Anda di halaman 1dari 6

Data Curah Hujan

Pos
No. Tahun Rata-rata
I II III
1 2001 127,2 88,8 58,50 91,50
2 2002 86,4 102 97 95,13
3 2003 76,8 107 82,3 88,70
4 2004 87,8 116 65,3 89,70
5 2005 82,4 53,5 104 79,97
6 2006 189,3 70 80,4 113,23
7 2007 86,2 95,5 60 80,57
8 2008 62,3 66,5 68,80 65,87
9 2009 125,1 107,3 144,8 125,73
10 2010 96 315,5 89,6 167,03
Rata-rata 101,95 112,21 85,07 99,74

Menghitung curah hujan harian maksimum


A. Metode Gumbel
Data Curah Hujan Harian Maksimum

No. Tahun X X-Ẋ (X-Ẋ)2 X2


1 2001 91,50 -8,24 67,95 8372,25
2 2002 95,13 -4,61 21,25 9050,35
3 2003 88,70 -11,04 121,96 7867,69
4 2004 89,70 -10,04 100,87 8046,09
5 2005 79,97 -19,78 391,12 6394,67
6 2006 113,23 13,49 181,98 12821,79
7 2007 80,57 -19,18 367,74 6490,99
8 2008 65,87 -33,88 1147,63 4338,42
9 2009 125,73 25,99 675,48 15808,87
10 2010 167,03 67,29 4527,94 27900,13
Jumlah 997,43 0,00 7603,92 107091,25
Rerata 99,74

Untuk tahun-tahun berikutnya ( 5, 10, 15, 20, 25) tahun, ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel Data hujan maksimum metode Gumbel
PUH Yt Yn Sn k Sx XT
2 0,367 0,4952 0,9496 -0,1355 29,07 95,80
5 1,500 0,4952 0,9496 1,0581 29,07 130,50
10 2,250 0,4952 0,9496 1,8483 29,07 153,47
20 2,970 0,4952 0,9496 2,6064 29,07 175,50
25 3,199 0,4952 0,9496 2,8468 29,07 182,49
Metode LOG PERSON Tipe III
Tabel Data hujan maksimum metode LOG PERSON III
No. Tahun Ri X=logR (X-Ẋ)3 (X-Ẋ)2
1 2001 91,50 1,961 -1,220E-05 5,300E-04
2 2002 95,13 1,978 -2,281E-07 3,733E-05
3 2003 88,70 1,948 -4,870E-05 1,334E-03
4 2004 89,70 1,953 -3,171E-05 1,002E-03
5 2005 79,97 1,903 -5,420E-04 6,648E-03
6 2006 113,23 2,054 3,362E-04 4,835E-03
7 2007 80,57 1,906 -4,798E-04 6,129E-03
8 2008 65,87 1,819 -4,556E-03 2,748E-02
9 2009 125,73 2,099 1,521E-03 1,323E-02
10 2010 167,03 2,223 1,354E-02 5,682E-02
Average 99,74 1,984 9,729E-04 1,180E-02
Sum 997,43 19,84 9,729E-03 1,180E-01

Tabel Perhitungan PUH (1, 5, 10, 15, 20, 25) tahun metode Log Person III
PUH K SD KxSD Xt antilog Xt
2 -0,148 0,114522 -0,01695 1,967 93
5 0,769 0,114522 0,088068 2,073 118
10 1,339 0,114522 0,153346 2,138 137
20
25 2,018 0,114522 0,231106 2,216 164

Perbandingan Curah Hujan

Curah Hujan Harian Maksimum


PUH (mm/jam)
Gumbel Iwai Kadoya Log Person III
2 95,80 92,79
5 130,50 120,45 118,17
10 153,47 135,27 137,34
20 175,50 148,87
25 182,49 153,08 164,27

*dipakai metode Gumbel karena hasil CHH Max lebih


besar
rumus untuk menghitung hujan rencana dengan probabilitas normal adalah sebagai berikut :

XT = X + KTS
Keterangan rumus
XT = hujan rencana dengan periode ulang T tahun

X = nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
S = Standar deviasi dari data hujan (X) mm.
KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss)

Contoh Perhitungan
Agar lebih jelas langsung kita masuk dalam perhitungan. Untuk perhitungan kita pakai data
curah hujan maksimum pada pembahasan Distribusi Probabilitas Gumbel yang sudah dibahas
pada beberapa waktu yang lalu. Kita akan hitung hujan rencana periode ulang 2 tahun, 5, 20,
50 dan 100 tahun menggunakan metode Probabilitas Normal.

