Inventory and
Warehouse
Management
Layout Gudang
13
Teknik Teknik Industri 190551005 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Verani Hartati, S.T., M.T.
Abstract Kompetensi
Pada pertemuan ke tiga belas mata Mahasiswa memiliki
kuliah inventory & warehouse kemampuan memahami konsep
management membahas mengenai dasar tata leyak (layout) gudang.
konsep layout gudang dan metode
penyimpanan barang dalam gudang
Pendahuluan
Salah satu keputusan penting dalam sistem logistik adalah bagaimana menentukan jumlah,
ukuran dan lokasi gudang distribusi agar memperoleh ongkos transportasi dan ongkos simpan
yang kecil, karena perlu diketahui bahwa jumlah dan lokasi gudang adalah merupakan
keputusan strategis dan jika keputusannya tidak tepat akan berdampak sistemik dan akan
menanggung ongkos yang besar selama gudang tersebut beroperasi. Selain itu gudang harus
dirancang tata letaknya secara sempurna agar mencapai efisiensi dan produktivitas yang tinggi.
Dua isu penting yang harus dipikirkan adalah ukuran dan jumlah fasilitas gudang, yang
menarik adalah kedua isu tersebut memiliki hubungan yang terbaik, dimana jika jumla gudang
meningkat, maka rata-rata ukuran gudang akan menurun.
Ukuran Gudang
Banyak faktor yang mempengaruhi seberapa besar ukuran gudang yang diperlukan, dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain:
1. Tingkat customer service
2. Ukuran pasar atau pasar yang dilayani
3. Jumlah produk yang dipasarkan
4. Ukuran produk
5. Sistem penanganan material
6. Tingkat keluaran
7. Lead time produksi
8. Skala ekonomis
9. Tata letak stok
10. Kebutuhan gang (aisles)
11. Areal kantor dalam gudang
12. Tipe rak dan susunan yang digunakan
13. Tingkat dan pola permintaan
Untuk mendapatkan efisiensi logistik yang maksimal, maka setiap komponen sistem logistik
harus beroperasi secara optimal. Ini berarti harus mencapai produktivitas yang tinggi, terutama
di gudang. Keuntungan pergudangan perusahaan, biaya berkurang, dan layanan pelanggan
harus meningkat GLOBAL. Perusahaan sering pada berbagai tingkat kecanggihan dalam hal
akuntansi gudang dan kontrol. Empat tingkat telah diidentifikasi, sebagai berikut:
Layout Gudang
Dalam hal sebuah fasilitas pabrik, sebelum melakukan pembangunan, langkah awal yang harus
dipikirkan adalah merancang layout terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan proses
produksi yang akan dilakukan pabrik, sehingga tidak melakukan bongkar-pasang setelha
pabrik dibangun untuk menyesuaikan dengan kebutukan aktivitas produksi. Namun dalam hal
melakukan perencanaan operasi pergudangan, iasanya sudah tersedia banguannya terlebih
dahulu yang berbetuk hanggar dalam kondisi kosong, tugas kita adalah merancang layout. Jika
layout gudang telah dirancang dan diterapkan, langkah awal manajemen pergudangan telah
dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan dan pengendalian operasi
pergudangan.
Layout Gudang harus memperhatikan jenis barang yang disimpan. Jenis barang yang disimpan
pada umumnya dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu:
1. Barang dengan keluar masuk yang cepat (fast moving)
2. Barang dengan frekuensi keluar masuk yang lambat (slow moving)
Dalam persaingan bisnis, yang ketat/sempurna, dimana variasi produk tinggi, daur hidup
produk yang pendek, permintaan yang berubah-ubah, dan adanya tuntutan pelanggan untuk
penyerahan barang yang tepat waktu, menyebabkan manajemen pergudangan memerlukan
strategi meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Kondisi tersebut menuntut
sistem manajemen pergudangan harus dapat menghasilkan produk/barang dengan ongkos yang
rendah, kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan dan dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses
pemindahan barang maupun pelayanan permintaan konsumen.
Perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat mengurangi permasalahan dalam perancangan tata
letak gudang, antara lain:
1. Sistem satu arah dalam proses penyimpanan dan pengambilan barang akan memberikan
aliran yang lebih efisien.
2. Barang-barang di bin berukuran kecil akan lebih mudah ditangani dan sebagian besar dapat
bergerak lebih cepat.
3. Rak penyimpanan untuk barang yang besar atau berat dapat dilakukan ditempat khusus
atau bangunan terpisah.
4. Pallet dirancang secara khusus untuk memungkinkan digunakan untuk barang berbentuk
blok dengan menggunakan truk, forklift.
5. Lebar lorong harus dirancangkan dengan teliti untuk memberikan kelonggaran saat
operasional alat angkut yang bergerak dengan aman.
6. Tumpukan barang sebaiknya diperhatikan baik jumlah tumpukan maupun cara menumpuk,
sehingga tidak terganggu ke aktivitas lainnya.
7. Tata letak gudang dapat memberikan kenyamanan kerja yang mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja dan mempertimbangkan kemudahan dalam melakukan kebersihan.
Umumnya terdapat tiga arus aliran barang pada gudang, yaitu arus garis lurus sederhana, arus
"U: dan arus "L". Berikut adalah penjelasannya:
1. Arus Garus Lurus Sederhana
Dengan menggunakan layout arus garis lurus sederhana, arus barang akan membentuk garis
lurus. Proses keluar masuk barang tidak melalui lorong atau gang yang berkelok kelok sehingga
proses peyimpanan dan pengambilan barang relatif lebih cepat. Lokasi barang yang disimpan
dibedakan antara barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast
moving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya, barang yang bersifat
slow moving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu masuk. Arus garis lurus sederhana
adalah seperti pada Gambar 1 berikut:
2. Arus "U"
Dengan menggunakan layout arus “U”, arus barang berbentuk “U”. Proses keluar masuk
barang melalui lorong atau gang yang berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan
pengambilan barang relatif lebih lama. Lokasi barang yang akan disimpan dibedakan antara
barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan
dilokasi yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya barang yang bersifat slow moving disimpan
dilokasi yang dekat dengan pintu masuk. Layout dengan arus “U” adalah seperti gambar
berikut:
KUMPULAN
ORDER
Cepat Lambat
Cepat Lambat
Cepat Lambat
Cepat Lambat
Sedang Sedang
Sedang Sedang
3. Arus "L"
Dengan menggunakan layout arus “L”, arus barang berbentuk “L”. Proses keluar masuk barang
melalui lorong atau gang yang tidak terlalu berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan
pengambilan barang relatif cepat. Lokasi barang yang akan disimpan dibedakan antara barang
yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan dilokasi
yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya barang yang bersifat slow moving disimpan dilokasi
yang dekat dengan pintu masuk layout dengan arus “L” adalah seperti gambar berikut:
Pengambilan
BARANG MASUK
BARANG KELUAR
Gudang toko obat yang merupakan salah satu jalur distribusi dari produk farmasi memerlukan
penanganan yang khusus agar sesuai dengan standar BPOM. Gudang toko obat yang baik akan
senantiasa menjaga kualitas obat hingga sampai kepada konsumen. Gudang harus mempunyai
tata letak ruang yang baik untuk memudahkan penerimaan, penyimpanan, penyusunan,
pemeliharaan, pencarian, pendistribusian dan pengawasan material dan peralatan. Berikut
adalah contoh layout gudangnya:
Tujuan perencanaan tata letak untuk gudang bahan baku dan gudang barang jadi adalah:
1. Utilitas luas lantai secara efektif
2. Menyediakan pemindahan bahan yang efisien
3. Meminimalisi biaya penyimpanan pada saat menyediakan tingkat pelayanan yang
dibutuhkan
4. Mencapai fleksibilitas maksimum
5. Menyediakan housekeeping yang baik
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, kita harus memadukan beberapa perinsip mengenai tata
letak penyimpanan barang di gudang. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan tujuan diatas
antara lain:
1. Kepopuleran (Popularity)
Sistem pengangkutan di dalam gudang tentu akan sangat mempengaruhi kegiatan didalam
gudang. Apabila kita tidak memperhatikan kegiatan yang terjadi digudang, maka akan
Dari sisi penyimpanan barang ke dalam rak tempat penyimpanan terdapat empat metode yaitu
Dedicated Storage, Randomized Storage, Class-Based Dedicated Storage dan Shared Storage.
Oleh karena peningkatan penggunaan Troughput based dedicated storage, akhirnya lebih
baik untuk menggunakannya sebagai dedicated storage.
a. Kebutuhan Ruangan dengan dedicated storage, produk ditujukan pada lokasi yang
spesifik dan juga, satu dan hanya satu barang yang ditujukan pada lokasi
penyimpanan. Dari sini jumlah lokasi penyimpanan yang ditujukan untuk produk
harus bisa memenuhi kepuasan keperluan penyimpanan yang maksimum dari barang.
Dengan penyimpanan barang yang bermacam-macam, keperluan ruang penyimpanan
sama dengan jumlah dari maksimum keperluan penyimpanan setiap barang.
b. Penempatan Barang pada Penyimpanan/Lokasi Penerimaan Dengan dedicated
storage barang-barang ditempatkan pada lokasi penyimpanan maupun lokasi
penerimaan yang ditujukan untuk meminimasi kebutuhan waktu pada operasi
penyimpanan dan perbaikan. Tentu saja, untuk dedicated storage dapat dikerjakan,
Dimana
(
𝑥𝑗, 𝑘 = 1, 𝑘 = 1 … , 𝑠
)&'
3
𝑥𝑗, 𝑘 = 𝑠𝑗, 𝑗 = 1 … , 𝑛
)&'
𝑓𝑘 = 𝑝𝑖, 𝑑𝑖𝑘
%&'
Data penerimaan adalah data jumlah produk yang diterima di gudang, data pengiriman adalah
data produk yang keluar dari gudang penyimpanan untuk dikirim ke konsumen. Berikut rata –
rata data penerimaan dan pengiriman barang selama 3 bulan terakhir yang terhitung dari bulan
Januari sampai bulan Maret 2021. Rata-rata sekali angkut disesuaikan dengan kapasitas angkut
baik manual ataupun menggunakan alat bantu.
Perhitungan Throughput
Throughput digunakan sebagai ukuran jumlah aktivitas penyimpanan yang terjadi pada satu periode
tertentu. Jadi perhitungan didasarkan pada pengukuran aktivitas penerimaan dan pengiriman barang
pada periode tertentu.
Untuk menghitung banyaknya produk yang dapat diangkut dilakukan dengan menghitung
menggunakan rumus seperti berikut:
𝑆𝑗 = 8,0 m2
= 1,90 𝑥 7 = 13,3 m
1. Chua, Bill and Kee Boon, Teo. 2014. The Practitioner’s Definitive Guide 3rd Edition:
Warehouse Practice. Singapore: Straits Time Press Reference
2. Francis, Richard. L, et al., (1992), Facility Layout and Location: An Analytical Approach,
Prentice Hall.
3. Hadiguna, R. A., & Setiawan, H. (2008). Tata letak Pabrik. Yogyakarta: Penerbit Andi
4. Kee Boon, Teo. 2011. The Practitioner’s Definitive Guide: Process-Driven Warehouse
Operations. Singapore: Straits Time Press Reference.
5. Kurniawan, V, 2014, Perbaikan Tata Letak Gudang Pada PR. Sukun Sigaret Menggunakan
Metode Shared Storage, Tugas Akhir, Fakultas Teknik Industri, Universitas Dian
Nuswantoro, Semarang.
6. Martono, R. V. (2018). Manjaemen Logistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
7. Sutarman. (2017). Dasar-dasar Manajemen Logistik. Bandung: PT. Refika Aditama.
8. https://www.sentrarak.com/merancang-gudang-toko-obat-berikut-hal-hal-yang-harus-
dipertimbangkan/