KARYAWAN
rizkitaufikakabar93@gmail.com
ABSTRACT
This article defines performance and employees, explains the basics of
performance management, and lists the factors that influence performance.
Then try to ascertain the influence of performance management on employee
performance. Using a qualitative descriptive approach, this article discusses the
phenomenon under study, shows the importance of the problem that needs to be
solved, tests hypotheses, and makes predictions.
ABSTRAK
Artikel ini mendefinisikan kinerja dan karyawan, menjelaskan dasar-
dasar manajemen kinerja, dan mencantumkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja. Kemudian mencoba untuk memastikan pengaruh manajemen kinerja
terhadap kinerja karyawan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, artikel ini membahas fenomena yang diteliti, menunjukkan pentingnya
masalah yang perlu dipecahkan, menguji hipotesis, dan membuat prediksi.
1. PENDAHULUAN
Koneksi dan komunikasi yang efektif dipupuk oleh manajemen kinerja.
Kepentingan organisasi, eksekutif, dan pekerja semuanya dipengaruhi oleh
manajemen kinerja. Definisi kinerja sama dengan konsep lainnya, antara lain
inisiatif, loyalitas, produktivitas, prestasi kerja, potensi kepemimpinan, dan
semangat kerja. Walaupun istilah “kinerja” sering digunakan saat ini, namun
belum ada definisi yang dapat diterima. Istilah "manajemen berorientasi tujuan"
terkadang digunakan secara bergantian oleh organisasi atau bisnis.
Arti kinerja sama dengan performance yaitu kata dalam bahasa inggris.
Kemampuan seseorang untuk berhasil melaksanakan tugas atau tugas yang
dipercayakan kepadanya biasa disebut dengan kinerjanya.
Kinerja seseorang di perusahaan tempatnya bekerja merupakan representasi
lahiriah dari usahanya. Menurut Hidayat N. (2007), suatu organisasi dapat
meningkatkan efikasi dan efisiensinya apabila memenuhi tiga syarat berikut:
1) Keluaran adalah hasil suatu kegiatan baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
penerima pelayanan.
2) Hasil adalah ukuran pencapaian atau dampak yang dihasilkan dari
pemberian pelayanan, khususnya segala sesuatu yang
menunjukkan fungsi keluaran kegiatan dalam jangka menengah
(efek langsung). Oleh karena itu, segala kegiatan yang
dilaksanakan atau dilakukan dalam jangka menengah harus dapat
memberikan dampak langsung dari kegiatan tersebut diproduksi
dan.
3) Indikator yang menghubungkan bisnis dengan keluaran jasa
adalah efisiensi. Menurut pemahaman ini, membandingkan
efisiensi relatif suatu unit dengan hasil sebelumnya, tujuan
internal, standar normal, atau standar yang ditetapkan dapat
dicapai dengan mengukur sumber daya yang digunakan atau
biaya per unit keluaran dan menyajikan informasi tentang
keluaran pada tingkat penggunaan sumber daya tertentu. Hasil
yang dapat diterima atau sebanding yang dapat dihasilkan
Orang yang bekerja pada pemerintah atau perusahaan swasta disebut
dengan karyawan.
Pada kenyataannya, manajemen kinerja memiliki sejumlah tujuan yang
dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Menurut Noe dkk. (1999),
manajemen kinerja bertujuan untuk mencapai tiga hal:
1) tujuan strategis
Manajemen kinerja perlu memastikan bahwa tindakan pekerja sejalan
dengan tujuan perusahaan. Untuk menerapkan strategi ini, perlu ditentukan hasil
yang diinginkan, perilaku yang sesuai, kualitas karyawan yang akan
menjalankan strategi, dan pembuatan sistem evaluasi kinerja dan umpan balik.
2) Tujuan Administratif
Mayoritas bisnis menggunakan data dari manajemen kinerja, khususnya dari
tinjauan kinerja, untuk membuat pilihan administratif mengenai perekrutan,
pemecatan, dan hal-hal lainnya.
3) Tujuan Pembangunan
Tujuan dari manajemen kinerja adalah untuk membantu pekerja yang
berhasil dalam bidang pekerjaannya menjadi lebih mampu. Sofyandi (2008), hal.
19. Tujuan umum dari manajemen kinerja adalah untuk menumbuhkan
lingkungan di mana orang dan kelompok merasa memiliki upaya untuk terus
meningkatkan proses dan kemampuan kerja. Sofyandi (2008), hal. 27.
Manajemen kinerja menjadikan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah
satu alat paling berharga untuk menjamin kesuksesan jangka panjang suatu
organisasi atau perusahaan dengan membantunya mencapai tujuannya,
menginspirasi pekerja, dan meningkatkan tingkat produktivitas. Saya memilih
untuk mempelajari mata pelajaran ini karena, di tempat kerja, ini sangat penting.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam artikel ini.
Temuan penelitian dapat dideskripsikan atau dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Mengembangkan hubungan dan deskripsi terhadap
fenomena yang diselidiki merupakan tujuan dari metode deskriptif kualitatif.
Selain itu, pendekatan ini menghasilkan prediksi, memperjelas hubungan,
menguji hipotesis, dan mengekstrak makna dari suatu masalah yang perlu
diselesaikan.
3. PEMBAHASAN
9. Menetapkan Tujuan
Langkah pertama dalam manajemen kinerja adalah menjalankan misi dan
menentukan tujuan yang ingin dicapai organisasi.
4. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan manajemen adalah kemampuan membangun
koneksi yang produktif dan berkomunikasi secara efektif. Manajemen kinerja
mempertahankan persyaratan pemimpin, pekerja, dan organisasi. Sering kali,
istilah "kerja" dan "kinerja", seperti "prestasi kerja", "produktivitas", "kinerja",
"inisiatif", "loyalitas", "potensi kepemimpinan", dan "moral" adalah dapat
dipertukarkan. Kejujuran, akuntabilitas, permainan, pelayanan, kasih sayang,
konsensus dan kerja sama, keberlanjutan, komunikasi dua arah, perumusan
tujuan, dan umpan balik adalah prinsip dasar manajemen kinerja.
Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh manajemen kinerja.
Manajemen kinerja mempunyai kekuatan untuk menginspirasi karyawan dan
menumbuhkan rasa persahabatan dan persatuan di antara mereka. Kinerja
pegawai dapat dicapai melalui pendekatan yang manusiawi dan sistem
kekeluargaan yang kuat dalam suatu organisasi atau perusahaan, di samping
kemampuan Manajemen dalam membangun sistem kerja yang memadai dan
efisien.
Kendala terbesar yang harus diatasi oleh manajemen kinerja adalah
meningkatkan kinerja individu atau karyawan. Untuk mempertahankan
organisasi atau perusahaan dan membina hubungan yang lebih baik antara
manajer dan bawahan, manajemen harus mampu mengambil peran sebagai
pelatih, pembicara, dan konsultan dalam organisasinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA