Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Faktor atau penyebab apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental perempuan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

PSIKOLOGI

Dosen pengampu :

Silva Dwi RahmizaniS.S.T.,M.K.M

Di Susun oleh :

Risa Maelani (6121091)

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ faktor atau penyebab
apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental perempuan”. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi. Kami berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya bidang medis. Menyadari banyaknya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan makalah ini.

Bandung,16 Juni 2022

Risa maelani

2
Daftar Isi

COVER.....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4


1.2 Rumus Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7

2.1 Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental perempuan...............................................7

2.1.1 Faktor ibu selama masa kehamilan............................................................................8

2.1.2 Faktor yang bisa berdampak pada kesehatan mental................................................10

2.1.3 Faktor resiko kesehatan mental.................................................................................14

2.2 Penyebab kesehatan mental...............................................................................................14

2.3 Konsep kesehatan mental menurut WHO.........................................................................15.

2.4 Cara mendapatkan kesehatan mental yang baik................................................................16

2.5 Gejala kesehatan mental....................................................................................................17

2.6 Diagnosis kesehatan mental..............................................................................................18

2.7 pencegahan kesehatan mental............................................................................................19

3
2.8 Pengobatan kesehatan mental...........................................................................................19

BAB III PENUTUP...............................................................................................................21

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................21
3.2 Saran..............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster, merupakan suatu
keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan
kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari. Inti dari kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental
yang sehat. Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali kita temui bahwa tidak sedikit praktisi di
bidang kesehatan mental lebih banyak menekankan perhatiannya pada gangguan mental daripada
mengupayakan usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu sendiri. Kondisi mental yang
sehat pada tiap individu tidaklah dapat disamaratakan. Kondisi inilah yang semakin membuat
urgensi pembahasan kesehatan mental yang mengarah pada bagaimana memberdayakan
individu, keluarga, maupun komunitas untuk mampu menemukan, menjaga, dan
mengoptimalkan kondisi sehat mentalnya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Paradigma
yang ingin ditekankan pada mata kuliah Kesehatan Mental ini adalah bahwa sebetulnya setiap
individu memiliki kebutuhan untuk menjadi sehat secara mental, hidup dan berfungsi optimal
dalam kesehariannya meskipun mereka memiliki keterbatasan fisik maupun mental (seperti:
cacat tubuh, sakit kronis, mantan pecandu atau penderita gangguan mental).

4
Hal terbaik untuk mempertahankan mental yang sehat bukanlah suatu hal yang istimewa,
kecuali pembiasaan diri. Buku ini mengajak pembacanya untuk setahap demi setahap memupuk
kebiasaan tersebut. Besar harapan penyusun apabila hal-hal berikut: berpikir positif, menyadari
siapa diri kita dan setiap perilaku adalah pilihan sadar kita berdasar informasi yang didapat,
menyadari tujuan hidup kita akan selalu terarah pada kenyamanan, dan mencoba untuk
bertumbuh seiring dengan kedewasaan, menyadari bahwa seringkali ada hal-hal yang tidak
menyenangkan yang harus kita lalui terlebih dahulu sebelum mendapatkan iv kenyamanan yang
kita harapkan; maka kita akan mengurangi peluang untuk mengalami gangguan mental. Mengapa
hanya berkurang? Bahwa perlu kita sadari juga bahwa gangguan mental dan perm asalahan
terkait masih dapat terjadi pada diri kita akibat ketidakseimbangan kimia tubuh atau gangguan
pada sistem saraf pusat kita. Menjadi bahagia adalah pilihan kita , tetapi untuk menuju ke sana
diperlukan kebiasaan positif, pemahaman akan diri dan kendali atas hal tersebut, keharmonisan
dengan lingkungan, dan rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kita lakukan setiap
waktu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat kami ambil rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan mental perempuan ?


2. Apa saja penyebab kesehatan mental?
3. Bagaimana konsep kesehatan mental menurut WHO ?
4. Bagaimana cara mendapatkan kesehatan mental yang baik ?
5. Apa saja gejala kesehatan mental?
6. Bagaimana diagnosis kesehatan mental ?
7. Bagaimana pencegahan kesehatan mental ?
8. Bagaimana pengobatan kesehatan mental?

