Anda di halaman 1dari 9

ORBITH VOL. 11 NO.

3 NOVEMBER 2015 : 214 – 222

PENILAIAN KINERJA DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA


MANUSIA

Oleh : Sugijono
Staf Pengajar Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang
Prof.SudartoSH, Tembalang, Semarang 50275

Abstrak

Penilaian kinerja dalam manajemen sumber daya manusia bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja,
mengembangkan dan memotivasi karyawan, memverifikasi bahwa karyawan memenuhi standar kinerja,
dan membantu karyawan mengelola kinerjanya, tetapi dapat menjadi sumber kerisauan bagi karyawan
dan manajer, bila terdapat ketidakpastian dan ambiguitas dalam penilaian. Proses penilaian kinerja
harus mampu: mengidentifikasi standar kinerja, mengukur kriteria penilaian, dan memberikan umpan
balik bagi karyawan mengenai hasil penilaiannya guna meningkatkan kinerja di masa depan dan
memperbaiki kinerja yang tidak sesuai dengan standar. Beberapa metoda penilaian kinerja yaitu:
checklists, rating scales, critical incidents, narrative, behaviorally anchored rating scale (BARS), field
visitation, management by objective (MBO), psychology. Penyebab kesalahan dalam penilaian yaitu:
hello effect, central tendency, leniency, strictness, personal prejudice/ stereotyping, recency
effect.Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 10
tahun 1979 yang meliputi : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,
prakarsa, dan kepemimpinan, yang dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
dan dinyatakan berlaku sesudah ada pengesahan oleh atasan pejabat penilai.
Kata kunci : penilaian, kinerja, sumber daya manusia, manajemen.

1. Pendahuluan Manajemen artinya adalah pengelolaan.


Sumber daya manusia (SDM) makin besar Yang dikelola adalah semua unsur 6 M itu.
peranannya bagi kesuksesan sebuah Tujuan pengelolaan adalah agar semua
perusahaan, sehingga banyak perusahaan unsur 6 M itu lebih berdaya guna dan
menyadari bahwa unsur manusia dalam berhasil guna dalam mewujudkan tujuan
perusahaan itu dapat memberikan perusahaan. Semua unsur 6 M itu harus
keunggulan daya saing. (Robert L. Mathis, dikelola agar memberikan manfaat yang
John H. Jackson, 2001) optimal, terkoordinasi dan terintegrasi
dengan baik dalam menunjang terwujudnya
SDM adalah manusia yang memiliki tujuan perusahaan. Yang mengelola adalah
sumber daya atau potensi untuk melakukan pimpinan dengan jajarannya yaitu pimpinan
kegiatan-kegiatan yang positif. Manajemen puncak, manajer madya, dan supervisi.
sumber daya manusia (MSDM) menurut Cara mengelolanya adalah dengan
fungsi manajerial adalah perencanaan, melakukan kegiatan mengikuti berdasarkan
pengorganisasian, pengarahan, dan urutan fungsi manajemen. Jadi manajemen
pengendalian, sedangkan menurut fungsi adalah ilmu dan seni mengelola proses
operasional adalah pengadaan, pemanfaatan sumber daya manusia dan
pengembangan, kompensasi, integrasi, sumber-sumber daya lain secara efektif dan
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
kerja. (Petrus Maharsi 2011:1)
MSDM adalah bidang manajemen yang
Manajemen merupakan alat untuk khusus mempelajari hubungan dan peran
mencapai tujuan yang diinginkan. manusia dalam perusahaan perusahaan.
Manajemen yang baik memudahkan Unsur MSDMadalah manusia sebagai
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, tenaga kerja pada perusahaan. Manusia
dan masyarakat. Unsur-unsur manajemen selalu berperan aktif dan dominan dalam
terdiri dari 6 M yaitu: man, money, method, setiap kegiatan perusahaan karena manusia
machines, materials, dan market. bisa menjadi perencana, pelaku dan

214
Penilaian Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia…………………………Sugijono

terwujudnya tujuan perusahaan. Alat-alat manusia dari suatu perusahaan


canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada menggunakan hasil dari penilaian kinerja
manfaatnya bagi perusahaan jika peran aktif sebagai informasi dasar yang digunakan
karyawan tidak diikutsertakan. Karyawan untuk mengevaluasi efektifitas dan
tidak dapat diatur sepenuhnya seperti keberhasilan berbagai kebijakan tentang
mengatur mesin, modal, maupun gedung. sumber daya manusia.Penilaian yang baik
Jadi MSDMmerupakan ilmu dan seni harus dapat memberikan gambaran akurat
mengatur hubungan dan peran tenaga kerja tentang kinerja yang diukur yakni dengan
agar efektif dan efisien membantu benar-benar menilai prestasi kerja
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan karyawan yang dinilai. Penilaian harus
dan masyarakat.Karyawan adalah SDM mempunyai hubungan dengan pekerjaan
atau orang yangbekerja menjual jasa baik (job related) yaitu dengan benar-benar
tenaga dan pikirannya kepada suatu menilai perilaku atau kerja karyawan.
perusahaan guna memperoleh imbalan Proses penilaian kinerja harus mampu
sesuai dengan perjanjian atau peraturan. mengidentifikasi standar-standar kinerja,
mampu mengukur kriteria-kriteria yang
Faktor kritis yang berkaitan dengan digunakan untuk melakukan penilaian, dan
keberhasilan jangka panjang suatu mampu memberikan umpan balik kepada
perusahaan adalah kemampuannya untuk karyawan mengenai hasil penilaiannya
mengukur seberapa baik karyawan dalam guna meningkatkan kinerja di masa
bekerjadan menggunakan informasi yangdatang dan memperbaiki kinerja yang
tersebutguna memastikan bahwa dianggap tidak sesuai dengan
pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi standar.Standar kinerja (performance
standaryang berlaku sekarang dan standard) adalah patokan-patokan yang
meningkat sepanjangwaktu. Penilaian digunakan sebagai dasar dalam penilaian
kinerja merupakan alat yang bermanfaat kinerja aktual karyawan. Agar penilaian
tidak hanya untuk mengevaluasi kerja efektif maka standar penilaian hendaknya
karyawan, tetapi juga untuk berhubungan dengan hasil-hasil yang
mengembangkan dan memotivasi diinginkan oleh setiap pekerjaan,sehingga
karyawan. Namun penilaian kinerja juga standar penilaian merupakan alat ukur
dapat menjadi sumber kerisauan dan untuk prestasi. Alat ukur yang baik harus
frustasi bagi karyawan dan manajer, karena memenuhi unsur-unsur minimal validitas
oleh ketidakpastian dan ambiguitas dalam dan reliabilitasyang tinggi. Validitas adalah
sistem penilaian kinerja. Penilaian kinerja tinggi bila alat ukur itu mengukur yang
dapat dianggap sebagai alat untuk harus diukur. Reliabilitas adalah tinggi bila
memverifikasi bahwa karyawan memenuhi alat ukur itu memberikan hasil ukur yang
standar kinerja yang telah ditetapkan, dan konsisten. Sebagai contoh misal salah satu
dapat pula untuk membantu karyawan standar kinerja seorang sales adalah mampu
dalam mengelola kinerja mereka.(H. memenuhi target penjualan. Pengukuran
Malayu S.P. Hasibuan,2009:1,10 dan kinerja (performance measurement)
Herman Sofyandi, 2008: 121) merupakan angka atau rating yang
digunakan untuk memberikan penilaian
2. Penilaian Kinerja terhadap kinerja karyawan. Misalnya
Menururt Dewi Hanggraeni (2012:121) dan seorang sales hanya mampu mencapai
Soekidjo Notoatmodjo (2009:135), target penjualan 8 juta perbulan dari target
penilaian kinerja (performance appraisal) standar kinerja 10 juta untuk nilai 100,
adalah suatu proses yang diselenggarakan maka sales itu hanya mendapat nilai 80, dan
oleh perusahaan untuk mengevaluasi atau rentang nilai 0 hingga 100 disebut ukuran-
melakukan penilaian kinerja individu setiap ukuran kinerja. Umpan balik kinerja
karyawannya. Departemen sumber daya (performancefeedback) adalah pemberian

215
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 214 – 222

umpan balik yang diberikan kepada tentang hasil kerjanya atau umpan balik.
karyawan sebagai hasil dari penilaian Manfaat penilaian kinerja antara lain adalah
kinerja mereka. Umpan balik itu berkaitan : manajer dan karyawan mendapatkan
dengan hal-hal yang harus ditingkatkan, umpan balik untuk memperbaiki prestasi
standar yang belum terpenuhi, dan kerja, karyawan terjamin dalam
keberhasilan yang telah dicapai. Penilaian memperoleh kesempatan kerja yang adil
kinerja hendaknya praktis mudah dipahami, untuk menempati posisi sesuai dengan
dimengerti dan digunakan baik oleh penilai kemampuannya, diketahui kemampuan
maupun yang dinilai. Penilaian dapat setiap karyawan sehingga berguna dalam
dilakukan melalui pengamatan program pelatihan dan pengembangan
(observation)langsung bila penilai secara untuk meningkatkan kemampuan mereka,
nyata atau visual dapat melihat pelaksanaan membantu manajer dalam pengambilan
pekerjaan yang dinilai, atau secara tidak keputusan (perbaikan pemberian
langsung kalau penilaian dilakukan kompensasi,promosi karyawan yang
terhadap pelaksanaan pekerjaan melalui berprestasi, demosi bagi yang kurang
simulasi atau tiruan, misalnya tes tertulis berprestasi, diagnosa kesalahan-kesalahan
untuk menceritakan prosedur pengoperasian desain kerja, evaluasi penyimpangan proses
sebuah alat. Dimensi lain adalah masalah rekrutmen dan seleksi karyawan yang telah
subyektifitas yaitu penilaian yang tidak berlalu dengan indikator prestasi kerja yang
dapat dibuktikan atau diuji oleh orang- sangat rendah. Menurut Herman Sofyandi
orang lain, dan obyektifitas yaitu penilaian (2008:123), penilaian kinerja adalah
yang dapat dibuktikan atau diuji oleh penilaian tentang prestasi kerja karyawan
orang-orang lain.Menurut Robbins dalam dan akuntabilitasnya. Dalam persaingan
Dewi Hanggraeni(2012:121), tujuan global maka perusahaan menuntut kinerja
penilaian kinerja untuk pengambilan yang tinggi, dan karyawan membutuhkan
keputusan dalam manajemen sumber daya umpan balik atas kinerja mereka sebagai
manusia (promosi, transfer, pedoman perilakunya di masa mendatang.
pemberhentian), identifikasi kebutuhan Penilaian kinerja karyawan (performance
akan pelatihan dan pengembangan, validasi appraisal) berbeda dengan evaluasi
program seleksi dan pengembangan, pekerjaan (job evaluation). Penilaian
pemberian umpan balik kepada karyawan kinerja karyawan berkenaan dengan
atas kinerjanya, menjadikannya sebagai seberapa baik karyawan melakukan
dasar untuk menentukan keputusan tentang pekerjaan yang ditugaskan. Evaluasi
alokasi remunerasi.Menurut Soekidjo pekerjaan berkenaan dengan seberapa
Notoatmodjo (2009:133), asumsi perilaku tinggi harga suatu pekerjaan bagi
manusia sebagai sumber daya manusia yang perusahaan guna menentukan kisaran
mendasari pentingnya penilaian kinerja besaran gaji yang layak diberikan untuk
antara lain adalah bahwa setiap orang : pekerjaan tersebut. Hasil penilaian kinerja
ingin mendapatkan peluang untuk berfungsi sebagaidasar dalam evaluasi
mengembangkan kemampuan kerjanya reguler terhadap kinerja karyawan apakah
secara maksimal, ingin mendapatkan kompeten, efektif, dan dapat dipromosikan
penghargaan apabila ia dinilai mampu atau tidak, berdasarkan pada informasi dari
melaksanakan tugas dengan baik, ingin hasil penilaian kinerja.
mengetahui secara pasti tangga karir bila
dapat melaksanakan tugas dengan baik, 3. Metode Penilaian Kinerja
ingin mendapatkan perlakuan yang obyektif Metode penilaian kinerja karyawan
dan penilaian atas dasar prestasi kerja, menurut Soekidjo Notoatmodjo (2009:136)
bersedia menerima tanggung jawab yang dan Herman Sofyandi (2008:129)
lebih besar, umumnya tidak hanya dikelompokkan menjadi penilaian yang
melakukan kegiatan rutin tanpa informasi berorientasi pada waktu yang lalu dan pada

216
Penilaian Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia…………………………Sugijono

waktu mendatang. Pada umumnya penilaian maupun negatif dari karyawan. Penilai
kinerja karyawan berorientasi pada masa harus memilih checklistdari pernyataan-
lalu berdasarkan hasil yang telah dicapai pernyataan yang paling sesuai untuk
oleh karyawan itu selama ini. Metode ini mendeskripsikan kinerja individu
memiliki kelebihan yaitu perlakuan karyawan. Jika penilai memandang
terhadap kinerja yang telah dilaksanakan karyawan tidak memiliki sifat-sifat pada
sampai derajad tertentu dapat diukur, dan daftar pernyataan, maka butir pilihan
memiliki kekurangan yaitu kinerja pada dibiarkan kosong. Keunggulan metode ini
waktu yang lalu tidak dapat diubah. adalah hemat, mudah dalam pelaksanaan,
Evaluasi kinerja yang lalu merupakan keterbatasan pelatihan yang dibutuhkan
umpan balik yang dapat dimanfaatkan oleh penilai, dan standarisasi. Kelemahan
untuk perbaikan. Akurasi dari setiap metode ini meliputi kerentanan terhadap
metode penilaian harus memperhatikan penilaian yang bias (efek halo), penggunaan
beberapa faktor yaitu: (1) Validitas, apakah kriteria pribadi sebagai pengganti kriteria
instrumen dapat mengukur kriteria-kriteria kinerja, dan mis-interprestasi butir-butir
penilaian dengan akurat dan dari daftar pernyataan.
mengidentifikasi kinerja yang efektif secara
benar? (2) Keandalan, apakah instrumen 3.2. Metode Daftar Pernyataan
dapat menghasilkan penilaian yang Berbobot
konsisten? (3) Kemampuan membedakan, Metode daftar pernyataan berbobot
apakah instrumen mampu membedakan (weightedchecklists method) adalah daftar
pelaksana yang baik dan yang buruk?(4) pernyataan deskriptif dan atau sifat-sifat
Bebas dari bias, apakah terdapat tendensi yang mendeskripsikan perilaku yang
untuk memberikan skor nilai yang ekstrim, berhubungan dengan pekerjaan. Setiap butir
atau ada kecenderungan (trend) pernyataan diberi bobot positif ataupun
memberikan tipe-tipe skor nilai tertentu? negatif.Bobot nilai tersebut tidak
Apakah instrumen menekan penilai supaya dimunculkan dalam formulir daftar
memberikan nilai yang sangat tinggi atau pernyataan sehingga penilai tidak
sangat rendah? Apakah instrumen mengetahuinya. Semua poin yang diberikan
mendorong penilai agar menilai seorang kepada semua respon yang tertimbang
karyawan dengan tidak obyektif. (5) selanjutnya dijumlah untuk mendapatkan
Relevansi, apakah instrumen memberikan nilai keseluruhan. (Herman Sofyandi,
data yang berguna bagi penilai maupun 2008:131 dan Dewi Hanggraeni, 2012:124)
bagi yang dinilai? (6) Biaya, apakah biaya
untuk pengembangan dan penggunaan 3.3. Metode Skala Penilaian
instrumen masuk akal? (7) Pelaksanaan Metode Skala Penilaian (rating scales
administrasi, apakah penilai membutuhkan method) membandingkan kinerja individu
pelatihan yang ekstensif untuk karyawan dengan suatu standar absolut.
menggunakan instrumen? Apakah Metode ini banyak dipakai secara luas,
instrumen membutuhkan jangka waktu karena mudah dipahami oleh orang yang
yang masuk akal? dinilai, dan mudah digunakan oleh penilai,
serta dapat dilakukan penilaian banyak
3.1. Metode Daftar Pernyataan individu dalam waktu singkat. Selain itu
Menurut Herman Sofyandi (2008:130) dan juga mudah dibuat dan dimodifikasi jika
Dewi Hanggraeni (2012:123),metode daftar dibutuhkan. Penilai mengevaluasi kinerja
pernyataan (checklists method) adalah dari berbagai dimensi, seperti: kualitas
daftar pernyataan deskriptif dan atau sifat- kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul
sifat yang mendeskripsikan perilaku yang tanggng jawab, dan lain-lain yang serupa.
berhubungan dengan pekerjaan. Setiap butir Skala rentang nilai dimulai dari nilai
pernyataan merefleksikan kualitas positif terendah hingga tertinggi, dari terburuk

