Dosen Pengampu:
Nursiah Fitri S.E., M.Si
Praktisi Mengajar:
Edi Anto (Operasional Manager at PT. DSV Solutions Indonesia)
MB 6A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja dan puji
syukur dipanjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga tugas
yang berjudul Penjelasan Materi Mata Kuliah Manajemen Gudang bersama Praktisi
Mengajar dapat terselesaikan.
Tugas ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar penyusunan tugas ini termasuk pemaparan dari Praktisi yang
mengajarkan banyak hal mengenai Manajemen Pergudangan kepada Mahasiswa Politeknik
Negeri Medan khususnya mahasiswa program studi Manajemen Bisnis. Untuk itu, terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penyusunan kalimat maupun penataan bahasa. Oleh karena itu, kami menerima segala
saran dan kritik agar dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga dengan disusunnya materi mengenai Manajemen
Pergudangan yang dipaparkan melalui program Praktisi Mengajar ini dapat membuka wawasan
dan bermanfaat terhadap pembaca.
Penulis
TOPIK 1. PERAN GUDANG DALAM RANTAI PASOK
1. Tren Rantai Pasok yang Mempengaruhi Gudang
Terdapat tiga tren rantai pasok yang muncul sebab perusahaan berusaha untuk mempertahankan
sistem rantai pasok yang terorganisir dan efisien, tujuannya adalah agar gudang tetap kompetitif di
pasar saat ini. Tiga tren rantai pasok tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nimble Execution
Dengan adanya perkembangan tekonologi, maka seni dalam mempertahankan rantai pasok
juga harus berubah mengingat bahwa dalam pasar pasti terdapat penawaran dan permintaan
yang pastinya membutuhkan Gudang sebagai tempat penyimpanan barang/produk.
b. Data Links Provide Real-time Tracking
Gudang memiliki layanan untuk melacak paket dari fasilitas pabrikan hingga titik pengiriman
akhir. Sama halnya seperti ketika Anda mengorder barang via e-commerce. Dalam aplikasi
tersebut tersedia fitur yang dapat membantu customer untuk melacak keberadaan barang yang
telah di pesan. Tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan kepada konsumen.
c. Knowledge Work Becoming More Globalized
Untuk bisa menjalankan bisnis pergudangan ini butuh knowledge. Harus paham apa itu gudang
dan apa saja hal yang mungkin timbul dalam pergudangan. Setelahnya mengetahui hal
tersebut, maka pekerjaan dalam gudang akan menjadi lebih praktis tanpa menggunakan banyak
tenaga kerja kasar dalam segala macam proses yang terjadi didalam gudang.
3. Peran Gudang
Gudang merupakan tempat penyimpanan barang atau bahan, baik berupa bahan baku, bakan
setengah jadi, mapun barang jadi. Dalam gudang itu sendiri, terdapat berbagai macam kegiatan
seperti penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang dari suatu tempat ke tempat berikutnya.
4. Pergudangan Khusus
Gudang Climate-Controlled merupakan Gudang yang di rancang untuk produk yang memerlukan
penanganan khusus. Biasanya digunakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan
minuman.
7. Lokasi Gudang
Lokasi Gudang sangat menentukan besaran biaya dan keuntungan yang akan diperoleh nantinya.
Jika Gudang penyimpanan produk semakin banyak, maka biaya operasional juga ikut meningkat.
Namun kelebihannya adalah prduk akan sampai lebih cepat ke tangan konsumen sehingga tercipta
rasa kepercayaan.
TOPIK 2. PROSES WAREHOUSING
Dalam Gudang terdapat proses warehousing, yaitu:
1. Proses/Tugas Inbound
A. Notifikasi Inbound.
Dalam proses ini, Gudang akan mendapatkan notifikasi informasi sistem. Informasi tersebut
dapat diterima via email atau media lainnya yang telah menjadi ketentuan warehouse. Adapun
informasi yang diterima itu terdiri dari shipping line, yaitu mengenai kendaraan pengangkut
barang, sampai dengan informasi tracker website yang dapat memudahkan sebagai media
pelacakan barang order.
B. Unloading
Disini akan ada pemeriksaan armada, security akan melihat data yang terdapat pada sistem
untuk memastikan bahwa kendaraan pengangkut barang yang datang, memang ditujukan tepat
kepada Gudang tujuan. Kemudian security juga bertugas untuk memeriksa segel serta nomor
container pengangkut barang dan mencocokannya dengan dokumen yang ada. Apabila semua
sudah sesuai, maka segel sudah dapat dibuka untuk melihat barang yang ada didalamnya.
Setelah itu, dilakukan dokumentasi berupa foto keadaan barang yang telah sampai. Apabila
setelah segel dibuka terdapat kerusakan barang, maka dapay dibuat surat acara. Dan apabila
barang dalam kondisi aman, maka barang tersebut sudah bisa dibongkar dan diturunkan,
C. Pemeriksaan Barang
Dalam hal ini, checker bertugas untuk memeriksa visual fisik barang yang telah diturunkan.
