Anda di halaman 1dari 7

AKADEMIKA; Vol. 15. No.

2 Agustus 2017

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SUKRISPIYANTO
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Email: sukrispiyanto@gmail.com

ANGGA SUWIGNYO
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Email: anggaswy@gmail.com

Abstract

This research aims to analyze the influence of leadership styles and the work environment on
performance of employees. This research type is explanatory research. Based on the results of
the examination of the 40 respondents, it can be concluded that there is a leadership style
and influence of work environment on performance of employees. It can be seen from the F-
value count of 62.668 with significance < 5% (0.05) of 0.000 together whereby the
independent variable (the leadership style and work environment) effect significantly to the
dependent variable (performance). The t-test results obtained from that leadership style and
work environment are partial positive and significant effect on performance of employees.
Whereas the coefficient of determination R Square of 0.877 obtained, which means that
87.7% change dependent variable (performance of employees) are capable of independent
variable explained by the (leadership style and work environment). The rest amounted to
12.3% is explained by other variables outside of the variables used.

Keywords: leadership styles, Employee Performance.

Pendahuluan dan kelompok, sehingga membentuk gaya


kepemimpinan yang pemimpin terapkan.
Gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku konsisten yang diterapkan Maka dapat dipastikan bahwa
pemimpin dengan melalui orang lain, perilaku seorang pemimpin adalah
yaitu pola perilaku yang diperlihatkan pengaruh yang akan menimbulkan
pimpinan pada saat mempengaruhi orang pemahaman tersendiri yang akan
lain. Gaya kepemimpinan bukanlah soal berpengaruh terhadap kondisi psikologis
bagaimana pendapat pemimpin tentang bawahan, ada bawahan yang melihat,
perilaku mereka sendiri dalam memimpin, mengamati dan meniru perilaku atasannya
tetapi bagaimana persepsi orang lain, dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai
terutama bawahannya tentang perilaku harapannya.
pemimpinnya. Selain gaya kepemimpinan, faktor
Gaya kepemimpinan seorang lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
pemimpin akan sangat mempengaruhi adalah lingkungan kerja karena sangat
kondisi kerja. Pemimpin yang ideal berkaitan erat dengan tinggi rendahnya
dituntut harus mampu mengenal identitas kepuasaan karyawan, apabila lingkungan
dirinya secara tepat dan benar. Dimana kerja baik maka hal tersebut dapat
seorang pemimpin memainkan peran yang memberikan pengaruh yang positif terhadap
penting dalam mempengaruhi dan kinerja karyawan, begitu pula sebaliknya.
memberikan sikap serta perilaku individu

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 128
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