5
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat kami ambil tujuan penulisan dari makalah ini,
sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan mental perempuan
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab kesehatan mental
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep kesehatan mental menurut WHO
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan kesehatan mental yang baik
5. Untuk mengetahui apa saja gejala kesehatan mental
6. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis kesehatan mental
7. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan kesehatan mental
8. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan kesehatan menta

6
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MENTAL PEREMPUAN

Menurut penelitian Homewood Health United Kingdom, 47 persen perempuan berisiko tinggi
mengalami gangguan mental dibanding dengan 36 persen pria. Perempuan hampir dua kali lebih
mungkin didiagnosis depresi dibandingkan dengan pria. Mengikuti fakta tersebut, mengapa
perempuan menjadi kelompok paling rentan mengalami kesehatan mental?

Pakar Psikologi UNAIR Dr. Ike Herdiana, M.Psi. menyebut bahwa perempuan seringkali
menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental. Dalam ranah domestik,
perempuan lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak dibandingkan pria. Begitu pula dengan
peran perempuan yang sering mengambil tanggung jawab jika ada keluarga yang mengalami
kecacatan atau lanjut usia. “Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada
perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara
seimbang oleh ibu dan ayah. Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi
juga tumbuh kembang anak,” terang Ketua Program Studi Magister Psikologi UNAIR
tersebut.Perempuan yang memiliki tanggung jawab lebih seperti itu umumnya akan mudah
mengalami kecemasan dan depresi. Kedua, perempuan cenderung hidup dalam kemiskinan
dibandingkan dengan pria. Fakta tersebut menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi.

Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir
selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak. Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis
lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka
panjang.Sementara itu, lingkungan yang diskriminatif dan tidak ramah juga mampu
memengaruhi kesehatan mental.

7
“Kita masih menemui banyak stigma pada perempuan. Perempuan yang bekerja larut malam
atau memakai pakaian berbeda sering menjadi sasaran stigma,” paparnya dalam webinar Kartini
Masa Kini pada Minggu (25/04/2021).Situasi lain tidak menguntungkan bagi perempuan adalah
tuntutan lingkungan, khususnya beauty standard. Penelitian menunjukkan bahwa hampir 80
persen perempuan pernah mengalami gangguan makan akibat stres maupun keinginan untuk diet.
Hal tersebut dapat memicu eating disorder hingga masalah mental lain.Tingginya risiko akan
gangguan kesehatan mental tersebut membuat Ike mendorong para perempuan untuk lebih
terbuka. Hal itu bisa dimulai dengan terlibat pada kegiatan support group maupun mencari
sumber dukungan dari keluarga dan orang terdekat.

Menurut ahli kesehatan Merriam Webster, kesehatan mental merupakan keadaan emosional dan
psikologis yang baik sehingga mampu memanfaatkan kemampuan kognitif dan emosi,
bermanfaat bagi komunitas, dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk menghindari terkena gangguan kesehatan mental, sangat penting untuk mengetahui faktor
kesehatan mental yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang.

2.1.1 Faktor ibu selama masa kehamilan

Selama berada dalam kandungan kesehatan janin di tentukan oleh kondisi ibu.faktor-faktor ibu
yang turut mempengaruhi kesehatan mental antara lain:

a.Usia ibu

Ibu yang hamil terlalu muda atau terlalu tua berisiko kurang baik bagi perkembangan anak. Ibu
yang hamil terlalu muda dapat berakibat keguguran atau bayi lahir prematur. Anak yang lahir
prematur bisa jadi memiliki kemampuan intelegensi yang rendah. Demikian juga ibu yang hamil
terlalu tua berisiko tinggi anaknya mengalami Down syndrome.m Makin tua usia ibu makin
berisiko.

8
b.Nutrisi

Nutrisi secara langsung memengaruhi kesehatan mental anak. Nutrisi seperti protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan segenap zat yang dibutuhkan tubuh sangat penting bagi
pertumbuhan janin dan kesehatan anak setelah dilahirkan. Anak yangmdilahirkan dalam keadaan
kurus pendek atau panjang kurus, disebabkan oleh faktor kekurangan nutrisi. lbu hamil yang
kekurangan nutrisi tidak hanya memengaruhi fisik anaknya, tetapi juga kecerdasan dan emosi.

c.Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi ibu, khususnya alkohol, nikotin, atau obat sejenis, memengaruhi
janin dalam kandungannya. Obat-obatan tersebut menyebabkan janin mengalami keracunan.
Gejala yang ditimbulkan di antaranya retardasi mental,keterlambatan dalam pertumbuhan, dan
lemah dalam mengatur gerak tubuh.

d.Kesehatan lbu

Kesehatan ibu memengaruhi kesehatan janin. Ibu yang tidak mengalami gangguan kesehata akan
meningkatkan kesehatan janin. Sebaliknya, ibu yang menderita penyakit tertentu dapat
memengaruhi kesehatan janin. Anak terinfeksi penyakit melalui plasenta. lbu yang saat hamil
menderita campak atau AIDS akan menyebabkan anak terinfeksi. Kondisi ibu yang mengalami
muntah-muntah berat juga berdampak kurang baik terhadap perilaku anaknya, misal gangguan
tidur dan ketidakmampuan secara umum. Bayi yang terkontaminasi virus HIV maka virus itu
akan menyebar dan mengganggu sistem saraf, sehingga dapat mengakibatkan kecacatan di
jaringan saraf dan pikiran bayi. Gangguan saraf karena AIDS ini ditunjukkan dengan adanya
gangguan konsentrasi dan perhatian, hilang ingatan, dan kesulitan berpikir. Demikian juga jika
selama masa kehamilan ibu sering mengalami gangguan mental, seperti depresi atau psikosis lain
dapat berakibat kondisi janin kurang sehat, bahkan dapat beraki bat tidak baik setelah anak
dilahirkan. Adakalanya ibu yang tidak sehat mentalnya, khususnya yang mengalami psikosis
pasca melahirkan tidak dapat menerima kehadiran bayi yang dilahirkan dan berusaha
membunuhnya.

9
e. Radiasi

Jika ibu terkena radiasi zat kimia selama masa kehamilan, dapat berakibat kurang sehat bagi
anak. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi itu dapat menyebabkan kecacatan
yang terjadi sejak kelahiran, di antaranya mongolisme (keterbelakangan mental yang gejala
fisiknya menyerupai ciri-ciri fisik orang Mongol.

e.Komplikasi kehamilan dan proses kelahiran

Komplikasi kehamilan menyangkut gangguan-gangguan yang dialami ibu selama kehamilan dan
proses kelahiran. Komplikasi dapat mengakibatkan anoxia (kekurangan oksigen dalam darah)
pada janin. Jika kekurangan oksigen itu terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan, dapat
berakibat keguguran kandungan. Jika kekurangan oksigen pada janin terjadi pada tiga bulan
kedua, dapat berakibat lahir secara prematur dan anak mengalami celebral-palsy. Jika
kekurangan pada tiga bulan ketiga, berakibat kelahiran perinatal (satu bulan sebelum dan
sesudah tanggal seharusnya melahirkan) dan anak dapat mengalami gangguan hiperkinetik (sulit
memusatkan perhatian dan hiperaktif). Jika kekurangan oksigen itu terjadi saat janin sudah
matang, maka berakibat anak lahir dengan epilepsi.

2.1.2 faktor yang bisa berdampak pada kesehatan mental

a.Biologis

Faktor biologis dipengaruhi dari genetik, fisik, otak, sensorik, dan kondisi saat kehamilan.

10
b.Psikologis

Faktor psikologis disebabkan ikatan emosional seseorang dengan keluarga atau teman,
kemampuan kognitif saat belajar, serta emosi yang belum matang. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi kondisi psikologis antara lain:

 Kehilangan
Rasa kehilangan muncul ketika orang terdekat meninggal, hubungan dengan pasangan
berakhir, keguguran, kehilangan pekerjaan, atau ketika terpisah dari teman dan keluarga.
Ketika menghadapi salah satu kejadian tersebut, maka selanjutnya akan muncul rasa
sedih syok, marah, dan menyesal. Setiap orang memiliki cara dan waktunya sendiri untuk
menyembuhkan duka. Terkadang butuh waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan beberapa tahun. Sebelum perasaan ini mengganggu kesehatan mental, hubungi
orang terdekat untuk mendapat dukungan. Jika perlu, bisa mencari bantuan profesional
untuk berdamai dengan perasaan kehilangan.
 Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan dalam lingkungan keluarga tidak hanya berupa kekerasan fisik, tapi juga
psikologis berupa terlalu mengontrol kehidupan sosial, ketidakadilan finansial, dan
kekerasan verbal. Terjebak pada situasi ini dalam jangka waktu lama bisa membuat
seseorang mengalami gangguan mental seperti stres pasca-trauma.
 Kehilangan pekerjaan
Kehilangan pekerjaan, menganggur, kehilangan bisnis, dan rugi dalam investasi
mengakibatkan finansial terganggu. Ketika keuangan tidak stabil, sangat normal muncul
gejala sulit tidur, mudah marah, rasa malu, dan kehilangan arah yang makin lama akan
membuat emosi tidak teratur.

11
 Sosial Budaya
Faktor sosial budaya dipengaruhi kesehatan dalam budaya, seperti status sosial, hubungan
dengan keluarga, hubungan sosial, dan konflik sosial. Bahkan kondisi sosial budaya yang
tidak sehat semakin berkembang ke ranah digital dengan munculnya hujatan dari warga-
net.
 Mengalami perundungan
Hidup di era digital membuat seseorang dengan mudah melakukan perundungan secara
online dan bersembunyi dibalik akun media sosial. Beberapa tahun terakhir semakin
sering muncul berita tentang dampak buruk dari perundungan online. Ketika seseorang
terus menerus mengalami perundungan fisik dan verbal, ia akan merasa tidak berdaya
dan kesepian. Hari-harinya akan dipenuhi pikiran apakah besok ia akan mengalami hal
yang sama dan apakah akan berdampak semakin buruk jika melaporkan kejadian
tersebut.
 Kesepian dan Isolasi Sosial
Kesepian merupakan perasaan sedih ketika sedang sendirian dalam jangka waktu
panjang. Sedangkan isolasi sosial merupakan situasi saat terpisah dari komunitas dan
lingkungan. Banyak hal yang bisa membuat seseorang terjebak dalam kondisi tersebut,
antara lain meninggalnya orang terdekat, hubungan tidak sehat dengan keluarga,
gangguan kesehatan fisik keluarga, pensiun, dan kehilangan tujuan hidup.
 Lingkungan
Lingkungan yang positif dapat memberikan dampak baik bagi jiwa, sedangkan tinggal di
lingkungan penuh polusi dan berisik tanpa disadari akan mempengaruhi kesehatan
mental.

12
2.1.3 Faktor Risiko Kesehatan Mental

Beberapa faktor risiko gangguan mental, antara lain:

 Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki
memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.
 Perempuan setelah melahirkan.
 Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
 Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
 Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
 Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
 Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.
 Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
 Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.

2.2 PENYEBAB KESEHATAN MENTAL

Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:

 Cedera kepala.
 Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.
 Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
 Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.
 Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
 Mengalami diskriminasi dan stigma.
 Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
 Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
 Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
 Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.

14
 Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
 Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.
 Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
 Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
 Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan
yang pernah dialami.

2.3 KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT WHO

Ketika berkonsultasi dengan dokter, akan muncul diagnosis gangguan kesehatan apa
yang dialami pasien. Ada beberapa jenis gangguan mental yang memiliki gejala berbeda-beda.
Konsep kesehatan mental menurut WHO sendiri ada 3 jenis, yaitu

1.Depresi

Depresi menyerang lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia. Gejala depresi berupa rasa sedih
yang terus-menerus, kehilangan semangat dalam beraktivitas, kelelahan, hingga gangguan tidur
dan nafsu makan. Depresi dapat berlangsung lama atau berulang secara dramatis sehingga
mempengaruhi seseorang dalam berkegiatan. Beberapa penyebab depresi adalah faktor sosial,
psikologis, biologis, trauma akan peristiwa saat anak-anak, rasa kehilangan, dan
menganggur.Depresi sedang dan berat dapat diobati dengan perawatan psikologis dan
farmakologis. Sayangnya, 76-85% penderita depresi di negara berkembang masih belum
memiliki akses berobat karena kurangnya layanan dan dukungan.

2.Psikosomatis dan Bipolar

Gangguan bipolar merupakan penyakit kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan
suasana hati. Penderita akan merasa sangat sedih pada momen tertentu, kemudian menjadi sangat
senang pada periode lainnya. Sedangkan psikosomatis merupakan munculnya penyakit fisik
yang diperparah oleh kondisi mental, seperti stres dan rasa cemas.

15
3.Gangguan mental anak dan remaja

Statistik WHO menunjukkan bahwa 10-20% anak-anak dan remaja mengalami gangguan
kejiwaan pada usia 14 tahun dan usia 20-an. Jika tidak ditangani secara serius, akan berdampak
pada turunnya produktivitas dan hilangnya potensi pada diri.

2.4 CARA MENDAPATKAN KESEHATAN MENTAL YANG BAIK

a.Menerima dan menghargai diri sendiri

Cara terbaik untuk mengabaikan seseorang yang ingin menjatuhkan anda adalah dengan
menerima dan menghargai diri sendiri. Fokuslah mengembangkan kemampuan diri sendiri tanpa
memperdulikan orang lain yang mengkritik dengan niat buruk. Ini akan mempermudah anda
untuk terhindar dari overthinking yang bisa menimbulkan stres. Bentuk menghargai diri sendir
juga dapat berupa rajin merawat tubuh dengan mandi atau menggunakan skin care supaya tubuh
menjadi bersih dan membuat percaya diri.

