Anda di halaman 1dari 6

S.

Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)


Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

LEARNING JOURNAL

Nama Mahasiswa : Dika Ardiani


NIM : 40011320650058
Mata Kuliah : Manajemen Gudang
Kelas :B

A. Pokok Pikiran Materi

Penyimpanan barang atau stoarage merupakan tahapan selanjutnya


setelah put away pada fungsi pokok pergudangan. Storage adalah aktifitas
penyimpanan barang di area penyimpanan. Menempatkan barang dalam
kondisi tunggu untuk disorder atau dipersiapkan untuk diproses
selanjutnya.

Manejemen Penyimpanan Barang

- Optimasi Produk
Menempatkan barang berdasarkan karakteristik order dan dimensi
barang, misalnya untuk barang kecil: bin shelving, laci, flow rack,dll
dan untuk barang besar: ditumpuk, palletisasi, racking,dll.
- Optimasi ruang
Menempatkan barang terdekat dengan area ppicking. Hal ini
meminimalisasi waktu perjalanan dan maksimalisasi produktifitas.
- Optimasi lokasi
Menempatkan barang yang sangat fast moving ketempat yang paling
mudah dicapai lokasinya.

Metode Penyimpanan
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Dalam melakukan penyimpanan terdapat beberapa metode yaitu random


location system yang bermaksud barang yang datang di gudang ditempatkan
secara random di setiap area yang kosong dan tetap tercatat, metode tersebut
sangat popular. Kemudian metode selanjutnya yaitu fixed location system
yaitu setiap item barang mempunyai tempat penyimpanan yang sudah tetap
dan tempat tersebut tidak bisa digunakan untuk item lain. Metode ini
membantu untuk mengingat lokasi kargo. Metode ketiga adalah fixed area
working on a random system yaitu kombinasi keuntungan dari dua metode
sebelumnya, dimana kumpulan setiap item seperti ball bearing dan suku
cadang dapat digabung di tempat yang sama. Setelah barang tersebut
dipisahkan dan area tetap untuk penyimpanan barang sudah dipilih, lokasi
yang selanjutnya dikendalikan oleh random location system.

Biasanya yang terdapat dalam gudang sewa adalah random location system
karena terbatas oleh tempat sehingga yang bisa adalah memaksimalkan
kekosongan tempat.

Kriteria memilih metode penyimapanan barang

1. Tipe muatan
2. Bagaimana aktivitas keluar masuk barang
3. Level penyimpanan
4. Jarak antara rak
5. Kriteria pengambilan

Dalam zaman modern seperti saat ini, penyimpanan barang lazim


menggunakan automated storage system atau sebuah progam
computer di mana dapat menempatkan dan mengambil barang
berdasarkan ketetapan lokasi.

Klasifikasi sistem penyimpanan ada 3 yaitu stacking, less than pallet load,
dan pallet loadi.

- Stacking
a. block staking adalah menumpuk barang tanpa rak, pallet ditumpuk
dengan ketinggian tertentu berdasarkan kriteria seperti kondisi
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

palet, berat produk, dan tinggi tumpukan yang diizinkan.


Penyimpanan dengan menggunakan metode LIFO.
b. Staking frame/stackable pallet adalah tumpukan palet yang diberi
kerangka dan dapat dipasang atau dipindah jika diperlukan.
c. Selective/single deep memiliki kelebihan aksesbilitas tinggi sehinga
metode FIFO mudah dilakukan dan kekurangannya adalah
memerlukan ruangan yang luas dan kapasitas penyimpanan
kurang maksimal karena lebih banyak ruang yang digunakan untuk
Lorong pengambilan daripada untuk rak penyimpanan, jenis ini
paling banyak dilakukan atau popular.
- Pallet Load
a. Double deep adalah sistem rak yang menyediakan penyimpanan
dengan formasi 2 palet load per lokasi sehingga membutuhkan
forklift khusus yang dapat mengambil palet pada lokasi ke-2 dari L
lorong serta kapasitas penyimpanan yang lebih besar.
b. Ver Narrow Aisle (VNA) memiliki struktur rak yang mirip dengan
selective rack namun lebar aisle lebih sempti, MHE hanya bisa
bergerak maju mundur dan tidak bisa melakukan manuver.
Biasanya terdapat P&D stations.
c. Pallet live storage yaitu memindahkan palet dari satu sisi ke sisi
yang lain dengan prinsip gravitasi, conveyor sehingga bisa
dilakukan FIFO pallet, metode ini dapat dipergunakan untuk
barang-barang yang mutasinya tinggi.
d. Drive-in adalah metode kelanjutan dari double deep, akan tetapi
terdapat jalan untuk masuk forkflit sehingga dapat untuk moving
stock, digunakan untuk barang non selektif dan non rotasi serta
untuk kapasitas penyimpanan yang besar, metode ini
menggunakan sistem LIFO.
e. Push back racking adalah dengan palet yang dimasukan ke rak akan
mendorong palet yang telah disimpan sebelumnya, sistem ini
menggunaka metode LIFO.
- Less than pallet load
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

