Anda di halaman 1dari 12

3 Genetika Mendel

Gregor Mendel (1822-1884) yang berasal dari Austria pantas dinyatakan


sebagai “Bapak Genetika”, karena ia adalah orang yang pertama kali melakukan
percobaan perkawinan silang, yang dilakukan pada beberapa jenis tanaman kapri
(Pisum sativum), untuk mempelajari perbedaan sifat satu dengan lainnya. Percobaan ini
dilakukan selama 7 tahun. Mendel memilih tanaman kapri dalam percobaannya, karena
tanaman ini mempunyai umur yang pendek, mudah tumbuh, dapat disilangkan secara
buatan dan mempunyai sifat-sifat dengan perbedaan karakter yang kontras. Sifat–sifat
tanaman yang dipergunakan Mendel dalam percobaannya adalah : tinggi tanaman
(tinggi dan pendek), warna bunga (ungu dan putih), letak bunga (di sepanjang batang
dan di ujung batang), warna buah polong (hijau dan kuning), bentuk polong
(menggelembung dan pipih), warna kulit biji (kuning dan hijau) dan bentuk biji (bulat
dan berkerut). (Gambar 3.1.)
Hasil penelitiannya dikemukakan pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan
oleh Perhimpunan Pengetahuan Alam di Brünn. Karya ilmiah tersebut kemudian
dicetak dan disebarluaskan oleh perhimpunan tersebut ke berbagai perpustakaan di
Eropa dan Amerika. Empatpuluh tahun kemudian, tepatnya pada awal abad ke 20,
kebenaran penelitian Mendel tersebut diakui oleh biologiwan De Vries (Belanda, 1900),
Correns (Jerman, 1900) dan Tschermak (Austria, 1900) setelah masing-masing peneliti
tersebut melakukan penelitian di negaranya. Sejak itu Mendel dinyatakan sebagai
Pencipta/Bapak Genetika.

3.1. Perkawinan Monohibrid (Pewarisan Gen Tunggal)


Sebelum memulai dengan percobaannya Mendel memastikan bahwa tanaman
kapri yang dipergunakan merupakan varietas galur murni (true-breeding), yang
artinya apabila tanaman itu menyerbuk sendiri, semua keturunannya akan mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Induk galur murni disebut dengan parental (sering
disingkat dengan P) dan keturunannya disebut generasi F1 (dari kata filial keturunan
pertama). Persilangan sendiri antar F1 menghasilkan generasi F2 (filial kedua).
Percobaan persilangan yang dilakukan Mendel sangat sederhana, yaitu menggunakan
28
tanaman kapri dengan 1 sifat beda. Persilangan ini disebut dengan persilangan
monohibrid. Tanaman keturunan generasi pertama (F1), mempunyai sifat yang seragam
menyerupai salah satu induknya. Kemudian tanaman-tanaman F1 tersebut dibiarkan
tumbuh bersama sehingga terjadi persilangan sendiri (F1 x F1) menghasilkan generasi
F2. Pada keturunan ke dua ini sifat induk muncul kembali.

Buah bulat Buah berkerut

Buah hijau Buah kuing

Kulit biji abu-abu Kulit biji putih

Polong penuh Polong pipih

Polong hijau Polong kuning

Bunga aksial Bunga terminal

Tanaman tinggi Tanaman pendek

Gambar 3.1. Tujuh karakter dari observasi Mendel pada kapri. Sifat-sifat
pada kolom sebelah kiri adalah dominan (Maxon dan Daugherty, 1985).

Mendel beranggapan bahwa sifat yang tidak muncul pada tanaman F1 itu sebe-
narnya ada di dalam tanaman tersebut, tetapi tidak terekspresikan atau tidak nampak,
sehingga ia kemudian menarik kesimpulan bahwa sifat tertentu dapat menutup sifat
lainnya. Sifat ini disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang tertutup oleh sifat

29
dominan tersebut disebut dengan sifat resesif. Hasil percobaan Mendel dapat dilihat
pada Tabel di 3.1..

