Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI : ARSITEKTUR POST MODEREN

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH: Ir. PILIPUS JERAMAN, MT

PENDALAMAN MATERI

DISUSUN OLEH:

ADRIANUS GAE BONGE (22119068)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR-FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2020/2021
1. KESERUPAAN DAN PERBEDAAN DARI ARSITEKTUR CINA, JEPANG,
DAN KOREA

Hal yang menjadi Ciri khas dari ketiga arsitektur ini adalah penekanan pada
artikulasi dan simetri bilateral, yang berarti keseimbangan. Elemen sekunder diposisikan
kedua sisi struktur utama seperti dua sayap untuk mempertahankan simetri bilateral
secara keseluruhan Bentuk bangunan diatur dalam simetri yang seimbang bukti yang
lebih signifikan bisa dilihat dalam gambar berikut :
A. Keserupaan Dari Arsitektur Cina, Jepang Dan Korea
1. Bentuk
Hal yang terkait pada bentuk yaitu denah rumah dari ketiga bangunan ini
memiliki kesamaan yaitu berbentuk simetris.
Selain itu yang menjadai dasar persamaannya juga berupa perletakan pintu
masuk/gerbang utama yang selalu berada di tengah bangunan.hal ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

B. Perbedaan Dari Arsitektur Cina, Jepang Dan Korea

Perbedaan ini dapat dilihat dari bangunan pagoda. Hal yang menjadi perbedaan
dapat dilihat pada bentuk dan tampilan dari pagoda tersebut.
Perbedaannya yaitu :
1.Bentuk
Arsitektur Cina
Pagoda dari batu / bata dalam bentuk persegi cenderung hanya memiliki
lancip yang relatif moderat di tingkat dari atas ke bawah dengan atap yang
sangat dangkal. Namun, pagoda Cina berbentuk paling umum adalah
heksagonal atau oktagonal dengan tingkatan yang konsisten (tidak ada atau
sedikit lancip).

Arsitektur Jepang
Pada Pagoda Jepang memiliki beberapa fitur unik relatif ke Korea karena
mereka menggunakan bentuk bola dan piramidal dalam desain mereka dan
bagian atapnya selalu meruncing dengan tingkat, beberapa fitur pagoda
Jepang yang memiliki sedikit atau tanpa tirus sama sekali.

Arsitektur Korea
Pagoda Korea Umumnya hanya setinggi 15 meter atau kurang, gaya ini umumnya
tidak memiliki ruang interior (dengan demikian, bukan bangunan sebenarnya),
tetapi sangat dekoratif dan masih mempertahankan fungsinya sebagai relik.
Pagoda ini juga tidak pernah memiliki ruang yang dapat digunakan atau berfungsi
sebagai relikui. Sebaliknya, mereka lebih sering difungsikan sebagai penanda
makam atau monumen.
2. PENGUBAH ATAU PENGEMBANGAN ARSITEKTUR BYZANTIUM,
ROMANIKA, DAN RENAISSANCE

2.1 Arsitektur Byzantium


Gaya arsitektur Bisantin menggunakan kubah seperti pada aritektur
Yunani dan Romawi, Kubah dan tampilan arsitektur bisantium terdapat
vocal poin dan memiliki prinsip keseimbangan juga perbedaan dari ukuran
kubah sebagai atap bangunan dari yang kecil sampai kubah yang besar
menjadi skala dalam bangunan.

Gambar :Hagia Sopia

Adapun Kolom Bizantium memiliki gaya dekorasi baru yang belum pernah
digunakan oleh orang Romawi sejauh ini. Kolom-kolom baru ini
didasarkan pada kolom tradisional Roma, tetapi dengan beberapa
perubahan halus yang mengubahnya menjadi semacam campuran antara
kolom ionik dan Korintien.

Gambar : Ordedorik Bisantin


2.2 Romanika
Istilah "Romanesque" pertama kali diciptakan pada tahun 1818 oleh
Charles-Alexis-Adrien de Gerville untuk menggambarkan sebuah gaya
arsitektur yang mendahului gaya arsitektur Gotik. Istilah ini juga dikenal
dengan sebutan gaya “Roman” di Prancis, “Romanish” di Jerman,
“Romanico” di Italia, dan “Romanesk” di Indonesia. Gaya ini berkembang
di Eropa sejak tahun 800 (abad ke-9) hingga tahun 1100 (abad ke-12).
Gaya ini kemudian lenyap (atau lebih tepatnya berevolusi) setelah
munculnya gaya Gotik abad ke-12. Sesuai namanya, gaya arsitektur ini
banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Romawi kuno.Perbedaannya
terletak pada Bentuk bangunan berupa kastil Memiliki atap lapcip
,berbentuk menara, Menggunakan ornamen gaya romanika.
2.3 Renaissance

Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk


tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagai-nya. Dapat disampaikan
sebagai ciri yang pertama. Penggunaan kembali gaya kolom Yunani dan
Romawi pada bangunan, hal ini disebabkan karena era arsitektur
Renaissance berusaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik
Yunani dan Romawi tetapi tidak dengan gaya arsitektur Yunani atauRomawi
murni Artinya : boleh mirip tetapi bukan mencontoh dan bukan pula
“nostalgia”.
KESIMPULAN

Dari Arsitektur Bizantium, Romanika, dan Reanissance dapat di tarik kesimpulan bahwa
karakteristik bangunannya lebih menekankan pada ornamentasi rumit yang sejalan
dengan desain interior, dan juga arsitektur yang berorientasi pada detail dan ornamen di
seluruh elemen ruang dan bangunan termasuk penerapan lukisan pada plafon berbentuk
kubah yang didasarkan pada arsitektur Yunani dan Romawi.

Anda mungkin juga menyukai