PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif dan
elemen kunci yang penting untuk meraih kesuksesan dalam bersaing untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia bagi organisasi hal yang
penting bagi pelayanan kepada masyarakat. Sumber daya manusia adalah bagian dari
manajemen. Yang merupakan unsur manajemen yang di dalamnya terdapat tenaga kerja
pada perusahaan. Manusia selalu aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi,
karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.
Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat
yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan
tidak ada manfaatnya bagi perusahaan. Jika peran aktif karyawan tidak diikut sertakan.
Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempuyai pikiran,
perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam
organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin,
modal, atau gedung.
Untuk mengetahui segala hal dan penjelasan yang di bahas mengenai Penilaian
Kinerja
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan evaluasi
sebagai usaha dalam menentukan berhasil tidaknya pekerja dalam mengerjakan
pekerjaannya.
3
bagi para manajer. Hasil dari penialaian kinerja dapat digunakan sebagai umpan
balik bagi diri sendiri jika ternyata kekurangan pekerja bersumber dari dirinya.
d. Penilaian kinerja berisi informasi yang dpat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi kerjanya, baik tentang
pengetahuan, maupun keterampilan dalam bekerja.
e. Penilaian kinerja juga memberikan informasi tentang spesifikasi jabatan yang dapat
membantu dalam memecahkan masalah organisasi atau perusahaan.
4
3. Metode Daftar Chek List Perilaku
Metode daftar chek list perilaku adalah sebuah daftar yang berisi sejumlah
perilaku yang harus dilaksankan dalam bekerja menurut bidang masing-masing. Daftar
ini digunakan untuk mengamati perilaku pekerja dalam bekerja, dengan memberi
tanda bila dilaksanakan. Metode ini mudah digunakan dan berkaitan langsung dengan
analisis pekerjaan, karena di dalamnya terdapat rincian tugas yang harus dilaksanakan
untuk setiap pekerjaan atau jabatan.
Di samping itu, metode ini meskipun bersifat kualitatif, namun dapat dengan
mudah dikuantitatifkan, yang hasilnya dapat digunakan untuk membandingkan antar
pekerja. Kelemahan metode ini adalah penilaian satu dengan lainnya dapat
memberikan penafsiran yang berbeda pada satu respon yang diamati.
4. Metode Distribusi
Metode ini bermaksud untuk mengetahui semua aspek dalam kemampuan pekerja
secara individual dengan menempatkannya dalam grafik untuk mengetahui posisinya
dalam distribusi kurva normal atau kurva positif atau kurva negatif. Angka untuk
membuat kurva diperoleh dari jumlah keseluruhan dari angka yang dinilai dan dapat
pula hanya salah satu aspek yang dinilai. Metode ini efektif untuk membandingkan
kemampuan kerja secara individu dan tidak efektif untuk membandingkan
kemampuan kerja kelompok.
5. Metode Pencatatan Kejadian Penting
Metode ini dilakukan dengan menyediakan lembaran kertas kosong untuk
mencatat pelaksanaan pekerjaaan setiap pekerja yang menunjukkan kelebihan atau
kekurangannya. Pencatatan ini dilakukan selama periode penilaian kinerja. Kebaikan
metode ini yaitu lebih fokus pada perilaku pekerja dalam bekerja sehari-hari. Selain
itu, pencatatan yang hanya dipilih yang penting saja menjadikan batasan untuk
berperilaku efektif dan tidak efekif saja dalam mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
5
dinilaiakan tampil lebih rapi, ramah, rajin dan lain-lain. Oleh karena itu kesan pertama
dapat menimbulkan kekeliruan.
2. Error of Central Tedency (Kesalahan Akibat Kecenderungan Menilai di Tengah)
Masalah ini terjadi saat penilai tidak berani memberikan nilai tinggi atau rendah,
sehingga nilai yang diberikan cenderung tengah-tengah (rata-rata). Anggapan seperti
ini tentu keliru, kerena setiap individu memiliki kinerja yang beragam dan dinamis.