Tabel 3.1. Ringkasan Hasil Percobaan Mendel Pada Tanaman Kapri

Karakter Sifat Keturunan Hasil Hasil Rasio F2


yang berbeda Persilangan F1 Persilangan F2
5474 bulat
- bulat / keriput semua bulat 2,96 : 1
Biji 1850 keriput
6022 kuning
- kuning/hijau semua kuning 3,01 : 1
2001 hijau
882 penuh
- penuh / pipih semua penuh 2,95 : 1
Polong 299 pipih
428 hijau
- hijau / kuning semua hijau 2,82 :1
152 kuning
651 aksial
- aksial / terminal semua aksial 3,14 : 1
Bunga 207 terminal
705 ungu
- ungu / putih semua ungu 3,15 : 1
224 putih
Tinggi 787 tinggi
- tinggi / pendek semua tinggi 2,84 : 1
tanaman 277 pendek

Gen-gen yang berperan pada sifat-sifat yang diteliti oleh Mendel merupakan gen-gen
yang terdapat pada autosom., sehingga disebut juga pewarisan autosomal dan gen yang
berperan adal gen autosomal dominan dan gen autosomal resesif.
Analisis kuantitatif Mendel pada tanaman F2 inilah yang terutama mengungkapkan
dua prinsip dasar hereditas yang sekarang dikenal sebagai hukum segregasi dan hukum
pemilahan bebas. Beberapa contoh hasil persilangan monohibrid dapat dilihat pada
contoh di bawah
.
a. Tanaman ercis (Pisum sativum)
Percobaan persilangan Mendel selalu menggunakan tanaman galur murni yang
mempunyai sifat kontras, misalnya tanaman berbatang tinggi dengan tanaman berbatang
pendek.
T = alel untuk batang tinggi (1,5 m) t = alel untuk batang pendek (0,5 m)

30
P ♀ tt x ♂ TT
(pendek) ¯ (tinggi)
gamet : t
T
F1 Tt
(tinggi)
F1 x F1 : ♀ Tt x ♂ Tt
gamet : (tinggi) (tinggi)
T dan t T dan t
F2 :
♂ T t

TT Tt
T
(tinggi) (tinggi)
Tt tt
t
(tinggi) (pendek)

Ratio Ratio
Genotip Fenotip
genotip Fenotip
TT Tinggi 1 3
Tt Tinggi 2
tt Pendek 1 1

Karakter-karakter genetik diatur oleh unit faktor yang berpasangan yang terdapat di
dalam tiap individu diploid. Individu diploid menerima satu faktor dari masing -masing
orang tua. Karena unit faktor itu berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi
pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau satu dominan dan
satu resesif. Setiap individu yang diploid memiliki salah satu dari kemungkinan
kombinasi tersebut.
Selama pembentukan gamet, pasangan unit faktor akan memisah, mengalami
segregasi dan akan diteruskan ke gamet-gamet secara bebas yang kemudian akan
diteruskan ke keturunannya. Pada contoh di atas gamet individu F1 ada yang
mempunyai alel T dan gamet lainnya dengan alel t. Prinsip ini merupakan Hukum
Mendel I yang dikenal dengan Hukum segregasi gen yang sealel.

b. Pada marmot
Warna rambut hitam pada marmot ditentukan oleh adanya alel A yang mempunyai
peran dalam pembentukan pigmen melanin. Alel a resesif, menyebabkan terhambatnya

31
pembentukan pigmen melamin sehingga warna rambut menjadi putih. Perkawinan
antara marmot berambut hitam dengan marmot berambut putih menghasilkan keturunan
F1 yang semuanya berambut hitam.

P ♀ aa x ♂ AA
putih ¯ hitam
gamet : a A
F1 A a (hitam)
F1 x F1 : ♀ Aa x ♂ Aa
gamet : (hitam) (hitam)
A dan a A dan a
F2 :
♂ A a

AA Aa
A
(hitam) (hitam)
Aa aa
a
(hitam) (putih)

Ratio Ratio
Genotip Fenotip
genotip Fenotip
AA Hitam 1 3
Aa Hitam 2
aa Putih 1 1

c. Pada manusia
1). Pada manusia tertentu diketemukan kelainan mempunyai 6 jari pada salah satu atau
kedua tangannya. Kelainan yang disebut polidaktili ini disebabkan oleh alel
autosomal dominan P.
PP atau Pp = polidaktili (jari lebih)
pp = jari normal

♀ pp x ♂ PP
(normal) ¯ (polidaktili)
gamet : p P
F P p (polidaktili)

32
Perkawinan orang yang mempunyai kelainan polidaktili homozigot dominan, akan
menghasilkan keturunan yang semuanya mempuyai kelainan yang sama

2). Kemampuan merasakan pahit setelah di test dengan PTC (phenyl thio-carbamida)
ditentukan oleh alel dominan T. Alel resesifnya t menyebabkan orang tidak dapat
merasakan pahit. Perkawinan antara orang yang normal tetapi membawa sifat
tidak dapat merasakan pahit akan menghasilkan keturunan yang dapat merasakan
pahit dan tidak dapat merasakan pahit

PTC adalah suatu senyawa kimia yang digunakan untuk mengetahui apakah orang
dapat merasakan pahit atau tidak.. .

♀ Tt x ♂ Tt
F1
(normal) ¯ (normal)
gamet : T, t T, t
T T normal
T t normal
t t tidak dapat merasakan pahit

Ratio Ratio
Genotip Fenotip
genotip Fenotip
TT dapat merasakan pahit 1 3
Tt dapat merasakan pahit 2
tt tidak dapat merasakan 1 1
pahit

3). Diabetes
Penyakit diabetes disebabkan kelainan berupa kadar gula darah tinggi yang
disebabkan pankreas tidak dapat atau sedikit menghasilkan insulin.
Kelainan ini ditentukan oleh alel resesif d. Perkawinan antara dua orang yang
secara fenotip normal tetap membawa alel penyakit itu akan menghasilkan
keturunan yang sebagian normal dan sebagian mengidap penyakit
tersebut.

33
♀ Dd x ♂ Dd
(normal) ¯ (normal)
D, d D, d
gamet :
DD
normal (1)
D d normal (2)
d d diabetes (1)

3.1.1. Perkawinan Resiprok


Perkawinan resiprok merupakan kebalikan dari perkawinan pertama , artinya
kalau pada perkawinan yang pertama induk betina genotipnya homozigot dominan dan
induk jantan homozigot resesif, maka pada perkawinan resiprok, genotip induk betina
homozigot resesif dan induk jantan homozigot dominan.

Resiprok
P ♀ HH x ♂ hh ♀ hh x ♂ HH
(hijau) ¯ (kuning) (kuning) ¯ (hijau)
F1 Hh Hh
(hijau) (hijau)

F2 ♂ H h

HH Hh
H
(hijau) (hijau)
Hh h h
H
(hijau) (kuning)

Kesimpulan : Perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang sama

3.1.2. Perkawinan balik (Backcross)


Perkawinan balik atau backcross, adalah perkawinan antara individu F1
dengan salah satu induknya. Contoh di bawah persilangan pada marmot.

Backcross
P ♀ BB x ♂ bb ♀ Bb x ♂ BB
(hitam) ¯ (putih) (hitam) ¯ (hitam)

34
F1 : Bb (hitam) BB (hitam)
Bb (hitam)

♀ Bb x ♂ bb
(hitam) ¯ (putih)
B b (hitam, 1)
b b (putih, 1)

Kesimpulan : Perkawinan antara marmot F1 dengan induk homozigot dominan


menurunkan keturunan semuanya hitam walaupun genotipnya berbeda.
Perkawinan dengan induk homozigot resesif menghasilkan keturunan berwarna
hitam dan putih dengan perbandingan 1 : 1. Perkawinan yang kedua ini sering
disebut juga dengan testcross (uji silang)

3.1.3. Uji silang (Testcross)


Uji silang atau testcross adalah perkawinan antara individu F1 dengan
individu homozigot resesif. Perkawinan ini dilakukan untuk mengetahui
genotip dari individu F1 homozigot atau heterozigot

Ujisilang / testcross
(F1 x homozigot resesif)
P ♀ BB x ♂ bb ♀ Bb x ♂bb
(hitam) ¯ (putih) (hitam) ¯ (putih)
F1 B b (hitam) F2 B b (hitam, 1)
b b (putih, 1)

♀ BB x ♂ bb
(hitam) ¯ (hitam)
F2 BB (hitam)
Bb (hitam)

Kesimpulan : Individu F1 mempunyai genotip Bb. Keturunan F2 marmot


hitam dan putih dengan perbandingan 1 : 1. Kalau individu F1 mempunyai
genotip BB akan menghasilkan keturunan yang semuanya hitam

3.2. Perkawinan Dihibrid


Perkawinan dihibrid adalah perkawinan antara dua varietas galur murni dengan dua
beda sifat. Hasil persilangan induk varietas galur murni ini akan menghasilkan
keturunan F1 yang mempunyai sifat sama dengan induk yang homozigot dominan.
35
Apabila tanaman F1 dibiarkan mengadakan persilangan sendiri, maka akan dihasilkan
keturunan F2 dengan perbandingan fenotip = 9 : 3 : 3 : 1.
Contoh pada tanaman kapri (Pisum sativum)

T = alel untuk batang tinggi U = alel untuk warna bunga ungu


t = alel untuk batang pendek u = alel untuk warna bunga putih
P ♀ TTUU X ♂ ttuu
(tinggi, ungu) (pendek, putih)
gamet T, U  t, u
F1 T t U u tinggi,ungu
F2 :
♂ TU Tu tU tu

TTUU TTUu TtUU TtUu
TU
(tinggi,ungu) (tinggi,ungu) (tinggi,ungu) (tinggi,ungu)
TTUu TTuu TtUu Ttuu
Tu
(tinggi,ungu) (tinggi,putih) (tinggi,ungu) (tinggi,putih)
TtUU TtUu TtUU ttUu
tU
(tinggi,ungu) (tinggi,ungu) (pendek,ungu) (pendek,ungu)
TtUu Ttuu ttUu ttuu
tu
(tinggi,ungu) (tinggi,putih) (pendek,ungu) (pendek, putih)

Genotip Fenotip Ratio genotip Ratio fenotip


T-U- tinggi, ungu 9 9
T-uu tinggi, putih 3 3
ttU- pendek, ungu 3 3
ttuu pendek, putih 1 1

Tanda (-) , menunjukkan alel dominan atau alel resesif

Dari hasil percobaan perkawinan dihibrida yang dilakukan, Mendel menarik kesimpulan
bahwa selama pembentukan gamet pasangan unit faktor yang telah memisah akan
mengelompok kembali secara bebas. Prinsip ini dikenal dengan Hukum Mendel II,
yaitu hukum pengelompokan alel secara bebas.

3.2.1. Uji Silang (Test Cross)


Ujisilang pada perkawinan dihibrid adalah persilangan antara individu F1 dengan induk
yang mempunyai genotip homozigot resesif. Pada contoh di bawah ini adalah uji silang

36
antara tanaman heterozigot dengan sifat batang tinggi dan bunga merah disilangkan
dengan tamanan dengan sifat resesif berbatang pendek dan bunga putih.
T = alel untuk batang tinggi R = alel untuk warna bunga merah
t = alel untuk batang pendek r = alel untuk warna bunga putih

Ujisilang / testcross
(F1 x homozigot resesif)
P ♀ TTRR x ♂ttrr ♀ TtRr x ♂ ttrr
(tinggi,merah)  (pendek, putih) (tinggi,merah)  (pendek,putih)
F1 : T t R r (tinggi, merah) F2 T t R r tinggi, merah (1)
T t r r tinggi, putih (1)
t t T r pendek, merah (1)
t t r r pendek, putih (1)

: ujisilang akan menghasilkan keturunan denga perbandingan genotip


Kesimpula
dan fenotip yang sama.
n
Ujisilang monohibrid (A a x a a) = 1 : 1
Ujisilang dihibrid (A a B b x a a b b) = 1 : 1 : 1 : 1
Ujisilang tetrahibrid (AaBbCcDd x aabbccdd) = ?

3.3. Perkawinan Trihibrid

Perkawinan trihibrid adalah perkawinan antara varietas galur murni dengan


memperhatikan 3 sifat beda. Contoh di bawah adalah persilangan antara varietas
tanaman kapri homozigot dominan yang mempunyai sifat tanaman tinggi, warna biji
kuning dan berbunga ungu dengan varietas yang memperlihatkan sifat resesif tanaman
pendek, warna biji hijau dan berbunga putih.