217
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 214 – 222

hingga terbaik, dari tidak memuaskan seorang karyawan pada setiap ukuran atau
hingga sangat memuaskan. Skala itu dimensi dari standar, sehingga mampu
disusun berdasarkan cakupan karakter, menghasilkan perilaku yang dapat diamati
keahlian, pengetahuan yang mereka rasa dari deskripsi pekerjaan dan standar kinerja.
dapat membedakan antara pelaksana yang (Herman Sofyandi, 2008:140 dan Dewi
bagus dengan yang jelek dari setiap Hanggraeni, 2012:124)
pekerjaan. Metode ini menggunakan
analisis pekerjaan sebagai dasar untuk 3.7. Metode Peninjauan Lapangan
menghasilkan ukuran/ dimensi yang dinilai. Metode peninjauan lapangan (field
(Herman Sofyandi, 2008:132 dan Dewi visitation method) dilakukan oleh pimpinan
Hanggraeni, 2012:123) dengan terjun langsung ke lapangan untuk
menilai prestasi kerja karyawan bersamaan
3.4. Metode Kejadian Kritis dengan kegiatan supervisi yang telah
Metode Kejadian Kritis (critical incidents terencana maupun mendadak. (Soekidjo
method) dilakukan dengan mencatat Notoatmodjo, 2009: 138)
kejadian-kejadian kritis dari perilaku yang
dianggap tidak biasa atau sangat efektif dan 3.8. Metode MBO
yang buruk atau sangat tidak efektif. Data Metode MBO (management by objective)
kejadian kritis diperoleh dari wawancara dilakukan bersama-sama antara pimpinan
individu atau kelompok, kuesioner, maupun sebagai penilai dan karyawan sebagai yang
formulir isian. Misal mencari jawaban atas dinilai dalam menentukan tujuan-tujuan dan
pertanyaan tindakan yang dilakukan sasaran-sasaran pelaksanaan pekerjaan pada
karyawan yang sangat membantu kelompok waktu yangdatang, dan kemudian dengan
sehingga pekerjaan dapat terlaksana? menggunakan tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran tersebut secara bersama-sama pula
3.5. Metode Narasi pimpinan dan karyawanmelakukan
Metode Narasi (narrative method) penilaian prestasi kerja.(Soekidjo
memungkinkan penilai memberikan Notoatmodjo, 2009:139)
penilaian yang dapat menunjukkan
karakteristik unik tentang kekuatan dan 3.9. Metode Psikologi
kelemahan, bakat dan keahlian dalam Metode Psikologi (psychology method)
bentuk narasi atau esai. Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara
memasukkan unsur-unsur: penilaian mendalam, diskusi, dan tes psikologi
menyeluruh dari kinerja karyawan, terhadap karyawan yang dinilai, yaitu
promotabilitas karyawan, pekerjaan yang meliputi aspek-aspek: intelektual, emosi,
sekarang dapat dilakukan oleh karyawan, motivasi, dan sebagainya. Kemudian hasil
kekuatan dan kelemahan karyawan, dan penilaian dapat membantu untuk
kebutuhan pelatihan tambahan. (Herman memperkirakan prestasi kerja karyawan
Sofyandi, 2008:142 dan Dewi Hanggraeni, pada masa mendatang. Metode ini relevan
2012:124) untuk pengambilan keputusan tentang
penempatan atau perpindahan tugas dalam
3.6. Metode BARS lingkungan organisasi. (Soekidjo
Metode BARS(Behaviorally Anchored Notoatmodjo, 2009:139)
Rating Scale) menggabungkan metode
penilaian narasi dan penilaian skala yang 4. Kesalahan Penilaian
masing-masing rate disertai penjelasan Kesalahan penilaianyang sering terjadi
narasi secara spesifik mengenaicontoh dari ketika proses penilaian kinerja berlangsung
perilaku baik dan buruk yang dapat diamati jika tidak diatasi dengan baik dapat
yaitu meliputi karakter, pengetahuan, dan memberikan hasil penilaian kinerja yang
keahlian. Penilai membandingkan kinerja tidak fair dan tidak obyektif, sehingga

218
Penilaian Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia…………………………Sugijono

informasi yang didapatkan bisa Uraian tugas (job description) juga


menyesatkan dan bahkan menjadi kendala merupakan bagian yang penting dalam
bagi perusahaan (backfire). Beberapa proses penilaian prestasi kerja karyawan,
penyebab kesalahan dalam penilaian karena mencakup daftar kegiatan atau tugas
adalah: halo effect, central tendency, yang harus dilakukan oleh setiap karyawan
leniency, strictness,personal prejudice/ di dalam organisasi sesuai dengan jabatan
stereotyping, recency effect. Efek halo (halo atau pekerjaannya.Uraian tugas yang sudah
effect) yaitu penilaian yang hanya ada dapat dijadikan acuan apabila diadakan
didasarkan pada satu kriteria saja dan penilaian kinerja karyawan, karena
mengabaikan kriteria-kriteria lain, sehingga mencakup: kewajiban yang harus
hasil penilaian tidak seimbang.Central dilaksanakan oleh karyawan pelaksana,
tendencyyaitupenilai tidak mau memberik tanggung jawab yang dibebankan kepada
nilai ekstrim, melainkan nilai angka rata- karyawan pelaksana pekerjaan, dan
rata atau angka tengah saja, sehingga hasil persyaratan yang harus dipenuhi. Uraian
penilaian tidak memberikan informasi siapa tugas yang baik dan jelas mencakup : (1)
yang menonjol dan siapa yang kurang nama jabatan yang berhubungan dengan
menonjol kinerjanya.Leniencyyaitu penilai uraian tugas yang dimaksudkan, (2)
terlalu murah hati dalam menilai sehingga identifikasi fakta-fakta tentang tugas yang
cenderung memberi nilai yang bagus dan bersangkutan, (3) uraian lengkap tentang
kurang obyektif.Strictnessmerupakan tugas yang biasanya terdiri dariketerangan
kebalikan dari leniencyyaitu penilai terlalu singkat tentang uraian tugas dan penjelasan
buruk dalam menilai sehingga cenderung lengkap tentang semua kegiatan yang
memberi nilai yang buruk atau jelek dan dilakukan, tanggung jawab, dan kewajiban
tidak obyektif.Personal prejudice/ yang dilaksanakan, (4) semua persyaratan
stereotypingyaitu penilaian yang tidak yang harus dipenuhi oleh pelaksanaan tugas
didasarkan atas kinerja individu melainkan dimana yang bersangkutan dapat
didasarkan pada kelompoktempat individu melaksanakan seluruh tugas dan
tersebut berasal.Recency effectyaitu penilai kewajibannya dengan baik. (Soekidjo
memfokuskan diri pada perilaku kerja Notoatmodjo, 2009: 139)
individu yang paling akhir saja (recent) dan
tidak melihat perilaku individu secara 5. Penilaian Kinerja PNS
keseluruhan selama dia bekerja, sehingga Menurut Hardiyansyah (2012:92), penilaian
hasil penilaian menjadi bias. (Dewi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah
Hanggraeni, 2012:124) penilaian secara periodik pelaksanaan
pekerjaan seorang PNS. Tujuan penilaian
Analisis jabatan (job analysis) merupakan kinerja adalah untuk mengetahui
bagian yang penting dalam proses penilaian keberhasilan atau ketidak- berhasilan
prestasi kerja karyawan, karena melalui seorang PNS, dan untuk mengetahui
analisis jabatan dapat diperoleh informasi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
dan fakta-fakta yang lengkap mengenai oleh PNS yang bersangkutan dalam
setiap karyawan, kedudukan dan pekerjaan melaksanakan tugasnya. Hasil penilaian
atau tugasnya di dalam organisasi. Agar pekerjaan digunakan sebagai bahan
penentuan suatu jabatan atau pekerjaan pertimbangan dalam pembinaan PNS,
dapat tepat, maka informasi tentang antara lain: pengangkatan, kenaikan
pekerjaan ituharus dikumpulkan secara pangkat, pengangkatan dalam jabatan,
tepat dan lengkap melalui studi yang pendidikan dan pelatihan, serta pemberian
mendalam dengan pengamatan dan penghargaan. Penilaian kinerja PNS
wawancara. dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 10 tahun 1979. Unsur-
unsur yang dinilai meliputi: kesetiaan,

