Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi,

penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk

mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh

informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik

dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya. (Mardi Yatmo Hutomo:

2000)

Salah satu bentuk pemberdayaan yang ada di Indonesia yaitu melalui industri

kecil yang merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan yang secara

langsung maupun tidak langsung mempunyai andil besar dalam meciptakan lapangan

pekerjaan di Indonesia.Selain itu juga meningkatkan pendapatan perkapita,

menumbuhkan keahlian, menunjang pembangunan daerah, serta memanfaatkan sumber

daya alam (SDA), energi dan sumber daya manusia (SDM).Sehingga berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.( Ahmad Supriyadi : 2017). Adanya industri

kecil atau home industry dipedesaan dipandang mampu meningkatkan produksi pangan

ataupun barang-barang serta dapat mengatasi masalah kesempatan kerja yang semakin

sempit.

Industry ialah bagian dari sebuah proses yang mengelola bahan mentah menjadi

bahan baku, atau bahan baku menjadi barang jadi sehingga menjadi suatu barang yang

bernilai bagi masyarakat luas.sedangkan home adalah rumah.Jadi Home industryadalah


2

rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.Dikatakan sebagai perusahaan

kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan dirumah. Pengertian usaha kecil

secara jelas dicantumkan dalam UU No.9 Tahun 1995 yang menyebutkan bahwa usaha

kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp1.000.000.000. (Ase Satria :2015)

Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi berbasis di rumah ini adalah keluarga

itu sendiri, ataupun salah satu keluarga yang berdomisili ditempat tinggal itu dengan

mengajak beberapa orang sebagai karyawannya.Pelaku home industry dapat

menggabungkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) menjadi

bermanfaat.Meskipun kegiatan ekonomi ini tidak terlalu besar, namun dapat

berpengaruh pada peningkatan perekonomian keluarga dan secara tidak langsung

membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun orang-orang dikampung

halamannya.Dengan begitu usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat membantu

program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran, karena terciptanya

lapangan pekerjaan yang tentu dapat membantu perekonomian masyarakat dengan

begitu jumlah penduduk miskin pun akan berangsur menurun.

Keberadaan home industri tentunya akan memberikan pengaruh dan membawa

suatu perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, baik yang berskala besar,

sedang, maupun kecil. Perubahan tersebut bersifat holistik bagi kehidupan. Adanya

industri di suatu daerah biasanya akan meningkatkan volume perdagangan, peningkatan

kegiatan pembangunan, peningkatan volume dan frekuensi lalu lintas uang dan barang-
3

barang dari daerah tersebut, ataupun penambahan jumlah uang yang beredar. Selain itu

akan terlihat pula peningkatan kegiatan usaha pemberian jasa (bank, transportasi).

Terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari pentingnya keberadaan home

industri dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, antara lain (Azhary :1986) :

a. Sebagian besar lokasi home industry berlokasi di daerah pedesaan, sehingga

apabila dikaitkan dengan kenyaataan bahwa lahan pertanian yang semakin

berkurang, maka home industri di pedesaan dapat menyerap tenaga kerja

sehingga mampu memberikan daya atau memberdayakan masyarakat dalam

bidang ekonomi di pedesaan.

b. Kegiatan home industry menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di

lingkungan terdekat yang menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah.

c. Dengan tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah serta harga produk

home industry yang murah akan memberikan agar tetap bisa bertahan.

d. Tetap adanya permintaan terhadap produk yang tidak diproduksi secara besar-

besaran.

Industri kecil menengah di Indonesia selalu digambarkan sebagai sektor yang

mempunyai peran penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan

rendah dan hidup dalam kegiatan industry kecil baik di sector tradisional maupun

modern.Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, fakta menunjukan bahwa memang

kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut jauh lebih banyak

dibandingkan tenaga kerja yang bisa diserap oleh usaha besar. (Tulus T.H.

Tambunan :2009).Industri kecil menengah dipandang mempunyai potensi untuk

mengatasi kemiskinan dan menghadapi krisis ekonomi di negara-negara


4

berkembang.Hal itu terlihat dari sejarah bahwa kegiatan industri kecil di Indonesia dapat

bertahan dan berkembang, bahkan menjadi penyelamat untuk pemulihan ekonomi pada

masa krisis ekonomi dunia tahun 1998.

Penurunan jumlah penduduk miskin menunjukkan bahwa program-program

penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada pendekatan pemberdayaan

masyarakat justru memberikan hasil yang lebih efektif dan tingkat keberlanjutan jauh

lebih baik.Pendekatan pemberdayaan masyarakat bertujuan agar penduduk miskin dapat

keluar dari kemiskinan dengan menggunakan potensi dan sumberdaya yang dimilikinya.

(TNP2K :2010). Meningkatkan kesejahteraan sekaligus mengurangi angka kemiskinan

merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah, yang diharapkan mampu

menjadikan masyarakat mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir,

bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Di Desa Lambusa Home Industry atau industri kecil tumbuh dan berkembang

secara pesat, salah satu industri yang ada di desa ini yaitu industri Tahu Tempe

Amel.Industri Amel sudahberdiri sejak lama dan sampai saat ini sudah berkembang

dengan baik, hampir seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar industri tersebut

berkerja di indusrti Amel.Dengan adanya home industryTahu Tempe Amel di desa

Lambusa, dijadikan sebagai salah satu solusi upaya pemberdayaan ekonomi

masyarakat.Usaha pembuatan Tahu Tempe memiliki peran yang sangat besar di dalam

usaha pemerataan kesempatan kerja.Usaha pembuatan Tahu Tempe pada umumnya

dikelola dalam bentuk usaha rumah tangga, sehingga perkembangan selalu dihadapkan

dengan masalah menyangkut upah masyarakat/karyawan yang masih kurang.Karena


5

hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

lainnya (sekunder).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penulis ungkapkan di latar belakang , maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitubagaimana peranHome Industry

Tahu Tempe dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Desa

Lambusa, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran Home

IndustryTahu Tempe dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Desa

Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, ,maka di tetapkan manfaat penelitianyaitu :

1) Manfaat teoritis, penelitian ini dapat memberikan tambahan

pengetahuandanmemperkaya teorimengenaiperanhome industryTahu Tempe

dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat

2) Manfaatpraktis, penelitian inisebagaibahan pertimbangan Pemerintah

kabupaten Konawe Selatanterhadap Home Industryyang ada di desa ini.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Home Industry

2.1.1 Pengertian Home Industry

Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang

merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan.

Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur

dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum, untuk memiliki

lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak

terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan

membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat

tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan.

(Alkim :2005)

Menurut Mudrajad Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT)

memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit

usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai

tambah (Jamiko :2004)

Menurut Badan Pusat Statistik (Ase Satria :2015) industri mempunyai dua

pengertian yaitu:

a. Pengertian secara luas: industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang

ekonomi bersifat produktik


7

b. Pengertian secara sempit: industri hanyalah mencakup industri pengolahan yaitu

suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar

mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga sehingga menjadi barang setengah

jadi dan atau barang jadi, kemudian barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian akhir.

Home Industry atau industri rumah tangga adalah usaha atau kegiatan untuk

memproses dan mengolah suatu barang kebutuhan rumah tangga.Singkatnya home

industry adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.Dikatakan

perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan dirumah. (Nurdin

Elyas :2006)

Badan Pusat Statistik (Ase Satria :2015) membedakan skala industri menjadi

empat lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja perunit usaha yaitu:

a. Industri besar, berpekerja 100 orang atau lebih

b. Industri sedang, berpekerja antara 20 sampai dengan 99 orang

c. Industri kecil atau rumah tangga, berpekerja kurang dari 5 orang

Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal yang bisa memberikan

kesenangan di samping profit dengan menjalankan bisnis rumahan, anatara lain:

a. Dengan membuka kegiatan usaha di rumah, anda memiliki banyak waktu luang

dan bebeas untuk membicarakan persoalan seputar bisnis dengan keluarga.

b. Membangun home industryjuga dapat menjadikan anda bisa mengatur tenaga

seefektif mungkin.
8

c. Dengan membangun usaha rumahan, anda sebenarnya menanam asset yang

cukup besar yang menjamin masa depan agar tetap bahagia. Aset itu adalah aset

pengalaman dan inspirasi bagi anak-cucu anda.

d. Anda akan menjadi lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi hidup.

2.1.2 Landasan Hukum Home Industry

Menurut Law Trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang menjadi landasan

hukum usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No.1

Tahun 1985.

b. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995.

c. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1

Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.

d. Perizinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam

Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan dan tanda daftar

industri.

e. Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPR/Kep/99 tentang tata cara

pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).


9

2.1.3 Tujuandan Manfaat Home Industry

Tujuan bisnis dirumah sendiri yaitu untuk mencapai keuntungan dan

kesinambungan usaha, sebagaimana layaknya suatu bisnis akan mempunyai tujuan

utama untuk memperoleh keuntungan yang optimum dengan pengorbanan yang efisien,

maka bisnis yang dilaksanakan dirumah sendiri mempuntai tujuan yang sama.

(Suprayanto :2013)

Tujuan dari usaha kecil atau home industryjuga untuk meningkatkan kesempatan

kerja khususnya utuk menyerap arus tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan

masyarakat atau keluarga. Oleh sebab itu dapat juga dikatakan bahwa usaha kecil

merupakan proses produksi secara meluas dengan tujuan utama untuk meningkatkan

nilai tambah total ekonomi keluarga. Nilai tambah total yag tinggi hanya dapat dicapai

melalui kombinasi antara pertumbuhan dan jumlah orang yang bekerja disemua sektor

ekonomi yang ada dan peningkatan produktivitas pekerja di sektor-sektor tersebut.

Industri kecil juga memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian

Negara.Selain dari segi ekonomi industri kecil juga berperan atau memberi manfaat dari

segi social yang juga sangat berperan aktif dalam perekonomian. Manfaat dari industri

kecil itu yakni (Harimurti Subanar :2001) :

a. Industri kecil dapat menciptakan peluang usaha yang luas dengan pembiayaan

yang relative murah.

b. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi

tabungan domestik.

c. Industri kecil mempunyai kedudukan yang penting terhadap industry besar dan

sedang.
10

Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan yang tepat dalam membangun Negara

yang sedang berkembang karena:

a. Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan sekaligus

menghemat sumber daya Negara.

b. Usaha kecil menggunakan teknologi padat karya, sehingga dapat menciptakan

lebih banyak kesempatan kerja disbanding yang disediakan oleh perusahaan

berskala besar.

c. Usaha kecil dapat didirikan, dioprasikan dan member hasil dengan cepat.

2.1.4 Karakteristik Home Industry

Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi

beberapa karakteristik antara lain:

a. Dikelolah oleh pemiliknya

b. Usaha dilakukan dirumah

c. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

d. Modal terbatas

e. Jumlah tenaga kerja terbatas

f. Berbasis keluarga atau rumahan tangga

g. Lemah dalam pembukuan

h. Sangat diperlukan manajemen pemilik

2.1.5 Jenis-Jenis Home Industry


11

Menurut Keppres No.127 tahun 2001 Secara umum usaha kecil bergerak dalam

2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang perdagangan barang dan jasa,

adapun bidang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan

perdagangan adalah:

a. Industri makanan dan minuman olahan yang melalukan pengawetan dengan

peroses penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan,

penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisional.

b. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat buatan menjadi

benang bermotif/celup dan di ikat dengan menggunakan alat yang

digunakanoleh tangan.

c. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran,

atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah.

d. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan

e. Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk

pertukangan dan pemotongan.

f. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan,

proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan

sekop.

g. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir

untuk keperluan rumah tangga.

h. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan

peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.
12

i. Industri kerajinan yang memiliki kekayaaan khasanah budaya daerah, nilai seni

yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi.

2.1.6 Manajemen Dalam Home Industry

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapaitujuan yang sudah

ditetapkan.Berdasarkan pengertian diatas terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terdiri

dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating),

dan pengawasan (controlling). (M.Manullang :2012)

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan memiliki arti pemilihan tujuan jangka pendek dan jangka panjang

serta merencanakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam

membangun suatu perencanaan yang baik ada beberapa langkah dasar dalam

perencanaan yaitu tetapkan tujuan, definisikan situasi saat ini, identifikasi hal-hal

yang membantu dan menghambat tujuan, kembangkan rencana atau perangkat

tindakan untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing)

pengorganisasian (organizing) adalah keseluruhan aktifitas manajemen dalam

mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta

tanggung jawab dengan tujuan terciptanya aktifitas-aktifitas yang berdaya guna

dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
13

c. Penggerakan (actuating)

Penggerakan (actuating) adalah menggerakan dan memberikan perintah-perintah

melakukan kerja terhadap seluruh bawahan untuk mencapai tujuan.Actuating

mempunyai arti penting dalam penyelenggaraan kegiatan organisasi karena juga

merupakan inti dari manajemen.Tanpa adanya penggerakan, maka rencana yang

telah tersusun tidak dapat terlaksana.Dalam pelaksanaan penggerakan yang

dilakukan adalah memberi motivasi, pembimbing, jalinan hubungan,

penyelenggaraan komunikasi, pengembangan atau peningkatan pelaksana.

d. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa

yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud

supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Sedangkan dalam industri kecil manajemen pengelolaan sangatlah dibutuhkan

untuk kelancaran proses produksi. Manajemen pengelolaan itu meliputi :

a. Permodalan

Setiap kegiatan usaha baik profit atau non profit senantiasa membutuhkan dana

untuk modal yang digunakan untukmembelanjakan dan menjalankan usahanya.

Pada dasarnya dana yang dimiliki suatu industry digunakan untuk membiayai

oprasional kegiatan misalnya untuk membeli bahan dasar, bahan pembantu,

membayar gaji karyawan dan lain sebagainya. Denagn harapan melalui

penjualan perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah

dikeluarkan itu. Adapun modal dapat dibagi menjadi dua yaitu (John

Soeprihanto :1997):
14

1) Menurut waktu pengeluaran modal

a) Modal investasi adalah modal yang digunakan dalam jangka

panjang, namun dapat dipakai berulang kali. Biasanya dilakukan

pada awal pendirian usaha tersebut. Seperti modal berupa tanah,

bangunan, mesin ataupun peralatan lainnya.

b) Modal kerja adalah modal yang akan digunakan untuk melakukan

pendanaan terhadap dana oprasional dari usaha yang dijalankan.

Modal kerja ini akan digunakan dalam jangka waktu yang lebih

pendek.

2) Menurut sumber dana

a) Modal sendiri, modal didapatkan dari pendanaan yang diperoleh

dari diri sendiri. Misalnya, pihakpelaku usaha mendapatkan

modal dari kekayaan sendiri.

b) Modal dari luar, modal dari luar ini diperoleh dari pihak luar dan

bukan dari diri sendiri atau si pemilk usaha. Biasanya modal

tersebut didapat dari bank, kerabat dekat, atau rekan bisnis.

b. Produksi.

Produksi dalam bahasa ingris disebut production ialah suatu kegiatan mengenai

pembuatan produk baik berupa fisik maupun berwujud jasa. Pengertian tersebut

menjelaskan bahwa produksi adalah proses yang berkenaan pengubahan bahan

baku atau bahan dasar menjadi bahan atau jasa. (Sukaria Sinulingg :2009)
15

c. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendisribusikan

barang-barang yang dapat dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun

konsumen potensial. Didalam pemasaran ada beberapa tahap yang harus

diperhatikan, diantaranya (Kolter Dan Keller :2007) :

1) Memilih tujuan penetapan harga. Pertama-tama industri tersebuat

memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin

jelas tujuan suatu industry maka akan semakin mudah untuk menetapkan

harga.

2) Menentukan permintaan. Setiap harga akan menghasilkan tingkat

permintaanyang berbeda dan hal ini mempunyai pengaruh yang berbeda

terhadap tujuan pemasaran suatu industri.

3) Memperkirakan biaya. Permintaan menentukan batas harga tertinggi

yang dapat dikenakan suatu industri untuk produknya. Iaya peentuan

batas terendahnya industri tersebut ingin menetapkan harga yang

menutupi biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk laba

yang lumayan untuk upaya dan resikonya.

2.1.7 Kelemahan-KelemahanHome Industry

Ciri-ciri industri kecil menurut beberapa ahli sama dengan sector informal. Ciri-

ciri industri kecil adalah pendidikan formal yang rendah, modal usaha kecil, upah

rendah dan kegiatam dalam skala kecil.Dengan melihat cirri-ciri diatas merupakan bukti

bahwa industri kecil harus memperoleh pembimbingan-pembimbingan demi


16

meningkatkan produktifitas dan kualitas sehingga mampu bersaing dengan industri

besar. Berikut ini uraian tentang kelemahan industry kecil yang sering ditemui dalam

masyarakat, diantaranya (Harimurti Subanar: 2001) :

a. Rendahnya pendidikan pada pengusaha akan mempengaruhi kualitas, sebab

sumber daya manusia (SDM) dalam industri kecil memiliki dasar yang kuat,

maka SDM sangat perlu dibenahi terlebih dahulu, baru kemudian membenahi

factor yang lain seperti modal dan lokasi usaha.

b. Keterbatasan modal usaha merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh

para pengusaha kecil, masalah permodalanmenjadi suatu dilema yang

berkepanjangan. Keterbatasan akses bagi industri kecil pada dasarnya dapat

dikatakan sebagai iklim diskriminatif yang bersumber dari sektor swasta.

c. Penggunaan teknologi berkaitan erat dengan tinggi rendahnya tingkat

produktifitas usaha. Karakteristik yang dimiliki oleh industri kecil dalam bidang

teknologi pada umumnya masih sederhana dan tradisional, sehingga berakibat

pada tingkat produktifitas yang rendah oleh industri kecil dan kualitasnya kurang

dapat memnuhi selera pasar terutama pasar ekspor.

d. Umumnya pengelola industri kecil merasa tidak memerlukan ataupun tidak

pernah melakukan study kelayakan, penelitian pasar, analisa perputaran uang

tunai/kas, serta berbagai penelitian yang perlu dalam suatu aktivitas bisnis.

e. Tidak memiliki perencanaan jangka panjang, system akuntasi yang memadai,

anggaran kebutuhan, modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang,

serta alat-alat manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian

usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis.