Tabel curah hujan maksimum

*) Cara perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi sudah dibahas pada pembahasan
sebelumnya dan sudah terlampir dalam tabel tinggal masukan saja.
*) Kemudian yang dilakukan adalah menghitung nilai KT
Nilai KT berdasarkan nilai T yang diambil dari lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss, nilai T
untuk beberapa periode ulang tahun sebagai berikut :
*) Hitung hujan rencana dengan memasukan nilai yang sudah diketahui kedalam rumus maka
;
Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :

XT = X + KTS = 164,9 + (0 x 54,55) = 164,9 mm
Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :
Hujan rencana (XT) adalah hujan dengan periode ulang tertentu (T) yang diperkirakan
akan terjadi di suatu daerah pengaliran. Misalnya untuk hujan rencana untuk periode ulang 5
tahun (X5) adalah 210,72 mm, tidak berarti hujan sebesar 210,72 mm akan terjadi secara
periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada kemungkinan terjadi 1/5 kali
terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari 210,72 mm. Hujan itu bersifat tidak pasti
(probabilistik),
Dalam studi ini, rumus empiris untuk menghitung intensitas hujan dalam menentukan
debit puncak dengan metode Rasional Modifikasi, digunakan rumus Mononobe. Hal ini
dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi luas wilayahnya. Langkah pertama dalam metode
ini adalah menentukan curah hujan maksimun pada masing masing-masing tahun untuk
kemudian dilakukan perhitungan hujan rancangan dengan metode Log-Person Tipe III.
Adapun metode Log-Person TipeIII adalah sebagai berikut;

 mengubah data curah hujan maksimum ke bentuk logaritma à X = log X;

 menghitung harga rata-rata log X à log Xrerata = ;


 menghitung selisih antara logX dengan log Xrerata;
 mengkuadratkan selisih antara logX dengan log Xrerata;
 selisih antara logX dengan log Xrerata dipangkatkan 3;

 menghitung standar deviasinya à Sd = ; dan


 menghitung koefisien kemencengannya

o Cs =

Setelah menghitung parameter statistiknya, kemudian menghitung hujan rancangan dengan


menggunakan metode Log-Person Tipe III dengan langkah-langkah seperti di bawah ini :

 menentukan tahun interval kejadian / kala ulang (Tr);

 menghitung prosentase peluang terlampaui à Pr = ;


 menentukan variabel standar (K) berdasarkan prosentase peluang dan koefisien
kemencengan (Cs) pada tabel distribusi Log-Person Tipe III; dan
 menghitung hujan rancangan (R) dengan cara à logX + K , Sd kemudian hasilnya di-
antilog-kan.

Setelah mengetahui hujan rancangan, selanjutnya menghitung intensitas hujan pada tiap-tiap
saluran di masing-masing Catchment Area dengan langkah-langkah sebagai berikut ini :
Keterangan : Tr = tahun interval kejadian / kala ulang
K = variabel standar berdasarkan prosentase peluang dan koefisien
kemencengan (Cs) pada tabel distribusi Log-Person Tipe III
R = menghitung hujan rancangan
a. menghitung waktu curah hujan (Tc) à Tc = ;

L : panjang saluran, s : kemiringan saluran.

 menghitung intensitas hujan à I = dimana R24 adalah hujan rancangan


yang didapatkan dari perhitungan sebelumnya.

Catchment Area atau daerah tangkapan air hujan adalah daerah tempat hujan mengalir
menuju ke saluran. Biasanya ditentukan berdasarkan perkiraan dengan pedoman garis kontur.
Pembagian Catchment Area didasarkan pada arah aliran yang menuju ke saluran Conveyor
ke Maindrain.