219
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 214 – 222

prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, bersangkutan, dengan nilai pelaksanaan


kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan pekerjaan yang dinyatakan dengan sebutan
kepemimpinan.Kesetiaan adalah kesetiaan, dan angka : amat baik (91-100), baik (76-
ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, 90), cukup (61-75), sedang (51-60), dan
Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan kurang (50 ke bawah). Pejabat penilai baru
Pemerintah. Prestasi kerja adalah hasil kerja dapat melakukan penilaian apabila ia telah
yang dicapai seorang PNS dalam membawahi PNS yang dinilai sekurang-
melaksanakan tugas yang dibebankan kurangnya enam bulan. Hasil penilaian
kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam
seorang PNS dipengaruhi oleh kecakapan, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
keterampilan, pengalaman, dan (DP3) sebagai dokumen kepegawaian
kesungguhan PNS yang bersangkutan. yangbersifat rahasia.Pejabat penilai yang
Tanggung jawab adalah kesanggupan berwenang mengisi DP3 wajib melakukan
seorang PNS menyelesaikan pekerjaan penelitian atas pelaksanaan pekerjaan PNS
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik- di lingkungannya dengan teliti dan obyektif
baiknya dan tepat pada waktunya serta berdasarkan data yang ada menurut
berani memikul resiko atas keputusan yang kenyataan yang sebenarnya. Bila DP3
diambilnya atau tindakan yang dibutuhkan untuk keperluan mutasi
dilakukannya. Ketaatan adalah kepegawaian sedangkan pejabat penilai
kesanggupan seorang PNS untuk mentaati belum enam bulan membawahi PNS yang
segala peraturan perundang-undangan dan dinilai, maka pejabat penilai dapat
peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati melakukan penilaian dengan menggunakan
perintah kedinasan yang diberikan oleh bahan-bahan yang ditinggalkan oleh pejabat
atasan yang berwenang, serta kesanggupan penilai yang lama.DP3 yang telah diisi
untuk tidak melanggar larangan yang diberikan oleh pejabat penilai kepada PNS
ditentukan. Kejujuran adalah ketulusan hati yang dinilai. Bila PNS itu menyetujui,
seorang PNS dalam melaksanakan tugas maka ia membubuhkan tanda tangannya
dan kemampuan untuk tidak menyalah dan wajib mengembalikan DP3 itu kepada
gunakan wewenang yang diberikan pejabat penilai paling lambat empat belas
kepadanya.Kerjasama adalah kemampuan hari sejak tanggalditerimanya. DP3 itu
seorang PNS untuk bekerja bersama-sama kemudian ditandatangani oleh pejabat
dengan orang lain dalam menyelesaikan penilai dan dikirimkan oleh pejabat penilai
sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga kepada atasan langsung pejabat penilai
tercapai daya guna dan hasil guna yang paling lambat empat belas hari terhitung
sebesar-besarnya.Prakarsa adalah mulai diterimanya DP3 itu dari PNS yang
kemampuan seorang PNS untuk mengambil dinilai. (Hardiyansyah, 2012:98)
keputusan, langkah-langkah atau
melaksanakan sesuatu tindakan yang 5.2. Keberatan Terhadap Penilaian
diperlukan dalam melaksanakan tugas Bila PNS yangdinilai berkeberatan atas
pokok tanpa menunggu perintah dari nilai dalam DP3 baik sebagian atau
atasan.Kepemimpinan adalah kemampuan seluruhnya, maka ia dapat mengajukan
seorang PNS untuk meyakinkan orang lain keberatan secara tertulis disertai dengan
sehingga dapat dikerahkan secara maksimal alasan-alasannya pada tempat yang tersedia
untuk melaksanakan tugas pokok. dalam DP3 kepada pejabat penilai paling
lambat empat belas hari sejak tanggal
5.1. Tata Cara Penilaian diterimanya. Keberatan yang diajukan
Penilaian dilakukan oleh pejabat penilai melebihi empat belas hari tidak dapat
yaitu atasan langsung PNS yang dinilai dipertimbangkan. Pejabat penilai
dalam jangka waktu satu tahun mulai bulan memberikan tanggapan tertulis atas
Januari hingga Desember tahun yang keberatan PNS yang dinilai pada tempat