Kemudian menghitung jumlahnya serta memeriksa kualitas barang tersebut. Apakah barang
yang datang sudah sesuai dengan pesanan atau tidak, laporan harus sesuai dengan aktual fisik.
Selain pemeriksaan fisik, dalam pemeriksaan kualitas juga dilihat berdasarkan kuantiti dan
SKU. Apabila terjadi cacat barang atau terdapat ketidaksesuaian, maka barang tersebut harus
di karantina. Tunggu informasi selanjutnya dari pihak terkait mengenai barang yang di
karantina tersebut, barulah gudang dapat kembali memproses barang tersebut sesuai dengan
permintaan.
D. Putaway-Storage
Barang yang terdapat pada lokasi penyimpanan sementara akan dipindahkan ke tempat
penyimpanan sesungguhnya. Dalam proses ini, barang akan dimasukkan kedalam grup-grup
tertentu berdasarkan kategorinya. Dapat juga dilakukan wrapping apabila ada request khusus
dari customer, hal ini dilakukan karena dalam prosesnya membutuhkan biaya yang nantinya
juga akan memperngaruhi cost. Setelah itu semua dilakukan, barulah barang dapat dipindahkan
ke lokasi. Setelah itu barang di scan dan masukkan ke sistem sehingga customer dapat melihat
barang yang disimpan melalui sistem yang ada.
E. Close System
Hal ini dilakukan dengan memverifiksi dokumen yang ada. Setelah semua terverifikasi, maka
sudah bisa dilakukan close system inbound. Kemudian konsfirmasikan penerimaan barang
tersebut, lalu mendokumentasikannya setelah itu arsip.
2. Proses/Tugas Outbound
A. Notifikasi Outbound.
Dalam proses ini, Gudang akan mendapatkan notifikasi informasi sistem terkait dengan order
yang diajukan oleh customer. Informasi tersebut dapat diterima via email atau media lainnya
yang telah menjadi ketentuan warehouse. Adapun informasi yang diterima itu terdiri dari
shipping line yaitu mengenai kendaraan pengangkut barang, sampai dengan informasi tracker
website yang dapat memudahkan sebagai media pelacakan barang order.
B. Perisapan Barang.
Allocate barang dengan melibatkan pemilihan barang yang sesuai dari gudang. Setelah itu
dilakukan pick barang dan harus dihitung akurasinya sesuai PTP yaitu lokasi, SKU, dan
kuantitas. Kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas barang, apabila terdapat barang yang
cacat maka barang tersebut akan di karantina.
C. Checker Outbound.
Dalam hal ini, checker bertugas untuk memeriksa visual fisik barang sesuai dengan kuantitas,
SKU, dan kualitasnya. Setelah pengecekan selesai maka barang sudah bisa dikemas dan diberi
label. Kemudian pindahkan barang yang sudah dikemas dan diberi label ke staging-ready to
delivery.
D. Loading
Pada proses ini dilakukan pemeriksaan armada, apakah kendaraan pengangkut barang sudah
sesuai dengan yang tercatat pada sistem atau tidak. Setelah itu, barang diproses angkut masuk
kedalam armada kemudian barang yang sudah tertata harus di foto dan container di segel. Hal
yang dilakukan selanjutnya adalah serah terima barang dengan sopir untuk diantarkan ke
tempat yang diinginkan customer.
E. Closes System.
Ketika barang sudah masuk truk pengangkut, maka disitulah sudah bisa mulai dilakukan
proses close sistem. Hal ini dilakukan dengan memverifikssi dokumen yang ada. Setelah
semua terverifikasi, maka sudah bisa dilakukan close system outbound. Kemudian
konsfirmasikan penerimaan barang tersebut, lalu mendokumentasikannya setelah itu arsip.
3. Proses/Tugas Inventory
A. Audit Putaway
Berarti harus ada kesesuaian penyimpanan. Hal-hal seperti SKU, kuantitas, dan lokasi harus
benar tujuannya adalah untuk menjaga akurasi. Contoh apabila tidak ada kesesuaian
penyimpanan: Secara sistem, barang tersebut terdapat pada racking level 3, tapi secara actual
justru terletak pada racking level 2, jika hal itu terjadi berart akurasi gudang sudah terganggu.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan kualitas kemudian melakukan cut off time. Cut off time
adalah waktu dimana pergerakan barang dihentikan untuk memproses dokumen dan
menematkan barang ke lokasi yang tepat. Cut off time biasanya ditetapkan pada akhir periode
laporan keuangan. Kemudian material telah siap pakai.