T = alel untuk tanaman tinggi U = alel untuk warna bunga ungu

t = alel untuk tanaman pendek u = alel untuk warna bunga putih

K = alel untuk warna kuning pada biji


k = alel untuk warna hijau pada biji

P : ♀ TTKKUU x ♂ ttkkuu
tinggi,buah kuning,  pendek, buah hijau,
bunga ungu bunga putih
gamet
: T, K dan U t, k dan u
F1 : TtKkUu
tinggi,buah kuning, bunga ungu
37
Tanaman trihibrid F1 masing-masing akan membentuk 23 gamet, yaitu 8 gamet.
Gamet-gamet tersebut adalah : TKU, TKu, TkU, tKU, Tku, tKu, tkU dan tku.
Penyerbukan sendiri dari tanaman trihibrid F1 akan menghasilkan tanaman F2 dengan

(2n)2 = (23)2 = 64 kombinasi. Perbandingan kombinasi genotip dan fenotip dapat


dicari dengan bantuan segitiga pascal.

1 1  untuk perkawinan monohibrid


1 2 1  untuk perkawinan dihibrid
1 3 3 1  untuk perkawinan trihibrid
1 4 6 4 1  untuk perkawinan tetrahibrid

angka tetap
angka yang menunjukkan banyaknya gen dominan
1 x 33 3 x 32 3 x 31 1 x 30

angka sesuai dengan hukum segitiga pascal

Dari perkawinan trihibrid di atas akan dihasilkan tanaman dengan perbandingan genotip
dan fenotip sebagai berikut :

1 x 33 27 kombinasi, 3 macam gen dominan


T–K–U
Tinggi, buah kuning,
bunga ungu

3 x 32 : 32 9 kombinasi, 2 macam gen dominan


T – K – uu
Tinggi, buah kuning,
bunga putih
Tinggi, buah hijau,
32 9 kombinasi, 2 macam gen dominan
T- kk U- bunga ungu
Pendek, buah kuning,
32 9 kombinasi, 2 macam gen dominan
ttK–U- bunga ungu

3 x 31 : 31 3 kombinasi, 1 macam gen dominan


T – kk uu
Tinggi, buah hijau,
bunga putih
Pendek, buah kuning,
31 3 kombinasi, 1 macam gen dominan
t t K – uu bunga putih
Pendek, buah hijau,
31 3 kombinasi, 1 macam gen dominan
ttkkU- bunga ungu

1 x 30 1 kombinasi, tanpa gen dominan


ttkkuu
Pendek, buah hijau,
bunga putih

Rangkuman

38
Gregor Mendel adalah orang yang pertama kali melakukan percobaan persilangan.
Percobaan dilakukan pada tanaman kapri. Dengan mempelajari tujuh sifat tanaman.
Penelitian yang berlangsung selama tujuh tahun itu menghasilkan teori tentang
penurunan sifat dari induk kepada keturunannya, adanya sifat dominansi dan resesif.
Disamping itu Mendel juga menyusun Hukum pemisahan gen sealel (Hukum Mendel I)
dan Hukum pengelompokan alel secara bebas (Hukum Mendel II).

Soal Latihan

1. Jelaskan apa bedanya alel dengan gen?

2. Berapa macam gamet yang dihasilkan oleh individu A a B b C C D d e e F f ?

3. Tanaman kapri berbunga ungu disilangkan dtanaman yang berbunga putih.


Tanaman F1 semuanya berbunga ungu. Ketika tanaman F1 dibiarkan tumbuh
bersama supaya terjadi persilangan sendiri, ternyata dihasilkan tanaman F2 401
berbunga ungu dan 131 berbunga putih. Bagaiamanakah genotip dari tanaman
induk dan tanaman F1 ?

4. Pada tanaman tomat warna buah merah dominan terhadap warna kuning.
Tanaman tomat homozigot warna buah merah disilangkan dengan tanaman
homozigot warna buak kuning. Bagaimana fenotip dan genotip dari : a) F1 ; b)
F2 ; c) keturunan dari F1 yang di silang balik dengan induk buah merah ; d)
keturunan dari F1 yang disilang balik dengan induk buah kuning ?

5. Dua tikus betina hitam disilangkan dengan tikus coklat yang sama. Hasil
perkawinan dengan tikus betina I, menurunkan anak tikus 9 hitam dan 7 coklat,
dengan tikus betina II, 14 ekor semuanya hitam. Bagaimana pola pewarisan
warna bulu hitam dan coklat pada tikus ? Bagaimana genotip dari kedua induk ?

6. Berapakah perbandingan fenotip dari keturunan perkawinan a a B b C C D d E e x


aabbccddee ?

39

Anda mungkin juga menyukai