a. Pick modules/flow racks: menpatkan barang-barang yang akan


diambil dalam kuantitas kecil atau recehan dan kuraang dari 1 ton.
Metode ini disebut juga carton live storage.
b. Shelves: menyimpan barang—barang berukuran kecil berbetuk
seperti lemari dengan ruang penyimpanan bersekat-sekat atau
berupa rangka.
c. Bin drawers: menyimpan barang-barang berukuran kecil berbentuk
laci-laci.

Permasalahan di storage terdapat beberapa macam seperti lokasi penuh,


goods receiving lebih besar dibandingka outbound,lokasi penyimpanan salah,
kerusakan barang, barang seasonable.

B. Penerapan

CFSMI merupakan suatu fasilitas milik Pemerintah yang bertugas untuk


membantu Usaha Kecil Menengah dalam membuat atau menyelesaikan
produk. CFSMI Kemasan Yogyakarta merupakan fasilitas pelayanan milik
Pemerintah Yogyakarta dan di bawah pengawasan BPTTG dan berguna untuk
membantu pembuatan produk kemasan pada Industri Kecil Menengah yang
membutuhkan bantuan jasa pembuatan kemasan. CFSMI Kemasan
Yogyakarta terletak di Jalan Laksda Adisucipto km 8,5 Maguwoharjo,
Sleman, Yogyakarta. CFSMI Kemasan mulai beroperasi pada tahun 2012
sebagai unit pelayananan pembuatan kemasan khususnya untuk Usaha
Kecil Menengah (UKM) di Daerah Yogyakarta dan sekitarnya. CFSMI
Kemasan melayani berbagai macam bentuk pesanan seperti pembuatan
kemasan kardus, plastik, maupun pembungkus makanan lainnya.

CFSMI Kemasan belum memiliki gudang khusus untuk menyimpan


barang disana dan berencana merenovasi gedung dengan menambahkan dua
buah ruang gudang yaitu gudang kemasan dan gudang material. Rancangan
yang telah dibuat oleh pihak CFSMI Kemasan belum memiliki detail
peletakan barang dalam gudang yang dirancang. Perbaikan tata letak gudang
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

menghasilkan susunan material, produk jadi, serta bahan penunjang disana


menjadi lebih terurutkan dan tertata.

Rancangan tata letak gudang telah disesuaikan dengan permintaan


dari pihak CFSMI Kemasan dengan perincian barang yang disimpan kedua
gudang tersebut telah diurutkan guna meningkatkan efektivitas operasional
gudang. Letak bahan penunjang pada gudang kemasan yang ditata sesuai
dengan urutan dan karakteristiknya, sedangkan letak bahan material
kemasan pada gudang material sesuai dengan urutan masuk bahan
kemasan dari customer yang dilakukan proses produksi. Jumlah tampung
maksimum pallet pada gudang kemasan sebanyak 6 pallet, jika terjadi
kelebihan kapasitas pada gudang material dapat diletakkan sementara di
gudang material area dekat pintu yang menyambung dengan dock. Jumlah
tampung maksimum pallet di gudang material yaitu 24 pallet, namun karena
material yang langsung di produksi menyebabkan area gudang kemasan
menjadi longgar dan dapat menampung sementara produk jadi.

Hasil dari rancangan yang telah dibuat menghasilkan tata letak pada
kedua gudang yaitu gudang kemasan dan gudang material terhadap
keseluruhan area CFSMI Kemasan sesuai dengan plot plan yang telah
dirancang oleh pihak CFSMI Kemasan.

Referensi:

Dewantari,2020. “Perancangan Tata Letak Gudang di CFSMI Kemasan


Yogyakarta”. Skripsi. Progam Studi Teknik Industri. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Anda mungkin juga menyukai