Suatu kondisi lingkungan kerja tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia diberikan padanya."
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal,
Dari beberapa pendapat diatas, dapat
sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian
diambil suatu pengertian bahwa kinerja
lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya
merupakan hasil kerja yang dicapai
dalam jangka waktu yang lama lebih jauh
seseorang dalam melaksanakan tugas yang
lagi lingkungan-lingkungan kerja yang
diberikan kepadanya sesuai dengan
kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan
kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat
waktu yang lebih banyak dan tidak
digunakan sebagai ukuran hasil kerja
mendukung diperolehnya rancangan sistem
secara kualitas dan kuantitas yang telah
kerja yang efisien (Sedarmayanti :2001).
dicapai oleh seseorang karyawan dalam
Kompleksnya masalah yang melaksanakan tugasnya sesuai tanggung
dihadapi manajemen akan mengakibatkan jawab yang dibebankan kepadanya.
meningkatnya kebutuhan akan seorang
Furtwengler (2002:185), yang
pemimpin yang memiliki kualitas tinggi,
mengemukakan bahwa untuk
yang dapat mengarahkan karyawan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, maka
dapat bekerja dan berkarya lebih baik,
organisasi perlu melakukan perbaikan
serta lingkungan kerja yang nyaman dan
kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang
memadai sehingga maksud dan tujuan
perlu diperhatikan oleh organisasi adalah
perusahaan dapat tercapai.
faktor kecepatan, kualitas, layanan, dan
Permasalahan yang ditemukan nilai. Sedangkan Hinggis yang diikuti oleh
pada perusahaan adalah, adanya Umar (2005:96) mengidentifikasi adanya
kecenderungan dimana karyawan merasa beberapa variabel yang berkaitan erat
tidak senang dengan gaya kepemimpinan dengan kinerja, yaitu mutu pekerjaan,
yang diterapkan oleh atasannya, serta kejujuran karyawan, inisiatif, kehadiran,
lingkungan kerja yang kurang sikap, kerjasama, kehandalan,
menyenangkan sehingga muncul pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung
kekecewaan pada karyawan yang jawab dan pemanfaatan waktu.
ditunjukan dengan perilaku karyawan
Menurut Rivai (2005:197), dalam
yang suka menunda pekerjaan dan datang
menilai kinerja seorang karyawan, maka
terlambat ke tempat kerja dengan sengaja,
diperlukan berbagai aspek penilaian antara
sehingga menimbulkan tingginya arus
lain pengetahuan tentang pekerjaan,
keluar masuk pegawai (labour turnover)
kepemimpinan inisiatif, kualitas
yang secara tidak langsung akan
pekerjaan, kerjasama, pengambilan
merugikan perusahaan.
keputusan, kreativitas, dapat diandalkan,
Faktor yang mempengaruhi perencanaan, komunikasi, intelegensi
pencapaian Kinerja pada umumnya diberi (kecerdasan), pemecahan masalah,
batasan sebagai kesuksesan seseorang pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan
didalam melaksanakan tugas atau organisasi.
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Menurut Russel (2003:204) terdapat 6
Menurut Bernardin dan Russel yang
kriteria untuk menilai kinerja karyawan,
dikutip oleh Ruki (2001 : 15), menyatakan
yaitu:
bahwa ”kinerja adalah catatan tentang
hasil – hasil yang diperoleh dari fungsi – 1) Quality yaitu tingkatan dimana proses
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan atau penyesuaian pada cara yang ideal
tertentu selama kurun waktu tertentu”. di dalam melakukan aktifitas atau
memenuhi aktifitas yang sesuai
Mangkunegara (2000:67) menggunakan
harapan.
istilah kinerja sama dengan prestasi kerja
(actual performance). Pengertian kinerja 2) Quantity yaitu jumlah yang dihasilkan
(prestasi kerja) adalah "hasil kerja secara diwujudkan melalui nilai mata uang,
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh jumlah unit, atau jumlah dari siklus
seorang karyawan dalam melaksanakan aktifitas yang telah diselesaikan.

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 129
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

3) Timeliness yaitu tingkatan dimana Perbedaan tipe gaya kepemimpinan


aktifitas telah diselesaikan dengan dalam organisasi akan mempunyai
waktu yang lebih cepat dari yang pengaruh yang berbeda pula pada
ditentukan dan memaksimalkan partisipasi individual dan perilaku
waktu yang ada untuk aktifitas lain. kelompok. Sebagai contoh partisipasi
dalam pengambilan keputusan pada gaya
4) Cost effectiveness yaitu tingkatan
kepemimpinan demokratis akan
dimana penggunaan sumber daya
mempunyai dampak pada peningkatan
perusahaan berupa manusia,
hubungan manajer dengan bawahan,
keuangan, dan teknologi
menaikkan moral dan kepuasan kerja serta
dimaksimalkan untuk mendapatkan
menurunkan ketergantungan terhadap
hasil yang tertinggi atau pengurangan
pemimpin.
kerugian dari tiap unit.
Selain masalah kepemimpinan,
5) Need for supervisison yaitu tingkatan
kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh
dimana seorang karyawan dapat
kondisi lingkungan kerja. Oleh karena itu,
melakukan pekerjaannya tanpa perlu
setiap perusahaan harus selalu berusaha
meminta pertolongan atau bimbingan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang
dari atasannya.
menyenangkan, karena akan berpengaruh
6) Interpersonal impact yaitu tingkatan terhadap peningkatan kinerja perusahaan
dimana seorang karyawan merasa dalam menjalankan kegiatannya selalu
percaya diri, punya keinginan yang memperhatikan faktor- faktor yang ada
baik, dan bekerja sama diantara rekan dalam perusahaan, juga harus
kerja. memperhatikan faktor - faktor yang ada di
luar perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
Gaya kepemimpinan adalah perilaku
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
yang digunakan oleh seseorang pada saat
mengenai pengertian lingkungan kerja
orang tersebut mempengaruhi perilaku orang
berikut ini dikemukakan beberapa pendapat.
lain atau pengikutnya (Thoha, 2003: 303).
Secara relatif ada tiga gaya kepemimpinan Menurut Sedarmayanti (2001:21)
yang berbeda, yaitu otokratis, demokratis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
atau partisipasi dan laissesfaire (White dan terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja
Lippit dalam Thoha, 2003: 275 ). dikaitkan dengan kemampuan karyawan,
diantaranya adalah :
Berdasarkan gaya kepemimpinan yang
ada tersebut mempunyai kelebihan dan 1) Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja
kelemahan, dan kebanyakan manajer
Cahaya atau penerangan sangat besar
menggunakan ketiganya pada suatu waktu, manfaatnya bagi karyawan guna
tetapi gaya kepemimpinan yang paling sering
mendapat keselamatan dan kelancaran
digunakan akan membedakan seorang kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
manajer sebagai pemimpin yang otokratis,
adanya penerangan (cahaya) yang terang
demokratis (partisipasif) atau laissez-faire.
tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang
Dalam praktek, sulit untuk kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
menentukan gaya apa yang sedang lambat, banyak mengalami kesalahan,
dipakai oleh seorang pemimpin. Suatu dan pada akhirnya menyebabkan kurang
saat pimpinan bisa keras (otokratis) dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan,
di saat lain menunjukkan sikap yang sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
lunak (demokratis). Memang, tidak 2) Temperatur di Tempat Kerja
selamanya gaya lunak itu baik begitu juga
sebaliknya. Oleh karena itu gaya Dalam keadaan normal, tiap anggota
kepemimpinan keras-lunak nampaknya tubuh manusia mempunyai temperatur
menentukan kesuksesan seorang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha
pemimpin. untuk mempertahankan keadaan normal,
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 130
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

perubahan yang terjadi di luar tubuh. maka suara bising hendaknya dihindarkan
Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa dilakukan dengan efisien sehingga
tubuh manusia masih dapat produktivitas kerja meningkat.
menyesuaikan dirinya dengan temperatur
5) Keamanan di Tempat Kerja
luar jika perubahan temperatur luar tubuh
tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas Guna menjaga tempat dan kondisi
dan 35% untuk kondisi dingin, dari lingkungan kerja tetap dalam keadaan
keadaan normal tubuh. aman maka perlu diperhatikan adanya
keberadaannya. Salah satu upaya untuk
Menurut hasil penelitian, untuk
menjaga keamanan di tempat kerja, dapat
berbagai tingkat temperatur akan memberi
memanfaatkan tenaga Satuan Petugas
pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut
Keamanan (SATPAM).
tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan
karena kemampuan beradaptasi tiap 6) Indikator-indikator lingkungan kerja
karyawan berbeda, tergantung di daerah Konsep dari penelitian yang
bagaimana karyawan dapat hidup. dilakukan menguatkan secara teoritis bahwa
3) Sirkulasi Udara di Tempat Kerja gaya kepemimpinan merupakan suatu proses
untuk mempengaruhi dan mengarahkan
Oksigen merupakan gas yang
tindakan seseorang atau sekelompok orang
dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
untuk mencapai tujuan yang telah
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk
ditetapkan, dan sebagai faktor yang penting
proses metaboliasme. Udara di sekitar
dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan
dikatakan kotor apabila kadar
sehingga tercapainya tujuan perusahaan.
oksigen, dalam udara tersebut telah
berkurang dan telah bercampur dengan Dengan menerapkan gaya
gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kepemimpinan yang tepat, diharapkan
kesehatan tubuh. Sumber utama adanya seorang tenaga kerja dapat untuk produktif
udara segar adalah adanya tanaman di dan mempunyai tanggung jawab penuh
sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan terhadap tugasnya, sehingga target
penghasil oksigen yang dibutuhkan olah perusahaan dapat terpenuhi. Selain itu
manusia. Dengan cukupnya oksigen di hubungan tenaga kerja dan pihak perusahaan
sekitar tempat kerja, ditambah dengan akan dapat terjalin dengan baik, sehingga
pengaruh secara psikologis akibat adanya seluruh tenaga kerjanya akan berusaha untuk
tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya meningkatkan kinerjanya.
akan memberikan kesegaran pada Dengan hubungan karyawan dan
jasmani. Rasa sejuk dan segar selama pimpinan yang baik maka akan tercipta
bekerja akan membantu mempercepat suasana kerja yang menyenangkan di
pemulihan tubuh akibat lelah setelah lingkungan perusahaan. Mengingkat faktor
bekerja. tenaga kerja merupakan faktor yang
4) Kebisingan di Tempat Kerja terpenting dalam pelaksanaan proses
produksi maka diperlukan tenga kerja yang
Salah satu polusi yang cukup
mempunyai ketrampilan dan keahlian demi
menyibukkan para pakar untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu
bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Lingkungan kerja merupakan alat perkakas
Tidak dikehendaki, karena terutama yang akan berpengaruh terhadap kinerja
dalam jangka panjang bunyi tersebut karyawan jika lingkungan yang ada di
dapat mengganggu ketenangan bekerja, perusahaan itu baik. Lingkungan kerja yang
merusak pendengaran, dan menimbulkan menyenangkan bagi karyawan melalui
kesalahan komunikasi, bahkan menurut pengikatan hubungan yang harmonis dengan
penelitian, kebisingan yang serius bisa atasan maupun bawahan, serta didukung
menyebabkan kematian. Karena oleh sarana dan prasarana yang memadai
pekerjaan membutuhkan konsentrasi, yang ada ditempat bekerja akan membawa