Hal tersebut juga dapat menimbulkan pemikiran pekerja bahwa rajin sama dengan
malas, pandai sama dengan bodoh, dan alasan lainnya.
Masalah ini dapat dihindari oleh penilai dengan melakukan proses penilaiaan
dengan cara memperbnayak kriteria ynag dimasukkan untuk penilaiaan. Kriteria ini
dapat dimunculkan pada job description dengan penugasan pada job spesification
yang jelas untuk individu yang bersesuaian.
3. Friendly (Kedekatan Hubungan)
Terdapat kecenderungan lebih mempercayai orang yang telah dikenal akrab
untuk diajak memecahkan masalah meskipun dalam organisasi atau perusahaan
memiliki orang yang lebih berkompeten.rasa percaya membuat seseorang
menyerahkan pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus bukan pada kompetensi
seseorang, tetapi lebih kepada kedekatan hubungan ynag telah terbina dan terjalin
sejak lama. Hal ini sebagai suatu hal yang sulit untuk dilupakan penilai saat
melakukan penilaian kinerja, di mana bawahannya memiliki kedekatan hubungan
dengannya. Hal ini akan membuat pekerja lain yang lebih berpotensi menjadi
terabaikan.
4. Pengaruh-Pengaruh Organisasi
Penilai cenderung memperhitungkan kegunaan akhir dari penilaian pada saat
mereka melakukan penilaian, sehingga mengabaikan keunggulan ataupun kelemahan
seseorang pada beberapa waktu yang lalu. Tentu di sini yang dirugikan adalah
karyawan yang berprestasi baik.
5. Standar-Standar Penilaian
Masalah yang sering muncul adalah perbedaan konsep dalam makna kata-kata
yang digunakan untuk mengevaluasi pekerja. Di sini tentu perlu ada kesatuan persepsi
dan pandangan terhadap makna butir-butir penilaian yang terdapat dalam formulir
penilaian. Dalam penilaian dituntut untuk membuat standar yang jelas sehingga tidak
6
ada pihak yang merasa dirugikan. Perlua adanya ukuran yang jelas dan lebih mudah
dalam menilai bila menggunakan ukuran kuantitatif.
6. Recency Effect (Kesan yang Sekarang)
Penilaian ini didasarkan pada kesan yang sesaat, yakni kesan yang sekarang.
Kesan sekarang akan digunakan sebagai standar penilaian yang sama untuk waktu
yang telah lalu maupun yang akan datang. Tentu saja hasilnya kan menimbulkan
kekeliruan. Agar tidak keliru, penilaian seharusnya dilakukan derdasarkan kumulatif
waktu.
7
5. Karyawan yang berpotensi dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan
perusahaan atau setidaknya dapat dipromosikan dapat dengan m udah diidentifikasi
dan dikembangkan lebih lanjut
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Penilaian kinerja merupakan kegiatan evaluasi sebagai usaha dalam menentukan
berhasil tidaknya pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya.
2. Tujuan Penilaian Kinerja ada 2 tujuan yaitu tujuan umum (Penilaian kinerja bertujuan
untuk meningkatkan motivasi kerja, yang berpengaruh pada prestasi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya) dan tujuan khusus (Penilaian kinerja juga memberikan
informasi tentang spesifikasi jabatan yang dapat membantu dalam memecahkan
masalah organisasi atau perusahaan).
3. Metode penilaian kinerja dibagi menjadi 5 ,yaitu metode uraian ringkas, metode
ranking, metode daftar checklist perilaku, metode distribusi, dan metode pencatatan
bagian penting.
4. Terdapat 6 masalah-masalah dalam penilaian kinerja ,yaitu kesan pertama, kesalahan
akibat kecenderungan menilai ditengah, kedekatan hubungan, pengaruh-pengaruh
organisasi, standar-standar penilaian, kesan yang sekarang.