B. Audit Picking
Pengambilan barang dilakuakn sesuai dengan yang tedapat disistem, setelahnya dapat
melakukan pengecekan stok akhir barang dan material yang tersisa. Pastikan tidak ada satu
pun yang terlewat untuk menjaga akurasi Gudang.
C. Audit Movement
Dalam hal ini berarti terdapat perpindahan barang yang dilakukan. Maka gudang harus
memastikan akurasi penempatan barang yang ada digudang. Catat semua jenis perpindahan
barang dilakukan. Biasanya ini karena ada pengelompokkan barang tertentu yang bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas serta produktifitas dalam gudang. Setelah terjadi movement,
jangan lupa untuk tetap melakukan pemeriksaan fisik barang, kemudian cek transaksi sistem.
D. Cycle Count
Melakukan penghitungan fisik barang yang ada. Setelah itu sesuaikan dengan lokasi, SKU,
serta kuantiti yang terdapat disistem. Pengecekan seperti ini dapat dilakukan secara harian,
seingga apabila terjadi suatu kesalahan atau masalah tertentu, maka bisa dilacak dan tidak
terlalu jauh untuk melakukan pengecekan. Lihatlah, apakah akurasinya sesuai atau tidak, baik
dari segi lokasi, SKU dan kuantitas. Apabila salah satu saja terdapat ketidaksesuaian, maka
akan menjadi isu dan tim inventori harus memeriksa dimana kesalahannya.
E. Stock Opname
Agenda ini biasanya dilakukan setahun sekali atau dua kali. Dilakukan inventarisasi stok dan
penghitungan nilai. Setelah itu lakukanlah adjusment system yaitu merupakan teknik untuk
menyesuaikan stok barang dalam gudang agar sesuai dengan data yang ada disistem. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa stok yang tercatat dalam sistem akurat dan sesuai dengan
stok fisik yang ada di gudang.
TOPIK 3. AKTIVITAS PENYIMPANAN BARANG DAN LAYOUT GUDANG
1. Kriteria Memilih Metode Penyimpanan Barang di Gudang
a. Level Penyimpanan
Level penyimpanan khususnya pada tipe racking dilakukan dengan dasar dimensi berat produk
dan lain sebagainya. Apabila dimensi ini tidak diperhatikan dalam level penyimpanan, maka
akan mempengaruhi umur daya guna rak tersebut.
b. Bagaimana Aktivitas Output dan Input Barang
Barang disimpan di rak tertentu berdasarkan pergerakannya dalam gudang. Apakah barang
dengan jenis tersebut sering keluar/masuk gudang atau tidak. Apabila suatu barang jarang
mengalami movement, maka barang tersebut dapat diletakkan pada sudut ruangan maupun
pada racking paling atas, mengingat bahwasannya barang tersebut jarang mengalami
perpindahan, berlaku pula sebaliknya.
c. Jarak untuk Tiap Rak
Besar kecilnya barang juga berpengaruh terhadap alat apa yang akan digunakan untuk
pengambilannya. Maka dari itu, jarak untuk tiap rak disesuaikan dengan dimensi barang dan
tipe alat yang dapat digunakan untuk mengangkut barang tersebut. Hal ini dilakukan agar ruang
dalam gudang tak banyak mengalami kekosongan sehingga efektivitas penyimpanan maupun
pergerakan dalam gudang tetap terjaga.
d. Kriteria Pengambilan
Barang diletakkan berdasarkan dengan pengambilannya. Apabila barang tersebut sering
mengalami output, maka biasanya diletakkan dalam ruang yang mudah dijangkau agar
kegiatan dalam gudang dapat berjalan lebih efektif. Berlaku pula sebaliknya.
4. Layout Gudang
Layout gudang adalah tata letak atau desain ruang Gudang yang dirancang untuk penerimaan,
penyortiran, memaksimalkan penggunaan ruang, sampai dengan pengiriman barang ke berbagai
lokasi tujuan. Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan layout
gudang, diantaranya:
a. Space/tempat perawatan berbagai sumber daya Gudang
b. Space/tempat bongkar muat barang dan tempat parker
c. Space/area untuk menyimpan produk/barang yang rusak atau harus di retur
d. Space/area istirahat bagi personal Gudang
e. Ruang kegiatan pelayanan administrasi
f. Space/area Gudang lainnya yang menunjang
2. Hal yang Harus Dilakukan dalam Proses Pengelolaan Produk/Barang yang Masuk
a. Bentuk Produk atau Barang
Gudang harus mengetahui produk/barang apa yang mau disimpan, tujuannya adalah untuk
memudahkan staff dalam memilih tempat penyimpanan. Contoh, apabila barang yang akan
disimpan adalah es krim, artinya gudang harus memiliki ruang dingin yang dapat menyimpan
produk tersebut.
b. Dokumentasi
Dalam gudang, dokuemn merupakan salah satu hal terpenting. Bagaimana cara staff dapat
mengatakan barang yang ada di Gudang itu benar atau tidaknya didasari oleh dokumen yang
ada. Sehingga setiap barang masuk perlu dokumen-dokumen tertentu yang berfungsi untuk
memastikan bahwasannya barang yang akan diterima masuk ke gudang memang benar.
c. Cara Pengangan Barang
Bagaimana barang itu harus ditangani. Seperti halnya es krim tadi, dalam muatan apa yang
harus di persiapkan agar es krim tersebut tidak meleleh. Dan sopir armada itu juga memiliki
surat jalannya. Nah dari dokumen tersebut juga dapat terlihat, apakah barang yang diangkut
itu legal atau tidak.