17

f. Kekurangan informasi bisnis hanya mengacu pada instusi dan ambisi pengelola,

lemah dalam promosi.

g. Kurangnya petunjung pelaksanaan teknis oprasional kegiatan dan pengawasan

mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan

orded/pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

h. Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan

yang melimpah atau karyawan yang bekerja diluar batas jam kerja standar.

i. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang-barang yang salah

(kurang laku).

j. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat

berhalangan karena sakit atau meninggal.

2.1.8 Kekuatan Home Industry

Menurut Suryana (2003) memiliki kekuatan tersendiri. Antara lain, yaitu:

a. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan produk baru, teknologi

baru, dan perubahan mesin baru usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk

menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut.


18

b. Fleksibel. Perubahan kecil dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk kecil pada umumnya

menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal.

c. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya

lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi

bahan baku impor.

2.2 Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyrakat

Istilah pembedayaan berasal dari kata daya yang berarti kekuatan atau

kemampuan.Pemberdayaan adalah suatu upaya meningkatkan kemampuan dan potensi

yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati diri,

hasrat, dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri

secara mandiri. (Direktorat Jendral Pendidikan Islam :2009)

Menurut (Ginanjar Kartasasmita :1997) pemberdayaan itu suatu upaya untuk

membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran

akan potensi yang akan dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan dengan

memperkuat potensi yang dimiliki oleh masyarakat.

Menurut Mc. Ardle sebagaimana yang dikutip Harry Hikmat (2010) mengartikan

pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang yang secara

konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan

kolektif diberdayakn melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk

lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,


19

keterampilan dan sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa

bergantung pada pertolongan eksternal. Namun demikian, Mc Ardle mengimplikasikan

hal tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses dalam

pengambilan keputusan.

Menurut Anwar (2007) istilah keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah

kemampuan individu yang bersenyawa dengan individu-individu lainnya dalam

masyarakat yang bersangkutan.Memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat

unsur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang berada dalam kondisi yang tidak mampu dengan mengandalkan

kekuatannya sendiri sehinga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat.

Dalam pengertian ini, pemberdayan atau pengembangan atau tepatnya

pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi

masyarakat.Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu

yang bermanfaat bagi dirinya.Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa

masyarakat yang berdaya adalah yang dpaat memilih dan mempunyai kesempatan untuk

mengadakan pilihan-pilihan (Nanih Machendrawaty dkk, 1994).

Salah satu upaya pengembangan pemberdayaan ekonomi adalah adanya

penyediaan lapangan pekerjaan atau seseorang dapat memiliki pekerjaan tetap

sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh (As’ad, 2002:46) bahwa bekerja

mengandunhg arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang

dapat dinikmati oleh manusia yang berdangkutan. Factor pendorong penting yang
20

menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.Aktivitas

dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada

akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya.Namun demikian dinalik tujuan

uyang tidak langsung tersebut orang bekerja untuk mendapatkan imbalan yang berupa

upah atau gaji dari hasil kerjanya itu.Jadi pada hakikatnya orang bekerja, tidak saja

untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Pendapat senada dikemukakan oleh Endang Moertopo (2010) mengemukakan

pekerja adalah seseorang yang memiliki dasar pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

pekerja yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan. Sementara itu menurut Tara

Kuther (2005) mengemukakan bahwa pekerja adalah seorang professional yang paling

sering bekerja dengan orang dan membantu mereka mengelola kehidupan sehari-hari

mereka, memahami dan beradpatasi dengan lingkungan.

Pendapat senada oleh Jack Claridge (2010) mengemukakan bahwa pekerja

adalah seorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyakarat

yang tidak mampu atau kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka

hadapi.Pekerja dapat melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan

sektor public lainnya.Sementara itu menurut Princeton (1963) pekerja ialah seseorang

yang menghabiskan hari-hari mereka untuk menghidupkan keluarga dan mencari

penghidupan yang layak.

Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi proses pemberayaan antara lain,

perubahan system sosial yang diperlukan sebelum pemberdayaan yang sebenarnya


21

dimungkinkan terjadi. Karena itu, perubahan struktur sosial masyarakat dalam system

sosial menjadi faktor terpenting dalam melaksankaan pemberdayaan masyarakat.

Rojek menekankan sebagaimana yang dikutip Harry Hikmat (2010)

mengemukakan bahwa system sosial yang dimaksud termasuk didalamnya adalah

system ekonomi dan politik.Lebih lanjut Rojek menekankan bahwa hubungan antara

indivifu dan komunitas adalah transaksional, refleksif atau interaktif, sehingga

komunitas dapat mempengaruhi perilaku individu.Karena itu, menjadi sangat penting

untuk memahami posisi masyarakat yang opresif dalam konteks struktur sosial dan

ekonomi dimana mereka hidup.

Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan

pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa

depan sesuai dengan keinginan mereka. Dengan demikian, pemberdayaan adalah

sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan

untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial ; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mampunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. (Edi

Suharto :2005)
22

Arti pemberdayaan pertama kali diperkenalkan oleh Rappaport dalam

lingkungan pikologis social. Rappoport mengartikan pemberdayaan sebagai sebuah

proses dimana individu dan komunitas dimampukan untuk memiliki kuasa dan

bertindak secara efektif untuk merubah hidup dan kondisi mereka. Pemberdayaan

masyarakat diawali dengan adanya pemberdayaan individu, dimana individu percaya

bahwa mereka mampu mencapai apa yang mereka tuju.Inti dari pemberdayaan adalah

meliputi tiga hal yaitu, pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya

(empowering), dan terciptanya kemandirian. Bertolak dari pendapat ini, berarti

pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan,akan

tetapi pada masyarakat yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai

kemandirian. (Ambar Teguh Sulistiyani :2004)

Setiap upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yaitu menunjuk pada tingkatan

kemampuan orang, khususnya kepada kelompok rentan dan lemah sehingga mereka

memiliki kemampuan atau kekuatan dalam memnuhi kebutuhan dasarnya. Terdapat tiga

pokok dalam setiappemberdayaan masyarakat, yang disebutkan sebagai tri bina yaitu:

bina manusia, bina usaha, dan bina lingkungan. (Totok Mardikanto Dan Poerwoko

Soebianto :2013)

a. Bina manusia

Bina manusia merupakan upaya yang pertama dan utama yang harus

diperhatikan dalam setiap upaya pemberdayaan masyarakat.Hal ini dilandasi

oleh pemahaman bahwa tujuan pembangunan adalah memperbaiki mutu hidup


23

atau kesejahteraan masyarakat. Dibina manusia mengutamakan sekali kapasitas

dari masyarakatnya karena masyarakat yang akan dibina harus mengerti apa

yang akan menjadi pemberdayaan yang ada didaerah tersebut.

b. Bina usaha

Bina usaha menjadi upaya penting dalam setiap pemberdayaan, sebab bina usaha

yang tanpa memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan kesejahteraan

(ekonomi) tidak akan laku dan bahkan menambah kekecewaan. Maka dari itu

setiap perberdayaan usaha harus tahu apa yang lebih cocok untuk jenis usaha

yang akan dipilih dalam pemberdayaan.

c. Bina lingkungan

Bina lingkungan menjadi sangat penting hal ini terlihat pada setiap

pemberdayaan yaitu analisis manfaat dan dampak lingkungan, karena pelestarian

lingkungan akan sangat menentukan keberlanjutan kegiatan investasi maupun

operasi (utamanya yang terkait dengan tersedianya bahan baku). Dalam bina

lingkungan tidak hanya dari sumber daya alam akan tetapi juga lingkungan

sosialnya, karena lingkungansosial pula akan menambah pengaruh dalam

meningkatkan pemberdayaan.

Jadi, berdasarkan paparan sederhana diatas jelaslah bahwa proses pengembangan

atau pemberdayaan pada akhirnya akan menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat

untuk mengadakan pilihan-pilihan dan dapat memilih dengan jelas adalah masyarakat

yang mempunyai kualitas. .

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos”dan “nomos”.Artinya

tata kelola rumah tangga.Tata kelola diperlulam supaya kesejahteraan hidup rumah
24

tangga bisa tercapai. Disini istilah ekonomi merujuk pada proses atau usaha penhgadaan

barang dan jasa untuk kebutuhan hidup rumah tangga (Tjokroamidjojo 1990). Lebih

lanjut menurut Tjokroamidjojo (1990) mengemukakan bahwa pemberdayaan sosial

ekonomi adalah usaha memberi pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan

kepercayaan diri seseorangs ehingga mampu membangun suatu kehidupan sosial

ekonomi yang lebih baik dengan kekuatan sendiri.Singkatnya, pemberdayaan sosial

ekonomi bermasksud menciptakan manusia swadaya dalam kegiatan sosial ekonomi.

Pemberdayaan sosial ekomomi ini pada intinya dapat diupayakan melalui

berbagai kegiatan antara lain pelatihan, pendampinhgan, penyuluhan, pendidikan, dan

keterlibatan berorganisasi demi emnumbuhkan dan memperkuat motivasi hidup dan

usaha, serta pengembangan pengetahuan dan keterampilan hidup dan kerja. (Yayasan

SPES :1992)

Uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa upaya pengembangan dan

pemberdayaan difokuskan pada dorongan yang pada akhirnya akan terjadi perubahan

structural dan dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam

konsisten perekonomian, yang tentunya mensyaratkan langkah-langkah dasar yang

mrliputi pengawasan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan, penguasaan

kelembagaan serta pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (Sudarman

Darim :1994)

Pemberdayaan ekonomi adalah upaya untuk mendorong, memotivasi, dan

membangkitkan kesadaran masyarakat akan adanya potensi yang dimilikinya serta

upaya untuk mengembangkannya, artinya upaya mendorong percepatan perubahan


25

struktur ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Perubahan struktur ini meliputi

proses perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke

ekonomi tangguh. (Gunawan Sumodiningrat :1999)

Pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi,

penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk

mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh

informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik

dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya. (Mardi Yatmo

Hutomo :2000)

Menurut Wharton pemberdayaan ekonomi ialah kontinum prilaku ekonomi yang

bergerak dari moral subsisten yang pada umumnya tidak responsive terhadap ekonomi

yang ditawarkan kearah moral ekonomi rasional yang sangat responsive terhadap

pembaharuan.Pemberdayaan ekonomi juga merupakan usaha untuk menjadikan

ekonomi yang kuat, besar, modern dan berdaya saing tinggi. Karena dengan adanya

pemberdayaan ekonomi mampu membuat masyarakat untuk mencukupi kebutuhannya,

dalam pemberdayaan ekonomi akan memprioritaskan kepada sumberdaya manusia dan

sumber daya alamnya. (Totok Mardikanto Dan Poerwoko Soebianto :2013)

Dari uraian diatas jelas bahwa pemberdayaan ekonomi pada dasarnya

menyangkut lapisan masyarakat yang paling bawah yang dinilai kurang mampu,

sehingga perlu adanya bantuan dari pihak seperti bantuan ekonomi tersebut dapat

terwujud, dengan demikian taraf hidup masyarakat akan lebih meningkat.

2.2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat


26

Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu

dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan.Pada

dasarnya pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial.

Partisipasi merupakan kompenen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses

pemberdayaan. Sebaiknya, orang-orang yang harus terlibat dalam proses tersebut

sehingga mereka dapat lebih memperhatikan hidupnya untuk memperoleh rasa percaya

diri, memiliki harga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru.

Prosesnya dilakukan secara kumulatif sehingga semakin banyak keterampilan yang

dimiliki seseorang, semakin baik kemampuan berpartisipasinya (Sumodiningrat :1999).

Menurut Isbandi Rukminto (2013) mengemukakan bahwa konsep pemberdayaan

masyarakat sebagai salah satu konsep utama dalam ilmu kesejahteraan masyarakat

sebagai salah satu konsep utama dalam ilmu kesejahteraan sosial pada era 1990-an

hingga saat ini. Seringkali dikaitkan dengan intervensi komunitas.Konsep

pemberdayaan masyarakat ini mendapatkan penekanan yang lebih khusus.Terutama

pada model intervensi pengembangan masyarakat.Sebagai suatu konsep pemberdayaan

masyarakat mempunyai berbagai definisi.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Paine sebagaimana yang dikutip oleh

Isbandi Rukminto (2013) mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment),

pada intinya, ditujukan guna membantu klien memp[eroleh daya untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri

mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan.
27

Pemberdayaan masyarakat selalu memposisikan masyarakat sebagai aktor utama

baik sejak perencanaan maupun sampai proses evaluasi. Secara sederhana masyarakat

dapat dikatakan berdaya apabila mampu mengidentifikasi masalahnya dan mengatasinya

secara mandiri. Mandiri yang dimaksud disini adalah bahwa masyarakat memahami

akan situasi tataran hidup bersama yan diinginkan dan bekerja dengan sadar secara

bersama-sama untuk mencapainya. Konsep pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi,

yaitu (Moh. Ali Azi, Rr. Suhartini dan A. Halim :2005) :

a. Pemberdayaan dengan menciptakan suasana atau iklim yang berkembang

b. Pemberdayaan untuk memperkuat potensi ekonomi atau daya yang dimiliki

masyarakat. Dalam rangka memperkuat potensi ini, upaya yang amat pokok

adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, serta akses-akses sumber

kemajuan ekonomi, seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan

pasar.

c. Pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat, dengan cara melindungi

dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang,serta menciptakan

kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum

berkembang.

Konsep yang penting didalam pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana

mendudukan masyarakat pada posisi pelaku pembangunan yang aktif, bukan penerima

pasif dengan upaya menjadikan suasana kemanusian yang adil dan beradab menjadi

semakin efektif secara struktural, baik didalam kehidupan keluarga, masyarakat,

ekonomi dan lain-lain. (Elsa Ayu Friska :2019)


28

Dalam pemberdayaan masyarakat perlu adanya proses, melalui proses maka

masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan tersebut, untuk mencapai

masyarakat yang mandiri perlu adanya tahapantahapan dalam memberdayakan suatu

masyarakat yakni (Elwamendri :2017) :

a. Tahap penyadaran, tahap ini merupakan tahap persiapan dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat, pada tahap ini fasilitator atau pemberdaya

masyarakat mampu menciptakan kondisi yang baik dan memotivasi mereka

untuk melakukan penyadaran dari kondisinya pada saat itu, dengan adanya

semangat tersebut di harapkan dapat menghantakan masyarakat sampai pada

kesadaran, sehingga masyarakat semakin terbuka dengan sekitarnya dan merasa

membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kapasitas diri

serta memperbaiki kondisi yang ada.

b. Tahap pembinaan, pada tahap ini, adanya proses transformasi pengetahuan,

kecakapan dan ketampilan dapat berlangsung baik. Dalam hal ini masyarakat

akan belajar tentang pengetahuan dankecakapan yang baru yang nantinya

berkaitan dengan tuntutan kebutuhan yang ada, sehingga dapat mengambil peran

di dalam pembangunan.

c. Tahap kemandirian, dalam tahap ini pemandirian masyarakat adalah berupa

pendampingan untuk menyiapkan masyarakat agar benar-benar mampu

menelola kegiatannya proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan

faktor internal dan eksternal. Dalam hubungan ini, meskipun faktor internal

sangat penting sebagai salah satu wujud selforganizing dari masyarakat, namun

kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya. Proses


29

pemberdayaan masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator

yang bersifat multi disiplin. Tim pendamping ini merupakan salah satu external

factor dalam pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif

tetapi akan berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat

sudah mampu bagaimana menjalankan kegiatannya secara mendiri.

2.2.3 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan dari pemberdayaan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah perubahan sosial yanitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

pengetahuam dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dlam kegiatan

sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehdupannya (Edi Suharto :2005).

Menurut (Anwar :2007) mengemukakan bahwa upaya pemberdayaan

masyarakat merupakan tuntutan utama pembangunan ini terkait dengan teori sumber

daya manusia yang memandang mutu penduduk sebagai kunci utama pembangunan.

Banyaknya bukan beban suatu bangsa, bila mutunya tinggi, untuk itu pembangunan

hakekat manusiawi hendaknya menjadi arah pembangunan dan perbaikan mutu sumber

daya manusia akan menumbuhkan inisiatif dan kewiraswastaan. Human capital teory

menekankan bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subjek

baik dala, upaya peningkatan taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan

memanfaatkan lingkungannya.Menurut teori ini, konsep-konsep pendidikan harus

didasarkan pada anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu terdapat pada dirinya

sendiri, berupa sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi.