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 131
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

dampak positif bagi karyawan, sehingga Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
kinerja meningkat.
Variabel Koefisien β thitung Sig Ket
Dengan demikian dapat dikatakan Constant 3,751
bahwa gaya kepemimpinan akan berkaitan X1 0,133 2,169 0.043 Sign
lansung dengan lingkungan kerja dalam X2 0,579 4,173 0,000 Sign
berorganisasi yang akhirnya akan X3 0,261 2,608 0,032 Sign
menimbulkan kinerja karyawan sehingga X4 0,122 2,075 0,045 Sign
α = 0,05
terlihat adanya hubungan gaya R = 0,937
kepemimpinan dan lingkungan kerja dengan Koefisien Determinasi (R2) = 0,877
kinerja karyawan. F-hitung = 62,668
F-tabel = 2.64
sig = 0,000
t-tabel = 2.03
Metode Penelitian
Responden dalam penelitian ini yaitu
mengambil secara keseluruhan anggota Model regresi yang didapatkan berdasarkan
populasi. Teknik Sampling yang digunakan tabel 4.7 adalah sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh Y = 3,751 + 0,133 X1 + 0,579 X2 + 0,261
(sensus) dimana semua anggota populasi X3 + 0,122 X4
digunakan sebagai sampel karena jumlah dimana :
populasinya relatif kecil (Sugiono, 2008 : Y : Kinerja karyawan
122). Jadi jumlah karyawan yang dijadikan X1 : Gaya kepemimpinan otokratis
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak X2 : Gaya kepemimpinan demokratis
40 orang. X3 : Gaya kepemimpinan laissez faire
X4 : Kinerja karyawan
Untuk menguji pengaruh variabel
Interpretasi model regresi
bebas terhadap variabel terikat digunakan
berdasarkan tabel 4.7 adalah sebagai berikut :
analisis regresi berganda. Uji Signifikansi
1. Y = Kinerja Karyawan
Simultan (Uji Statistik F) dipergunakan
Variabel terikat yang nilainya akan
untuk menguji nyata tidaknya pengaruh
diprediksi oleh variabel bebas. Pada
variabel bebas secara Simultan terhadap
penelitian ini yang menjadi variabel
variabel terkait. Sedangkan Uji t yaitu untuk
terikat adalah kinerja karyawan
menguji signifikansi pengaruh masing-
Perusahaan Umum Jasa Tirta I Div Jasa
masing variabel bebas terhadap variabel
ASA I/1 Malang yang nilainya akan
terikat.
diprediksi oleh variabel Gaya
Temuan Penelitian dan Pembahasan Kepemimpinan Otokratis (X1), Gaya
Kepemimpinan Demokratis (X2), Gaya
Analisis regresi linier berganda Kepemimpinan Laissez Faire (X3), dan
digunakan untuk mendapatkan pengaruh Lingkungan Kerja (X4).
variabel-variabel Gaya kepemimpinan 2. a = 3,751
otokratis, Gaya kepemimpinan demokratis, Nilai konstan ( nilai tetap ) ini
Gaya kepemimpinan laissez faire dan menunjukkan bahwa apabila tidak ada
Lingkungan kerja terhadap Kinerja variabel-variabel independen (X1, X2,
karyawan. Variabel dependen pada analisis X3 dan X4), maka Kinerja karyawan
regresi ini adalah Kinerja karyawan, dan adalah sebesar 3,751 atau dengan kata
variabel independennya adalah Gaya lain, Kinerja karyawan adalah sebesar
kepemimpinan otokratis, Gaya 3,751 tanpa dipengaruhi oleh variabel-
kepemimpinan demokratis, Gaya variabel independen.
kepemimpinan laissez faire dan Lingkungan 3. b1 = 0,133
kerja. Koefisien regresi ini menunjukkan
bahwa apabila terdapat kenaikan 1 (satu)
satuan tingkat gaya kepemimpinan
otokratis dan variabel yang lain
dianggap tetap atau sama dengan 0,