4. Membokar Muatan
Dalam pelaksanaanya diperlukan alat-alat yang relevan sehingga proses bongkar muat barang
dilakukan secara cepat dan tepat.
5. SOP Penerimaan Barang di Gudang
Berikut ini 4 tahapan pengurusan setiap produk/barang yang masuk:
Tahap 1. Menerima informasi barang masuk.
Sama halnya yang terjadi pada inbound, ketika ada barang yang akan dikirimkan ke gudang, maka
terlebih dahulu terdapat notifikasi/informasi tertentu yang dikirimkan ke gudang.
Tahap 2. Memastikan barang masuk siap diterima.
Warehouse tujuan telah melakukan pengecekan terkait ketersediaan ruang untuk menerima barang
yang akan masuk. Apabila setelah mendapatkan notifikasi inbound tetapi ruang di Gudang tidak
mencukupi kapasitas penyimpanan, maka pihak Gudang akan memberikan informasi
bahwasannya kondisi Gudang saat ini tidak siap untuk menerima barang. Dan berlaku sebaliknya
apabila ruang penyimpanan ada, staff Gudang dapat memberikan informasi kepada customer
bahwa Gudang telah siap menerima pesanan.
Tahap 3. Penerimaan dan pengecekan barang masuk.
Seteleh barang sampai maka selanjutnya adalah penerimaan dengan terlebih dahulu memeriksa
surat jalan dan dokumen pendukung lainnya.
Tahap 4. Membuat dokumen serah terima barang.
Ketika barang telah diterima pihak gudang dan sudah storing by system, maka sudah bisa
mengeluarkan GR (Good Receiving).
6. Putaway
Putaway merupakan kegiatan menempatkan barang yang telah selesai dilakukan pengecekan
dokumennya serta sudah dicatat pada sistem yang selanjutnya barang tersebut disimpan sesuai
prosedur untuk menjaga kondisi tetap baik dan aman. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan
dalam proses putaway di Gudang yaitu: jarak area penempatan anatar lokasi berjauhan, palet tidak
beraturan, picking face penuh, tidak dilengkapi dengan sarana forklift.
8. System Racking
System racking menjadi solusi atas semakin mahalnya space atau ruang pergudangan. Hal ini
karena cara penyimpanan barang tidak hanya dilakukan secara horizontal, melainkan juga vertical
ke atas.
3. Metode Picking
a. Pick to Order
Metode pick to order adalah proses pengambilan produk dari Gudang untuk memenuhi
pesanan pelanggan. Dalam metode ini, setiap pesanan diproses secara terpisah dan picker
hanya mengambil produk yang dibutuhkan untuk satu pesanan pada satu waktu.
b. Batch Picking
Dalam metode ini, beberapa pesanan yang memiliki produk serupa dikelompokkan menjadi
satu batch, dan picker mengambil produk yang dibutuhkan untuk beberapa pesanan sekaligus
pada satu waktu.
c. Zone Picking
Pada metode ini, Gudang dibagi menjadi beberapa zona, dan setiap picker bertanggung jawab
untuk mengambil produk dari zona tertentu sesuai dengan pesanan yang diterima. Metode ini
memungkinkan untuk memproses pesanan dengan lebih cepat dan efisien karena picker hanya
perlu fokus pada zona tertentu dan tidak perlu berkeliling ke seluruh Gudang.
d. Cluster Picking
Dalam metode ini, picker mengambil beberapa produk dari beberapa pesanan dalam satu
perjalanan dan meletakkannya di wadah yang berbeda. Metode ini memungkinkan untuk
memproses pesanan dengan lebih cepat dan efisien karena picker hanya perlu berkeliling
Gudang satu kali untuk mengambil beberapa produk dari beberapa pesanan.
e. Automated Picking
Pada metode ini, picker digantikan oleh sistem otomatis seperti conveyor belt, robot, atau
sistem penyimpanan otomatis yang dapat mengambil produk dengan cepat dan akurat. Metode
ini memungkinkan untuk memproses pesanan dengan lebih cepat dan efisien, serta mengurangi
kesalahan manusia dalam proses pengmabilan produk.