30

Memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat masyarakat dalam melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan.Pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat kekuasaan masyarakat,

khususnya kelompok-kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena

kondisi internal (presepsi dari masyarakat itu sendiri) dan kondisi eksternal (ditindas

oleh struktur sosial yang tidak adil). Terdapat beberapa kelompok yang dapat

dikategorikan sebagai kelompok masyarakat yang lemah atau kurang berdaya

diantaranya sebagai berikut (Edi Suharto :2007) :

a. Kelompok lemah secara fisik, yaitu orang dengan kecacatan dan kemampuan

khusus.

b. Kelompok lemah secara psikologis, yaitu orang yang mengalami masalah

personal dan penyesuaian diri.

c. Kelompok lemah secara finansial, yaitu orang yang tidak memiliki pekerjaan,

pendapatan, modal, dan asset yang mampu menopang kehidupannya.

d. Kelompok lemah secara struktural, yaitu orang yang mengalami diskriminasi

dikarenakan status sosialnya, gender, etnis, orientasi seksual, maupun pilihan

politik.

Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui potensi yang dimiliknya agar mampu meningkatkan kualitas hidup

yang lebih baik melalui kegiatan-kegiatan swadaya.Pemberdayaan masyarakat bertujuan

untuk melahirkan masyarakat yang mandiri dengan menciptakan kondisi yang

memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang, karena setiap daerah memiliki

potensi yang apabila dimanfaatkan dengan baik akanmembantu meningkatkan kualitas


31

hidup masyarakat dan melepaskan diri dari keterbelakangan dan ketergantungan.

(Hamdani Fauzi :2012)

2.2.4 Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan ekonomi harus dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan

dengan kemampuan masyarakat. Sehingga pada akhirnya pemberdayaan ekonomi dapat

meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas sosial masyarakat. Masyarakat akan

memiliki kemandirian, kemampuanmobilisasi sosial dan akses sumberdaya ekonomi,

serta partisipasi yang luas dalam proses pembangunan daerah. (Amran Saefullah :2017)

Pemberdayaan ekonomi yang efektif dan efisien diperlukan strategi agar

memperoleh hasil yang maksimal. Strategi pemberdayaan serta pembangunan ekonomi

pada dasarnya merupakan suatu upaya pengembangan masyarakat. Setidaknya ada dua

strategi besar yang dapat diterapkan yaitu (Totok Madikanto dan Poerwoko

Soebinto :2013) :

a. Peningkatan akses ke dalam aset produksi (productive assets): bagi masyarakat

yang masih dominan dalam ekonomi rakyat, moda produktif yang utama adalah

tanah. Di samping itu akses masyarakat kepada lingkungan hidup yang sehat

yang tidak tercemar akan mengurangi beban dan menambah produktifitas

masyarakat. Akses kedalam modal harus diartikan sebagai keterjangkauan, yang

memiliki sisi pertama, ada pada saat diperlukan dan yang kedua, dalam

jangkauan kemampuan untuk memanfaatkannya.

b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyatsebagai

produsen dan penjual, posisi kekuatan rakyat sangatlah lemah. Mereka adalah
32

price taker karena jumlahnya yang sangat banyak dengan pasar masing-masing

yang sangat kecil. Karenanya kualitas dan tingkat keterampilan rendah menjadi

karakteristik pula dari ekonomi rakyat.

Gerakkan pemberdayaan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong

terjadinya kesejahteraan rakyat. Maka piliha kebijakanpemberdayaan ekonomi rakyat

hendaknya dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi berikut (Nanih Mahendrawati

dan Agus Ahmad Syafe’I :2001) :

a. Pemberian akses yang lebih besar kepada asset produksi yaitu sumber dana yang

melimpah.

b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat dengan dan

harga diri dalam menghadapi era keterbukaan ekonomi.

c. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya menciptakan

sumber daya manusia yang kuat dan tangguh.

d. Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tenaga kerja yang terampil,

menguasai keterampilan dan keahlian hidup, serta tenaga kerja mandiri dengan

bekal keahlian wirausaha.

e. Pemerataan pembangunan antar daerah agar rakyat mudah mengakses bantuan

modal usaha dan banyaknya pelatihan ketenagakerjaan. Dengan demikian, inti

pemberdayaan ekonomi kerakyatan tidak lain adalah mensejahterakan

masyarakat dalam dimensi lahir dan batin.


33

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam usaha pemberdayaan dibutuhkan

faktor pendorong yang dapat mendorong terjadinya pemberdayaan. Faktor pendorong

terjadinya pemberdayaan ekonomi adalah sebagai berikut(Mardi Yatmo Hutomo:2000) :

a. Sumber Daya Manusia Pengembangan

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam setiap

program pemberdayaan ekonomi.Untuk itu, pengembangan sumberdaya manusia

dalam rangka pemberdayaan ekonomi harus mendapat penanganan yang

serius.Sebab sumberdaya manusia adalah unsur paling fundamental dalam

penguatan ekonomi.

b. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan salah satu sumber daya pembangunan yang cukup

penting dalam proses pemberdayaanekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sumber daya

alam ini telah dimanfaatkan sejak jaman dahulu dari masa kehidupan nomaden

sampai jaman industrialisasi.

c. Permodalan

Permodalan merupakan salah satu aspek permasalahan yang dihadapi

masyarakat pada umumnya.Namun, ada hal yang perlu dicermati dalam aspek

permodalan yaitu, bagaimana pemberian modal tidak menimbulkan

ketergantungan bagi masyarakat serta dapat mendorong usaha mikro, usaha

kecil, maupun usaha menengah supaya berkembang ke arah yang maju.

d. Prasarana Produksi dan Pemasaran


34

Pendorong produktifitas dan tumbuhnya usaha diperlukan prasarana produksi

dan pemasaran. Jika hasil produksi tidak dipasarkan maka usaha akan sia-sia.

Untuk itu, komponen penting lainnya dalam pemberdayaan masyarakat di

bidang ekonomi adalah tersedianya prasarana produksi dan pemasaran.

Tersedianya prasarana pemasaran seperti alat transportasi dari lokasi produksi ke

pasar akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan

penerimaan masyarakat dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, maupun

pengusaha menengah. Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi, tersedianya

prasarana produksi dan pemasaran penting untuk membangun usaha ke arah

yang lebih maju.