b.Menjaga hubungan sosial yang baik

Hindari merasa kesepian dan sendiri dalam waktu yang lama. Berinteraksilah dengan orang-
orang yang mendukung anda dan berceritalah pada mereka mengenai emosi yang sedang
dirasakan.

c.Aktif berkegiatan fisik

Berolahraga dapat menghasilkan zat endorfin yang memberikan perasaan bahagia pada tubuh.
Mulailah dengan olahraga ringan seperti berjalan atau lari untuk membantu tubuh lebih rileks
dan tidak stres.Kegiatan fisik juga dapat berupa menjalani hobi untuk menyalurkan minat dengan
cara bergabung komunitas. Bersama sekelompok orang dengan kesukaan yang sama bisa
membantu anda berada pada situasi lebih baik.

16
d.Istirahat cukup

Pastikan anda memiliki tidur sekitar 7-9 jam setiap harinya dengan jadwal yang teratur. Ketika
bangun dalam keadaan segar, anda akan menjalani hari dengan pikiran positif.

e.Mengonsumsi makanan bergizi

Hindari makanan tinggi lemak dan kolesterol, serta minuman beralkohol dan tinggi gula untuk
mendapatkan nutrisi yang baik bagi tubuh. Untuk menunjang tubuh yang bugar, anda juga bisa
mengonsumsi vitamin dan suplemen. Kondisi fisik yang sehat akan membantu anda menjaga
kesehatan mental.

2.5 GEJALA KESEHATAN MENTAL

Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara
lain:

 Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.


 Delusi, paranoia, atau halusinasi.
 Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
 Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.
 Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.

Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.

 Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.


 Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
 Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
 Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
 Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.

17
 Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan
dengan orang lain.
 Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang
tidak biasa.
 Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
 Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.
 Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
 Perubahan gairah seks.
 Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
 Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah
atau tempat kerja.
 Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

2.6 DIAGNOSIS KESEHATAN MENTAL

Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mendiagnosis suatu gangguan mental dengan diawali suatu
wawancara medis dan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada
pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain.
Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui
adanya kelainan pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi,
dokter akan memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap.

18
2.7 PENCEGAHAN KESEHATAN MENTAL

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:

 Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.


 Membantu orang lain dengan tulus.
 Memelihara pikiran yang positif.
 Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
 Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
 Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
 Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

2.8 PENGOBATAN KESEHATAN MENTAL

Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental,
antara lain:

 Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman
untuk pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan
memberikan bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan.
Psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang
paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain
cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan
sebagainya.
 Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental umumnya
bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak. Obat-obatan tersebut berupa
golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini umumnya
dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.

19
 Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat
terhadap gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di
bidang psikiatri, misalnya percobaan bunuh diri.
 Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit mental yang
sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka berkumpul
untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan.
 Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik
transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi
saraf vagus.
 Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada pengidap
penyakit mental yang disebabkan oleh ketergantungan akibat penyalahgunaan zat
terlarang.
 Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan kebiasaan sehari-
hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan,
membantu proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan
penyakit.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut penelitian Homewood Health United Kingdom, 47 persen perempuan berisiko tinggi
mengalami gangguan mental dibanding dengan 36 persen pria. Perempuan hampir dua kali lebih
mungkin didiagnosis depresi dibandingkan dengan pria.Menurut ahli kesehatan Merriam
Webster, kesehatan mental merupakan keadaan emosional dan psikologis yang baik sehingga
mampu memanfaatkan kemampuan kognitif dan emosi, bermanfaat bagi komunitas, dan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama berada dalam kandungan kesehatan janin di tentukan
oleh kondisi ibu.faktor-faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental antara lain:Usia
ibu,nutrisi,obat-obatan,kesehatan ibu,radiasi dan komplikasi kehamiln selama proses kelahiran.

3.2 Saran

Saran saya untuk makalah ini adalah penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mental dengan
cara selalu berfikir positif dan meningkatkan keimanan kepada sang maha kuasa,lakukan apa
yang membuat kita bahagia dan jangan hiraukan perlakuan orang lain yang dapat merugikan dan
menganggu kesehatan mental kita.Sangat penting juga keritik dan saran dari pembaca agar
penulis bisa memperbaiki lagi kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.

21
Dafar Pustaka

https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental

http://eprints.undip.ac.id/38840/1/KESEHATAN_MENTAL.pdf

https://news.unair.ac.id/2021/04/26/perempuan-rentan-alami-masalah-kesehatan- mental-
pakar-psikologi-unair-uraikan-penyebabnya/?lang=id

https://www.farmaku.com/artikel/informasi-tentang-kesehatan-mental/

http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/146864/

22

Anda mungkin juga menyukai