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 132
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

maka akan terjadi peningkatan pada berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja karyawan sebesar 0,133. kinerja karyawan.
4. b2 = 0,579
Signifikansi pengaruh secara
Koefisien regresi ini menunjukkan
individual dapat dibuktikan dengan nilai t
bahwa apabila terdapat kenaikan 1 (satu)
hitung yang lebih besar dari nilai t tabel.
satuan tingkat gaya kepemimpinan
Nilai t hitung variabel Gaya Kepemimpinan
demokratis dan variabel yang lain
Otokratis sebesar 2,169, variabel Gaya
dianggap tetap atau sama dengan 0,
Kepemimpinan Demokratis sebesar 4,173,
maka akan terjadi peningkatan pada
variabel Gaya Kepemimpinan laissez faire
Kinerja karyawan sebesar 0,579.
sebesar 2,608, dan variabel Lingkungan Kerja
5. b3 = 0,261
sebesar 2,075. keempat nilai t hitung tersebut
Koefisien regresi ini menunjukkan
lebih besar apabila dibandingkan dengan
bahwa apabila terdapat kenaikan 1 (satu)
nilai t tabel dengan jumlah observasi
satuan tingkat gaya kepemimpinan
sebanyak 40 pada a = 5 % yang besarnya
laissez faire dan variabel yang lain
2,03. Pembuktian bahwa variabel independen
dianggap tetap atau sama dengan 0,
secara bersama-sama mempengaruhi variabel
maka akan terjadi peningkatan pada
dependen terlihat dari nilai F hitung sebesar
Kinerja karyawan sebesar 0,261.
62,668 yang lebih besar dari nilai F tabel
6. b4 = 0,122
pada a = 5 % yang besarnya 2,64.
Koefisien regresi ini menunjukkan
bahwa apabila tingkat lingkungan kerja Determinasi variabel independen
naik 1 (satu) satuan dan variabel yang terhadap variabel dependen (R2) adalah
lain dianggap tetap atau sama dengan 0, sebesar 87,7 %. Ini menunjukkkan informasi
maka akan terjadi peningkatan pada bahwa 12,3 % dari kinerja karyawan
Kinerja karyawan sebesar 0,122. dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
Berdasarkan pada tabel 1, variabel disebutkan, misalnya seperti tingkat gaji,
Gaya kepemimpinan demokratis adalah jabatan, usia pegawai, jarak rumah dengan
variabel yang memiliki koefisien regresi yang tempat kerja, ekspektasi untuk peningkatan
paling besar. Artinya, Kinerja karyawan karir, masa kerja, motivasi, serta banyak hal
paling banyak dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Gaya kepemimpinan demokratis daripada Hasil penelitian ini juga mendukung
variabel-variabel yang lain. Koefisien regresi
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
yang positif mengindikasikan bahwa semakin
Ayunda (2002) yang meneliti Pengaruh Gaya
bagus atau baik Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
demokratis maka Kinerja karyawan akan
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
semakin bagus atau baik.
Cabang Jember, diperoleh hasil bahwa gaya
Dari hasil analisis yang telah kepemimpinan yang dominan ternyata
dilakukan diketahui bahwa variabel bebas adalah gaya kepemimpinan partisipatif.
yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, gaya
kepemimpinan Demokratis, gaya
kepemimpinan Laissez faire dan Lingkungan Simpulan
Kerja baik secara individual maupun secara
bersama-sama berpengaruh signifikan Berdasarkan hasil penelitian dan uji
terhadap kinerja karyawan di Perusahaan hipotesis menggunakan uji t, menunjukan
Umum Jasa Tirta I Sub Div Jasa Asa I/1 bahwa gaya kepemimpinan otokrasi, gaya
Sengguruh Kabupaten Malang. kepemimpinan demokrasi, gaya
kepemimpinan laissez faire, dan lingkungan
Hasil penelitian ini mendukung
kerja secara parsial memiliki pengaruh yang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Ayunda (2002) bahwa gaya kepemimpinan
Perum Jasa Tirta Sub Div Jasa Asa I/1
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sengguruh Kab. Malang. Hal ini
kinerja karyawan, dan Alvi Anbri (2010)
menunjukan semakin baik kombinasi gaya
yang diperoleh hasil bahwa gaya
kepemimpian otokrasi, gaya kepemimpinan
kepemimpinan dan lingkungan kerja