2.2.5 Indikator Keberhasilan Suatu Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila telah

mencapai tujuan dan fokus yang menjadi perhatian utamanya.Untuk mengetahui fokus

dan tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara operasional, maka perlu diketahui

indikator-indikatorkeberhasilannya. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan

ekonomi masyarakat dijalankan, segenap upaya dapat dikonsentrasikanpada aspek-

aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnya keluarga miskin) yang perlu

dioptimalkan. (Edi Suharto :2005)

Keberhasilan suatu pemberdayaan bukan hanya dilihat dari segi fisik maupun

ekonomi, melainkan dari segi psikologis dan sosial seperti (Edi Suharto :2007) :
35

a. Memiliki sumber pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya

sendiri serta keluarga, misalnya mampu membeli beras, minyak goreng, gas

memasak, bumbu, shampo, sabun, dan lain sebagainya.

b. Mampu mengemukakan pendapat di dalam keluarga maupun masyarakat umum,

misalnya mengemukakan pendapat terkait renovasi rumah, pembelian hewan

ternak, dan lain sebagainya.

c. Memiliki mobilitas yang cukup luas dengan pergi ke luar rumah atau luar

wilayah tempat tinggalnya seperti di bioskop, pasar, fasilitas medis, rumah

ibadah, dan lain sebagainya.

d. Mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial, misal kampanye atau aksi-aksi

sosial lainnya.

e. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya.

2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Home Industry

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya


Manusia
 Menciptakan Lapangan Pekerjaan
 Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
 Memanfaatkan Sumber Daya Alam
36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam tentang suatu fenomena didalam suatu masyarakat tanpa

menggunakan proses pengukuran dan perhitungan. Metode penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, peneliti kualitatif akan

menghasilkan prosedur analisi yang tidak menggunakan prosedur analisi statistik atau

cara kualifikasi lainya.

Peneliti memilih pendekatan kualitatif deskriptif dikarenakan peneliti ingin

mengetahui secara mendalam tentang bagaimana peran yang dilakukan oleh home

industry Tahu Tempe dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.Sehingga di harapkan

memperoleh data-data yang obyektif dan mendalam.Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan studi kasus dimana peneliti menelaah secara mendalam

peran Home Industry Tahu Tempet dalammeningkatkan pemberdayaan ekonomi

masyarakat.
37

3.1.2 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.Penelitian studi kasus

merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan secara mendalam terhadap

individu, satu kelompok, satu organisasi, satu kegiatan, dan sebagainya dalam waktu

yang ditentukan.Tujuan dari studi kasus agar dapat diperoleh deskripsi yang lengkap

serta mendalam dari suatu entitas.Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan

untuk menghimpun data, mengambil makna, memproleh pemahaman dari kasus

tersebut.Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut.Suatu kasus dapat

terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Dalam

penelitian ini studi kasus dilakukan utnuk meneliti tentang “Peran Home Industry Tahu

Tempe Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (studi pada Home

Industry Amel, Desa Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan”)

3.2 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang dijadikan obyek atau sasaran dalam penelitian

tentangPeran Home Industry Tahu Tempe Dalam Meningkatkan Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat yaitu di home industry Amel, yang berada diDesa Lambusa,

Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan tepatnya.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil Informan sebanyak 7 orang dari 20

orang.Meliputi :

1) 3 orang sebagai pemilik Home Industry Amel(suami, istri dan anak)


38

2) 4 orang sebagai karyawan di Home Industry Amel

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.2 Sumber Data


1. Dataprimeradalah datayang diperolehsecaralangsung olehpeneliti dari tempat

penelitian berupa responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel,

atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber

2. Data sekunder adalahdata penunjang yang berkaitan dengan penelitianyangdi

peroleh dari berbagai sumber berupa catatan atau dokumentasi perusahaan.


39

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasiyaitupengumpulandata denganmengadakanpengamatan langsung

padaobjekyang diteliti.tujuanadalahuntukmengetahui keadaan

sesungguhnyadilapangan.

2. Wawancarayaitucaramengumpulkandata denganmengajukan pertanyaan

langsungkepada responden dalam hal ini kepadapemilik dan karyawan.

3. Dokementasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari bukti-bukti

dari sumber npon manusia terkait dengan objek yang diteliti, berupa tulisan,

gambar, atau karya-karya dari seseorang yang berhubungan dengan peran

home industry dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Miles & Huberman (1992) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti

tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui

39
40

seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga

mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan

ini tidak selalu bijaksana.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih

baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang

meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang

guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa

yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar

ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang

dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu

kegiatan dari konfigurasi yang utuh.Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran

kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis,

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi

begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar

pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan antar

40
41

rsubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu

temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang

muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak

hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu

diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan

3.7 Definisi Konsep

1. Home industryadalahsuatuusaha ataukegiatanmemproduksibarang danjasa yang

pusatkegiatandilakukandirumahdengantenagakerja hanyadi lingkungan

keluarga.

2. Pemberdayaan adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat,

maksudnyaadalah masyarakatdiberdayakan untukmelihat dan memilih

sesuatuyangbermanfaat bagi dirinya.

3. Dalampeningkatanpemberdayaanekonomiterdapatbeberapa halyang perlu

diperhatikan:

a) Meningkatkan kualitas sumber daya

manusiaadalahPeningkatankemampuanmasyarakatmelalui

upayakewirausahaan, profesionalisme, dankemandirian.

b) Menciptakan lapangan pekerjaan adalah peningkatanusaha dari yang

berskala kecil menjadiskalayang

lebihbesarlagidandiharapkandapatmenyerap banyak tenagakerja.

c) Meningkatkan pendapatan masyarakat adalah sumber penghasilan seseorang

untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya bagi

41
42

kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mau pun

tidak lagsung

d) Memanfaatkan sumber daya

alamadalahpelestarianlingkungantempatmemproduksi Tahu Tempe

terutamaterkait dengan kedekatan dengan bahan baku.

42

Anda mungkin juga menyukai