Anda di halaman 1dari 35

Minggu X

Genetika: tentang gen, pewarisannya,


perubahan dan keragamannya.

Prinsip-prinsip genetika diterapkan pada tanaman

Kegiatan untuk mengubah susunan


genetik tanaman secara tetap sehingga
memiliki sifat atau penampilan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan pelakunya.
Sebelum Mendel
Orang Babilonia dan Assyria kuno kurma (dioecious)

Polen ♂ dari tanaman yg sedikit dapat ditransfer ke stigma

1. Berguna secara ekonomi Cara pewarisan sifat


(diperlukan sedikit tan ♂) belum diketahui

2. Meningkatkan variasi
Tahun 1760: Josef Fölreuter (Jerman)

intermediet
Hibrid
sama dengan salah satu induk

Persilangan sendiri (self-pollination) terus-menerus


memunculkan kembali sifat-sifat yang tidak muncul
pada generasi sebelumnya

Tahun 1820: Karl Freidrichvon Gaertner (Jerman)

Memilih sifat-sifat tertentu yang “disukai”


GREGOR JOHANN MENDEL
 Lahir 22 Juli 1822 di Heizendorf,
Cekoslowakia.
 Anak dari suami istri petani kecil.
 Persilangan tanaman kapri atau
ercis (Pisum sativum), karena
penyerbukan sendiri dan memiliki
7 sifat kontras.
KMarsh
MENDEL memilih
Pisum sativum dg alasan :

 Keragaman yang jelas bisa


dibedakan: warna biji, bentuk
biji, warna bunga.

 Bunga cukup besar,


memudahkan persilangan
buatan

 Siklus hidup pendek


KMarsh
 Hibrid adalah hasil persilangan dua individu
dengan tanda beda.
 Karakter (sifat) dari keturunan suatu hibrid
selalu timbul kembali secara teratur dan ini
memberi petunjuk bahwa ada faktor yang
mengambil dalam pemindahan sifat.
 Apabila faktor-faktor keturunan mengikuti
distribusi yang logis, maka pola akan
diketahui dengan cara persilangan.
☼ Pada waktu berlangsung pembentukan
gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke
dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung
kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di
dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi
pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas.
P→individu tetua
F1 → keturunan pertama
F2 → keturunan kedua
Gen D →gen atau alel dominan
Gen d →gen atau alel resesif
Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat)
tertentu.
Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya
Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya
Homozigot → DD/dd
heterozigot → Dd
Fenotip →ekspresi gen yang lansung dapat diamati sebagai suatu sifat
pada suatu individu
Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat
Sifat yang dapat diamati disebut fenotip.
Fenotip tidak diberi lambang tetapi ditulis dengan sifat tampaknya.
Contoh: batang tinggi, batang pendek
Persilangan dengan satu sifat beda
A. Monohibrid dominan penuh
TT : kacang ercis berbatang tinggi
tt : kacang ercis berbatang pendek

Parental (P) batang tinggi >< batang pendek


Genotipe TT >< tt
Fenotipe tinggi >< pendek
Gamet T dan T t dan t
Filial 1 (F1) Tt ; Tt ; Tt ; Tt (fenotipe berbatang tinggi)
P2 batang tinggi >< batang tinggi
Genotipe Tt >< Tt
Gamet T dan t >< T dan t
Filial 2 (F2) TT ; Tt ; Tt ;tt (fenotipe 3 tinggi dan 1 pendek)

Perbandingan fenotipe 3 : 1
Persilangan dengan satu sifat beda
A. Monohibrid intermediet (sifat kedua induk muncul)
MM : bunga merah
mm : bunga putih

Parental (P) bunga merah >< bunga putih


Genotipe MM >< mm
Fenotipe merah >< putih
Gamet M dan M m dan m
Filial 1 (F1) Mm; Mm; Mm; Mm (fenotipe berbunga merah muda)
P2 bunga merah muda >< bunga merah muda
Genotipe Mm >< Mm
Gamet M dan m >< M dan m
Filial 2 (F2) MM ; Mm ; Mm ;mm (fenotipe 1 merah, 2 merah muda,1 putih)

Perbandingan fenotipe 1 : 2 : 1
Persilangan dengan dua sifat beda
MM TT : bunga merah tebal
mmtt : bunga putih tipis

Parental (P) bunga merah tebal >< bunga putih tipis


Genotipe MMTT >< mmtt
Fenotipe merah tebal >< putih tipis
Gamet MT dan MT mt dan mt
Filial 1 (F1) MmTt dan MmTt (fenotipe berbunga merah tebal)
P2 bunga merah tebal >< bunga merah tebal
Genotipe Mm Tt >< MmTt
Gamet MT,Mt dan mT,mt >< MT,Mt dan mT,mt
Filial 2 (F2) Merah tabel
GAMET MT Mt mT Mt

MT MMTT MMTt MmTT MmTt


Merah Merah Merah Merah
tebal tebal tebal tebal
Mt MMTt MMtt MmTt Mmtt
Merah Merah tipis Merah Merah tipis
tebal tebal
mT MmTT MmTt mmTT mmTt
Merah Merah Putih tebal Putih tebal
tebal tebal
mt MmTt Mmtt mmTt mmtt
Merah Merah tipis Putih tebal Putih tipis
tebal

Fenotip : merah tebal, merah tipis, putih tebal dan putih tipis

Perbandingan : 9 : 3 : 3 : 1
 Hukum Mendel banyak dimanfaatkan dalam
bidang pertanian dan kesehatan
 Dalam bidang pertanian seperti menciptakan
tanaman unggul yang tahan hama penyakit,
produksi tinggi dan cepat panen, dll.
 Menciptakan ternak unggul yang sehat, tahan
penyakit, pertumbuhan cepat dan banyak
menghasilkan seperti susu, telur dan daging
 Dalam bidang kesehatan menciptakan vaksin
berbagai penyakit.
 Dominansi Monohibrid  3 : 1
 Intermediet  1 : 2 : 1
 Dihibrid  9 : 3 : 3 : 1

 Namun dalam kenyataannya ada beberapa


penyimpangan walaupun bersifat semu
(karena pada hakekatnya kalau dilihat masih
mengikuti pola Hukum Mendel)
 Interaksi beberapa gen (Atavisme)  bentuk pial
/ jengger pada ayam
 Ada 4 macam bentuk pial :
 R–P– = walnut / sumpel  dominan
 RRpp = rose / gerigi
 rrPP = pea / biji
 rrpp = bilah / single  resesif
(rose/gerigi) (pea/biji)

 Gamet Rp rP
 F1 RrPp
(walnut)
 P2 RrPp X RrPp
(walnut) (walnut)
 Gamet RP, Rp, rP, rp
 F2
 R–P– = 9 ….(Walnut)
 R – pp = 3 ….(Rose)
 rrP – = 3 ….(Pea)
 rrpp = 1 ….(Bilah)
 Sifat yang muncul pada pembastaran
heterozigotik dengan sifat beda yang
berdiri sendiri tetapi mempengaruhi
karakter dan bagian organ tubuh yang
sama
 Banyak gen yang mempengaruhi satu
gejala/karakter disebut POLIGEN
 misalnya :
 warna kulit pada manusia
 Warna bunga suatu tanaman
 M = gen untuk warna bunga merah
 m = gen tidak terbentuk warna
 P1 M1M1M2M2 X m1m1m2m2
 (merah ) ( putih )
 Gamet M1M2 m1m2
 F1 M1m1M2m2
 (merah)

 P2 M1m1M2m2 X M1m1M2m2
( merah ) (merah)

 Gamet M1M2, M1m2, m1M2, m1m2


 F2
 M1 – M2 – = 9 merah
 M1 – mm = 3 merah
 m1m1M2 – = 3 merah
 m1m1m2m2= 1 putih
 Gen dominan yang seolah-olah tersembnyi
apabila berdiri sendiri dan pengaruhnya baru
tampak jika bersama-sama dengan gen
dominan yang lain
 A = ada bahan pigmen antosianin
 a = tidak ada antosianin
 B = reaksi plasma bersifat basa
 b = reaksi plasma bersifat asam
 P1 AAbb X aaBB
(merah) (putih)
 Gamet Ab aB
 AaBb

 (ungu)
 Interaksi gen dominan mengalahkan gen
dominan lainnya yang bukan sealela
 Gen dominan yang menutup gen dominan
lainnya  epistasis
 Gen dominan yang tertutup hipostatis
 Contoh  warna kulit gandum dan warna
kulit labu squash
 H (hitam) dominan terhadap h (putih)
 K (kuning) dominan terhadap k (putih)
 H epiatasis terhadap K
 P1 HHkk (hitam) X hhKK (kuning)
 Gamet Hk hK
 F1 HhKk (hitam)
 P2 HhKk (hitam) X HhKk (hitam)
 Gamet HK, Hk, hK, hk
 F2
 H – K – = 9 hitam
 H – kk = 3 hitam
 hhK – = 3 Kuning
 hhkk = 1 putih
 Gen-gen yang berinteraksi dan saling
melengkapi
 Apabila salah satu gen tidak ada maka
pemunculan suatu karakter akan terhalang
 Contoh  ada 2 gen yang berinteraksi dalam
menumbuhkan pigmen
 C = menyebabkan timbul pigmen
 c = tidak menimbulkan pigmen
 P = menumbuhkan enzim pengaktif pigmen
 p = tidak menumbuhkan pigmen
 P1 CCpp (putih) X ccPP (putih)
 Gamet Cp cP
 F1 CcPp (ungu)
 P2 CcPp (ungu) X CcPp (ungu)
 Gamet CP, Cp, cP, cp
 F2
 C – P – = 9 ….
 C – pp = 3 ….
 ccP – = 3 ….
 Ccpp = 1 ….
Banyak sifat dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik
Suhu : Banyak proses biokimia dipengaruhi oleh suhu.
Lintasan reaksi biokimia melibatkan enzim
yang peka terhadap suhu
Cahaya: Lamanya penyinaran atau lamanya periode
gelap dapat menginduksi munculnya bunga pada
beberapa species tanaman
Nutrisi : Efek beberapa genotype dapat muncul hanya
kalau tanaman dalam lingkungan stress
Perlakuan buatan: Ekspresi suatu sifat bisa tidak nampak
karena pemberian senyawa kimia atau
hormon.
Warna bunga di kontrol oleh gen dg komplet dominan.

Ungu x pink warna bunga ditentukan oleh pH tanah


dimana tan. tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai