Anda di halaman 1dari 10

RESUME

Pengendalian Intern dalam Sistem Informasi Akuntansi

Disusun Oleh:

Syah Fitri (180503128)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Definisi Pengendalian Intern
Pengendalian Intern merupakan bagian dari
masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai
prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional
perusahaan atau organisasi tertentu. Di lingkungan
perusahaan, pengendalian intern didifinisikan
sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh
pimpinan (dewan direksi) dan management secara
keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu
keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan.
Pengertian pengendalian internal menurut para ahli
adalah prosedur-prosedur dan proses-proses yang digunakan perusahaan untuk melindungi
aset perusahaan, mengelola informasi secara akurat, serta memastikan kepatuhan pada hukum
dan peraturan yang berlaku.

Elemen dan Unsur Pengendalian Intern


Elemen-elemennya : Gambar Komponen
1. Control Environment / Lingkungan Pengendalian Pengendalian internal

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran


pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan
pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran
pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
2. Risk Assessment / Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan
untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi,
analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang
disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi
spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan,
pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan.
3. Control Activities / Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa
arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.
4. Information and Communication / Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang
meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan,
menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta
menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban.
5. Monitoring / Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang
berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi dari keduanya.
Unsur-unsurnya :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberi  perlindungan
terhadap unsur unsur laporan keuangan yang terdiri dari Aktiva, Utang, Pendapatan, dan
Biaya.
3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit.
4. Karyawan bermutu sesuai dengan tanggung jawabnya.
Tujuan Pengendalian Intern

Menurut Tunggal dalam bukunya Struktur


Pengendalian Intern(1995:2) terdapat 4 tujuan
pengendalian internal, yaitu:
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi. M
anajemen harus memiliki data akuntansi yang
dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam
data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya. Harta fisik perusahaan
dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga
berlaku untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen
penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal dibentuk guna
mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang
tepat.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksud
untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan
terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber–sumber
dana yang tidak efisien.
4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan. Manajemen
menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem
pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan
tersebut oleh perusahaan.
Sistem Pengendalian Intern Manual dan Berbasis komputer

Ada enam pengendalian intern manual, yaitu:


1. Otorisasi Transaksi, digunakan untuk memastikan bahwa semua materi transaksi yang
diproses oleh system informasi tersebut valid dan sesuai dengan tujuan manajemen.
Otorisasi transaksi berarti bahwa manajemen menetapkan kebijakan yang dirumuskan
untuk dilaksanakan di dalam organisasi. Setiap orang melaksanakan kebijakan ini dengan
memberikan otorisasi untuk setiap transaksi dalam batasan yang telah ditetapkan oleh
kebijakan tersebut.
2. Pemisahan Tugas, merupakan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Pemisahan tugas digunakan untuk mengontrol dari aspek-aspek negatif
perilaku manusia. Manusia melakukan kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) dan
terkadang melakukan fraud (kecurangan, penyalahgunaan). Pemisahan tugas juga
membantu menghindari dan mendeteksi perbuatan tersebut.
3. Supervisi, digunakan oleh perusahaan untuk mempekerjakan personel yang kompeten dan
dapat dipercaya. Tugas dari supervisi adalah mengatur atau mengkontrol dari setiap
kegiatan yang berkaitan dengan proses bisnis perusahaan.
4. Record Akuntansi, terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar. Recordtersebut
menangkap esensi ekonomi dari transaksi dan menyediakan jejak auditbagi peristiwa
ekonomi.
5. Kontrol Akses, digunakan untuk memastikan bahwa hanya karyawan yangdiotorisasi yang
memiliki akses ke aset perusahaan.
6. Verifikasi Independen, terhadap sistem akuntansi dilakukan untuk mengidentifikasi
kesalahan dan salah penafsiran dengan pengecekan ulang oleh orang lain yang
independen.
Pengendalian internal berbasis komputer
Pengendalian ini secara khusus berkaitan dengan lingkungan teknologi informasi dan
pengendalian teknologi informasi, dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum berkaitan dengan
keseluruhan entitas, seperti pengendalian atas pusat data, data base organisasi, pengembangan
sistem, dan pemeliharaan program. Pengendalian aplikasi memastikan integritas system
spesifik seperti pemrosesan pesanan penjualan, utang dagang, dan aplikasi gaji.
Gambar unsur pengendalian internal berbasis komputer

