Annisa Nur Aini, Bagas Zabran Zaafarani, Ganesha Nawang Sari, Valenta
Rias Mahardita dan Woro Prihatini
ABSTRAK
Tabel 2. Rata-rata jumlah biji berkecambah menurut ukuran biji (n = 24 ulangan), temperatur
pendedahan (n = 18 ulangan) dan temperatur inkubasi (n = 36 ulangan)
ukura hari 20 hari 40 hari 60 TP hari 20 hari hari 60 inkub hari 20 hari 40 hari 60
n biji 40 asi
kecil 11,54a 12,67a 13,17 ambient 3,44c 4,94c 7,00c 15o C 7,75b 11,11b 12,17
sedang 9,38ab 12,75a 13,91 50o C 5,39c 9,44c 10,83b 30o C 11,42a 13,11a 13,97
besar 7,83bc 10,92b 12,21 75o C 13,72b 17,78a 18,47a F 91,14 30,12 1,67
F 50,58 15,03 0,49 100o C 15,78a 16,28b 16,33a P <0,001 <0,001 0,200
P <0,001 <0,001 0,616 F 186,11 125,76 32,48
P <0,001 <0,001 <0,001
Catatan: Huruf yang berbeda dalam kolom menunjukkan perbedaan yang nyata antar rata-rata
dengan uji Tukey. Tidak ada huruf = analisis tidak berbeda nyata. TP = Temperatur
pendedahan.
Tabel 3. Rata-rata jumlah biji berkecambah pada hari ke-20, 40 dan 60 menurut ukuran biji dan
temperatur pendedahan (n = 6 ulangan)
hari ke-20 hari ke-40 hari ke-60
ukura
o o o o o o o
n biji AMB 50 C 75 C 100 C AMB 50 C 75 C 100 C AMB 50 C 75o C 100o C
kecil 7,50a 10,67a 17,67 10,33b 8,83a 13,00a 18,00 10,83b 10,17a 13,50a 18,00 11,00b
sedang 2,33b 3,50b 13,50 18,67a 4,33b 10,17a 18,00 18,50a 7,33ab 12,00a 18,50 18,50a
besar 0,50b 2,00b 10,00 18,83a 1,67bc 5,17b 17,33 19,50a 3,50b 7,00b 18,83 19,50a
F 11,59 18,42 3,155 49,04 6,23 7,88 0,40 63,56 3,55 7,81 1,28 71,94
P <0,001 <0,001 0,072 <0,001 0,011 0,005 0,677 <0,001 0,055 0,005 0,306 <0,001
Catatan: Huruf yang berbeda dalam kolom menunjukkan perbedaan yang nyata antarrata-rata
dengan uji Tukey Tidak ada huruf = analisis tidak berbeda nyata. AMB = temperatur ambient.
Tabel 4. Rata-rata jumlah biji berkecambah pada hari ke-20, 40 dan 60 menurut ukuran biji dan
temperatur inkubasi (n = 12 ulangan)
hari atau 20 40 60
ukuran 15o C 30o C 15o C 30o C 15o C 30o C
biji
Kecil 10,6 12,42 12,75 12,5 13,75 12,58
sedang 7 11,83 11,25 8 12,42 15,75
besar 6,92 10,00 9,33 14,2 10,83 13,58
F 5,67 0,44 0,62 5 0,50 1,72
P 1,62 0,646 0,542 12,5 0,611 0,194
0,21 0
3 0,40
0,67
5
Tanpa
pemecahan
dormansi 30 91 61
Air hangat 60
oC hingga
dingin, 24
jam 46 99 53
Larutan 0.6 g
KNO3 L-1, 24 17.50b
jam 1.25a 10.00ab c 30.00a 67.83ab
Larutan 0.6 g
KNO3 L-1, 24
jam, diganti
13.75c
0.00b 6.25bc d 30.00a 71.63a
Larutan 1 g
KNO3 L-1, 24 18.75b
jam, diganti 0.00b 3.75cd c 30.00a 66.78ab
kedua ini masih terdapat kekurangan kelima jurnal tadi dapat diketahui
karena suhu air yang digunakan sebagai bahwa perkecambahan beberapa jenis
variabel bebas, suhunya relatif kurang biji dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tinggi, hanya sekitar 300C, padahal jika seperti air, suhu, dan zat kimia, serta
dilihat suhu optimum yang diperlukan faktor internal yang dapat berupa
ketebalan kulit biji dan ukuran biji. didapatkan dari perlakuan perendaman
Pengaruh faktor lingkungan berupa air biji dalam larutan KNO3 0,5% selama
dapat ditunjukkan pada percobaan yang 10 jam.