Berdasarkan 3 komponen diatas maka besarnya debit air limpasan (Qlimpasan) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

Qlimpasan = 0,278, C , I , ACA

Keterangan :
Q = Debit aliran air limpasan (m3/detik)
C = Koefisen run off (berdasarkan standar baku)
I = Intensitas hujan (mm/jam)

ACA = Luas daerah pengaliran (ha

CARA PENGERJAAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN

Hitung debit aliran (Q) dengan langkah-langkah berikut:


(1) Cari data curah hujan di Lembaga Meteorologi dan Geofiksika (sesuai pasal 4.2.4 butir 1);
(2) Tentukan periode ulang rencana untuk saluran drainase, yaitu 5 tahun;
(3) Tentukan lamanya waktu hujan yang terkonsentrasi selama 4 jam dengan hujan efektif
sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 jam;
(4) Hitung intensitas curah hujan dengan rumus (1) dan (2), yaitu: XT = X + Sx / Sn (YT – Y)
I = (mm/jam)
(5) Buat garis lengkung intensitas curah hujan rencana dengan cara memplot harga intensitas
curah hujan (mm/jam), pada waktu konsentrasi 240 menit dan kemudian tarik garis lengkung
yang searah dengan lengkung basis;
(6) Tentukan panjang daerah pengaliran, L1, L2, dan L3, kemudian tentukan kondisi
permukaan berikut koefisien hambatan, nd (lihat Tabel 10);
(7) Tentukan kecepatan aliran (V), sesuai dengan Tabel 2, serta panjang saluran (L);
(8) Hitung waktu konsentrasi (Tc) dengan rumus (3), (4), dan (5), yaitu: TC = t1 + t2 t1 =
( 2/3 x 3,28 x Lo . )0.167 t2 =
(9) Tentukan intensitas hujan rencana (I rencana) dengan cara memplot harga Tc di kurva
basis dan tarik garis lurus ke atas sampai memotong garis lengkung intensitas hujan rencana,
dan tarik garis lurus sampai memotong garis intensitas hujan (mm/jam);
(10) Tentukan panjang daerah pengaliran;
(11) Identifikasi jenis bahan permukaan daerah aliran;
(12) Tentukan luas daerah pengaliran sesuai dengan Sub-Bab 4.2.4 butir 9;
(13) Tentukan koefisien aliran (C) berdasarkan kondisi permukaan kemudian kalikan dengan
harga faktor keamanan, sesuai Tabel 11;
(14) Hitung koefisien aliran rata-rata dengan rumus (6), yaitu: C1 . A1.fk1 + C2 . A2.fk2 +
C3 . A3.F.fk + ........ C = A1 + A2 + A3 + .......
(15) Hitung debit air (Q) dengan menggunakan rumus (7), yaitu: 1 Q = C . I . A 3,6

5.2 Hitung Dimensi dan Kemiringan Saluran serta Gorong-gorong


(1) Tentukan kecepatan aliran air (V) yang akan melewati saluran/gorong-gorong,
berdasarkan jenis bahan saluran, sesuai Tabel 2;
(2) Hitung luas penampang basah saluran/gorong-gorong (Fd) berdasarkan debit aliran yang
akan ditampung dengan menggunakan rumus (25), yaitu: Fd = (m2)
(3) Hitung luas penampang basah yang paling ekonomis yang dapat menampung debit
maksimum, berdasarkan bentuk saluran/gorong-gorong, sesuai pasal 4.2.5.1
(4) Hitung dimensi saluran dengan menggunakan rumus (26), yaitu: Fe = Fd Sehingga
didapat tinggi saluran/gorong-gorong = d (m) Lebar dasar saluran/gorong-gorong = b (m)
(5) Hitung tinggi jagaan (W) saluran dengan rumus (27), yaitu: W = (m)
(6) Hitung kemiringan saluran dengan menggunakan rumus (29), yaitu: i = ( ) 2
(7) Periksa kemiringan tanah di lokasi yang akan dibangun saluran dengan rumus (30), yaitu:
i = x 100 %
(8) Bandingkan kemiringan saluran hasil perhitungan (i perhitungan) dengan kemiringan
tanah yang diukur di lapangan (i lapangan); i lapangan i perhitungan, artinya bahwa
kemiringan saluran yang direncanakan sesuai dengan i perhitungan; i lapangan > i
perhitungan, berarti saluran harus dibuatkan pematah arus, sesuai Tabel 4.
(9) Bandingkan kemiringan gorong-gorong dengan kemiringan gorong-gorong yang dijinkan,
sesuai dengan Sub-Bab 4.2.3 butir 4);

Anda mungkin juga menyukai