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 133
AKADEMIKA; Vol. 15. No.2 Agustus 2017

demokrasi, gaya kepemimpinan laissez faire, Nurgiyantoro. 2000. Metode Pengujian


dan lingkungan kerja akan mengakibatkan SPSS, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri
semakin baik kinerja karyawan. Sebaliknya Abadi.
jika semakin buruk kombinasi keempat
Ruky A. 2001. Sistem Manajemen Kinerja.
variabel bebas tersebut maka semakin buruk
Jakarta: Gramedia.
juga kinerja karyawan.
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis model regresi
Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi,
secara simultan atau serentak menggunakan
uji F, menunjukan gaya kepemimpinan Malang: Buntara Media.
otokrasi, gaya kepemimpinan demokrasi, Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia
gaya kepemimpinan laissez faire, dan dan Produktivitas Kerja. Bandung:
lingkungan kerja secara simultan memiliki Mandar Maju.
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis,
karyawan pada Perum Jasa Tirta Sub Div
Bandung: Alfabeta.
Jasa Asa I/1 Sengguruh Kab. Malang.
Berdasarkan penelitian menggunakan uji t, Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
menunjukkan bahwa variabel gaya Kualitatif dan R & D, Bandung:
kepemimpinan demokratis yang dominan Alfabeta.
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan
Supardi, Anwar. 2002. Dasar-dasar Perilaku
pada Perum Jasa Tirta I Div Jasa Asa I/1
Organisasi, Yogyakarta: UII Press.
Sengguruh Kab. Malang.
Thoha, Miftah. 2003. Kepemimpinan Dalam
Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku,
Cetakan Kesembilan, Jakarta: PT.
Daftar Referensi Raja Grafindo Persada.
As’ad, Moh. 2003. Sari Ilmu Sumber Daya Wexley, Kenneth N, Yuki, Gary A. 2003.
Manusia, Psikologi Industri, Edisi Perilaku Organisasi dan Psikologi
Keempat, Cetakan Kedelapan, Personalia, Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta : Liberty.
Gorda, I Gusti Ngurah. 2004.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Denpasar: Astabrata Bali.
Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Denpasar: Astabrata Bali.
Gozhali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Undip.
(
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/17016/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses 18 Agustus 2015 )
Malayu Hasibuan, SP. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Cetakan Kedua, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan … 134

Anda mungkin juga menyukai