dilakukan oleh jurnal ketiga dengan
Ketebalan kulit biji juga sangat
perlakuan menggunakan jenis media
menentukan laju perkecambahan pada
perkecambahan yang berebeda yaitu
biji. Rahayu (2015) menyatakan bahwa
media pasir steril dan media kertas
benih yang memiliki kulit yang cukup
merang. Seperti yang diketahui media
keras dapat menghambat proses
pasir steril adalah media
imbibisi sehingga benih tersebut
perkecambahan yang mengandung
mengalami dormansi fisik. Dormansi ini
sedikit air karena sifat porositasnya
disebabkan oleh kulit benihnya yang
yang tinggi, hasil percobaan
sangat tebal dan padat, jaringan
menunjukkan bahwa benih yute
parenkim dan sklerenkim yang lebar
(Corchoruso litorius L.) yang
dan terjadi watergap dalam
dikecambahkan pada media kertas
pengambilan air. Maka dari itu, kelima
menghasilkan daya berkecambah
jurnal menggunakan suhu perendaman
terbaik karena media kertas mampu
dan waktu perendaman yang berbeda-
menyimpan air yang diperlukan untuk
beda yang diharapkan mampu
benih berkecambah.
melunakkan kulit benih sehingga terjadi
Pengaruh faktor lingkungan proses imbibisi kemudian biji
terhadap perkecambahan biji yang mengakhiri masa dormansinya dan
berupa suhu dapat ditunjukka pada berkecambah. Variasi suhu perendaman
percobaan yang dilakukan pada jurnal dilakukan pada percobaan kelima
pertama. Dari perlakuan temperatur jurnal. Hasil persentase daya
inkubasi diperoleh bahwa temperatur perkecambahannya tertingggi (suhu
30° C menghasilkan perkecambahan perendaman) terlihat pada perlakuan
lebih tinggi dan lebih cepat dibanding benih yute (Corchoruso litorius L.)
dengan temperatur 15° C. Selanjutnya perendaman air suhu 80ºC selama 3
pengaruh zat kimia terhadap jam, yaitu sebesar 90,25%, namun suhu
perkecambahan biji dapat terlihat pada optimal yang diperlukan untuk
jurnal ketiga dan keempat yang sama- mempercepat perkecambahan biji
sama menggunakan KNO3. Penggunaan tergantung dari ketebalan masing-
larutan KNO3 sebagai perendam biji masing biji, tidak sama antara jenis biji
berfungsi untuk merangsang yang satu dengan yang lainnya. Selain
perkecambahan. Hasil yang optimal dengan menggunakan perendaman air
panas, metode pematahan dormansi perkecambahan.Tapi jika sampai kering
fisik (ketebalan kulit) dapat dilakukan maka tidak akan terjadi perkecambahan.
juga dengan perlakuan pelukaan kulit
DAFTAR PUSTAKA
biji yang ditunjukkan pada percobaan
yang dilakukan oleh jurnal kedua bahwa Dianxiang, Z., T.G. Hartley. 2008.
dalam beberapa tahapan penting yaitu Gaol M. L. dan Fox J.E.D. (2009).
absorsi air,metabolism,pemecahan Pengaruh Variasi Ukuran Biji
terhadap Perkecambahan
materi,proses transport
(Acacia fauntleroyi). Berk.
materi,pembentukan kembali materi Penel. Hayati, 14, 153-160.
baru,respirasi dan Haranti M., Wardah, dan Yusran.
pertumbuhan.Penambahan zat kimia (2017). Perkecambahan Benih dan
Pertumbuhan Semai Tanjung
seperti herbisida dan NaCl dapat
(Mimusops elengi L.) pada
menghambat laju Berbagai Teknik Skarifikasi dan
perkecambahan.Pengaruh perendaman Media Tumbuh. Warta Rimba,
5(1), 13-19.
biji pada air hangat dan direndam
Hartmano, H.T., D. E. Kester, F. T.
larutan KNO3 dapat mempercepat
Davies, Jr., R. L.
kecepatan berkecambah benih.Biji
Geneve.2011.Plant Propagation:
berkulit tipis mengalami
Principles and
perkecambahan lebih cepat daripada
Practices.Prentice-Hall.,
yang berkulit tebal.Ketersediaan dan
Upper Saddle River, New
banyak air juga mempengaruhi
Jersey.
perkecambahan pada biji.Terlalu
banyak kandungan air akan berdampak Hidayat T. dan Marjani. (2017). Teknik
Pematahan Dormansi untuk
negatif terhadap proses
Meningkatkan Daya
Berkecambah Dua Aksesi Benih Siregar, B. L.2013. Perkecambahan
Yute (Corchorus olitorius L.). dan Pematahan Dormansi Benih
Buletin Tanaman Tembakau,
Serat & Minyak Industri, 9(2), Andaliman (Zanthoxylum
73-81 acanthopodium DC.). J.Agron.
Kuswanto,H.2003,TeknologiPemrosesa Indonesia, 41(3), 249-254