Pengendalian Umum :
a. Organisasi (Gambar struktur organisasi departemen pengolahan elektronik)

b. pengendalian terhadap sistem dan program

c. pengendalian terhadap fasilitas pengolahan data


Pengendalian Aplikasi

Fraud dan sejenisnya serta kaitannya dengan Pengendalian Intern dan


Sistem Informasi Akuntansi
Fraud merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa
disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku
kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan
penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya
pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. (Wijaya, Winny, 2009).
Penggolongan terhadap jenis fraud:
Berdasarkan pencatatan, kecurangan berupa pencurian aset dapat dikelompokkan kedalam
tiga kategori:
a. Pencurian aset yang tampak secara terbuka pada buku, sepertiduplikasi pembayaran yang
tercantum pada catatan akuntansi(fraud open on-thebooks, lebih mudah untuk
ditemukan).
b. Pencurian aset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara catatan akuntansi
yang valid, seperti: kickback (fraud hidden on the book).
c. Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat dideteksi melalui
pengujian transaksi akuntansi yang dibukukan, seperti: pencurian uang pembayaran
piutang dagang yang telah dihapus bukukan atau di-writeoff (fraud off-the books paling
sulit untuk ditemukan),Sofia, Irma Paramitha, 2013.
Berdasarkan frekuensi, pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan berdasarkan frekuensi
terjadinya:
a. Tidak berulang (non-repeating fraud). Dalam kecurangan yang tidak berulang, tindakan
kecurangan - walaupun terjadi beberapa kali -pada dasarnya bersifat tunggal. Dalam arti,
hal ini terjadi disebabkan oleh adanya pelaku setiap saat.
b. Berulang (repeating fraud). Dalam kecurangan berulang, tindakan yang menyimpang
terjadi beberapa kali dan diawali sekali saja. Selanjutnya kecurangan terjadi terus-
menerus sampai dihentikan. 
Berdasarkan konspirasi, kecurangan dapat diklasifikasikan sebagai:terjadi konspirasi atau
kolusi, tidak terdapat konspirasi, dan terdapat konspirasi parsial.
Pada umumnya kecurangan terjadi karena adanya konspirasi, baik bona fide maupun
pseudo. Dalam bona fide conspiracy dimana semua pihak sadar akan adanya kecurangan
sedangkan dalam pseudo conspiracy dimana ada pihak-pihak yang tidak mengetahui
terjadinya kecurangan.
Berdasarkan keunikan, kecurangan berdasarkan keunikannyadapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Kecurangan khusus (specialized fraud), yang terjadi secara unik pada orang-orang yang
bekerja pada operasi bisnis tertentu.
b. Kecurangan umum (garden varieties of fraud) yang semua orangmungkin hadapi dalam
operasi bisnis secara umum.
Berdasarkan pelaku kecurangan, setidaknya fraud bisadikelompokkan menjadi tiga golongan:
a. Corporate fraud, kecurangan yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau badan hukum
untuk kepentingan badan hukum itu sendiri.
b. Management fraud, kecurangan yang hanya bisa dilakukan olehatasan yang memiliki
wewenang cukup, biasanya mempunyai ciriantara lain: tindakannya terlihat logis atau
masuk akal ataurasional, memberikan keuntungan kepada dirinya, memberikan
kesanbukan tindakan kriminal, dan yang bersangkutan tidak merasabersalah karena ia
merasa apa yang diambilnya adalah miliknya.
c. Employee fraud, kecurangan yang umumnya dilakukan olehkaryawan yang menghadapi
masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada
pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut.
Jenis-jenis kecurangan (fraud) yang terjadi di suatu perusahaan :
1. Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala
seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau
klaim yang mengakibatkan kerugiankeuangan atau ekonomi dari para pihak yang
menerima laporan ataudata palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan atau asset(Theft of
inventory / asset) dan kesalahan (false) atau misleading catatan dan dokumen.
Penggelapan kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh
dari suatu hubungan kepercayaan.
3. Kecurangan ini meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi
komputer adalah esensial untuk perpetration,investigation atau prosecution. Dengan
menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat mencuri lebih banyak
dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil.
Keterkaitan sistem informasi akuntansi dalam pengendalian internal dengan Fraud
Sistem informasi akuntansi merupaka sistem yang mengubah data keuangan menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.penggunaan sistem informasi
akuntansi ini akan sangat membantu dalam menjalankan pengendalian internal karena semua
pengendalian dan tanggung jawab akan terstruktur dengan baik dan jelas dalam sistem yang
telah terintegrasi. Apabila terjadi penyelewengan atau fraud, maka perusahaan akan mudah
mengetahui divisi yang melakukan penyelewengan dan dapat menyediakan informasi yang
handal dan akurat akan membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan yang
tepat. Dimana upaya utama untuk pencegahan terjadinya kecurangan dimulai dari sistem
pengendalian internal. Jadi, sistem pengendalian internal secara potensial akan mencegah
kesalahan-kesalahan dan kecurangan melalui pengawasan dan meningkatkan proses
pelaporan keuangan dan organisational sama baiknya menjamin pemenuhan yang
bersangkutan dengan hukum dan regulasi. Untuk itu setiap organisasi bertanggung jawab
untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan

Gambar pengendalian internal Fraud


etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh
pegawai.

Anda mungkin juga menyukai