220
Penilaian Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia…………………………Sugijono

yang tersedia, dan mengirimkan DP3 itu kinerja yang diukur, yakni mampu benar-
kepada atasan pejabat penilai paling lambat benar menilai prestasi kerja karyawan yang
empat belas hari terhitung mulai saat ia dinilai. Penilaian harus mempunyai
menerima kembali DP3 dari PNS yang hubungan dengan pekerjaan (job related)
dinilai. Atasan pejabat penilai memeriksa yaitu benar-benar menilai perilaku atau
dengan seksama DP3 yang diterimanya, kerja karyawan yang dinilai. Proses
dan bila terdapat alasan-alasan yang cukup penilaian kinerja harus mampu:
maka atasan pejabat penilai dapat mengidentifikasi standar kinerja, mengukur
mengadakan perubahan nilai yang kriteria yang digunakan untuk melakukan
tercantum dalam DP3. Perubahan nilai yang penilaian, dan memberikan umpan balik
dilakukan oleh atasan pejabat penilai tidak kepada karyawan mengenai hasil
dapat diganggu gugat. DP3 berlaku sesudah penilaiannya guna meningkatkan kinerja di
ada pengesahan oleh atasan pejabat penilai. masa depan dan memperbaiki kinerja yang
DP3 PNS yang dipekerjakan/ tidak sesuai dengan standar. Penilaian
diperbantukan pada instansi pemerintah lain kinerja hendaknya praktis mudah dipahami,
dibuat oleh pejabat penilai pada instansi dimengerti dan digunakan baik oleh penilai
tempat PNS yang bersangkutan maupun yang dinilai.
dipekerjakan/ diperbantukan. DP3 PNS
yang ditugaskan di instansi lain di luar Beberapa metode penilaian kinerja
instansi induknya dibuat oleh pejabat karyawan yaitu: daftar pernyataan
penilai dengan bahan-bahan yang diperoleh (checklists), skala penilaian (rating scales),
dari instansi lain tempat PNS yang kejadian kritis (critical incidents), narasi
bersangkutan ditugaskan. DP3 PNS yang (narrative), behaviorally anchored rating
menjalankan tugas belajar dibuat oleh scale (BARS), peninjauan lapangan (field
pejabat penilai dengan bahan-bahan yang visitation), MBO (management by
diperoleh dari pimpinan lembaga objective), psikologi (psychology).
pendidikan tempat PNS yang bersangkutan
menjalankan tugas belajar. DP3 PNS yang Beberapa penyebab kesalahan dalam
menjalankan tugas belajar di luar negeri penilaian adalah: hello effect, central
dibuat oleh pejabat penilai dengan bahan- tendency, leniency, strictness,personal
bahan yang diperoleh dari kepala prejudice/ stereotyping, recency effect.
perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri. (Hardiyansyah, 2012:99) Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan berdasarkan Peraturan
6. Kesimpulan Pemerintah nomor 10 tahun 1979, yang
Penilaian kinerja dalam manajemen sumber meliputi : kesetiaan, prestasi kerja,
daya manusiabermanfaat untuk tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
mengevaluasi kinerja, mengembangkan dan kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan
memotivasi karyawan, tetapidapat menjadi yang dituangkan dalam Daftar Penilaian
sumber kerisauan dan frustasi bagi Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan
karyawan dan manajer, bila terdapat dinyatakan berlaku sesudah ada pengesahan
ketidakpastian dan ambiguitas dalam oleh atasan pejabat penilai.
penilaian. Penilaian kinerja dapat untuk
memverifikasi bahwa karyawan memenuhi DAFTAR PUSTAKA
standar kinerja yang telah ditetapkan, Dewi Hanggraeni, S.E., M.B.A., DR, 2012,
danuntuk membantu karyawan mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia,
kinerjanya. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Penilaian kinerja yang baik harus dapat
memberikan gambaran akurat tentang

221
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 214 – 222

Flippo, Edwin B, 1984, Personal


Management, Sixth Edition, Mc.
Graw-Hill Book Cmpany, New York.
Hardiyansyah, M.Si. , Dr., 2012, Sistem
Administrasi dan Manajemen Sumber
Daya Manusia Sektor Publik, Gava
Media, Yogyakarta.
Herman Sofyandi, 2008, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Malayu, H, S.P. Hasibuan, 2009,
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan ke-12, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Petrus Maharsi, S.E, M.M, 2011,
Manajemen Sumber Daya
ManusiaTeori dan Realita di
Indonesia Edisi 1, POLINES,
Semarang.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter,
2007, Management, 9th edition,
Prentice Hall International Edition,
Robert L. Mathis, John H. Jackson, 2001,
Manajemen Sumber Daya Manusia -
Human Resource Management Buku
1, PT.Salemba Emban Patria, Jakarta.
Sikula, Andrew F, 1981, Personnel
Administration and Human Resources
Management, John Wiley & Sons
Inc., New York.
Soekidjo Notoatmodjo, Prof., DR., 2009,
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Yoder, Dale, 1981, Personnel Management
and Industrial Relation, Sixth
Edition, Prentice Hall of India, New
Delhi.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1979, tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

222

Anda mungkin juga menyukai