahakan menggunakan
penutup kain yang sudah dibasahi untuk menutup hidung dan mulut saat
menerjang asap.
Selain bahaya kebakaran, PT. Unza Vitalis Salatiga juga memiliki potensi
bencana alam gempa bumi karena berada di daerah yang dekat dengan
gunung. Prosedur penanggulangan gempa bumi meliputi tahapan pra-
bencana, saat bencana terjadi, dan pasca bencana (dijabarkan dalam Bab III).
2. Tim Tanggap Darurat
PT. Unza Vitalis Salatiga sudah membentuk tim evakuasi tanggap darurat
yang terdiri dari ketua, wakil, dan 9 koordinator regu yang memiliki tugasnya
masing-masing (dijabarkan dalam Bab III). Pembentukan tim keadaan darurat
tersebut sejalan dengan peraturan dalam ISO 14001:2015 yang menyatakan
bahwa salah satu komponen utama yang harus dipersiapkan sebelum terjadi
keadaan darurat adalah Tim Respon Gawat Darurat (Emergency Response
Team atau ERT) dan sejalan juga dengan peraturan dalam OHSAS
18001:2007 elemen 4.8.10 tentang tanggap darurat yang menyatakan bahwa
penanganan keadaan darurat dilakukan secara terorganisir dengan melibatkan
berbagai fungsi dalam organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Pembentukan tim tanggap darurat harus ada ahli K3 terlebih dahulu yang
sudah mendapat training, setiap divisi harus ada perwakilan untuk menjadi
anggota tim darurat, jika ada shift kerja maka masing-masing shift harus ada
perwakilan pula. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dalam Keputusan
Menteri No. : KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja dimana unit penanggulangan kebakaran harus terdiri dari
petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran, dan ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran
sebagai penaggungjawab teknis.
Tugas utama dari tim tanggap darurat kebakaran adalah segera menuju ke
lokasi yang diduga terbakar berdasarkan laporan, jika benar terjadi kebakaran
maka tim harus berusaha memadamkan api dengan alat yang ada. Bila tidak
memungkinkan untuk memadamkan api sendiri, maka tim harus
melaporkannya kepada Dinas Pemadam Kebakaran kota setempat. Dalam
laporan tersebut harus memuat informasi mengenai gambaran kondisi asap
atau api, penghuni yang perlu diselamatkan, dan masalah pemadaman yang
sedang dihadapi.
3. Fasilitas Tanggap Darurat
(tolong ditambahin bagian fasilitas disana ada apa aja, terus peraturannya bisa
liat di kepmenaker nomor 186 tahun 1999)
4. Pelatihan dan Simulasi Keadaan Darurat
(dijelasin aja kalo di perusahaan itu udah ada pelatihan dan simulasi yang
sesuai dengan peraturan.......)

Anda mungkin juga menyukai